NovelToon NovelToon
Permaisuri Tidak Ingin Mati

Permaisuri Tidak Ingin Mati

Status: tamat
Genre:Tamat / Isekai / Pengganti / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Transmigrasi
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Queen_OK

Dia memiliki hidup yang sempurna. Memiliki keluarga yang sangat menyayanginya dan menjadikannya sebagai mata hati mereka. Namun karena dia mengasihani tokoh dalam novel "Kisah Cinta Sang Pangeran" yang berakhir mengenaskan yang secara kebetulan memiliki nama yang sama dengannya. Dia bangun tidur di tempat yang tidak dia kenali.
Dan yang paling penting adalah dia berpindah menjadi tokoh itu. Yang berakhir dengan kematian yang mengenaskan.
Panik?
Tentu saja tidak. Dia adalah Lu Jing Yu. Memiliki segudang kemampuan dengan otak yang encer.
Nasib Tragis yang menanti? Takut apa?
Dia adalah Lu Jing Yu yang menggunakan tidak hanya otot untuk menyelamatkan hidupnya, tetapi dia juga menggunakan Akalnya untuk lepas darinya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen_OK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Raja Rui Merias Wajah Permaisurinya

Lomba pertama dimenangkan oleh Pei Zhang Xi dan Lu Jing Yu. Yang merupakan satu-satunya suami yang dapat mengenali istrinya. Untuk lomba kedua, suami harus merias wajah istrinya. Mendengar lomba yang kedua, wajah cantik Lu Jing Yu menjadi gelap. Apakah suaminya yang terbiasa memegang pedang bisa merias wajahnya?

"Hehehe. Jangan khawatir Yu'er. Meskipun Xi'er tidak pernah memegang alat make up, tapi dia memiliki tangan emas yang akan mampu melakukan apapun dengan baik. Kamu sudah membuktikan sendiri kan bagaimana dia mengenalmu hanya dari tanganmu." Selir Su mencoba menghibur Lu Jing Yu. Ia mengetahui kekhawatiran Lu Jing Yu. Ia juga akan merasakan hal yang sama jika ini terjadi.

Lu Jing Yu melirik Pei Zhang Xi yang berdiri diam tanpa ekspresi. Dia butuh dihibur. Tapi suaminya? Ah lupakan saja.

Host naik ke atas panggung setelah istirahat sepuluh menit untuk persiapan. Saat ini di atas panggung, sudah ada beberapa kursi dan seperangkat alat rias tanpa ada cermin di atas meja. Host memberitahu aturan umum dalam lomba kedua. Aturan lomba cukup sederhana. Suami hanya harus merias wajah istrinya. Dan sang istri boleh untuk memberi arahan pada suaminya tapi tidak boleh menyentumenyentuh alat make up sama sekali. Pemenangnya akan ditentukan dengan bagaimana tampilan istri setelah dirias.

Sebelumnya, ada lima belas pasangan yang ikut dalam lomba. Setelah tuan De pergi kini tinggal empat belas pasangan yang naik ke atas panggung. Para istri sudah duduk dan suami berdiri di depan mereka. Menatap bingung berbagai alat make up yang ditata di atas meja.

Setelah semua pasangan naik ke atas panggung, host tidak membuang waktu lama dan memulai lomba. Para suami mulai mengambil alat ruas di atas meja. Mereka biasanya hanya melihat istri mereka yang cantik tanpa tahu apa yang digunakan dan bagaimana cara melakukannya. Jadi melihat banyaknya alat rias di atas meja membuat mereka bingung.

Melihat suami mereka yang bingung, para istri segeramerindukan arahan. Mereka bahkan memberi arahan dengan detail mengenai alat mana yang harus mereka gunakan dan cara yang harus dilakukan.

"Huk. Silahkan rias sesuka Yang Mulia saja." Lu Jing Yu berkata dengan lesu. Seperti ia baru saja menyerahkan dirinya. Pei Zhang Xi mengangkat alisnya saat melihat wajah Lu Jing Yu yang seperti sedang tertindas. Bibir Pei Zhang Xi tanpa sadar tertarik.

