NovelToon NovelToon
Terjebak Perjodohan Dengan Sang Casanova

Terjebak Perjodohan Dengan Sang Casanova

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Sudah Terbit / Perjodohan / Cintamanis
Popularitas:105.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Vie

🎉Bebas Promo


Diharapkan bijak dalam memilih bacaan sesuai umur ya🤗🤗🤗


Seks bagi seorang Satria bukanlah hal yang tabu, tapi menikah? Tak pernah sedikitpun terlintas di benaknya akan menjalin komitmen dengan seorang wanita dalam sebuah ikatan pernikahan.

Dia yang selalu memandang rendah derajat perempuan harus dihadapkan dengan kenyataan pahit bahwa dirinya telah dijodohkan dengan cucu dari sabahat kakeknya.

Akankah pernikahan harmonis yang diimpikan semua pasangan akan terwujud di kehidupan pernikahannya kelak?

Ini bukanlah cerita CEO kejam, dingin, dan mencintai dalam diam, karena ini adalah sebuah cerita cinta yang manis dengan Ektra Bumbu Komedi.

Heppy Reading... 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Burung Satria

Awalnya Satria menerima perjodohan ini, karena ia tak ingin diusir dari kemewahan yang selama ini menyelimuti hidupnya. Dia dengan entengnya menerima perjodohan yang kakeknya buat  hanya untuk menyelamatkan dirinya dari kemiskinan. Tapi saat ini cara berpikirnya langsung berubah, saat Dina menitipkan Kimy secara pribadi kepadanya, dia menjadi tertantang untuk menjadi seorang pribadi yang lebih baik untuk bisa layak menjadi seorang suami bagi gadis cantik bernama Kimora. Ada perasaan bangga yang membuatnya ingin menjadi sosok pria yang bisa menjaga istrinya nanti. 

Hari ini, entah karena ada niat apa, Wira meminta Satria untuk datang ke rumahnya membawa serta Kimy. 

"Kakaaaak!" seru Kimy, dengan kepala menyembul dari balik pintu. 

"Eh, calon Nyonya Direktur udah keliatan hilalnya," Thomas yang saat itu sedang berada di ruangan Satria, yang menjawab seruan Kimy. 

"Ih, males deh ngomong sama Sultan Abal-abal." Kimy melirik kesal ke arah Thomas. 

"Enak aja lo, ngatain gue Sultan Abal-abal." Thomas tak terima mendengar celetukan Kimy. 

Satria hanya tersenyum mendengar perdebatan Kimy dan Thomas, yang memang tak pernah akur jika mereka bertemu. 

"Apa? Kagak terima aku sebut Sultan Abal-abal? Kalau aku panggil Wan Abud aja gimana? Muka kamu kan mirip kayak tukang karpet!" Kimy yang sering dijahili Thomas, jadi semakin berani membalas ucapan sahabat dari calon suaminya itu. 

"Bing, perlu dikasih pelajaran apa nih Calon Bini lu?" Thomas meminta dukungan sahabatnya. 

"Berisik lu pada! Kesel-kesel gue kawinin kalian berdua," timpal Satria, berusaha menghentikan perdebatan keduanya. 

"Idih, najis!" cibir Kimy, dengan salah satu sudut bibirnya yang menarik ke atas. 

"Heh, Pucuk, siapa juga yang mau kawin sama elu? Ogah, gue juga." Thomas pun balas mencibir Kimy. 

"Pucuk? Kok pucuk sih?"

"Emang elu masih Pucuk. Pucuk! Pucuk! Pucuk!" Thomas kembali memperagakan yel-yel salah satu iklan teh kemasan. 

"Ih nyebelin banget sih si Wan Abud." Lagi-lagi Kimy yang dibuat kesal mendengar ejekan Thomas. "Kaaaak! Dia tuh! Nyebelin banget coba." Kimy meminta bantuan Satria. 

"Udah, pasrah aja. Emang kenyataannya elu masih pucuk!" Satria merangkul leher Kimy dan memaksanya mengikutinya. 

"Aku jijik dengernya tau!"

Satria tak memperdulikan rengekan Kimy. Dia terus menggiringnya keluar. "Ta, tolong beresin semuanya." 

