NovelToon NovelToon
JERAT SUTRA BERDURI

JERAT SUTRA BERDURI

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua / Mafia
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Arsila

Aruna yang sedang menikmati masa kuliahnya yang santai tiba-tiba dipaksa pulang ke rumah untuk sebuah "makan malam darurat". Ia mendapati keluarganya di ambang kehancuran finansial. Ayahnya terjerat hutang pada keluarga Gavriel, sebuah klan penguasa bisnis yang kejam. Aruna "dijual" sebagai jaminan dalam bentuk pernikahan politik dengan Damian Gavriel, pria dingin yang mempesona namun manipulatif

bagaimana cara aruna mengahadapi takdirnya?..... yuk, baca selengkapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Arsila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

Aruna menelan ludah. Keringat dingin mulai menetes. Namun, ia melihat sebuah kesempatan. Di belakang Marco, ada sebuah kaleng tiner terbuka yang diletakkan sembarangan. Dengan gerakan kaki yang mendadak lincah hasil dari bertahun-tahun main petak umpet Aruna menendang kaleng itu tepat ke arah kaki Marco.

​"Aduh! Sialan!" Marco terpeleset tiner yang licin. Senjatanya terlempar.

​"Nah, itu namanya hukum fisika, Mas! Gaya gesek nol sama dengan gaya jatuh yang memalukan!" teriak Aruna girang. Ia mulai menggoyangkan kursinya sekuat tenaga, berusaha mencapai pisau lipat yang tadi dijatuhkan anak buah Marco di dekat meja.

​Tepat saat Marco baru saja akan berdiri dengan kemarahan yang meluap-luap, pintu besi gudang hancur ditabrak oleh mobil Damian yang masuk tanpa permisi. Suara decitan ban yang memekakkan telinga memenuhi ruangan.

​Damian keluar dari mobil dengan ekspresi yang lebih menyeramkan daripada penculik manapun di dunia ini. Ia menatap Marco, lalu beralih ke Aruna yang masih terikat di kursi sambil tersenyum lebar.

​"Mas Damian! Telat tiga menit! Tapi mobilnya keren sekali pas nabrak pintu tadi!" seru Aruna tanpa rasa takut sedikit pun.

​Damian hanya bisa memijat pelipisnya sejenak sebelum mengeluarkan senjatanya.

"Aruna, bisakah kamu diam saja selama lima menit sementara aku membereskan sampah-sampah ini?"

​"Siap, Mas! Saya akan jadi patung yang paling cantik di gudang ini!"

Situasi di dalam gudang itu mendadak berubah menjadi panggung film aksi berbiaya tinggi. Damian bergerak dengan presisi yang mengerikan. Ia bukan sekadar pengusaha yang duduk di balik meja; setiap gerakannya efisien, dingin, dan mematikan. Anak buah Marco yang mencoba mendekat berakhir di lantai sebelum mereka sempat menarik pelatuk.

​"Jangan hanya diam! Tembak dia!" teriak Marco yang masih berusaha menyeimbangkan diri di atas lantai yang licin karena tiner.

​Dor! Dor!

​Suara tembakan menggema, memantul di dinding-dinding seng gudang. Aruna secara refleks menjatuhkan dirinya bersama kursi yang masih mengikat tubuhnya.

"Aduh! Mas Damian, hati-hati! Itu peluru beneran, bukan kembang api tahun baru!" teriaknya dari lantai dengan posisi yang sangat tidak elegan—menungging di samping tumpukan palet kayu.

​Damian berlindung di balik kap mobilnya, napasnya memburu. Matanya tertuju pada Aruna. Melihat gadis itu dalam bahaya membuat fokusnya yang biasanya sedingin es mulai retak oleh emosi yang ia sendiri tidak pahami. Saat Marco membidikkan senjatanya ke arah Aruna yang tak berdaya di lantai, Damian tidak berpikir dua kali. Ia keluar dari perlindungan dan melepaskan tembakan tepat sasaran, namun sebuah peluru dari anak buah Marco lainnya menyerempet bahu kiri Damian.

​"Mas Damian!" Aruna berteriak histeris saat melihat jas mahal Damian robek dan noda darah mulai merembes keluar.

​Damian mengabaikan rasa perih di bahunya. Ia maju seperti malaikat maut, melumpuhkan Marco dengan satu pukulan telak di rahang yang membuat pria itu pingsan seketika.

Suasana mendadak hening, hanya menyisakan suara mesin mobil yang masih menderu dan napas Damian yang tersengal.

​Damian menghampiri Aruna, berlutut, dan dengan tangan yang sedikit gemetar, ia memotong tali yang mengikat pergelangan tangan Aruna. Begitu bebas, bukannya lari atau berterima kasih, Aruna justru langsung memegang bahu Damian yang berdarah.

​"Mas... Mas berdarah. Banyak sekali! Mas pasti mati ya? Jangan mati dulu, Mas, saya belum minta maaf karena sudah mencoret lukisan dua ratus juta itu!" Aruna meracau dengan mata berkaca-kaca, mencoba menutupi luka Damian dengan sapu tangan kecilnya yang bergambar bunga-bunga.

​Damian menatap wajah Aruna yang belepotan debu dan air mata. Untuk pertama kalinya, ia tidak melihat Aruna sebagai "aset" atau "investasi". Ia menarik Aruna ke dalam pelukannya, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher gadis itu. "Diamlah, Aruna. Hanya untuk kali ini saja... biarkan aku tahu bahwa kamu selamat."

​Aruna tertegun. Detak jantung Damian yang keras terasa di dadanya. Jerat sutra itu kini tidak terasa menyesakkan, justru terasa seperti satu-satunya tempat paling aman di dunia yang penuh duri ini.

1
shabiru Al
aruna jeli juga yah...
shabiru Al
waduh,, bakalan jadi korban barunya aruna nih si raka
shabiru Al
ini gimana sih thor aruna bilangnya saya saya terus sementara damian bilangnya aku
shabiru Al
buset aruna masih sempet kepikiran mesen makanan onlen cod lagi 🤭
shabiru Al
tdkah aruna ingin belajar menjadi lebih cerdik,, tdk mungkin jika harus bergantung terus sama damian kan.. tak selamanya damian akan ada d sisi aruna
shabiru Al
sudah mulai falinginlop kah.... 🤭
shabiru Al
aruna yang out of the box😄
shabiru Al
nah kan bener damian mengerikan,, dia bisa merancang sekenario dengan sangat rapih
shabiru Al
kok damian sedikit mengerikan ya...
shabiru Al
aruna ya gokil abis,, berbanding terbalik dengan damian
shabiru Al
mampir ya thor....
Ayu Arsila: silahkannn🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!