Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.
Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.
Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.
Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.
Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekuatan yang Sesungguhnya
Di alam bawah sadar.
"Nathalia..... Nathalia... Bangunlah, Nathalia."
"Huh, Anda lagi. Apa yang terjadi??"
"Waktumu sebentar lagi. Berlatihlah lebih giat. Kali ini tugasku sudah selesai untuk membimbingmu. Kuserahkan kepadamu seutuhnya. Tunjukkan kekuatanmu. Keluarkan segala potensimu. Itulah jati dirimu yang sesungguhnya."
Keluar dari alam bawah sadar.
Tubuh Nathalia yang sedang tertelungkup di atas tanah, mengeluarkan aura berwarna merah. Perlahan ia bangkit bersamaan dengan tubuhnya yang tertutup jubah hitam. Wajahnya tertutup setengah oleh masker hitam. Telapak tangannya dibalut dengan sarung tangan, ada belati kecil tersembunyi di baliknya. Dipunggungnya, ada sebilah pedang yang dikalungkan di tubuhnya.
Sekarang, Nathalia sudah memakai pakaian terakhir dari ruang jubah di The Secret. Mungkin lebih mudah jika disebut dengan kostum.
Selain itu, dari bola matanya, memancarkan cahaya berupa titik berwarna merah. Nathalia sudah berdiri tegap. Matanya mengaktifkan titik lokasi untuk berpindah tempat. Kali ini, dengan kekuatan penuhnya, Nathalia mampu berteleportasi dengan jarak yang lumayan jauh. Terbukti dengan dari posisinya berdiri, ia dapat menaruh titik perpindahan di hadapan ketiga penjahat yang sedang berjalan masuk ke kota Jalundra. Beruntungnya, baru sampai pinggiran kota. Tidak ada penduduk yang berlalu-lalang di sana.
Nathalia sudah berada di hadapan ketiganya. Ia menatap mereka dengan tajam. Ketiganya terkejut melihat ada Nathalia yang mereka kira sudah tak sadarkan diri, berdiri dengan gagahnya di depan mereka. Perlahan, aura merah disekitar Nathalia menghilang. Nathalia mengeluarkan pedangnya. Sebilah pedang panjang dihiasi motif api yang berkobar berwarna merah.
Di atas atap suatu rumah besar, ada empat burung yang bertengger di sana. Burung hantu, elang, merpati dan rajawali. Mereka berempat tampak mengamati keadaan di bawah, yaitu Nathalia menghadapi ketiga penjahat.
Salah satu dari tiga penjahat itu bersiap menembakkan senjata laser ke Nathalia. Ia memejamkan sebelah matanya supaya tembakkannya tidak meleset. Namun tiba-tiba, dari armor tubuhnya mengeluarkan percikan api. Dua rekannya diam terpaku. Ditambah dengan keberadaan Nathalia yang sudah berada di belakang temannya.
Secara perlahan, penjahat tersebut rubuh. Satu orang telah tumbang.
"Jo! Kau baik-baik saja??" Tanya rekannya.
"Kau!! Kurang ajar!!" Bentak satu rekannya lagi. Ia menembakkan lengan robotnya ke arah punggung Nathalia.
Secara bersamaan, Nathalia menoleh sedikit ke belakang. Nathalia menempatkan satu titik ke belakang penjahat tersebut. Dengan waktu yang tepat, Nathalia berpindah ke belakang penjahat itu saat lengan robotnya hampir mencapai punggungnya.
"Axe, di belakangmu!" Seru rekan satunya lagi. Namun, sudah terlambat. Nathalia menghunuskan pedangnya ke daya inti armor yang terletak di tengah. Seketika, penjahat itu jatuh tak berdaya.
Tinggal satu penjahat lagi. Nathalia perlahan memutar tubuhnya sampai ia berhadapan dengan penjahat itu.
"Grrr... Kau! Akan kubunuh dengan senjataku ini," katanya seraya memunculkan senjata tajam dari kedua sisi tangannya. Sebuah pedang dengan mata pedang melengkung berwarna kuning terang. Ia langsung meloncat ke arah Nathalia sambil mengayunkan lengannya hendak menebas leher Nathalia.
Tziinngg....
Nathalia mampu menangkisnya dengan sangat tenang. Posisinya tidak bergeming sama sekali. Aksinya membuat penjahat tersebut tercengang. Nathalia menendang penjahat itu supaya menjauh dari posisinya.
Setelah terhempas cukup jauh, Nathalia yang menyerangnya. Adu pedang dan kekuatan terjadi di antara mereka berdua. Nathalia terlihat lebih unggul. Armor di tubuh penjahat itu perlahan-lahan mengeluarkan percikan api, tanda armor tersebut mengalami kerusakan.
Sampai akhirnya, armor tersebut tidak bisa dipakai lagi. Tubuh penjahat tersebut diam seketika, tidak dapat bergerak sama sekali. Ia berdiri terpaku. Nathalia mengeluarkan pisau kecilnya lalu dilemparkan ke daya inti armor tersebut.
