Kisah perjalanan pernikahan Kaluna dan Nathan yang harus kandas karena sebuah kesalahpahaman yang di sebabkan oleh adik Nathan yang tidak menyukai Kaluna menjadi bagian keluarga mereka.
Tiga tahun kemudian saat Kaluna mendapat pekerjaan saat itu ia harus berurusan kembali dengan keluarga mantan suaminya.
Bagaimana lanjutan kisah Kaluna dan Nathan apakah mereka akan rujuk kembali ataukah mereka menemukan tambatan hati yang lain. Jangan lupa ikuti kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itz_zara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sembilan Belas
Sore hari Nathan masuk ke dalam rumahnya, saat mulai berjalan ke ruang tengah Nathan dapat mendengar suara yang ramai disana. Perlahan ia mendekati suara tersebut, ternyata disana terdapat ibu dan juga adiknya beserta kedua anak kembarnya yang sedang bermain dengan Athan.
"Lho mah kapan ke sini?" Tanya Nathan tiba-tiba mengagetkan semua orang yang ada disana.
Mama Saras dan juga Alea menoleh kaget pada Nathan yang sudah berada di dekat mereka.
"Lho kapan kamu dateng?" Tanya mama Saras pada Nathan.
"Aku baru saja tiba," jawab Nathan dengan senyum sambil berjalan menuju sang mama untuk mencium pipinya dan memeluknya.
Ia kemudian memandang ke arah Athan yang sedang bermain dengan anak-anak kembar adiknya.
"Athan, kamu sedang bermain dengan adik-adikmu, ya?" kata Nathan dengan nada yang hangat.
Athan memandang ke arah Nathan dan tersenyum.
"Iya, Papa," jawab Athan dengan suara yang ceria.
Mama Saras dan Alea masih terlihat sedikit kaget dengan kehadiran Nathan, tetapi mereka berdua kemudian tersenyum dan menyapa Nathan.
"Kalian ngapain ke sini?" Tanya Nathan memandang mama dan adiknya secara bergantian.
"Emang mama gak boleh ke sini," kata mama Saras dengan nada yang jengkel.
"Ya bukan gak boleh, tapi kan bisa ngabarin Nathan dulu," kata Nathan.
"Ngapain mama harus ngabarin dulu, mama kan ke sini mau lihat cucu mamah," kata mama Saras.
"Terus kamu kenapa juga ke sini?" Tanya Nathan pada Alea.
"Ya aku mau main lha bang, dirumah sendirian sama anak, lagi pula suami aku juga udah ngijinin," kata Alea menjawab.
Nathan tersenyum dan mengangguk, "Oh, ya baiklah. Jadi kamu ingin menghabiskan waktu bersama anak-anak dan Athan, ya?" Alea mengangguk.
"Iya, bang. Aku ingin mereka bermain bersama dan aku juga bisa menghabiskan waktu bersama mama dan kamu."
"Iya, Nathan. Kami hanya ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Kata mama Saras menambahkan.
"Baiklah, aku senang kamu semua bisa berkumpul di sini. Aku akan pergi ke kamar untuk mengganti pakaian, nanti aku bergabung dengan kalian lagi."
"Iya, nanti juga mama ada yang mau dibicarakan sama kamu bang," kata mama Saras.
"Ada apa?" Tanya Nathan.
"Nanti saja, sekarang kamu bersihkan diri dulu," kata mama Saras.
"Oke,"
Mama Saras dan Alea mengangguk dan tersenyum, sementara anak-anak kembarnya terus bermain dengan Athan. Nathan berjalan ke arah kamar, merasa bahagia karena keluarganya bisa berkumpul dan menghabiskan waktu bersama.
Nathan memasuki kamarnya dan menutup pintu di belakangnya. Ia merasa sedikit penasaran tentang apa yang ingin dibicarakan oleh mama Saras, tetapi ia tidak ingin memikirkannya terlalu banyak sekarang. Ia ingin menikmati waktu bersama keluarganya dan tidak ingin ada hal yang mengganggu suasana. Nathan mengganti pakaian dan membersihkan diri, kemudian ia kembali ke ruang tengah untuk bergabung dengan keluarganya.
Saat Nathan kembali ke ruang tengah, ia melihat keluarganya sedang bermain dan tertawa bersama. Anak-anak kembarnya Alea sedang bermain dengan Athan, sementara mama Saras dan Alea sedang menonton mereka dengan senyum. Nathan merasa bahagia melihat keluarganya bersatu dan bahagia. Ia duduk di sebelah mama Saras dan memeluknya.