Satria terus merangkul leher Kimy hingga keluar perusahaan, dia tak lagi memperdulikan beberapa mata karyawan yang terkejut saat berpapasan dengan mereka. Walaupun berita pernikahan Satria dan Kimy sudah tersebar ke seluruh penjuru kantor, tapi tetap saja hal tersebut membuat kikuk para karyawan saat melihat kelakuan Satria.

Masih dua jam lagi menuju jadwal pulang kantor, tapi Satria dan Kimy kini sudah berada di tengah jalan raya, yang masih lenggang dari hiruk-pikuk kendaraan. 

"Kakek ngapain nyuruh aku ke rumahnya? Aku jadi grogi." Seperti biasa, Kimy selalu menggigit bibir bawahnya saat ia gugup, dan hal itu selalu membuat Satria ingin menggantikannya menggigit bibir Kimy seperti yang ia lakukan. 

"Paling juga dia minta cicit," jawabnya enteng. 

"Enak aja! Emang gampang apa bikin anak?" Sepertinya Kimy tak menyadari ucapannya. 

"Emang gampang, nanti gue ajarin kursus bikin anak. Buat elu mah bebas biaya pendaftaran, dan ada asuransi uang kembali kalau gagal." Satria mulai menggoda si Polos. 

"Heh, mana ada kursus begituan? Siapa juga yang mau daftar?" Kimy bersungut-sungut, kesal dengan ucapan vulgar calon suaminya. 

"Baby making course, money back guarantee in case of failure. Keren kan? Pasti banyak emak-emak yang mau daftar kursus, yakin seyakin-yakinnya gue." Satria penuh percaya diri.

(Kursus membuat bayi, dengan garansi uang kembali jika gagal)

"Ih, capek ngomong sama orang Mesum, yang ada di otaknya gak jauh dari ranjang." 

"Eh, jangan salah Cil, bikin bayi tuh bukan diranjang aja, bisa di karpet, di kursi, di kamar mandi, di—"

"STOP!" Kimy menutup telinganya, selalu, jika Satria sedang berbicara hal yang berbau erotis.

"Ini salah satu tips menjadi istri solehah, Cil." Satria tak begitu saja menghentikan aksi jahilnya. "Surga, Cil, surga. Emang elu gak mau ke surga dengan memberikan suami lu surga dunia?"

Kimy langsung mengambil headsetnya, dia memilih mendengarkan lagu di ponselnya daripada harus mendengarkan ocehan si Mesum, hingga akhirnya dia pun terlelap dengan alunan musik yang mengiringinya. 

Mobil yang Satria kendarai pun berhenti di sebuah halaman luas yang sudah lama ia tinggalkan. Rumah besar yang selalu mengingatkannya pada sebuah perpisahan menyakitkan dengan sang Ibu. 

"Cil, bangun!" Satria mengguncang perlahan tubuh yang terlelap itu. "Ck, sampe kapan gue tahan bertapa kalau kayak gini? Sabar ya Bee, anggap ini cobaan buat kita, dan semoga kita bisa melewati semua cobaan ini dengan baik, amien." Satria seolah sedang berdoa untuk cobaan berat yang sedang ia hadapi, seraya mengelus-elus sesuatu yang tiba-tiba mengeras. 

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Ya Allah, Gusti. Akhirnya Mas Satria datang lagi ke rumah ini. Gimana kabar Mas? Ya Allah, tambah ganteng aja, anak Bibi." Wanita tua yang biasanya dipanggil Bi Sri itu, terlihat sangat merindukan sosok pria di hadapannya itu. 

"Bibi bisa aja. Aku juga kangen sama Bibi," Satria menyambut pelukan wanita tua yang sering direpotkan olehnya. Karena Bi Sri adalah pengasuhnya dulu. 

"Kalau kangen, kenapa baru maen kesini?"

"Sibuk!" elaknya. "Mana Kakek?" 

"Di belakang Mas, lagi mainin burung-burungnya."

Kimy hanya menyapa wanita tua di hadapannya dengan senyuman, kemudian menyalami wanita tua itu seperti yang Satria lakukan tadi. Dia diajak ke halaman belakang, tempat Wira biasa bermain dengan burung-burung peliharaannya.

