Athana adalah seorang gadis yang di paksa bertunangan dengan guru di sekolah nya, tapi sayang nya dia mengetahui, jika tunangan itu menyukai kakak nya.
Athena yang merasa muak dengan keadaan, memilih pergi, namun di perjalanan pulang bus yang dia naiki mengalami kecelakaan.
dia yang memang berniat untuk menghindar dari masalah nya, menyelamatkan semua penumpang bus, dan mengorbankan dirinya.
namun alih-alih bangun di surga, dia malah terlempar ke dalam cerita novel yang dia baca sebelum nya.
dan sial nya, saat dia sampai di dunia novel itu, dia harus menyaksikan suami dari pemilik tubuh baru nya, sedang melamar seorang gadis di hadapan semua orang.
dan yang lebih membuat nya rumit, dia datang saat gadis itu sudah mengandung dan saat itu adalah hari kematian sang figuran di tulis.
bagaimana Athana bertahan di dunia novel itu, apakah dia akan merebut kembali suami nya atau malah membalas semua nya?
stay tune...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19 kisah masa lalu di dunia Athana
Di sebuah taman yang cukup sepi sore itu, dua orang anak gadis sedang bermain di sana.
"Athana, jangan terlalu jauh, nanti kakak sulit mengejar nya. " ucap seorang gadis pada adik perempuan nya.
"Hehe, Athana gak jauh kok kakak. " ucap gadis kecil itu menjawab kakak nya.
Kedua gadis itu tertawa bahagia, saling bermain kejar-kejaran di taman itu.
Hingga setelah jam kemudian, mereka memutuskan beristirahat sebentar, dan duduk di kursi panjang di taman itu.
"Kakak." panggil gadis kecil itu pada kakak nya.
"Kenapa." tanya gadis itu menjawab adik nya.
"Apakah kakak menyayangi Athana. " tanya gadis kecil itu.
"Tentu saja, bahkan kakak rela melindungi adik dengan taruhan nyawa kakak. " ucap gadis itu tersenyum kecil.
"Apa maksudnya itu. " tanya gadis kecil itu tidak paham.
"Jika Athana besar nanti, Athana akan mengerti apa yang kakak maksud. " ucap gadis itu sambil mengelus rambut pendek adik nya itu.
"Hehe, tentu, asal kakak ada di samping ku selalu, selamanya. " ucap gadis kecil itu tersenyum bahagia.
Kedua gadis itu tersenyum sambil bercerita gembira di sore itu, tanpa tau senja yang mereka lihat hangat di langit.
Akan segera berubah menjadi gemuruh tidak lama lagi, tubuh kedua gadis itu mematung, saat melihat beberapa laki-laki dengan tampilan mengerikan mendatangi mereka.
"Wah mereka bagus nih bos, kalo di jual bisa untung banyak. " ucap salah satu pria di sana tertawa menakutkan.
Gadis kecil itu, bergetar ketakutan dan memeluk kakak nya erat, bersembunyi dalam pelukan hangat kakak nya itu.
"S-siapa kalian. " ucap gadis itu ketakutan.
"Ah, kami hanya orang biasa nak, ayo ikut kami, jika kalian tidak ingin terluka. " ucap salah satu pria di sana tertawa kecil.
"Kakak, Athana takut. "Lirih gadis itu itu dalam pelukan kakak nya.
"jangan macam-macam, atau kau berurusan dengan keluarga Wijaya. "Ucap gadis itu tegas.
"Keluarga Wijaya? " ucap pria di sana tersenyum menyeringai.
"Wah bukannya itu keluarga kaya bos, aji mumpung nih kita. " ucap salah satu pria di sana bersemangat.
Kedua gadis itu semakin ketakutan mendengar itu, gadis yang lebih tua, menatap sekitar, tidak ada orang di sekitar mereka.
Hanya saja tidak jauh dari mereka, pasti ada pengawal yang di kirim keluarga nya, untuk melindungi mereka.
Gadis yang lebih tua, melepaskan pelukan nya dengan sang adik, lalu dia menggandeng erat lengan adik nya itu.
"Kalo kita culik mereka, dan minta tebusan besar, keluarga mereka akan memberikan nya bos. " ucap para pria itu berdiskusi.
Kedua gadis itu mencoba perlahan berjalan menjauh dari pria-pria itu, namun kesialan menimpa mereka.
Saat gadis kecil yang bergetar ketakutan itu, menginjak ranting alhasil para pria itu menyadari niat mereka.
"Lari dek! " teriak gadis yang lebih tua pada adik nya.
Kedua gadis itu berlari cepat, mencoba menghindari pria-pria itu, namun karena langkah kecil mereka.
Gadis yang lebih tua, berhasil di tangkap mereka, gadis yang lebih tua menatap khawatir kakak nya itu.