"Aku senang deh semua bisa berkumpul di sini," kata Nathan dengan nada yang hangat.
Mama Saras tersenyum dan membalas pelukan Nathan.
"Mama juga senang, bang. Sekarang, mama ingin berbicara dengan kamu tentang sesuatu," kata mama Saras dengan nada yang serius.
Nathan melepaskan pelukannya dan memandang mama Saras dengan penasaran.
"Apa itu, mah?" tanya Nathan dengan nada yang ingin tahu.
Mama Saras mengambil napas dalam-dalam.
"Mama ingin berbicara tentang Kaluna."
Nathan mengangguk dan menunggu mama Saras melanjutkan.
"Apa tentang Kaluna, Mah?" tanya Nathan lagi dengan nada yang penasaran.
Mama Saras memandang Nathan dengan ekspresi yang serius.
"Mama tidak suka dengan cara Kaluna yang terlalu dekat dengan Athan," kata mama Saras dengan nada yang tegas.
"Memangnya kenapa mah, lagi pula Athan kan juga anaknya, kita gak perlu khawatir Kaluna gak akan bilang sama Athan kalau di ibu kandungnya," kata Nathan menjawab dengan tegas.
"Tapi kan bang, dia itu wanita gak tau diri," Alea menimpali Nathan.
"Jaga bicaramu Alea," tunjuk Nathan dengan keras.
"Bang, kamu gak perlu bentak adik kamu demi wanita gak tau diri itu," ucap mama membela Alea.
"Tapi Alea udah gak sopan mah," ucap Nathan.
"Alea hanya ingin melindungi kamu dan Athan, Nathan," kata mama Saras dengan nada yang tegas.
"Tapi cara Alea bicara tidak sopan, Mah. Aku tidak suka jika ada orang yang berbicara tidak sopan tentang orang lain," kata Nathan dengan nada yang tegas.
Alea memandang Nathan dengan ekspresi yang sedikit kesal karena Nathan membela Kaluna.
"Maaf, Kak. Aku tidak bermaksud untuk tidak sopan." Kata Alea pura-pura meminta maaf.
"Tidak apa-apa, Alea. Tapi tolong jaga bicaramu tentang orang lain, ya." Nasihat Nathan pada Alea.
"Baik bang," jawab Alea dengan ogah-ogahan.
Disisi lain Kaluna mendengar percakapan antar keluarga itu. Hatinya sakit setiap kali di cak sebagai wanita yang tak tau diri. Tapi mau membela diri sekeras apapun tetap tak akan pernah membuat mama Saras percaya pada dirinya. Mama Saras akan terus tetap percaya pada anaknya yaitu Alea.
Ada satu hal yang membuat hati Kaluna menghangat ketika Nathan membela nya di hadapan keluarga. Walaupun katanya membela orang lain, tapi itu saja sudah membuatnya senang disaat hatinya sedih.
Kaluna merasa sedikit lega dan bahagia karena Nathan membela dirinya, meskipun hanya sedikit. Ia merasa bahwa Nathan masih memiliki perasaan baik terhadapnya, dan itu membuatnya merasa tidak sendirian. Kaluna mengambil napas dalam-dalam dan mencoba untuk menghilangkan perasaan sedihnya. Ia tahu bahwa ia harus terus berusaha untuk membuktikan dirinya kepada keluarga Nathan, meskipun itu tidak mudah. Tapi dengan pembelaaan Nathan, membuat ia yakin bahwa Nathan ada di pihaknya, Kaluna merasa memiliki kekuatan untuk terus berjuang.
Dengan hati yang sedikit lebih ringan, Kaluna memutuskan untuk kembali ke dapur membantu bu Tati. Sampai disana ia dapat melihat bu Tati tengah sibuk dengan bahan makanan yang akan di buat masakan hari ini.
"Mau masak banyak bu jadinya?" Tanya Kaluna pada bu Tati.
"Iya katanya nyonya dan nona Alea mau makan malam disini begitu juga tuan besar dan menantunya juga akan menyusul," kata bu Tati memberi tahu.
"Oo gitu baik bu, Kaluna bantuin aja ya, kalau masak banyak belum terbiasa takut gak enak," ucap Kaluna.
"Iya mba, gak papa, nanti belajar lagi," kata bu Tati dengan tetap melanjutkan pekerjaannya dibantu dengan Kaluna.