menceritakan tentang gadis desa yang hidup bersama keluarga nya dalam kemiskinan dan sering di jadikan alat cemoohan dan hinaan seolah kemiskinan mereka tak layak mendapat penghormatan.
mau tau bangai mana kisah nya, yuk ikuti cerita nya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jumaidi Maidi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. episode 29.
di rumah, Katrina Zain, kini Fathan, sedang duduk di ruang tamu, dengan perasaan dah Dig dug, yang tak pernah dia rasakan sebelum nya, walau pun ini bukan hal pertama untuk nya mengenal wanita, tapi entah mengapa perasaan takut tapi penuh harap kali ini menghampiri nya.
". nak, Fathan, tumben pagi sekali nak, Fathan mampir kerumah, apa ada sesuatu nya". ucap pak Budi merasa heran, pasal nya Fathan jika ke rumah nya pasti malam, selepas magrib, karena emang kelurga berkumpul selepas magrib.
". eh , iya pak, eum...... begi ni pak, eum..". ucap Fathan yang gugup.
". ada apa nak, Fathan kenapa gugup begitu, apa hal yang ingin di sampaikan, katakan saja". ucap pak Budi tersenyum, walau hati nya pak Budi juga merasa penasaran.
". begini pak, eum, besok saya harus kembali, pulang, karena orang tua saya sudah mengabari saya, tapi, sebelum itu, saya berniat ingin melamar kembali putri bapak, karena saya mencintai nya, bukan karena hal lain". ucap Fathan berusaha tenang.
". oh, begitu". ucap pak Budi tersenyum.
". jika itu tujuan nak Fathan, saya sebangai ayah, sangat terkesan dengan niat baik nak, Fathan, tapi apa pantas kelurga saya bersanding dengan Nak Fathan yang memiliki kekuasaan, sedangkan keluarga saya hanya butuh tani biasa". ucap pak Budi Redah diri.
". saya, mencintai, putri bapak, buka karena harta, tapi karena rasa, seperti yang putri bapak pernah katakan, cinta tak akan pernah bisa di beli dengan kekuasaan, tapi cinta hanya perlu di beri perasaan dan kasih sayang, tulus dan suci, dengan ikatan Tampa paksaan". ucap Fathan tulus.
". masyaallah, kalau begitu, saya serahkan perasaan nak Fathan pada putri saya, jika diri nya menerima, makan saya ayah nya pun akan menerima". ucap pak Budi bijak.
". Zain, kemari nak, ayo duduk di sini, nak Fathan akan menyampaikan maksud tujuan dang menemui kita". ucap pak Budi tersenyum lembut pada putri nya yang sejak tadi ada di dapur sambil mengintip.
Zain pun datang, dengan perasaan, gugup di hati nya, entah kenapa dia pun tak tahu.
". ayo, nak Fathan, utarakan niat mu tadi, ke pada putri sulung saya". ucap, pak Budi tersenyum lembut.
". Zain, setelah cukup lama, aku mengenal mu, saat ini aku baru tau dan mengerti arti cinta, jika dulu aku melamar mu dengan paksaan, namun kali ini, aku melamar mu dengan cinta tulus ku". ucap Fathan menatap lembut Zain yang hanya menunduk malu.
". Katrina Zain, maukah kamu menikah dengan ku, dan hidup menua dengan ku, insyaallah Allah, aku akan selalu mencintai dan menemani mu hingga nafas terakhir ku, percaya lah padaku Katrina Zain, aku mencintaimu Lilah karena Allah". ucap Fathan tulus dengan tatapan lembut dan tangan yang bergetar meletakan kotak cincin di hadapan sang pujaan hati.
deg.
deg
deg.
sarang Zain berdesir, hati nya bedetak tak karuan, perasaan bahagia dan hangat, menyelimuti diri nya, hingga wajah nya memerah karena malu dan terharu, dan dengan tangan bergetar juga dia berlahan mengambil cincin permata mata putih yang indah di hadapan nya, dan dengan tangan itu dia memasang nya di cari manis nya, tanda dia setuju, sontak hal itu membuat Fathan terharu hingga mata nya memerah sambil mengucap kan hamdalah.
