NovelToon NovelToon
HUTAN LARANGAN

HUTAN LARANGAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Dunia Lain
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: elaacy

Galuh yang difitnah oleh penduduk kampung dan dibuang dihutan larangan, hutan yang menyimpang segudang misteri.
Dapatkah galuh membalaskan dendam dan menemukan dalang dari orang yang menghasut penduduk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaacy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Pertumpahan darah

Perkelahian tak dapat ter elakan, galuh melawan 5 orang pria bertopeng tersebut.

Mereka menyerang galuh dari arah yang berbeda-beda, membuat galuh sedikit kewalahan.

Bughh. Satu tendangan mengenai pria yang ada disebelah kiri galuh.

"Brengsek, mati kau." Teriak pria bertopeng yang ternyata sudah ada dibelakang galuh seraya mengangkat pedangnya untuk memenggal galuh. Galuh berhasil menghindar, alhasil pedang itu mengenai salah satu di antara mereka. Darah mengucur deras, seketika membuat pria yang terkena pedang itu meregang nyawa.

Saat mereka lengah, galuh diam-diam mengambil tombak yang menancap di tubuh pria yang terkena tombak tadi.

Arghhhh. Teriak pria itu saat galuh mencabut tombak itu dengan kasar. Sontak membuat ketiga pria bertopeng itu menoleh ke arah galuh dan melakukann penyerangan beruntun. Pukulan demi pukulan yang mereka layangkan kepada galuh yang hanya bisa menghindar.

Bughhh. Satu pukulan berhasil mengenai galuh, membuat pria itu mundur berapa langkah seraya memegangi perutnya.

Galuh segera berdiri tegak dan mulai menyerang mereka secara membabi buta, salah satu diantara mereka terkena tombak dibagian perut, galuh menariknya dengan kasar membuat darah menyembur keluar.

Tombak itu berputar di udara, pria bertopeng itu sontak terpaku, mereka tak menyadari jika galuh sudah berada dihadapan mereka sembari mengangkat pedang yang diambilnya dari pria yang sudah mati.

Slasshhh. Darah mengucur, membasahi baju galuh dan tubuhnya. 2 kepala menggelinding ke tanah, galuh berhasil membunuh 5 orang tersebut.

"Huftt, akhirnya selesai juga." Ucap galuh yang merasa tenaganya terkuras habis.

Galuh memandangi ke 5 mayat itu, ia tak mungkin meninggalkannya begitu saja di hutan ini.

"Sebaiknya aku buang saja ke jurang." Gumam galuh yang memandangi sekeliling, rembulan bersinar terang, memudahkan galuh melihat' sekeliling. Ia meninggalkan 5 mayat tersebut untuk mencari keberadaan jurang, tak jauh dari dia berdiri akhirnya galuh menemukan jurang yang dalam. Ia segera kembali dan menyeret mereka satu persatu. Hampir satu jam, akhirnya galuh sudah selesai.

"Huek, amis sekali, sebaiknya aku buang saja baju ini di jurang tadi." Gerutunya, ia tak tahan dengan bau amis tersebut.

"Sebaiknya aku pergi dari sini dan mencari sungai." Gumam galuh yang segera meninggalkan tempat kejadian tadi.

15 menit berjalan, akhirnya galuh menemukan sungai, ia segera membersihkan diri dan mencuci baju yang penuh darah tersebut, setelah selesai, galuh segera membuang baju yang sudah dicuci.

Ia segera melanjutkan perjalanan dari jauh galuh melihat sebuah goa, ia berencana akan ber istirahat disana sembari menunggu pagi tiba. Galuh sudah sampai digoa tersebut dan segera masuk kedalamnya, ternyata di dalam cukup luas dan ada sebuah batu yang menyerupai dipan. Galuh segera duduk disana dan berbaring menggunakan alas daun pisang yang sempat ia ambil di sungai tadi.

"Bertahanlah saras, sampai aku kembali." Gumam galuh yang memikirkan nasib saras, tak lama galuh segera memejamkan mata dan akhirnya ia pun tertidur.

