Clara Alverina seorang perempuan cantik, rambut coklat bergelombang, berhidung mancung, bermata seperti kacang almond dan mempunyai body seindah gitar spanyol. Bekerja sebagai wanita malam akibat dijual oleh ayah tirinya sendiri. Harus mati mengenaskan di tangan kekasihnya yang berselingkuh dengan sahabatnya.
Bukannya ke alam baka, justru Clara terbangun di tubuh lain.
Clara Evania yang mati karena dikurung oleh ibu mertuanya di dalam sebuah gudang kotor tanpa makanan selama 1 minggu lamanya. Clara adalah seorang istri yang penurut, pendiam dan terkesan bodoh yang selalu ditindas oleh mertuanya karena berasal dari keluarga miskin. Sedangkan suaminya tidak peduli. Selama pernikahan Clara belum pernah disentuh.
Suaminya sibuk memelihara gundik dan berniat untuk menjadikan istri kedua tanpa mau menceraikan Clara dahulu.
Bagaimana kelanjutan cerita Clara sang pelacur yang terbiasa hidup hedon harus menjadi seorang istri miskin yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan Alvin
"Tuan... Apa Anda tidak ingin menggendong putri Tuan dan mengadzani?
Deg
Alvin terpaku menatap bayi yang dia yakini bukan anaknya.
Alvin memiliki rambut sedikit berwarna coklat, turunan dari papanya yang memiliki darah blasteran. Dengan kulit berwarna putih, iris mata kecoklatan dan hidung mancung. Sama sekali tidak ada kemiripan dengan bayinya.
Bayi perempuan bertubuh gemoy itu mempunyai warna rambut hitam legam, dan kulit sawo matang khas Indonesia. Alvin yakin, tanpa tes DNA bayi ini bukan benihnya.
"Maaf suster, sepertinya saya ada urusan mendadak. Nanti saja mengadzaninya, berikan pada ibunya untuk diberi ASI. Saya akan segera kembali." Alvin melesat ke ruangan Dokter.
"Dokter, bayi itu sudah lahir. Bisakah tes DNA lebih cepat?" Tanya Alvin begitu sampai ruangan.
"Tetap saja, paling cepat butuh 3 hari. Karena keakuratan hasil tes dipertaruhkan jika terlalu mendadak.".
"Kalau begitu, apa yang biaa dilakukan dengan cepat?" Tanya Alvin.
"Mungkin tes golongan darah bisa menjadi pertimbangan, tapi saya harus ingatkan jika tidak selamanya anak memiliki golongan darah yang sama dengan sang ayah. Bisa jadi dia menuruni ibunya meskipun memiliki kemungkinan prosentasi kecil." Jawab Dokter.
"Baik, dokter tolong tes darah saja. Saya tunggu hari ini."
"Tes golongan darah tidak lama, sebentar juga sudah ada hasilnya. Tuan bisa tunggu di luar."
Dengan hati berdebar, Alvin menunggu di luar ruang khusus laboratorium.
Klek
"Ini hasilnya Tuan Alvin, perbedaan yang sangat mencolok dan tidak mungkin terjadi." Ucap Dokter.
Tanpa diduga, Dokter sudah berinisiatif melakukan tes darah 3 nama.
"Golongan darah Tuan Alvin AB, sedangkan Nyonya Alice A. Sedangkan bayi itu memiliki golongan O."
Deg
Jantung Alvin serasa berhenti berdetak, sungguh baru mengetahui perbedaan golongan darah saja dia sudah ingin berhenti bernafas. Alvin syok.
"Maaf Tuan Alvin, dengan sangat berat hati kemungkinan besar bayi itu memang bukan anak Anda. Untuk lebih memastikannya, kita bisa tunggu paling cepat 3 hari." Ucap Dokter membuat Alvin bergetar.
"Baik, Dokter terima kasih banyak atas bantuan Anda." Ucap Alvin.
Dengan langkah panjang Alvin masuk ke ruangan Alice, ternyata mamanya sudah datang sesuai pesan yang Alvin kirim sejak tadi malam.
"Gimana Vin, mana cucu Mama?"
"Dia bukan cucu Mama, perempuan ini telah menipu kita semua. Jalang sialan, katakan siapa ayahnya."
"Alvin, kenapa kamu menuduh Alice seperti itu. Sudah jelas dia melahirkan darah dagingmu. Tapi kamu malah meragukannya. Apa kamu sudah gila, hah?" Cecar Nyonya Rossa.
"Asal Mama tahu, kenapa dia bisa berada di rumah sakit pinggiran kota seperti ini. Jauh dari tempat tinggal kami, itu karena dia baru saja menghabiskan..."
"Tidak Alvin, kamu salah paham." Ucap Alice memotong kalimat Alvin.
"DIAM KAMU." Teriak Alvin seketika.
"Dia pendarahan karena telah berhubungan badan dengan liar entah bersama siapa tadi malam." Ucap Alvin.
"Tidak mungkin... Katakan Alvin kamu pasti hanya asal menuduhnya." Nyonya Rossa masih bersikeras membela Alice.
"Semua benar Ma." Jawab Alvin.
"Doktek sudah melakukan visum, penyebab pendarahan karena adanya robekan mulut rahim akibat hubungan intim dengan kasar dan durasi yang lama. Tapi tidak ditemukan jejak kekerasan atau pemaksaan. Alice melakukannya dengan suka rela bersama selingkuhannya yang kemungkinan ayah dari bayi yang dikandungnya. Mama lihat juga ini, bukti tes golongan darah kami."