Ia mulai mengambil bedak. Menaburkannya di atas wajah Lu Jing Yu dan meratakannya dengan hati-hati. Lalu ia mengambil pemerah pipi. Memilih warna yang kalem yang biasanya dipakai Lu Jing Yu. Selama periode itu, Lu Jing Yu menutup matanya. Dia takut jika ia membuka mata, ia melihat Pei Zhang Xi mengambil alat yang salah dan membuat wajahnya seperti badut.

Pada saat ini, Lu Jing Yu hanya merasa sapuan di wajahnya. Dan bau harum dari neraka tabur dan lembah pipi yang dengan lembut masuk ke dalam hidungnya. Lu Jing Yu memiliki perasaan yang lebih baik saat mencium aroma itu yang sepertinya tidak ada yang salah. Tapi saat ia memikirkan bahwa mungkin saja Pei Zhang Xi menggunakan pemerah pipi pada wajahnya dan bedak untuk menghias kelopak matanya, ia kembali merasa tidak berdaya.

Para istri membelakangi penonton. Jadi tidak ada yang tahu bagaimana wajah para wanita yang dirasakan oleh suami mereka. Mereka hanya melihat para suami yang sibuk dengan berbagai perlengkapan dan suara istri yang terus bersahutan memberi arahan pada suami mereka.

"Haiya bagaimana cara menggambar alis ini?" Seorang laki-laki memegang pensil alis di tangannya. Ia sudah beberapa kali mencoba menggambar alis istrinya. Tapi semua hasilnya tidak bagus. Kanan dan kirinya tidak sama. Semakin dia mencoba memperbaiki justru terlihat semakin jelek. Saat ini alis istrinya terlihat suatu kali lebih lebar. Ia frustasi. Kalau dia tidak bisa memperbaikinya, istrinya pasti akan marah padanya.

Pria itu bukan satu-satunya yang bingung. Banyak peserta lain yang juga mengalami hal yang sama saat mereka menggambar alis. Atau memberi pemerah bibir. Pemerah pipi. Bahkan beberapa dari mereka membuat waah istri mereka mirip seperti badut dengan banyaknya bedak yang mereka tabur.

Mendengar keluhan para suami di sekitarnya, Lu Jing Yu semakin sakit kepala. Ia sudah pasrah bagaimanapun wajahnya nanti jadinya.

Lu Jing Yu tersentak saat merasakan kelopak matanya yang disapu dengan lembut. Kanan dan kiri bergantian. Namun gerakannya sangat konsisten. Ia ingin mengingatkan Pei Zhang Xi untuk memilih warna kalem dan tidak menaburkan terlalu banyak. Tapi setelah dipikir lagi, ia kembali membungkam mulutnya.

Pei Zhang Xi mundur dan melihat alis Lu Jing Yu yang melengkung dengan indah. Ia tanpa sadar menyentuh ujung alis itu. Lu Jing Yu yang merasakan sentuhan lembut di ujung alisnya mengernyit karena terkejut.

"Aku akan menggambar alis. Jangan bergerak." Suara rendah Pei Zhang Xi terdengar begitu dekat dengan wajahnya. Membuat Lu Jing Yu tanpa sadar memerah. Membayangkan betapa merahnya pipinya, Lu Jing Yu ingin segera kabur. Tetapi dia tidak bisa melakukannya dan hanya bisa diam tanpa bergerak. Yang semakin membuat jantungnya berdegub kencang.

"Buka matamu. Aku akan menggambar di bawah matamu."

"Ah." Lu Jing Yu terkejut. Di zaman itu, tidak ada orang yang akan menggambar bulu mata yang bawah. Tapi saat di dunia asalnya Lu Jing Yu selalu merasa ***** jika dia tidak menggambar di sana, ia juga menggambar bawah mata saat dia sampai di sini. Dia tidak menyangka jika Pei Zhang Xi tahu hal itu.

