NovelToon NovelToon
Ketika Benci Menemukan Rindu

Ketika Benci Menemukan Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Kiky Mungil

Perjodohan yang terjadi antara Kalila dan Arlen membuat persahabatan mereka renggang. Arlen melemparkan surat perjanjian kesepakatan pernikahan yang hanya akan berjalan selama satu tahun saja, dan selama itu pula Arlen akan tetap menjalin hubungan dengan kekasihnya.

Namun bagaimana jika kesalahpahaman yang selama ini diyakini akhirnya menemukan titik terangnya, apakah penyesalan Arlen mendapatkan maaf dari Kalila? Atau kah, Kalila memilih untuk tetap menyelesaikan perjanjian kesepakatan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiky Mungil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. Interogasi

[Oke.] - Lila.

[Aku akan katakan itu jika ada yang bertanya.] - Lila.

Harusnya jawaban Kalila membuat Arlen senang. Iya, kan? Kalila tidak mengelak, itu artinya apa yang dikatakan Miranda adalah benar, dan selama ini Kalila hanya berpura-pura baik saja di depan Arlen.

Tapi kenapa, menerima pesan terakhir dari Kalila justru membuat mood-nya semakin memburuk?

Sementara mood Arlen yang terus kacau, Kalila justru tengah berhadapan dengan dua orang yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kedainya, padahal papan pada pintu masih bertuliskan closed.

Rafa terlihat selalu santai seperti biasa, tapi tidak dengan Miska. Gadis yang selalu berpenampilan tomboy itu menatap tajam pada Kalila yang baru saja melepas cincinnya.

"Apa bener kamu dan Arlen nikah?" tanya Miksa tanpa basa-basi.

"Hah?!" Kedua mata Kalila sontak membulat sempurna.

"Ga usah hah hoh hah hoh! Jawab aja, iya apa ga?!" tanya Miska yang benar-benar terlihat kesal.

Kalila melirik pada Rafa yang masih dengan ekspresi santainya, tapi pria itu juga tetap  di sana, menunggu jawaban Kalila.

"Itu cincin pernikahan kalian, kan?" Miska melirik tajam cincin yang masih dipegang Kalila.

Kalila gugup tak keruan. Dalam hatinya, dia bertanya-tanya, dari mana sebenarnya berita pernikahannya dengan Arlen bisa sampai pada dua temannya itu?

Kalila hanya bisa menggigit bibirnya, ia meremat cincin itu dalam genggamannya, bola matanya bergerak-gerak menghindari tatapan tajam Miska.

"Oke, kalo kamu ga mau jawab, aku akan tanya ke Bunda Seruni!" Miska sudah bergerak untuk merogoh sakunya mengambil ponsel yang ada di dalam sana. Dan akhirnya, ancaman itu berhasil membuat Kalila menghentikan Miska dan menjawabnya.

"I-iya. Aku nikah sama Arlen." jawabnya sambil melihat takut-takut kepada Rafa dan Miska.

"Astaga! Astaga!" Miska menyugar rambutnya yang hanya sebatas telinga. Gadis itu terlihat gemas pada Kalila, tapi tidak bisa melakukan apa-apa kecuali mengomel.

"Kamu sadar ga sih? Si Arlen itu baru banget kemaren aku lihat dia jalan sama Miranda! Dan tau-tau sekarang aku dapat kabar kamu dan Arlen nikah? Apa alasannya? Apa anak itu melakukan pelecehan ke kamu?! Biar aku hajar dia!"

"Bu-bukan! Arlen ga ngelakuin pelecehan apa-apa, kok." Kalila membela Arlen.

"Tenang dulu, Mis." ujar Rafa. "Gimana kalo kita ngobrol sambil ngopi?"

Miska dengan entengnya menabok bahu Rafa dengan pelototan. "Bisa-bisanya pengen ngopi!"

"Aku ga bisa mikir kalo belom ngopi, Mis." jawab Rafa, kemudian pria itu melongok ke arah mesin kopi yang sering ngadat itu. "Apa dia mogok lagi?"

Kalila menggeleng. "Mesinnya oke."

"Kalo gitu, bisa buatkan aku kopi seperti biasa, dan cokelat dingin untuk nenek-nenek yang sedang marah-marah nih."

"Heh! Siapa yang nenek-nenek?!" Miska berkacak pinggang, namun Rafa melengos dan memilih untuk membantu Asri yang terlihat canggung karena sudah kedatangan orang yang marah-marah disaat kedai bahkan belum buka.

"Abaikan saja, Sri. Anggap saja Miska lagi latihan demo."

Sepuluh menit kemudian, setelah Miska terlihat cukup tenang, Kalila datang membawa dua gelas berisi kopi pesanan Rafa, dan cokelat dingin untuk Miska. Kemudian dia turut duduk pada kursi yang ada di meja itu bersama Rafa dan Miska.