" Alhamdulillah". ucap Fathan dan pak Budi bersamaan.
". kalau gitu, bapak, dan ibu merestui kalian". ucap pak Budi lembut sambil memeluk Fathan haru.
". tapi boleh lah, aku meminta satu hal dari mu". ucap Zain memecah ke haruan.
". apa itu sayang". ucap Fathan leflex, sontak kalimat itu membuat, Zain tertunduk malu, sedangkan pak Budi dan Bu sari tersenyum lembut.
". aku terima lamaran mu, tapi izin kan aku, mewujudkan cita-cita kecil ku yang saat ini masih aku kerjakan, aku hanya ingin membuktikan, jika gadis miskin seperti ku layak menjadi pemenang". ucap Zain yang membuat Fathan terkejud.
". apa gak sebaik nya setelah kita menikah saja, kamu bisa meneruskan apa mimpi mu". ucap Fathan berusaha menolak.
". jika sudah menikah, akan berbeda makna nya, orang akan berfikir jika usaha ku berhasil karena bantuan mu, secara diri mu memiliki segala nya, dan hal itu tidak akan membuat ku mampu mewujud kan cita-cita ku yang berarti.
haahhh, dengan helaan nafas berat, Fathan terpaksa menerima keputusan kekasih nya.
". baik lah, tapi hanya setahun, jika dalam waktu itu kau belum mampu mewujudkan mimpi mu, kita akan tetap menikah, tidak baik menunda hal yang baik sayang". ucap Fathat lembut, yang membuat Zain tersipu malu.
". iya saya janji, insyaallah". ucap Zain menyetujui nya.
". ya sudah, aku akan segera melamar mu secara resmi, tapi setelah aku meminta restu orang tua ku, jika pun orang tua ku tak setuju, aku tetap menikahi mu". ucap Fathan tegas.
". aku berharap, orang tua mu menerima ku, karena bagi ku, kita menikah bukan hanya untuk kita bersatu, tapi untuk dua keluarga bersatu". ucap Zain keberatan.
". jika, orang tua mu tak setuju, aku minta maaf, aku tak ngin menjadi jalan mu menuju neraka karena menjadi anak durhaka, karena menentang ke dua orang tua mu, karena kau adalah putra mereka yang mana kau tetap menjadi putra mereka seumur masa". ucap Zain lagi, yang membuat darah Fathan berdesir merinding karena ucapan bijak sang kekasih.
". baiklah, jika itu mau mu sayang, aku akan meminta restu orang tua ku". ucap Fathan tersenyum bahangia.
setelah berbincang, mereka pun membubar diri.
". kalau begitu Fathan, pamit ya, nanti sore kita jalan, karena besok saya akan kembali, saya minta izin membawa putri bapak jalan nati sore, insyaallah sebelum jam 10 saya akan mengantar Zain kembali ucap Fathat yang mengajak diner sang kekasih.
". iya, saya izinkan, tolong jaga putri saya, jangan di apa-apain ya ". ucap pak Budi tersenyum menggoda.
". bapak". ucap Zain kesal dan malu.
". ah, gitu aja malu, lagian mana mungkin juga nak Fathan berani, bisa, masa depan nya gak seterang matahari hahahah". ucap pak Budi yang kembali mengoda putri nya.
". bapaaaaak, apaan sih, mau tau". ucap Zain yang mengerucut bibir nya kesal.
". hahaha ya sudah, bapak bisa saja, ya sudah saya pamit ya pak, buk". ucap Fathan pamit, lalu mencium kedua tangan orang tua kekasih nya.
Fathan pun berlalu, meninggal kan kediaman keluarga pak Budi.
". aduh, bahangia nya ibuk, bentar lagi kita ngunduh mantu, malah tampan lagi, anak emang emang hebat". akhir nya, sang Singga betina berhasil di tahlukan pangeran tampan hahaha. ucap Bu sari menggoda putri nya yang sejak tadi tak lepas menatap kepergian Fathan.
".bapak sama emak apaan sih, bikin malu Zain aja, ucap Zain tersenyum tersipu malu.
tapi jangan lupa updatenya ditunggu ya 🙏🙏