Penjahat tersebut jatuh dengan posisi terlentang. Matanya terpejam tidak sadarkan diri.
Dari sisi Nathalia, matanya normal kembali. Tidak ada titik berwarna merah lagi. Ia jatuh terduduk. Nathalia berusaha mengatur nafasnya.
Begitu cara memakai kekuatanku?? Sekarang aku sudah bisa menggunakannya. Tinggal menunggu The Ghost kembali untuk mengajariku agar menjadi maksimal. Dan aku siap menghadapi takdirku sendiri.
Kali ini Nathalia dapat menguasai kemampuannya. Bahkan, ia dapat menghilangkan masker dan pedangnya lalu memunculkannya kembali.
Pertarungan tersebut berlangsung sebentar. Nathalia tidak membunuh ketiganya. Mereka hanya dibuat tak sadarkan diri olehnya. Nathalia mengumpulkan mereka lalu mengikatnya dengan seutas tali yang ia temukan di dekatnya. Setelah itu, ia bergegas pulang.
Sebelum sampai di rumah, Nathalia memanggil polisi setempat. Ia memberitahu lokasi ketiga penjahat itu di bekuk.
-----
Dari Rott Restaurant cabang Sky City, Arumi berserta ketiga muridnya menyaksikan pertarungan Nathalia melawan ketiga penjahat melalui penglihatan burung mereka masing-masing.
Burung hantu adalah milik muridnya inisal H. Merpati, milik murid inisial Al dan burung elang milik murid berinisial X. Rajawali adalah milik Arumi.
"Bukankah kekuatan yang sungguh hebat, Sensei??" Tanya H.
"Ya. Benar sekali. Hebatnya pedang itu mampu menembus pertahanan armor yang canggih. Sepertinya armor dengan pertahanan 100% pun mampu ditembusnya. Sungguh hebat ciptaan ayahnya," kata Arumi.
"Wajar, Master. Aku meneliti menggunakan teknologi Parvita Company, batu permata tersebut berasal dari pecahan meteor dari planet lain. Rumornya, batu tersebut memiliki kekuatan yang hebat. Dan sekarang kita sudah menyaksikan kekuatan itu," kata inisial X.
"Bagaimana dengan pedangnya?? Apa dia juga punya kekuatan itu??" Tanya Arumi.
"Iya, Master. Semua senjata yang ada padanya memiliki kekuatan batu permata itu. Beruntung, Nathalia yang memperolehnya. Andaikan orang jahat, mungkin dunia akan musnah," jawab X.
"Mungkin itu yang sedang dicari oleh reinkarnasi Maxwell. Dengan kekuatan itu, dia dapat menguasai dunia, bahkan menghancurkannya," kata insial Al.
"Dan tugas Nathalia adalah mencegah hal itu," sambung Arumi. Ketiga muridnya mengangguk.
------
Sesampainya di rumah sudah menjelang pagi. Nathalia masuk ke dalam rumah disambut oleh pembantunya. Seperti kemarin, Nathalia dimarahi olehnya.
Nathalia sedikit menyesal karena masuk melalui pintu depan. Seharusnya ia dapat menggunakan kemampuan teleportasinya saja langsung ke kamar. Namun sayang, hal itu tidak terpikirkan olehnya. Nathalia hanya tersenyum saja menanggapi pembantunya yang sedang marah-marah.
Saat di kamar, ponselnya berdering beberapa kali. Rupanya dari Kylo. Ia memberitahu bahwa hari ini para karyawan tidak ada yang masuk karena Rott Restaurant sedang mengalami kerusakan. Nathalia teringat dengan kejadian dini hari tadi di sana.
Nathalia memutuskan untuk mandi dan sarapan. Ia memberitahu kepada pembantunya bahwa hari ini tidak masuk kerja. Pembantunya mengangguk mengerti.
Nathalia pergi ke The Secret. Di sana, ia mencoba melatih kemampuan teleportasinya. Tiba-tiba, Nathalia merasakan sakit kepala. Ia menduga itu adalah efek samping dari penggunaan teleportasi terlalu sering. Dugaannya benar. Setelah istirahat beberapa menit, ia dapat menggunakannya lagi.
Demi kelancarannya saat bertarung nanti, Nathalia menghitung berapa kali ia dapat menggunakan kemampuan teleportasi. Berpindah ke sana-sini sampai akhirnya ia merasakan sakit kepala lagi di hitungan ke sepuluh. Berarti, ada sepuluh kesempatan yang dapat ia gunakan dengan sebaik-baiknya. Pemulihannya memakan waktu sekitar 15 menit.
Kemudian, Nathalia mencoba memunculkan kostum berserta senjatanya. Berhasil. Lalu ia memikirkan sesuatu. Untuk jaketnya kemungkinan akan ia pakai terus-menerus. Bahkan, saat berangkat bekerja akan ia pakai. Itu artinya, Nathalia ingin memunculkan senjata dan maskernya saja. Ia mencobanya.
