Sinopsis Singkat "Cinta yang Terlambat"
Maya, seorang wanita karier dari masa depan, terbangun di tubuh Riani, seorang wanita yang dijodohkan dengan Dimas, pria dingin dari tahun 1970-an. Dengan pengetahuan modern yang dimilikinya, Maya berusaha mengubah hidupnya dan memperbaiki pernikahan yang penuh tekanan ini. Sementara itu, Dimas yang awalnya menolak perubahan, perlahan mulai tertarik pada keberanian dan kecerdasan Maya. Namun, mereka harus menghadapi konflik keluarga dan perbedaan budaya yang menguji hubungan mereka. Dalam perjalanan ini, Maya harus memilih antara kembali ke dunianya atau membangun masa depan bersama Dimas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carat18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 – Permainan Berbahaya
selamat membaca guys ❤️ ❤️ 🐸 ❤️ ❤️ ❤️ ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️🐸
*****
Setelah menemukan bukti baru tentang keterlibatan Arman dalam pencucian uang, Riani merasa dada nya penuh gejolak. Ini bukan hanya tentang diri nya dan Sinta lagi. Ini adalah permainan berbahaya yang bisa mengancam keselamatan nya.
Lisa menatap nya tajam di kafe sore itu. "Kita harus sangat berhati-hati. Arman bukan orang biasa. Jika kita salah langkah, kita bisa dalam bahaya."
Riani menggenggam dokumen itu erat. "Tapi jika kita diam, mereka akan terus melakukan ini."
Lisa mengangguk. "Aku setuju. Tapi kita butuh rencana matang. Kita tidak bisa hanya berlari ke polisi dan berharap mereka langsung bertindak. Kita butuh bukti yang lebih kuat."
Dimas, yang duduk di samping Riani, menatap mereka berdua dengan wajah serius. "Aku bisa mencari orang yang bisa membantu kita. Tapi yang paling penting, kita harus memastikan keselamatan kalian."
Riani menghela napas panjang. "Baiklah, langkah pertama kita apa?"
Lisa menyodorkan secarik kertas. "Aku berhasil mendapatkan ini. Ini adalah alamat salah satu kantor Arman yang diduga di gunakan untuk menyembunyikan transaksi ilegalnya."
Dimas mengambil kertas itu dan membaca nya dengan seksama. "Kalau kita bisa masuk dan menemukan dokumen penting, itu bisa menjadi bukti kuat."
Riani menatap suami nya. "Kita harus melakukan nya dengan hati-hati. Jika Arman tahu kita mengusik bisnis nya, dia tidak akan tinggal diam."
Lisa menelan ludah. "Aku bisa membantu dari luar. Aku akan mengawasi situasi dan mencari cara terbaik agar kita bisa mendapatkan dokumen itu tanpa ketahuan."
Dimas mengangguk. "Kalau begitu, kita mulai dari sini. Tapi Riani, kau harus janji untuk tetap berhati-hati."
Riani tersenyum tipis. "Aku berjanji."
Namun, dalam hati nya, ia tahu ini hanya permulaan dari badai besar yang akan datang.
Malam itu, Riani, Dimas, dan Lisa berdiri di depan sebuah gedung kecil di pinggiran kota. Gedung itu tampak biasa, tapi mereka tahu tempat ini menyimpan banyak rahasia.
Lisa menekan tombol di ponsel nya, lalu berkata, "Aku sudah meretas sistem keamanan gedung ini. Kamera keamanan akan mati selama sepuluh menit. Itu waktu yang kita punya untuk masuk."
Dimas mengangguk dan meraih tangan Riani. "Kita masuk cepat dan keluar sebelum ada yang curiga."
Riani menarik napas dalam, lalu mengangguk. "Ayo."
Mereka menyelinap masuk melalui pintu samping yang tidak terkunci. Lorong di dalam gedung gelap dan sunyi. Suara langkah kaki mereka terdengar jelas di lantai marmer.
Lisa menunjuk kan arah. "Kantor Arman ada di lantai dua. Dokumen-dokumen yang kita cari kemungkinan ada di brankas di ruangan nya."
Mereka bergegas menaiki tangga, jantung mereka berdebar kencang.
Saat tiba di lantai dua, mereka menemukan pintu ruangan Arman terkunci rapat.
"Bagaimana kita masuk?" bisik Riani.
Lisa mengeluarkan sebuah alat kecil dan menyusupkan kawat ke dalam lubang kunci. "Berikan aku beberapa detik."
Dengan cekatan, Lisa memutar kawat itu hingga terdengar bunyi klik.
"Pintu nya terbuka," bisik Lisa sambil tersenyum.
Mereka masuk dengan cepat dan mulai mencari di sekitar ruangan.
Dimas menemukan sebuah brankas di balik rak buku. "Ini dia."
Riani menggigit bibirnya. "Bagaimana kita membuka nya?"