"Golongan darahku AB, sedangkan Alice A, tapi bayi itu mempunyai golongan darah O. Sangat aneh kan Ma. Jika Mama masih belum percaya, aku sudah meminta dokter melakukan tes DNA. Paling cepat 3 hari lagi hasilnya keluar. Mama ingat tidak saat mama meragukan usia kandungan Alice?"
"Iya, mama ingat pernah mengatakannya."
"Mama berfikir usia kehamilan Alice harusnya sudah 5 bulan melihat dari bentuk dan besarnya perut. Tapi Alice mengaku 3 bulan. Dan hari ini dia melahirkan cukup bulan Ma. Kandungannya 9 bulan bukan 7 bulan seperti hitungan kita. Perempuan ini sudah menipu kita habis-habisan. Karena dia aku harus kehilangan semuanya."
Alice terdiam, tidak ada air mata penyesalan. Justru dia tersenyum miring seolah menantang Alvin dan mamanya. Dengan angkuh dia berkata,
"Kalian memang bodoh, mau saja aku bodohi. Benar anak itu bukan anakmu Alvin, dan yah tujuanku sudah tercapai meskipun akhirnya kamu tarik kembali. Sekarang mau kamu apa, Alvin." Ucap Alice.
"Dengar ini baik-baik aku Alvin Aditya menjatuhkan talak tiga kepada Alice Natalia. Mulai detik ini, kamu bukan istriku lagi. Ayo Ma, kita pulang. Biarkan dia di sini dengan bayinya. Aku yakin sebentar lagi pemilik benih itu akan datang menjenguknya."
"Pergi saja, aku tidak butuh lelaki kere sepertimu." Lantang Alice.
"Kamu keterlaluan Alice, aku sudah begitu menyayangi kamu seperti putriku sendiri. Bahkan aku menyingkirkan menantuku karena lebih memilih dirimu. Dan ini balasanmu, pengkhianatan?" Tanya Nyonya Rossa dengan berurai air mata.
"Tidak ada yang memaksa memilihku, kalian punya mata punya hati, tapi kalian lebih membelaku daripada Clara. Itu salah kalian sendiri."
"Dasar sialan, karena kamu kami kehilangan harta peninggalan suamiku. Perempuan hina, jalang murahan." Ucap Nyonya Rossa kehilangan kendali karena amarah.
"Sudah Ma percuma kita bicara dengan perempuan ini. Ayo pulang, kita tidak punya urusan lagi dengannya. Lagi pula aku tidak sudi harus membayar biaya Rumah Sakit ini." Ucap Alvin geram.
"Pergi saja kalian, setelah ini kekasihku juga akan datang membayar tagihan Rumah Sakit. Asal kalian tahu, aku juga menyesal telah menjebak Abian. Aku kira dia pemilik perusahaan, ternyata tidak lebih dari lelaki kere yang tidak punya apa-apa." Ucap Alice.
"Baiklah, jangan pernah kembali padaku. Bahkan untuk sekedar mengambil baju."
Kemudian, Alvin menggenggam erat tangan tua Nyonya Rossa. Mereka berdua langsung pulang ke rumah Alvin.
Sesampainya di rumah kontrakan kecil itu, Alvin terduduk di lantai ruang tamu meninggalkan mamanya yang masih berdiri di luar pagar.
"Inikah hukuman untukku? Mengkhianati ikatan suci pernikahan. Mengabaikan seorang istri yang penurut dan baik hati."
Alvin menangis tergugu, pria tampan itu merasakan penyesalan yang begitu dalam. Harusnya dia bahagia bisa menikah dengan wanita yang dicintainya. Tapi apa yang didapatkan Alvin, hanya pengkhianatan di atas pengkhianatan.
"Alvin... Maafkan Mama." Ucap Nyonya Rossa ikut menangis bersama putranya.
"Sekarang aku tahu, kenapa papa tidak pernah merestuiku bersama Alice."
"Kamu belum terlambat Alvin, kejar mantan istrimu. Mama yakin dia masih sangat mencintaimu. Kalian bisa rujuk, dan seluruh kekayaan akan kembali seperti semula." Ucap Nyonya Rossa yang hanya memikirkan harta.
"Kembali pada Clara? Apa mama pikir aku masih punya muka berhadapan dengannya? Tidak, aku malu, lagi pula aku tidak mencintainya."
"Bodoh kamu, sudah seperti ini masih saja membicarakan cinta. Yang terpenting itu, Clara masih mencintaimu dan dia pasti akan melakukan segalanya untukmu. Dan kamu cukup jadi suami yang baik dan setia terhadapnya. Hidup itu butuh harta, bukan sekedar perasaan cinta."
"Tidak Ma, aku tidak mau. Biarlah aku hidup seperti ini."
"Terserah kalau begitu, Mama akan pulang dulu. Besok mama akan bicara pada Clara, jika kamu sudah bercerai dengan Alice. Mama akan minta dia untuk menerima kamu lagi." Ucap Nyonya Rossa.
Sedangkan Alvin hanya diam, meratapi kebodohan dalam hidupnya. Apakah sekarang dia harus menuruti permintaan Mamanya untuk kembali rujuk dengan Clara.
cara kotor belum tau dia ada backingan dari si kakek di jadikan peyetttt kalian
Untuk yang sudah mendukung, Author ucapkan ribuan terima kasih. Insya Alloh, jika 40 bab terbaik lolos lagi. Maka akan ada give away untuk pembaca terbaik 1, 2, dan 3.