Pelacur Cantik Di Tubuh Istri Sampah
"Euugghhh... Sshhh... Di mana aku ini, kenapa gelap sekali. Bukankah aku sudah mati karena didorong dari rooftop hotel bintang lima oleh Abian Stevanno si brengsek itu." Gumam Clara Alverina seorang pelacur yang memiliki paras cantik, rambut coklat bergelombang, berhidung mancung, bermata seperti kacang almond dan mempunyai body seindah gitar spanyol.
Brakkk
"Hah... Aku pikir kamu sudah mati Clara Evania cepat bangun dan kembali ke kamarmu. Hari ini kekasihku Alice Natalia akan datang untuk makan malam. Tugasmu adalah menyiapkan hidangan spesial untuk menyambutnya." Ucap Alvin Aditya.
Clara yang terbangun bukan Clara yang mati, sehingga butuh waktu untuk wanita itu mencerna situasi.
"Siapa pria tadi, dan siapa tadi nama kekasihnya? Kenapa mirip dengan nama mantan sahabatku yang menjadi pengkhianat itu." Ucap Clara.
"Alicia Latifa, aku tidak menyangka jika dirimu berani menikamku dari belakang. Padahal kamu bisa hidup mewah atas bantuanku. Meskipun aku seorang pelacur, tapi aku tidak ingin orang terdekatku ikut hancur."
"Tapi justru kamu menghancurkan hidupku, setelah puas menguasai harta kekayaanku yang aku dapatkan dari hasil jual diri. Kamu ambil juga pria yang ku cintai. Kalian berdua sungguh manusia berhati iblis."
Bruk
"Ah sial... Kenapa tubuhku lemas tidak bertenaga seperti ini. Seharusnya jika aku terjatuh dari ketinggian sudah pasti tubuhku hancur."
Clara yang masih belum paham berusaha untuk bangkit dan berjalan keluar gudang yang pengap. Sesampainya di luar sudah ada wanita setengah baya yang berkacak pinggang dengan wajah terlihat memendam amarah.
"Dasar menantu sampah tak berguna, sudah bagus putraku membukakan pintu gudang ini. Tapi justru kamu tidak kunjung keluar." Ucapnya lantang.
"Tutik ... Seret perempuan tidak berguna ini ke dapur dan suruh dia masak masakan yang lezat untuk calon menantuku yang baru." Ucap wanita bernama Rossa Kanaka.
Rossa Kanaka adalah mama kandung dari Alvin Aditya atau mertua dari Clara Evania. Seorang wanita sosialita yang sombong dan angkuh, serta alergi dengan manusia miskin.
Setelah Rossa pergi, Bik Tutik wanita paruh baya yang sudah mengabdi puluhan tahun di keluarga itu pun membantu Clara berdiri.
"Non Clara, tidak apa-apa? Sebaiknya nona makan dulu, sebentar ya bibi ambilkan. Nona duduklah dulu di bawah pohon mangga." Ucap Bik Tutik merasa prihatin.
Beberapa saat kemudian, Clara makan.
"Nona, maafkan bibi yang tidak berani menolong saat Anda dikurung. Bibi diancam oleh Nyonya Rossa." Ucap Bik Tutik merasa bersalah.
"Sebenarnya ada apa ini, aku tidak mengerti yang bibik ucapkan."
"Apakah Anda lupa nona, jika seminggu yang lalu Anda dikurung setelah sebelumnya Nyonya Rossa memukuli dengan rotan" Ucap Bik Tutik.
"Siapa Nyonya Rossa?" Bingung Clara.
"Astaga apa Nyonya juga memukul kepala Non Clara hingga amnesia?"
"Mungkin saja, karena kepalaku terasa sakit sekali. Bisa antar aku ke kamarku Bik." Pinta Clara.
"Baiklah, saya akan bantu Non Clara berjalan." Ucap Bik Tutik.
Dengan langkah berat karena tubuh Clara yang lemas tak bertenaga.
Begitu sampai di sebuah kamar, mata Clara terbelalak. Bagaimana tidak terkejut, yang disebut kamar tidak lebih dari kandang ayam. Kecil pengap tanpa kasur, hanya ada tikar lusuh dan baju yang ditumpuk di dalam sebuah kardus.
"Ini kamarku?" Tanya Clara pada bik Tutik, dan diangguki dengan pandangan mata sayu serta sedih.
"Mungkin Non Clara butuh istirahat sebentar, setelah agak siang akan bibik bangunkan karena Non harus masak sesuai permintaan tuan Alvin."
"Ya, aku butuh istirahat. Badanku sakit semua." Disingkapnya pakaiannya di depan bik Tutik, terlihat jelas banyak bekas luka di seluruh bagian betis kaki Clara. Bahkan ada yang terlihat masih baru.
"Saya ambilkan obat, tapi Non Clara jangan sampai ketahuan kalau sedang mengobati." Ucap Bik Tutik.