Lu Jing Yu membuka matanya dengan ragu. Dan saat ia membuka mata, wajah tampan Pei Zhang Xi terlihat jelas di depannya. Wajah tampan itu hanya lima senti dari wajahnya. Tangan kiri Pei Zhang Xi memegang dagunya dan sedikit mengangkatnya ke atas. Sedangkan tangan kanannya bergerak dengan hati-hati di salah satu bagian bawah matanya. Mata tajam Pei Zhang Xi saat ini terlihat fokus pada alis yang sedang dia gambar.

Jakun Pei Zhang Xi naik turun dengan lucu. Lu Jing Yu fokus melihatnya dan sedikit menundukkan matanya membuat Pei Zhang Xi kesulitan.

"Apa yang kamu lakukan? Buka matamu lebar-lebar atau aku tidak sengaja akan mencolek matamu nanti." Pei Zhang Xi masih belum sadar apa yang diperhatikan Lu Jing Yu dan mengomel padanya.

"I..iya. maaf." Lu Jing Yu mengangkat matanya. Akhirnya, matanya yang pemalu bertemu dengan mata fokus Pei Zhang Xi. Yang terlihat mempesona. Kedua mata itu bertemu selama beberapa detik sebelum Lu Jing Yu sadar dan memalingkan wajahnya.

"Ehem. Tunggu sebentar. Aku tinggal memberi satu lagi garis." Pei Zhang Xi berdehem sebelum menarik kembali dagu Lu Jing Yu untuk memudahkannya membuat garis di bawah mata. Kali ini baik Lu Jing Yu maupun Pei Zhang Xi tidak berani memandang mata satu sama lainnya.

"Sudah selesai. Aku akan menutup wajahmu sekarang." Peri Zhang Xi mengambil kain tipis yang digunakan untuk menutup kepala dan wajah Lu Jing Yu. Semua peserta yang selesai meriah istrinya juga harus menutup wajah istri mereka. Penutup wajah itu akan dibuka bersama-sama saat menghadapi penonton.

Saat ini sudah ada beberapa pasangan yang sudah selesai, sang istri duduk di kursi. Menutup wajah mereka dengan kain. Suami mereka berdiri di belakang mereka.

Para penonton di bawah panggung sudah tidak sabar. Mereka berkali-kali berteriak agar para peserta di atas panggung mendapatkan semangatnya kembali.  

Namun bukan hanya para penonton, Lu Jing Yu juga merasakan hal yang sama.

~○○○~

♡Permaisuri Tidak Ingin Mati_28♡

*

*

*

Jangan lupa like, komentar, Vote, favorit dan share ya reader. .

1
Amora
bagus - bagus ☝️👍😅🤣🤣 suami idaman 😘🥰
Iin Herawati
Luar biasa
nurul latifahhh
hadeh masa keras kepala ga mau di temeni , padahal istana kan banyak bahaya , hadeh lu jing yu ini
Rahma Lubis
Luar biasa
Frianty Frianty
cukup cantik
Frianty Frianty
semoga cerita nya tidak membosankan seperti cerita yg lainya..
Asiana Tyas
Lumayan
momi
Luar biasa
momi
si mo ting ngabodor🤣🤣🤣🤣
momi
kalian berdualah yg benar benar BODOH
Febriani Nazularahmatika
ceritanya bagus hanya ada part yg belum selesai, seperti penasaran ttg toko burger n pembalasan kepada selir ke
sakura
....
Dewi Ansyari
Motin kenapa otakmu lambat loding jadi kena deh kamu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Febriani Nazularahmatika
bikin penasaran
Dewi Ansyari
Wah cantik banget
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
ada perkataan di karangan ini harus di perbutul Thor..
RuRa 🌺..
Mimpi boleh tinggi tapi Jangan kebanyakan ngehalu
Faridah
keren
Faridah
banyak yang di ulang2 per bab nya😁
Santy Susanti
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!