Istri Kejam Bos Mafia

Setelah membalas kekalahan kecil Axel dengan tagihan G-Wagon, Tamara kembali fokus pada persiapan strategisnya. Ia tahu Reifan akan meningkatkan keamanan dan mengawasi setiap geraknya, tetapi itu hanya membuat Ratu lebih bersemangat.

Tamara sedang berada di suite mewahnya, dikelilingi oleh cetak biru (blueprint) kompleks Adhitama yang ia unduh, serta diagram jaringan Black Dragon dan silsilah keluarga High Society yang akan hadir.

"Sistem 007, konfirmasi data kelemahan keluarga inti Black Dragon berdasarkan laporan Robert dan koneksi sosialita Cindy," perintah Tamara dalam benaknya.

Data Terkonfirmasi: Istri Ketua Divisi Logistik Black Dragon, Nyonya Helena, memiliki hutang judi rahasia yang besar. Putra bungsu Senator Ranu (mitra bisnis utama Reifan), Reno, terlibat dalam skandal narkoba yang ditutup-tutupi. Keponakan Tuan Marco (tokoh lama di lingkaran Black Dragon) adalah seorang wartawan yang diasingkan.

"Target. Kelemahan pribadi, bukan bisnis," gumam Tamara.

"Aku tidak ingin menghancurkan mereka. Aku hanya ingin memegang kendali atas mereka," ucap Tamara, menyeringai.

Tamara beralih ke Cindy, yang sedang menyempurnakan riasannya untuk pesta malam itu.

Cindy tampak bersemangat, aura Ratu Sosialitanya terpancar kuat, siap melaksanakan rencana Tamara.

"Cindy, hari ini adalah hari pertarungan kita. Reifan akan mengawasi ku, dan Axel akan mengawasi mu," ucap Tamara, nadanya serius.

"Aku tahu, Tam. Aku sudah siap untuk Kucing Hutan itu. Aku akan membuatnya percaya dia akan memenangkan informasi dariku," jawab Cindy, tersenyum miring.

"Bagus. Ingatlah, yang kuberikan padanya malam ini adalah umpan tentang ambisiku yang dangkal. Tapi kau perlu menambahkan bumbu," ucap Tamara, memberikan peringatan.

"Axel akan mendekatimu lagi. Dia akan mencoba mencari tahu ke mana perginya Tamara yang lama yang manja dan histeris. Dia akan mencari celah emosional," lanjut Tamara berjalan mendekat, ke arah Cindy.

"Aku sudah siapkan ceritanya. Aku akan membuatnya percaya bahwa kau hanya ingin cinta dan pengakuan dari Reifan, dan semua drama ini hanyalah akting untuk membuat Reifan melindungi mu. Bahwa kau sebenarnya rapuh di balik topeng Ratu," jawab Cindy, mengulang instruksi yang sudah ia terima.

"Sempurna. Tapi kali ini, tambahkan detail nyata, Cindy. Benda yang hanya diketahui oleh Tamara yang lama dan kau," ucap Tamara menyeringai.

"Benda apa?"tanya Cindy, menaikkan sebelah alisnya.

"Kalung Mutiara Hitam yang diberikan Ibuku sebelum dia meninggal. Kalung itu adalah satu-satunya benda yang membuat Tamara yang lama hancur dan histeris jika hilang. Katakan pada Axel, bahwa aku selalu menyimpan kalung itu di brankas hotel dan itu adalah anchor emosional ku," jawab Tamara, memberikan instruksi untuk menyempurnakan rencana nya, matanya berkilat dingin.

Cindy terkesiap. Kalung Mutiara Hitam itu memang ada. Itu adalah titik lemah nyata dari Tamara yang dulu.

"Kau yakin, Tam? Itu terlalu pribadi. Mereka bisa menggunakannya," tanya Cindy, sedikit was-was.

"Justru itu. Aku sengaja menempatkan kelemahan nyata di tempat yang mudah ditemukan. Aku akan membiarkan Reifan berpikir dia telah menemukan kelemahanku yang paling sensitif, dan dia akan fokus pada itu," ucap Tamara, menyeringai licik.

"Malam ini, Reifan akan menunjukkan kekuatannya. Aku akan membiarkan dia mengira aku terintimidasi. Aku ingin dia merasa dia telah menundukkan Ratu di depan semua koneksi pentingnya. Setelah pesta, kau segera lacak semua kelemahan yang kuberi tahu tadi, hutangnya Helena, skandalnya Reno, dan posisi wartawan yang terasing itu. Kau adalah Ratu Sosialita, gunakan pesonamu untuk mendapatkan informasi, dan buat mereka percaya kau ada di pihak Reifan," ucap Tantama, ia mengalihkan perhatiannya ke cermin.