"Hmmm... Aku tunggu." Jawab Clara.
Selang beberapa menit, Bik Tutik membawa sebaskom air hangat dan handuk kecil, serta beberapa obat anti septik. Dengan sangat telaten wanita tua berwajah sendu itu membersihkan luka Clara kemudian mengobatinya.
Setelah dirasa selesai, Bik Tutik undur diri. Tinggallah Clara seorang diri di kamar sempit itu.
"Tidak ada cermin, bagaimana aku bisa melihat wajahku. Tapi, tubuh ini jelas bukan milikku. Kulit kusam dan dekil. Padahal aku baru saja perawatan di salon kemarin. Telapak tangan ini, astaga kasar sekali mirip seorang pembantu."
Karena tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya sendiri, dan karena merasa sangat lelah Clara pun tertidur di atas tikar yang lusuh.
Dalam tidurnya Clara bermimpi bertemu seorang wanita yang wajahnya mirip dengannya tapi versi berbeda. Wanita itu bertubuh kurus, tubuh sedikit pendek dengan wajah sendu penuh dengan air mata. Sangat menyedihkan.
"Kak Clara Alverina perkenalkan namaku Clara Evania, saat ini tubuh yang kakak pakai adalah milikku. Tapi aku sudah relakan untuk kakak pergunakan. Aku sudah menyerah untuk hidup kak, aku lebih bahagia tinggal di sini sekarang. Dan mungkin ini kesempatan yang diberikan Tuhan untuk kakak memulai hidup yang baru." Ucapnya tersenyum.
"Aku tahu, kakak menjalani hidup dengan cara yang salah. Menjual diri apa pun alasannya tidak dibenarkan, jadi mulai hari ini perbaiki semuanya. Satu lagi, meskipun aku sudah dinikahi selama 1 tahun, tapi aku masih perawan. Tolong jaga untukku, kelak berikan kesucian tubuhku ini pada suami yang mencintai kakak dengan tulus."
Setelah mengatakan hal itu, Clara si pemilik tubuh menghilang dengan cahaya putih yang menyertai kepergiannya. Meninggalkan Clara baru yang terpaku.
"Reinkarnasi atau transformasi? Jadi tubuhku memang sudah mati karena insiden di rooftop dan sekarang aku menggantikan tubuh orang lain yang menyerah untuk hidup. Sangat aneh, aku pikir hal itu mustahil."
"Tapi, ternyata aku mengalaminya sendiri. Jika memang ini takdir Tuhan yang ingin memberikan aku kesempatan kedua memperbaiki hidup. Maka aku terima dengan ihklas, terima kasih Clara. Dan berbahagialah di Surga. Aku akan membalaskan rasa sakit yang kamu rasakan selama ini. Dan tentu saja, aku akan mencari pembunuh raga milikku sendiri."
Brakkk...
Byuurrr...
"Heh dasar perempuan miskin rendahan, disuruh ke dapur malah enak-enakan tidur." Maki Nyonya Rossa setelah menyiram kepala Clara dengan segayung air dingin.
Clara terbangun dengan mata menyalang menatap sosok wanita dengan make up tebal dan pakaian glamornya.
"Cepat bangun, dan masak masakan yang enak untuk calon menantuku."
"Bukankah aku sudah menjadi menantumu NYONYA ROSSA." Ucap Clara menekan suaranya tapi tetap terlihat tenang.
"KURANG AJAR BERANI SEKALI KAMU MEMBANTAHKU...!" Pekik Nyonya Rossa dengan telapak tangan yang terayun hampir menampar wajah Clara, tapi secepat kilat Clara menepisnya bahkan kini tangan tua itu berbalik dicengkeram kuat oleh Clara hingga memerah.
"Lepaskan Clara, kamu menyakitiku." Ucap Nyonya Rossa lagi tapi dengan nada lebih pelan karena menahan rasa sakit di pergelangan tangannya.
"Sekali lagi, kamu berniat menampar wajahku. Maka detik itu juga aku akan mematahkannya." Ucap Clara.
"Kamu ingin aku masak untuk calon menantu yang mana lagi Ibu Mertua?" Ucap dingin Clara.
Sebelum terbangun, Clara pemilik tubuh sudah memberikan sebagian ingatan yang terjadi dalam hidup Clara Evania. Sangat memprihatinkan, bahkan lebih menyedihkan dibanding dirinya yang dijual oleh ayah tirinya sejak usia 15 tahun hingga menjadi seorang pelacur.
Usia Clara Alverina sekarang 25 tahun, artinya dia telah menjajakan tubuhnya selama 10 tahun lamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Sani Srimulyani
aku juga suka cerita tentang transformasi.
2025-06-09
0
partini
namanya hampir sama ma anaku di sini Alvin Aditya anaku Alvin Raditya awal yg menarik
2025-06-01
0
Erchapram
Hahaha kebetulan ya, Terima kasih sudah mampir lagi kak
2025-06-01
0