Lisa mengeluarkan sebuah perangkat elektronik. "Aku sudah mempersiapkan sesuatu. Ini mungkin butuh beberapa menit."
Saat Lisa bekerja, Riani dan Dimas berjaga di dekat pintu.
Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki dari luar ruangan.
Seseorang sedang menuju ke arah mereka.
Terjebak di Dalam
Dimas menarik Riani ke sudut ruangan, sementara Lisa menekan tombol di perangkatnya dengan cepat.
Brankas terbuka tepat saat suara langkah kaki semakin dekat.
Lisa mengambil semua dokumen di dalamnya dan memasukkan nya ke dalam tas. "Kita harus keluar sekarang!"
Namun, sebelum mereka bisa bergerak, pintu ruangan tiba-tiba terbuka.
Seorang pria bertubuh kekar berdiri di ambang pintu, mata nya menyipit curiga.
"Apa yang kalian lakukan di sini?"
Dimas langsung melangkah maju, berusaha menghalangi pandangan pria itu ke arah Riani dan Lisa.
"Kami hanya tersesat," kata Dimas dengan tenang.
Pria itu menatap mereka curiga. "Siapa kalian?"
Lisa, dengan cepat berpikir, berkata, "Kami dari perusahaan properti. Kami datang untuk melihat bangunan ini karena bos kami tertarik untuk membeli nya."
Pria itu menyipitkan mata. "Properti? Aku belum pernah mendengar hal itu."
Riani tersenyum santai. "Bos kami ingin menjaga kerahasiaan pembelian ini. Kami hanya ingin melihat-lihat dulu sebelum negosiasi resmi dimulai."
Pria itu tampak ragu, tetapi akhir nya mengangguk. "Baiklah, tapi kalian harus segera pergi."
Mereka mengangguk dan berjalan keluar dengan santai. Begitu sampai di luar gedung, mereka langsung berlari menuju mobil.
Begitu mereka masuk ke dalam mobil, Dimas menyalakan mesin dan melaju kencang.
Riani menarik napas panjang. "Itu terlalu dekat."
Lisa membuka tas nya dan mengeluarkan dokumen-dokumen yang mereka ambil. "Tapi kita berhasil."
Dimas melirik ke arah Lisa melalui kaca spion. "Apa yang kita dapat?"
Lisa membuka salah satu dokumen dan matanya melebar. "Ini… Ini daftar transaksi ilegal mereka. Jika kita menyerahkan nya ke pihak yang tepat, ini bisa menghancurkan Arman dan semua yang bekerja dengan nya."
Riani tersenyum puas. "Akhirnya, kita punya sesuatu untuk melawan mereka."
Arman Membalas
Namun, sebelum mereka bisa merayakan keberhasilan mereka, sebuah pesan masuk ke ponsel Riani.
"Kau membuat kesalahan besar. Bersiaplah menerima akibatnya."
Jantung Riani berdegup kencang. "Arman tahu."
Lisa menggigit bibir nya. "Mereka pasti menyadari sesuatu telah diambil dari brankas."
Dimas mempercepat laju mobil. "Kita harus menyusun strategi sebelum mereka bertindak lebih jauh."
Riani menatap layar ponsel nya, pikiran nya penuh dengan kemungkinan buruk.
Ia tahu, ini baru permulaan dari perang yang sebenarnya.
Persiapan untuk Pertarungan Terakhir
Keesokan pagi nya, Riani, Dimas, dan Lisa berkumpul di rumah mereka.
Dimas meletak kan semua dokumen di meja. "Kita punya bukti, tapi kita harus tahu bagaimana cara menggunakan nya dengan aman."
Lisa mengangguk. "Aku bisa menghubungi seorang wartawan yang bisa membantu menyebarkan informasi ini ke publik. Tapi kita harus hati-hati. Jika Arman tahu kita yang menyebarkan ini, dia tidak akan tinggal diam."
Riani mengepalkan tangan nya. "Aku tidak peduli. Aku tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja."
Dimas menatap nya dengan khawatir. "Aku hanya ingin memastikan kau aman."
Riani tersenyum kecil. "Kita akan melakukan nya bersama."
Lisa menarik napas dalam. "Baiklah, aku akan mengatur pertemuan dengan wartawan itu. Semoga ini bisa menghancurkan Arman sekali dan untuk selamanya."
Dimas mengangguk. "Dan aku akan memastikan kita tetap aman selama proses ini."
Riani memandang kedua orang itu dan merasa bersyukur memiliki mereka di sisi nya.
Ia tahu, perjalanan ini masih panjang.
Tapi ia tidak akan menyerah.
Karena kali ini, ia berjuang bukan hanya untuk dirinya sendiri.
Ia berjuang untuk keadilan.
*****
Terima kasih sudah membaca guys ❤️🐸❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Semoga kalian suka ya guys ❤️🐸❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️