"Gimana kalian bisa tau kalau aku sama Arlen nikah?" tanya Kalila dengan suaranya yang terdengar ragu.

"Salah satu petugas catering yang disewa orang tua Arlen itu sepupu aku." jawab Rafa.

Kalila memejamkan matanya seolah dia telah gagal melakukan sesuatu.

"Sepupu aku cerita tentang pernikahan kalian yang...sangat tertutup. Benar-benar hanya keluarga, bahkan setelah akad selesai, pengantin pria dan perempuannya terlihat saling menjauh. Sebenarnya ada apa?"

"Iya, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa sangat mendadak? Aku dan Rafa bahkan ga tau, dan ga akan tau kalo aja sepupu Rafa bukan petugas cateringnya."

"Aku..." Kalila menggantung sejenak katanya di udara. Jika Kalila mengatakan yang sesungguhnya, sudah pasti, Rafa dan Miska membelanya, mereka pasti akan menyalahkan Arlen karena tetap bersama Miranda.

Tapi, tidak semudah itu melunturkan kesalahpahaman yang tertanam di dalam hati Arlen. Pria itu justru nantinya akan berpikir bahwa Kalila hanya playing victim.

"Aku dan Arlen dijodohkan oleh Mama Erina."

"Apa? Tapi kenapa tiba-tiba ada perjodohan antara kamu dan Arlen? Kalian berteman sudah lama, bahkan lebih lama dari pertemanan kita. Kenapa baru sekarang ada perjodohan? Kenapa ga dari dulu aja?" tanya Miska yang selalu ingin segala informasi sampai dengan detail.

"Karena Arlen berniat ingin menikahi Miranda, sementara Mama Erina ga merestui mereka."

"Ah, benar juga, dari dulu hubungan mereka selalu backstreet karena mamanya Arlen ga suka sama Miranda." Miska terlihat mencoba untuk melakukan cocok logika.

"Trus kenapa kamu mau?" kali ini Rafa yang bertanya. "Apa kamu menyimpan rasa pada Arlen selama ini?"

"Aku butuh uang." jawab Kalila membuat Rafa dan Miska kehilangan kata-kata mereka untuk sesaat. "Aku capek dengan susahnya nyari uang. Jadi, saat Mama Erina menjodohkanku dengan Arlen, aku ga perlu pikir panjang, kalau dengan begitu aku bisa jadi orang kaya."

"Omong kosong!" Bentak Miska seraya menggebrak meja. "Aku lebih percaya Justin Biebir makan mie ayam Bang kumis di pengkolan sana!"

Asri sampai mengusap dadanya saking kaget mendengar gebrakan meja itu.

"Terserah kalian mau percaya atau ga, yang jelas aku pengen uang yang banyak. Aku capek." ucap Kalila.

Tapi, mendengar ucapan itu Rafa malah terkekeh, seolah Kalila sedang melakukan stand up comedy di atas panggung.

"Kalo memang tujuanmu adalah ingin menjadi kaya karena capek nyari uang. So, untuk apa kamu masih buka kedai mu di tempat sewa yang kecil ini? Bahkan mesin espresso saja masih ngadat-ngadat."

Lidah Kalila terkelu. Ah, dia tidak sampai pikir kesitu.

"Kedai ini bahkan tempatnya jauh dari apartemen Arlen, kan? Dan, kamu tetap berjibaku datang ke sini, padahal kamu bisa tinggal duduk manis di rumah dengan statusmu yang baru." Miska melengkapi penuturan logika Rafa yang semakin membuat Kalila terpojok.

"Jadi, jawab dengan jujur, apa yang membuatmu menerima perjodohan itu, dan Arlen tetap berhubungan dengan Miranda?" kali ini Miska bertanya dengan nadanya yang tegas. Seperti anggota polisi yang menginterogasi tersangka.

"Aku menerima perjodohan ini...memang karena uang." jawab Kalila.

"Kalila!" Miska gemas bercampur kesal sekali.

"Aku ga bohong, aku memang ditawarkan sejumlah uang oleh Mama Erina, dan kondisiku memang sangat membutuhkan uang yang banyak."

"Maksudnya?"

.

.

.

Bersambung.

1
Kiky Mungil
Yuk bisa yuk kasih like, komen, dan ratingnya untuk author biar tetep semangat update walaupun hidup lagi lelah lelahnya 😁

terima kasih ya yang udah baca, udah like karya aku, semoga kisah kali ini bisa menghibur teman-teman semuanya ❤️❤️❤️

Saranghae 🫰🏻🫰🏻🫰🏻
Ana Natalia
mengapa selagi seru2nya membaca terputus ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!