Begitu caranya. Kali ini aku bisa menyembunyikan senjata dan maskerku. Rupanya batu permata ini seperti sebuah alat untuk menyimpannya. Hal itu menjadi sangat mudah. Aku akan memakai jaket ini. Untuk senjata yang lain akan aku simpan. Jika dibutuhkan, tinggal munculkan saja.
Nathalia terlihat senang dengan hasil yang diperoleh. Kemudian, ia mencoba melakukan gerakan cepat sambil mengayunkan pedangnya. Dua orang-orangan kayu menjadi targetnya. Ia meletakkan dua orang kayu tersebut, jaraknya sedikit berjauhan. Nathalia mencoba membelah kayu tersebut menggunakan pedangnya dengan kecepatan tinggi.
Nathalia mundur beberapa langkah, mengambil ancang-ancang, menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan-lahan. Di tangannya sudah ada pedang yang siap digunakan. Kaki kirinya diarahkan sedikit ke belakang. Nathalia memejamkan matanya sesaat lalu membukanya. Dengan kemantapan hati, Nathalia melesat dengan kecepatan tinggi.
Sreekk..... Sreekkkk.... Sreekkk... Srekk...
Nathalia mendarat dengan tubuh yang diarahkan ke depan, kaki kanannya ditekuk dijadikan tumpuan, kaki kirinya diluruskan, pedangnya mengacung tegak ke samping kanannya dan dari belakang, orang kayu tersebut sudah terbelah masing-masing menjadi dua bagian.
Nathalia bangkit lalu memutar tubuhnya untuk melihat hasilnya. Ia tersenyum puas dengan hasil tersebut. Ia mengamati pedangnya.
Sungguh pedang yang sangat tajam. Bahkan, armor canggih seperti yang dikenakan mereka saja mampu aku tebas.
Dalam hatinya, Nathalia sudah siap untuk menghadapi takdirnya sendiri. Ia tidak akan lari sampai takdirnya terpenuhi serta dunianya terselamatkan.
Nathalia menyimpan kembali senjatanya dengan kekuatannya beserta maskernya. Ia keluar dari The Secret. Tak lupa, ia menutup semua pintunya terlebih dahulu.
Di dalam kamarnya, Nathalia merindukan bibinya. Ia memikirkan apa yang sedang dilakukannya di sana. Lalu, amankah bibinya itu bersama Nick.
Tiba-tiba, Nathalia mendapat ide. Ia berlari menghampiri pembantunya. Pembantu yang sedang memasak terpekik kaget dengan kehadiran Nathalia yang tanpa sepengetahuannya sudah ada di sampingnya. Ia sedikit memukul wajah Nathalia menggunakan handuk karena kagetnya.
"Ya ampun, Nona. Jangan mengagetkan saya," katanya. Rekan yang ada di sampingnya tertawa terbahak-bahak.
"Maaf. Boleh aku bertanya sesuatu??" Tanya Nathalia.
"Ya, tentu. Apa itu??"
"Hmm, aku teringat dengan jemputan itu. Saat Anda menjemputku di tempat kerjaku. Apa hal itu bisa digunakan untuk menjemput bibiku di rumah??" Tanya Nathalia.
"Jadi, Nona ingin mengajak bibi Anda ke sini menggunakan mobil antar-jemput??" Tanya pembantunya. Nathalia mengangguk sambil tersenyum.
"Tentu saja. A299 yang akan menjemput bibi nyonya," kata pembantunya.
Nathalia mengerinyitkan dahinya. Apa itu A299?
"Apa itu sejenis kendaraan??" Tanya Nathalia.
"Bukan. Itu adalah nama robot itu. Saya panggilkan untuk Anda." Pembantu tersebut memanggil robot pembantu.
Tak berselang lama, robot sudah datang. Pembantunya menjelaskan mengenai rencana Nathalia dan langsung disetujui olehnya.
"Dimana alamatnya, Nona??" Tanya pembantunya.
"Bogsan. Aku akan menulis alamatnya," kata Nathalia hendak pergi ke kamar mengambil kertas namun ditahan oleh robot pembantu.
"Silakan tulis di sini, Nona Muda," katanya dengan nada khasnya.
Nathalia melihat ada sebuah layar. Ia menuliskan alamat rumah bibinya. Lalu Nathalia memintanya untuk sekarang saja menjemput bibinya. Tanpa aba-aba dan basa-basi terlebih dahulu, robot tersebut melesat pergi menaiki mobilnya lalu berangkat menuju Bogsan.
Nathalia hanya melongo saja melihat kesigapan robot tersebut. Dua pembantunya tertawa geli saja.
Tidak ada perkataan bye-bye dulu kah?? Dia langsung pergi begitu saja. Memang robot menyebalkan.