"Dek, cepat lari. " ucap gadis yang berada dalam genggaman para pria itu.
"Jangan coba-coba, atau kamu lukai dia. " ucap pria itu sambil menodongkan pistol ke arah gadis yang lebih tua.
"Hiks, kakak. " ucap gadis yang lebih muda ketakutan.
"Dek, percaya sama kakak, di depan sana ada pengawal keluarga kita, panggil mereka. " ucap gadis yang lebih tua memberi tau.
"Apa! " teriak marah para pria itu.
Gadis yang lebih muda mengangguk pelan mendengar itu, dia mencoba berlari lagi, berniat segera menemukan para pengawal mereka.
Namun kejadian tidak terduga terjadi setelah nya.
Dor.
Dor.
Gadis yang lebih tua, melihat pria yang dia kira bos para penculik itu, menodong kan pistol ke arah adik nya.
Gadis itu dengan kesadaran penuh memberontak, dan membentengi tubuh nya, untuk melindungi adik nya.
Deg.
Suara tembakan yang memekakan telinga itu, mengundang perhatian mengawal yang tidak jauh dari tempat kejadian.
Mereka segera berlari mendekati taman di mana anak-anak bos nya sedang bermain tadi.
"Kakak! " teriak gadis yang lebih mudah histeris.
Suara teriakan bungsu keluarga Wijaya, membuat para pengawal semakin mempercepat lari nya.
Dan mereka terkejut bukan main, saat melihat tubuh sulung keluarga Wijaya yang penuh darah.
dan segerombolan penculik yang sedang menjadi boronan di daerah itu, ada di sana.
"tangkap mereka! " ucap pemimpin pengawal itu pada bawahan nya.
Terjadi lah aksi tembak menembak di taman itu, para pengawal berdiri melindungi nona muda mereka.
sedang kan gadis yang lebih muda menangis meraung, saat melihat luka di tubuh kakak nya itu.
"Hiks, kakak. " ucap gadis itu menangis.
"S-sh jangan menangis. " lirih gadis yang lebih tua itu pelan.
"Nona, kau terluka. " ucap pengawal di sana khawatir.
Dia segera menggendong sulung keluarga Wijaya dan membawa nya ke rumah sakit, di ikuti beberapa pengawal lainnya yang menggendong sang bungsu.
Beberapa menit, mereka sampai di rumah sakit, keadaan riuh saat itu, UGD di kejutkan dengan kedatangan sulung Wijaya yang terluka tembak.
Melihat kakak di bawa ke ruangan UGD, sang bungsu duduk dalam diam, dengan menangis mengkhawatirkan kakak nya.
Tak lama dari itu, keluarga nya datang berbondong-bondong ke rumah sakit, sang bungsu masih duduk diam di atas kursi.
Menyaksikan para pengawal di tampar oleh daddy dan mommy nya, sang bungsu bergetar ketakutan melihat itu.
Orang tua nya menatap nya dengan pandangan tajam, membuat nya menunduk ketakutan saat itu juga.
Hingga dokter keluar dari ruangan UGD, dengan mengatakan jika kakak nya tidak selamat saat operasi.
Membuat jantung nya seolah berhenti berdetak mendengar hal itu, di tambah dia melihat keluarga nya menangis meraung di depan pintu UGD.
Membuat kesadaran nya seolah menghilang saat itu, rasa bersalah mulai muncul dalam dirinya, rasa kecewa mulai menghantui nya.
Berandai-andai jika dia tidak memaksa kakak nya bermain di taman, dan seandainya dia tidak menginjak ranting saat itu.
"Hiks, anak ku! " tangisan mommy nya saat ini, benar-benar langsung berdengung di telinga nya.
Mata nya kabur saat mengingat tatapan tajam kedua orang tua nya pada nya, beserta keluarga lainnya.
Si bungsu memegang dada nya erat, dia mencoba mengais udara yang seolah menipis saat ini.
Air mata nya terjatuh, bersamaan dengan tubuh nya yang oleng terjatuh dari atas kursi.
Tidak ada yang bisa dia lihat dengan jelas, dan dengar dengan jelas saat itu, hanya putaran kejadian yang penuh penyesalan yang di ingat saja saat ini.
Air matanya terus menetes, tapi mulut nya tidak bersuara, hanya terbuka untuk mengais udara yang sulit dia dapat nya saat ini.
Dia tidak bisa merasakan apapun, hanya saja saat sebuah cairan di suntikan dalam tubuh nya, mulut nya mulai bisa dia gerakan.
Air matanya mengalir deras, dengan gumam kalimat yang terus dia katakan hingga kesadaran kembali merenggut nya.
'Aku penyebab kakak meninggal. '
***
lanjut
bagus Athena fokus ama diri sndri aja sih cogan masih banyak dsana 🤣🤣🤣