"Siap, Boss. Aku akan menjadi Ratu Umpan yang sempurna," jawab Cindy, menyeringai.

"Kau benar-benar sudah sangat jauh berubah Tam, dan aku suka dengan perubahan mu," ucap Cindy, entah sudah berapa kali Cindy mengatakan itu pada Tamara.

"Aku rasa, kamu sudah mengatakan seperti itu, lebih dari seribu kali Cindy," ucap Tamara.

"Aku masih tidak percaya Tam, sahabat cengeng ku, berubah menjadi Ratu mafia," jawab Cindy, tertawa kecil.

Tamara menggeleng-gelengkan kepalany, lalu menatap pantulan dirinya di cermin. Gaun merah crimson itu terasa dingin di kulitnya, seolah-olah gaun itu sendiri adalah baju besi.

"Reifan, aku memberimu ilusi bahwa kau akan menangkap Ratu yang rapuh. Tapi yang akan kau tangkap adalah Ratu yang akan mengambil alih seluruh kerajaan mu, mulai dari anak-anakmu, koneksimu, hingga seluruh Black Dragon," bisik Tamara pada dirinya sendiri, sebelum ia meraih sarung tangan sutra hitamnya. Sudah waktunya menuju arena.

Adhitama Corp....

Reifan baru saja menyelesaikan rapat tertutup dengan Damian dan Robert. Dia mengamati detail laporan keamanan pesta untuk yang kesekian kalinya, memastikan tidak ada celah.

"Jadi, dia mengirimkan tagihan, Axel malu, dan dia secara terbuka menyatakan perang. Dia ingin aku percaya dia akan menggunakan anak-anakku untuk mengontrol ku," simpul Reifan, suaranya tenang.

"Itu adalah interpretasi paling logis dari semua tindakan agresifnya, Tuan," ucap Damian.

"Dia membangun citra Ratu untuk menutupi kebutuhan kendalinya. Dia ingin dilihat sebagai sosok yang menakutkan, sehingga Anda tidak akan mengabaikannya," sambung Robert, ikut angkat bicara.

"Robert, pastikan mobil anti pelurunya tiba di hotel tepat waktu untuk menjemput Tamara. Mobil harus bersih, tetapi pengawalan di belakang haruslah pengawal terbaik. Jangan biarkan insiden truk sampah terulang!" perintah Reifan, menyeringai licik.

"Baik, Tuan. Dan daftar peraturan rumah untuk Nyonya Tamara?" tanya Robert, siapa mencatat.

"Belum perlu. Aku akan membuat peraturan itu secara implisit malam ini, aku akan membuatnya terintimidasi, aku ingin dia merasa dia memasuki wilayahku, bukan panggungnya," jawab Reifan, bangkit dari kursinya.

Axel, yang masih merasa getir karena pembayaran G-Wagon, berusaha mengalihkan perhatian

"Aku yakin dia akan tampil sangat mencolok, Tuan. Cindy sudah memastikan dia akan tampil se-Ratu mungkin," ucap Axel.

"Axel, jangan sampai kau terperangkap lagi. Tugasmu adalah mengamati interaksinya. Dia mungkin mencoba mendekati para istri anggota Black Dragon!" ucap Reifan, tegas.

"Laporkan setiap bisikan yang kau dengar! Malam ini, dia akan sibuk membangun citra, dan kita akan membiarkannya semakin besar ilusi yang dia bangun, semakin besar kehancuran saat ilusi itu runtuh," perintah Reifan menoleh ke Axel, matanya berkilat tajam dan dingin.

"Siap, Tuan," jawab Axel, mengangguk kan kepala nya.

Axel berusaha untuk tenang, meskipun ia tahu di dalam hati, Kucing Hutan ini merasa seperti tikus yang sedang diawasi oleh elang.

"Sudah waktunya. Mari kita lihat, seberapa hebat Ratu yang baru ini di hadapan para Raja yang sebenarnya," ucap Reifan melirik jam tangan mahalnya.

Mereka semua keluar dari ruangan, tujuan mereka adalah tempat pertunangan Reifan dan Tamara.

Pesta pertunangan dari dunia orang yang sama-sama memiliki power dan ambisi nya masing-masing.