Wina perempuan muda yang sengaja berpura-pura tidak tahu akan rencana suami dan keluarganya yang ingin menguasai harta warisan keluarganya,
Dia membalas mereka dengan Elegant dan perlahan agar suami dan keluarganya bisa merasakan penderitaan yang dia alamat selama menjadi istri dan menantu di keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Reno mengeram dalam hati, emosinya mulai terpancing tapi dia berusaha tenang, Wina sudah tahu semuanya apalagi kemaren dia sudah melakukan kekerasan pada istrinya itu, dia yakin Wina tidak akan semudah itu luluh seperti dulu, dia harus berusaha.
"Sayang, aku mau minta maaf kejadian di restoran waktu itu, aku emosi karena kamu mengambil sertifikat usaha yang ku dirikan, itu adalah hasil keringatku, makanya aku tidak terima".
"Aku tidak yakin jika itu hasil keringatmu Reno". Wina melemparkan salinan rekening koran yang telah di fotokopi untuk diberikan kepada Reno.
Dia akan memperlihatkan berapa banyak uangnya yang dia kirim kepada Reno dan keluarganya dan jika dihitung untuk pembangunan maka uang itu cukup untuk setengah pembayaran kos dan kontrakan itu.
Reno menangkap baik apa yang dilempar kan oleh Wina kepadanya, matanya melotot melihat apa yang dilemparkan itu.
Rekening koran pengeluaran istrinya pada rekening dirinya dan juga ibunya, dan nilainya sangat banyak.
Dia menelan ludahnya bulat-bulat karena tahu apa maksud dari perkataan Wina tadi tentang usaha yang dia dirikan.
"Berhentilah jadi manusia suka berpura-pura dan sok baik tuan Reno, sebaik apapun bangkai yang kau sembunyikan dan tutupi pasti akan kelihatan".
Wina tertawa sarkas menatap wajah Reno yang kini memucat dan ketakutan. Dia seakan menikmati apa yang dia lakukan pada Reno kali ini.
"Aku tidak melakukannya sayang, aku hanya khilaf dan tidak sengaja memukulmu kemaren, masalah uang dari rekening koran ini, kan kamu memberikan kepada aku dan ibu dengan sukarela". Ucapnya dengan berkilah dan tidak mau disalahkan.
Baginya harta istri itu adalah harta bersama sedangkan miliknya ada milik ibunya dan juga diri nya sendiri apalagi Wina juga orang kaya.
Wina langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan ngawur Reno kepadanya, memberi uang itu secara sukarela katanya.
Dia bahkan selalu kesulitan untuk menolak karena jika dia tidak memberi yang dan keinginan yang mereka inginkan maka mereka akan terus meneror dan bahkan menghinanya.
"Terserah apapun yang kamu katakan Reno, aku tidak peduli yang jelas, kontrakan dan semua itu sudah menjadi milikku, aku bahkan telah membalikkan semua sertifikat itu atas namaku, dan kau pasti tahu apa yang akan kulakukan pada nya". Ucapnya dengan penuh tawa mengejek.
"Sayang jangan begitu, aku suami kamu, kamu harus tetap menghormati dan menuruti perkataanku, syurga balasannya". Bujuknya dengan sok bijak walau dalam hatinya dia mengeram penuh dendam membara
Lagi-lagi Wina tertawa terbahak-bahak karena perkataan Reno yang sangat lucu dan sok tahu menurutnya apalagi membawa agama sebagai pembelaan atas perbuatannya.
"Aduh Reno belajar agama dengan benar dulu baru ngomong sok tahu, jangan membawa agama sebagai alasan pembenaran perkataan mu itu, lelaki zolim yang tidak menafkahi anak istrinya menuntut istri berbakti dan menjanjikan syurga".
Wina bertepuk tangan sambil menggelengkan kepalanya mengejek Reno.
"Kamu hanya lelaki parasit yang tidak tahu diri, ditambah lagi ibu dan adikmu yang benalu dan sok kaya itu, kau pikir dengan semua perbuatan dan kelakuan mu aku akan mempertahankan lelaki yang akan kembali jadi gembel sesuai dengan kehidupan aslinya??
Reno mengepalkan tangannya karena tidak terima perkataan Wina yang menghina dan begitu merendahkan dirinya dan keluarganya.
