NovelToon NovelToon
Kontrak Panas Sang Aktris

Kontrak Panas Sang Aktris

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Nikah Kontrak / Model
Popularitas:747.4k
Nilai: 5
Nama Author: kenz....567

Aruna Elise Claire, aktris muda yang tengah naik daun, tiba-tiba dihantam skandal sebagai selingkuhan aktor lawan mainnya. Kariernya hancur, kontrak diputus, dan publik membencinya.

Putus asa, Aruna memanfaatkan situasi dan mengancam Ervan Zefrano—pria yang ia kira bisa dikendalikan. Ia menawarinya pernikahan kontrak dengan iming-iming uang dan janji merahasiakan sebuah video. Tanpa ia tahu, jika Ervan adalah seorang penerus keluarga Zefrano.

“Kamu mau uang, kan? Menikah saja denganku dan aku akan memberimu uang setiap bulannya. Juga, foto ini akan menjadi rahasia kita. Tugasmu, cukup menjadi suami rahasiaku.”

“Dia pikir aku butuh uang? Aku bahkan bisa membeli harga dirinya.”

Pernikahan mereka dimulai dengan ancaman, di tambah hadir seorang bocah menggemaskan yang menyatukan keduanya.

“Liaaan dititip cebental di cini. Om dititip juga?"

Akankah pernikahan penuh kepura-puraan ini berakhir dengan luka atau justru membawa keduanya menemukan makna cinta yang sesungguhnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi Menculik Anak

Malam hari, Ervan kembali teringat Alian.

Apa yang dialami anak itu mengusik pikirannya. Dalam benaknya, bukankah seorang nenek seharusnya lebih menyayangi cucunya, terlebih lagi jika cucu itu laki-laki? Namun, kenyataan yang dialami Alian justru sebaliknya.

"Ervan, boleh Mama masuk?"

Ervan menoleh, menatap Elara yang berdiri di ambang pintu. Wanita itu tersenyum hangat, lalu melangkah masuk dan duduk di tepi ranjang. Dengan manja, Ervan memposisikan kepalanya di pangkuan wanita paruh baya itu, matanya menatap kosong ke depan.

"Ma, kenapa ada nenek yang bisa membenci cucunya?" tanyanya lirih. Pertanyaan itu membuat Elara mengernyitkan dahi.

"Enggak ada," jawab Elara tegas. "Justru banyak nenek yang lebih menyayangi cucunya dibanding anak sendiri. Lebih sabar, lebih lembut. Itu juga yang Mama rasakan saat melihat Alian. Mama bahkan sudah sangat ingin punya cucu. Tapi kamu sendiri belum juga menikah. Padahal Mama dan Papa dulu nikah muda, loh."

Nada suara Elara terdengar menggoda, namun di baliknya tersembunyi harapan yang sudah lama terpendam. Ervan hanya menghela napas pelan, tidak menanggapi secara langsung.

"Kalau waktu kecil aku pernah mengambil makanan diam-diam, Mama akan marah?" tanyanya lagi.

Elara menggeleng pelan. "Tentunya enggak, itu cuma makanan. Kalau pun kamu salah ambil milik orang tanpa izin, Mama pasti hanya akan menegur. Tapi sampai memvkul? Itu terlalu

berlebihan."

Ia memandangi wajah putranya, tampak seperti sedang menimbang sesuatu yang berat. Dengan lembut, Elara mengusap wajah Ervan. Dulu, anak ini pernah ia timang dengan penuh kasih sayang. Sekarang, pria itu telah tumbuh dewasa, dan hatinya masih sama lembutnya seperti dulu.

"Memangnya kenapa kamu tanya seperti itu?"

"Enggak ada apa-apa. Aku cuma tanya aja," sahut Ervan singkat. Elara tersenyum kecil, lalu mulai menyisir rambut Ervan dengan jemarinya.

"Oh ya, pekan depan Papa berencana mengumumkan kamu sebagai penerus perusahaan keluarga. Usiamu sudah tiga puluh, saatnya kamu menerima tongkat estafet itu."

Ervan kembali menghela napas berat. "Kan masih ada Om Kecil, Ma."

Elara menepuk dahi. "Aduh Ervan, dia itu baru delapan belas tahun, masih belum siap. Lagipula kamu cucu pertama. Sudah saatnya kamu ambil tanggung jawab."

Sebetulnya, Elara tidak ingin memaksa. Tapi tekanan dari keluarga besar, terutama dari mertua, membuatnya harus bersikap tegas. Ia tidak ingin dianggap gagal mendidik pewaris keluarga Zefrano.

"Iya, Maa ... iyaaa ...," keluh Ervan, sebal.

"EKHEM! Enak ya manja-manja sama istri orang!"

Keduanya langsung menoleh. Di ambang pintu, Arion berdiri dengan ekspresi datar namun nada suara menyindir. Tanpa banyak bicara, pria itu melangkah mendekat, menggeser kepala putranya dan langsung menggendong istrinya dengan posesif.

Ervan mel0ng0, tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.

"Paaaa! Itu Mama aku, loh! Masa manja-manja dikit aja gak boleh?!" protes Ervan sengit.

"Ini istri Papa, istri orang! Kamu itu udah masuk kategori pebinor, tahu enggak? Sudah tua masih aja manja. Sana cari istri sendiri, jangan rebut istri orang!" sahut Arion santai, lalu berjalan pergi sambil membawa Elara di gendongannya.

Ervan masih terbengong, "Ih, apaan sih? Orang Mama sendiri, masa manja-manja gak boleh? Cemburuan akut banget tuh orang tua. Anak sendiri dibilang pebinor, parah ...," gerutunya kesal.

.

.

.

.