Sementara itu digubuk saras, saat ini nek sumi dan putih sedang membuat obat herbal untuk luka saras yang muncul tiba-tiba.

"Putih, tolong ambilkan air yang ada didalam kendi." Ucap nek sumi, putih segera melayang dan mengambil air itu dan ia segera memberikannya kepada nek sumi.

"Ini nek." Ucap putih. Nek sumi segera mengambil air ditangan putih dan menuangkannya kedalam sebuah wadah yang udah ada obat herbal.

Nek sumi segera mengobati luka saras, ia berharab dengan obat herbal ini luka itu akan segera kering.

"Cepatlah kembali galuh." Ucap nek sumi di dalam hati, ia sangat berharab galuh cepat kembali.

Semalaman nek sumi dan putih menjaga saras dari serangan santet yang sering datang tiba-tiba. Mereka berusaha menghalau santet tersebut agar tak membuat saras semakin tersiksa.

*****

Pagi harinya....

Galuh sudah bangun, ia segera keluar setelah memakan pisang yang diambilnya disungai kemarin.

"Terik sekali mataharinya padahal masih pagi. Bismillah, semoga gak ada hambatan." Ucap galuh sembari berdoa.

Galuh segera keluar dari goa tersebut dan melanjutkan perjalannya, tak jauh dari goa tersebut ternyata ada aliran sungai kecil, galuh segera menuju ke sungai tersebut untuk mencuci muka. Setelah selesai mencuci muka, ia segera melanjutkan perjalananya lagi.

Tiba-tiba dari kejauhan ia melihat seperti kayu yang menghadang. Galuh tak ambil pusing ia segera berjalan kearah kayu tersebut. Saat sudah dekat, galuh sontak saja terkejut, yang ia kira kayu ternyata adalah ular yang sangat besar yang dilihatnya dipohon kemarin.

"Permisi, aku hanya ingin numpang lewat saja." Ucap galuh dengan hati-hati. Ular itu hanya menatap tajam, galuh merasa ular tersebut bukan ular sembarangan.

Sssttt ssssttt. Lidah yang menjulur panjang dan mengeluarkan taring seperti ingin mematuk.

Galuh segera melangkahkan kakinya pelan-pelan. Saat sudah melewati ular tersebut, tiba-tiba sebuah suara mengejutkan galuh.

"Mau kemana kau, anak muda." Suara berat yang berasal dari belakangnya, mengagetkan galuh.

Galuh segera membalikan badannya, tetapi tidak ada orang sama sekali, ia mengedarkan pandangan untuk mencari sumber suara tersebut, disana hanya ada ia dan ular," tak mungkin ular itu yang berbicara." pikir galuh.

"Siapa disana." Teriak galuh yang memenuhi penjuru hutan.

"Bodoh, kau ngapaij teriak." Ucap ular tersebut yang membuat galuh terperanjat kaget.

"Ka-kamu bisa ngomong, ular?." Tanya galuh yang masih kaget.

"Ya." Jawab ular itu dengan singkat, tak lama ia segera merubah dirinya menjadi seorang lelaki tua, yang ternyata adalah kakek darmo.

"Kakek darmo!!." Ucap galuh kaget, ia tak menyangka ternyata ular tersebut adalah jelmaan dari kakek darmo.

"Huh, sudah ku bilang jangan menoleh kebelakang tapi tetap saja kau ini menoleh, dasar kepo." Dengus kakek darmo, galuh hanya nyengir sembari menggaruk tengkuknya yang nggak gatal.

"Hehehe, aku penasaran kek." Ucap galuh dengan polos.

"Hemm, aku tadi malam melihatmu membunuh 5 orang pria bertopeng." Ucapan tiba-tiba dari kakek darmo, mengagetkan galuh.

"Kakek melihatnya?." Tanya galuh, ia tak menyangka saat membunuh 5 orang itu, ternyata dilihat oleh kakek darmo.

"Aku melihat, semuanya." Jawab kakek darmo yang mengangguk.