"Jangan keterlaluan Wina, aku suamimu, tidak peduli seburuk apapun itu, aku tidak akan pernah melepaskan kamu". Desisnya dengan penuh emosi.
" Sayangnya aku sudah punya semuanya bahkan bukti dan semua kelakuan mu sudah aku setor kepada pengacara untuk mengurusnya, lihat saja kejutan dariku, wanita yang kau tipu mentah-mentah ".
Reno berjalan menghampiri sang istri, matanya memerah antara marah, emosi, dan juga ketakutan yang berarti, kehilangan Wina adalah kerugian besar dan akan dia sesali seumur hidup bahkan hidupnya akan kembali ke jalanan seperti dulu.
"Pergilah karena aku tidak sudi melihatmu apalagi kembali dengan lelaki munafik seperti mu dasar bermuka dua".
"Aku mohon Wina, aku mencintai kamu, kamu hanya salah paham dengan sikapku selama ini, jangan yah kasihan Wira jika kita berpisah, bagaimana dia akan tumbuh tanpa ayah disampingnya". Bujuknya mendekat tapi dengan jarak aman karena takut pada kedua security itu.
Mendengar sang anak dijadikan alasan oleh suaminya, Wina langsung meradang, dia sangat tahu bagaimana perlakuan suaminya itu pada anaknya selama ini sampai Wira sendiri tidak keberatan untuk tidak tinggal bersama ayahnya.
"Jangan jadikan Wira alasan jika kau sendiri bahkan tidak pernah ada dan memberi perhatian kepadanya, berhenti pura-pura, karena semua yang kau katakan tidak akan mempan padaku, aku sudah tidak bisa mentolerir segalanya maka bersiaplah kembali ketempat dimana kau berasal".
Mendengar itu Reno langsung panik, senjata andalan yang dia kira bisa meluluhkan Wina kini sudah tidak mempan dan dia betul-betul akan kehilangan segalanya
"Sayang jangan begitu, kita bisa bisa bicarakan dengan perlahan dan kepala dingin, jangan yah".
Reno mengacak rambutnya frustasi karena tidak berhasil membujuk dan meyakinkan Wina untuk kembali bersamanya, dia tidak mau kembali jadi gembel seperti dulu.
"Diamlah karena semua yang keluar dari mulut mu adalah kebohongan".
"Aku tidak mau Wina kembalikan sertifikat tanah milikku, aku tidak mau tahu, aku yang membangunnya sampai seperti itu, tidak akan kubiarkan kau menyentuh apa yang menjadi milikku". Kesalnya mulai terlihat walau berusaha dia tutupi.
"Terserah, seret orang ini pergi dari sini pak, saya tidak mau melihat mukanya lagi".
Kedua security itu mengangguk kemudian menyeret Reno dari sana karena memberontak, mereka bahkan melemparkan Reno seperti barang yang tidak ada harganya.
"Kau tidak mau pergi, aku masih mau bicara dengan istriku". Reno memberontak tapi tenaganya kalah dari keduanya.
"Wina.. Wina jangan lakukan ini padaku, aku masih sangat mencintai kamu, aku tidak akan pernah melepaskan kamu sampai mati". Teriak Reno dengan keras dan terus memberontak.
Wina hanya memasang wajah datar dan juga mengejeknya, dia sungguh menyesal karena pernah mencintai lelaki penipu ulung seperti Reno itu.
"Kau tidak akan pernah mendapatkan semuanya kembali Reno, kau sudah menipuku dan memanfaatkan aku begitu juga keluargamu itu, tidak akan kubiarkan kalian terus menerus menginjak ku dan juga merendahkan aku".
Dia tahu Reno akan menunggunya pulang karena harus bicara dengannya, Reno bukan orang yang mudah menyerah jika keinginannya tidak dituruti
Setelah Reno diusir Wina masuk kedalam, beruntung mobil Reno dia parkir cukup jauh dari parkiran kantor ini jadi Wina bisa mengelabui Reno dengan menyamar dan menggunakan ojek untuk pulang nantinya.
"Dia sudah diusir oleh security kan?? ". Ratna yang berada didalam kantor melipat tangannya menatap sahabatnya itu.
Dia dengan jelas melihat apa yang terjadi diluar, dia senang melihat perubahan sahabatnya yang dulu budak cinta yang bodoh sekarang barulah dia bangga melihat gaya sahabatnya ini.
"Dia sudah mulai jadi gembel".
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️