Dan pria tua yang masih terlihat gagah di usia senjanya itu langsung menyambut keduanya dengan senyuman. 

"Aku kira kamu sudah lupa jalan pulang." Wira langsung menyindir cucunya. 

"Cih!" Satria langsung memeluk tubuh renta orang yang begitu ia sayangi di dunia ini. 

"Kakek, banyak banget burungnya. Cantik-cantik lagi." Kimy langsung mengagumi dua ekor burung bertubuh kecil dengan aneka warna di tubuhnya dalam satu sangkar. 

"Iya, emang cantik, kayak kamu, makanya Kakek menamainya Kimy, sama seperti namamu." Wira dengan bangga memperkenalkan nama burung jenis Lovebird yang terlihat selalu menempel dengan pasangannya. 

"Cocok tuh, sama cerewetnya kayak elu!" sambung Satria.

"Jangan bilang burung yang satunya Kakek kasih nama Satria!" Kimy langsung curiga. 

"Memang begitu, pasangannya Kakek beri nama Satria." Padahal kenyataannya nama Satria dia berikan pada salah satu jenis burung cendrawasihnya. 

"Bukannya Satria adalah nama dia!" Satria menunjuk burung cendrawasih yang terlihat gagah nan elegan. Memang sangat cocok dengan karakter Satria. 

"Aku mengganti namanya. Kasian Kimy kalau harus tidur dengan pria lain, jadi aku memberikan namamu untuk pasangannya." Wira menunjuk dua ekor burung yang sedang Kimy kagumi, dengan dagunya. 

Satria langsung memutar bola matanya, mendengar jawaban nyeleneh kakeknya. 

Ponsel Kimy berbunyi, ternyata dari Sang Ibu. Dia segera menerima panggilan telepon dari Dina. 

"Halo, Bu!"

"Kamu udah nyampe rumah Kakek Wira?" tanya Dina, karena siang tadi Satria sudah meminta izin kepadanya untuk mengajak Kimy ke rumah kakeknya. 

"Udah, ini aku baru nyampe,"

"Inget, jaga sikap kamu, di depan calon mertua!" pesan Dina yang hafal sifat putrinya yang slebor. 

"He'em," jawabnya malas. "Satria, jauh-jauh sonoh, mesum banget sih!" Kimy yang masih memperhatikan kedua Lovebird, terlihat kesal melihat kedua burung berbulu cantik itu, terus saja menempel dengan lainnya. 

"Kamu lagi ngapain sih sekarang?"

"Lagi main burung."

"Burung? Burung apaan maksudnya?" Dina sudah dalam mode waspada. 

"Aku lagi main sama burung Kak Satria—"

Brak. 

Ponsel Dina langsung terjatuh dari genggamannya, tangannya tiba-tiba sulit menggenggam dengan lutut yang terus gemetar. Ekspektasi Dina yang terlampau jauh, membuatnya syok karena pemikirannya sendiri. 

1
Uun Kurnia Marsuki
Luar biasa
May Keisya
udah kaya sinetron😂
May Keisya
ya ampun udah kaya ngasuh anak TK 🤣
May Keisya
ga nyadar mereka kalo lagi akur😂
May Keisya
manusia yg patut di jauhi😂
May Keisya
ya ampuuun kimyyyy Lola 🤣
May Keisya
najis😂🤣
May Keisya
diriku 154😁
May Keisya
tenang kakek beban mu akan berkurang😂
Adelia Yahya
othor solehah... dari awal rilis,,, i am come back again... kangen,kimy, strawberry, buncis, unta, Bumblebee dan jg dirimu penulis terthebeskuuuuhhh 😍😍😍😍😍😍😍
Susi Priyadi
Kecewa
Susi Priyadi
Buruk
Zero-One
Luar biasa
April April
Kecewa
April April
Buruk
putri
s kikim tekdung kayanya 😝
Mi
nggak bosan bosan walau dah bolak balik baca
Widya Hayati
Luar biasa
Syafira
hahahhahaa
Juwita Maimunah
aku baca ulang kangen author Soleha😍😍kangen banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!