Zahira Maswah, siswi SMA sederhana dari kampung kecil yang jauh dari hiruk-pikuk kota, hidupnya berubah total saat ia harus menikah secara diam-diam dengan Zayn Rayyan — pria kota yang dingin, angkuh, anak orang kaya raya, dan terkenal bad boy di sekolahnya. Pernikahan itu bukan karena cinta, melainkan karena keadaan yang memaksa.
Zahira dan Zayn harus merahasiakan pernikahan itu, sampai saatnya tiba Zayn akan menceraikan Zahira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lianali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
“Apa… Lo dipecat?” Zayn terkejut. Alisnya naik, matanya membulat tak percaya.
Zahira mengangguk perlahan. Matanya sembab, suaranya tertahan di tenggorokan.
Zayn menatapnya lekat, mencoba memahami apa yang baru saja ia dengar, "kok bisa? Bukannya masalah lo sama Ardiansyah udah kelar satu minggu yang lalu? Sekolah juga enggak ada respon apa-apa sebelumnya. Tapi kenapa sekarang tiba-tiba mereka ngeluarin lo dengan enggak hormat kayak begini?”
Zahira hanya menggeleng pelan, “enggak tahu, Zayn… Aku juga bingung. Tiba-tiba aja aku dipanggil ke ruang kepala sekolah, terus dikasih surat keputusan. Katanya aku telah mencoreng nama baik sekolah.”
Zayn menggeram pelan, rahangnya mengencang. Ia mengepalkan tangannya, berusaha menahan emosi yang mulai memuncak, "ini pasti ada yang nyebarin isu yang enggak bener tentang lo di sekolah. Gue yakin.”
Zahira menggigit bibirnya. Perasaan campur aduk berkecamuk dalam dadanya. Rasa malu, takut, dan tak berdaya bergulung bersamaan, “apa jangan-jangan… itu ulah orang tua Ardiansyah? Mereka enggak terima anaknya dikeluarin dari sekolah, jadi mereka bales dendam ke aku?”
Zayn terdiam sesaat. Kemungkinan itu terdengar sangat masuk akal. Setelah kasus kemarin, ia jadi tahu siapa orang tua Ardiansyah. Pejabat tinggi di pemerintahan. Berpengaruh. Kuat. Dan jelas punya kuasa untuk memutarbalikkan keadaan.
“Bang*sat” gumam Zayn, “kurang ajar sekali mereka. Lo udah jadi korban, dan sekarang mereka malah nyebarin isu yang enggak bener tentang Lo.”
Zayn bangkit dari duduknya, menghentak lantai marmer apartemennya, “gue enggak bisa tinggal diam, Zahira. Gue bakalan datengin mereka. Mereka harus tanggung jawab!”
Zahira cepat berdiri dan berdiri di hadapan Zayn, memohon, “jangan lakuin itu, Zayn. Kalau kamu lakuin itu… identitas kamu bakal terbongkar. Status kita juga.”
Zayn terdiam. Ia memandang Zahira yang berdiri di depannya, tubuhnya gemetar. Wajah pucat gadis itu tampak penuh ketakutan. Dan itu membuat hatinya ngilu.
“Mereka taunya aku anak yatim piatu yang dapet beasiswa,” lanjut Zahira dengan suara nyaris berbisik, “kalau mereka curiga… mereka bisa nyelidikin aku. Dan kalau tahu kita menikah, kamu bisa dalam bahaya, Zayn. Masa depan kamu bisa hancur, kalau orang-orang sampai tahu kamu menikah dengan orang seperti aku.”
Zayn menghela napas panjang. Ia tahu Zahira benar. Tapi batinnya berontak. Ia tidak tahan melihat gadis itu di perlakukan eperti ini.
“Ya udah,” akhirnya ia berkata, “Lo tenang aja. Gue bakal nyuruh orang buat masukin lo ke sekolah lain. Yang lebih baik. Yang enggak nyakitin lo kayak sekolah sebelumnya.”
Zahira menatap Zayn dengan mata berkaca-kaca, “makasih, Zayn… aku bener-bener udah terlalu banyak ngerepotin kamu…”
Zayn hanya mengangguk.
*****
Keesokan harinya, Zayn berdiri di balkon apartemen penthouse miliknya, menatap kota dari ketinggian. Di telinganya, suara seseorang sedang berbicara lewat telepon.
“Apa semua sekolah mem-blacklist Zahira?” tanya Zayn, suaranya tajam.
“Benar, Tuan,” jawab pria itu. “Kami sudah menghubungi 20 sekolah swasta dan 10 sekolah negeri. Semuanya menolak dengan alasan yang sama. Nama Nona Zahira dianggap mencemarkan nama baik institusi sebelumnya. Bahkan rumor negatif sudah menyebar ke banyak sekolah lainnya.”
Zayn memijat pelipisnya. Ini gila. Seberapa besar pengaruh keluarga Ardiansyah sampai bisa menyebarkan fitnah seperti ini?
Zayn bersuara pelan namun dingin, “apa enggak ada satu pun sekolah yang mau nerima dia?”