Pagi harinya, Ervan memutuskan mengunjungi sekolah Alian. Mobil mewahnya diparkir di seberang jalan. Dari dalam mobil, ia memperhatikan aktivitas anak-anak sekolah.

Beberapa saat kemudian, ia melihat Alian turun dari sebuah mobil dan melambaikan tangan kecilnya, sebelum masuk ke gerbang sekolah. Ada senyum kecil di wajah Ervan. Ia tak pergi, tetap menunggu hingga jam sepuluh, saat jam pulang anak-anak TK.

Satu per satu anak dijemput. Beberapa berlari memeluk orang tuanya, beberapa lainnya digandeng suster atau sopir. Namun, Alian masih berdiri di depan gerbang. Sendirian, dan merasa sepi.

Kadang anak itu duduk di depan pos satpam, kadang j0ngk0k sambil menatap ke pagar, seperti berharap seseorang datang menjemputnya.

Jam menunjukkan pukul dua belas siang. Matahari sudah terik, tapi Alian masih di sana. Ervan meraih ponselnya dan menghubungi Aruna.

"Halo, Ervan. Ada apa?" suara Aruna terdengar dari seberang.

"Kamu jemput Alian siang ini?" tanya Ervan tanpa basa-basi, matanya masih menatap Alian dari jauh.

"Aku nggak bisa. Hari ini aku syuting seharian, tapi besok aku janji jemput dia. Kamu kangen Alian, ya? Besok dia main ke rumah, kok."

Ervan memejamkan mata, menahan kecewa. "Maaf mengganggu, aku tutup dulu."

Ia mematikan ponsel tanpa menunggu jawaban. Ponsel itu ia maatikan dan simpan dalam dashboard mobilnya.

Tanpa ragu, ia mengenakan kacamata hitam dan keluar dari mobil. Dia pun berdiri di pinggir jalan, matanya masih tertuju pada Alian yang belum menyadari kehadirannya.

Namun saat anak itu akhirnya melihatnya, wajah kecil itu langsung cerah. "Om Bayi Becaaaal?!" gumam Alian senang. Ia berlari menghampiri Ervan, tubuh kecilnya meluncur seperti roket.

Ervan buru-buru menangkapnya, memeluknya erat. Untung saja jalanan sedang sepi. Kalau tidak, anak itu bisa tertabrak.

"Hei, kalau nyebrang lihat kiri-kanan dulu! Bagaimana kalau ada mobil?" tegur Ervan dengan nada tegas tapi lembut.

Alian tersenyum lebar. "Lian telalu ceeenang, lupa telus. Tapi kalau makanan, Lian nda pelnah lupa."

Ervan membalas senyuman itu. Ada sesuatu dalam hati kecilnya yang terasa hangat. "Mau ikut Om? Oma kangen kamu. Dia masak banyak makanan buat Alian, ada camilan juga."

"Mauuuu!" seru Alian semangat.

Ervan membuka pintu mobilnya, membantu Alian masuk dan memasangkan sabuk pengaman.

"Dengan cara ini, aku akan memberi mereka pelajaran," batin Ervan lirih. Lalu ia masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin, dan melaju perlahan meninggalkan sekolah.

Beberapa menit kemudian, sebuah mobil hitam berhenti di depan gerbang sekolah. Dari dalam, Gladis turun dengan langkah cepat mendekati pos satpam.

"Pak, Alian mana ya? Tolong panggilkan, saya buru-buru!" serunya kepada satpam yang sedang asyik memainkan ponselnya.

Satpam itu berdiri dan menunjuk ke arah pagar. "Tadi masih di situ, Bu. Tapi ...," ia celingukan. "Loh, mana ya?"

Ia keluar dari posnya, mencari Alian ke berbagai sudut. "Tadi dia duduk di situ, saya lihat kok!" ucap satpam mulai panik.

"Gimana sih, Pak? Kok bisa anak saya hilang?! Bapak gimana sih jaganya?!" teriak Gladis panik, matanya mulai basah karena cemas.

Dengan tangan gemetar, ia menelepon seseorang. "Na, kamu jemput Alian?! Dia enggak ada di sekolah! Alian hilang!"

______________________________

1
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
lanjutan
Sani Srimulyani
kenapa sih Ervan ga peka banget jadi cowo.....
Aprisya
gimana sih caranya Ervan tau kalo Aruna itu skyla
Bundanya Pandu Pharamadina
otak nya konslet krn terbagi pikirannya kamu Ervan, antara Skyla Aruna
Diah
betul Alian. meski bodel km pintar juga
Entin Wartini
sll bintang lima pokoknya keren banget karyamu thor ..semangat terus
Entin Wartini
sky bisa amnesia kenapa tuj
Randa kencana
🥰🥰🥰🥰❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Lan
Lagi jumat berkah apa gimana ini Kak Ra🤣
baik amat hari ini
Hafifah Hafifah
udah tau suaminya tukang selingkuh tapi malah nuduh orang sembarangan
Hafifah Hafifah
🤣🤣🤣🤣 aduh mara bercandamu kok tepat banget ya
Hafifah Hafifah
emang abangmu mara
nuraeinieni
bukan otakmu yg konslet ervan,tapi emang aruna itu skylamu.
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
😅😅😅😅😅
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ada paparazi kah???
sleepyhead
Mungkin ini salah satu trick Aruna atau Skyla yg sedang mencoba memicu memori masa lalunya dengan Evan.., berharap kenangan yang pernah hilang bisa kembali perlahan-lahan...
𝕙𝕚𝕜
lanjutkan thorrrr
nuraeinieni
nggak salah alian,,;itu memang mommy mu.
sleepyhead
Between Paparazi 😅 and The Enemies
Nana Meidian
LBH baik kmu jujur aja Aruna KLO kmu itu skyla nya Ervan. erpan masak GK peka KLO Aruna itu skyla mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!