"Oh ya, kakek kenapa mengikuti ku?." Tanya galuh, pria itu penasaran.

"Perintah dari seseorang." Jawab kakek darmo, yang mendahuli galuh.

"Ayo, katanya mau ke timur." Lanjut kakek darmo, galuh lantas mengikut pria tua itu yang sudah berjalan didepannya.

"Kek, kakek apa rumah orang itu masih jauh lagi?." Tanya galuh, ia merasa sudah sangat jauh berjalan, tetapi tak menemui satupun rumah setelah desa kembangan.

"1 Hari lagi." Jawaban singkat dari kakek darmo.

Galuh hanya diam dan segera mengikuti langkah pria tua tersebut, matahari sudah berada diatas kepala galuh, ia sama sekali belum ada makan setelah makan pisang pagi tadi.

"Kau kenapa?." Tanya kakek darmo yang melihat galuh sudah pucat.

"Lapar kek." Jawab galuh dengan lemah.

"Masih kuat berjalankan? Kita cari pohon rindang untuk berteduh." Ucap kakek darmo.

"Iya kek." Jawab galuh, tak lama mereka berjalan akhirnya menemukan pohon yang dimaksud, dan segera duduk disana.

"Tunggulah disini, aku akan mencari buah-buahan." Tanpa menunggu jawaban dari galuh, pria tua tersebut segera meleset masuk kedalam rerimbunan pohon. Ia tahu jika tenaga galuh belum pulih sepenuhnya.

Galuh hanya mampu menganggukan kepala dengan mata terpejam, tak lama kakek darmo muncul dari balik semak-semak dengan membawa begitu banyak buah-buahan hutan.

"Galuh, makan dulu." Ucap kakek darmo yang menggoyangkan badan galuh, tak lama proa itu sudah terbangun, ia terkejut begitu banyak buah-buahan hutan.

"Makanlah." Ucap kakek darmo. Galuh hanya mengangguk dan segera makan buah-buahan itu.

"Kakek gak makan.?" Tanya galuh disela-sela makannya.

"Aku sudah makan, kau makanlah yang banyak agar tenagamu cepat pulih." Jawab kakek galuh dengan tenang.

Galuh hanya menangguk dan segera memakam buah, setelah dirasa kenyang ia menyimpan buah-buahan yang masih tersisa untuk dimakan jika ia lapar.

"Kenapa gak di habiskan." Ucap kakek darmo.

"Buat nanti lagi kek, kalo laper kan gak perlu cari buah lagi." Sahut galuh tersenyum kepada kakek darmo.

Kakek darmo hanya menangguk dan segera melanjutkan perjalanan setelah memastikan jika galuh sudah kembali pulih.

"Kenapa melamun?." Pertanyaan kakek darmo membuyarkan lamunan galuh.

Galuh hanya menggelengkan kepalanya. "Gapapa, kek."

"Kau tenang saja, perempuan itu pasti akan selamat." Suara kakek darmo membuat galuh menengok kearah nya.

"Kakek serius?." Tanyanya dengan ragu.

"Ya, galuh." Mereka hanya terdiam dan tak melanjutkan obrolan. Galuh melihat jika langit sudah berubah warna, artinya sebentar lagi akan malam.

"Kek." Ucap galuh yang membuat kakek darmo menghentikan langkahnya.

"Ada apa galuh?." Tanya kakek darmo

"Apa kita akan melanjutkan perjalanan? Walaupun hari sudah gelap." Jawab galuh.

"Ya, supaya kita besok pagi sudah sampai dirumah orang yang kamu cari itu." Sahut kakek darmo. Galuh hanya diam, ia pun sebenarnya ingin cepat-cepat sampai dan secepatnya membuat saras sembuh.

1
Das ril
lanjut thor
elaacy: Okeiii
total 1 replies
Rizitos Bonitos
Bikin klepek-klepek!
Edana
Aku suka banget sama twist yang ada di cerita, semoga semakin menarik aja nanti!
elaacy: terimakasi ka, ini cerita pertama saya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!