“Hanya satu, Tuan,” jawab pria itu. “Lux Ford High.”
Zayn terdiam. Nama itu seperti bom yang meledak dalam pikirannya. Lux Ford High adalah sekolahnya. Sekolah elit dengan reputasi tak bercela. Tempat anak-anak pejabat, pengusaha, bahkan selebriti bersekolah. Lingkungannya keras, penuh gengsi dan persaingan.
“Gila,” gumam Zayn. “Lux ford?”
“Ya, Tuan. Setelah saya selidiki, sekolah itu belum mem-blacklist Nona Zahira. Tampaknya kabar miring itu belum sampai ke sana."
Zayn menggenggam ponsel dengan erat. Ia tahu Zahira tidak akan cocok di sana. Zahira terlalu polos, terlalu sederhana, terlalu… biasa saja untuk dunia kejam seperti Lux ford.
Di Lux ford, Zahira bukan hanya akan dijauhi, tapi Ia juga akan diinjak-injak di sana. Ia akan dibully, karena berasal dari keluarga miskin. Sedangkan ia, tentu tak akan bisa membela Zahira, sebab jika ia membela Zahira maka itu akan mengundang curiga orang-orang.
Zayn memutuskan panggilan dan menjatuhkan bobotnya ke sofa.
Kepalanya terasa panas.
"Kenapa harus sekolah itu?" gumamnya lirih memijat keningnya yang sudah mengebul.
Setelah ia lama rebahan, ia ambil ponselnya, dan menghubungi Zahira.
“Hallo, Zahira,” panggil Zayn.
Zahira, "iya Zayn," sahut Zahira dari seberang telepon.
Zayn menarik napas dalam-dalam, “semuanya nolak. Tapi ada satu sekolah yang belum blacklist lo.” Zayn bicara to the point, tanpa basa-basi.
“Yang mana?”
Zayn ragu sejenak.m, “Lux ford.”
Zahira terdiam. Ia tahu sekolah itu. Siapa yang tidak tahu? Bahkan anak-anak dari desa tempat ia berasal pun sering membicarakan Lux ford, sekolah megah yang hanya ada di berita atau sosial media. Beberapa kali, siaran TV swasta juga menanyakan sekolah itu.
“Sekolah kamu?” ucapnya lirih.
Zayn mengangguk, “tapi… gue enggak yakin lo bakal nyaman di sana. Tempat itu bukan buat orang biasa, Zahira. Lo bakal jadi sasaran.”
Zahira menunduk, “tapi kalau enggak sekolah… aku harus apa?”
Zayn merasa hatinya seperti diremas. Ia tak bisa menyangkal kebenaran ucapan Zahira. Pendidikan adalah satu-satunya jalan bagi Zahira untuk bertahan. Untuk punya masa depan. Hingga akhirnya, ia akan melepaskan Zahira. Dan, janjinya kepada ibu Zahira terpenuhi.
Dia bisa saja menyekolahkan Zahira di luar negeri, diam-diam. Tapi itu akan terlalu mencolok. Terlalu berisiko. Dan waktu terlalu sempit.
“Apa kamu malu kalau aku sekolah di tempat yang sama dengan kamu?” tanya Zahira pelan.
Zayn terhentak, “bukan itu. Gue cuma… takut lo tersakiti lagi. Anak-anak di sana enggak bakal segan buat ngerendahin orang kayak lo. Mereka bisa lebih kejam dari siapapun.”
Zahira tersenyum miris, “aku udah sering direndahin, Zayn. Aku udah kebal.”
"Lo yakin?"
"Aku yakin 100 persen Zayn, asal aku bisa terus sekolah, aku enggak akan nyerah dengan keadaan," jawabnya.
“Kalau kamu yakin bisa, gue bakal daftarin lo ke Lux ford, melalui orang lain," ucap Zayn akhirnya, “tapi lo harus janji satu hal.”
"Buat rahasiain pernikahan kita?"
Zayn mengangguk. Mereka mengobrol dari telepon, tapi terasa seperti tatap muka.
"Kamu, tenang aja Zayn, aku bakalan rahasiain semuanya, aku bakalan hadapin semuanya tanpa ngelibatin kamu di dalamnya," ujar Zahira.
Zayn sebenarnya tidak mengharapkan jawaban itu, tapi ia pun tidak bisa mengusahakan lebih banyak lagi. Ia harus melindungi reputasinya dan keluarganya. Meski ia selama ini cuek dengan keluarganya, tapi ia pun tidak ingin membuat masalah pada keluarganya.
ayah zayn atau ayah ardi?.
kalo ayah zayn..
apakah ingin zahira twrsiksa dan dibully di sekokah zayn?
apa gak kauatir klao terbongkar pernikahan mereka?
❤❤❤❤❤❤
atau carikan sekolah lain.
❤❤❤❤❤
use your brain
❤❤❤❤❤
emang zayn suka maksa..
❤❤❤❤❤
zayn gak terbujuk rayu ama clara
❤❤❤❤❤