Awalnya pura-pura, lama-lama jadi cinta. Aku, Renata Priyanka, menghadapi kenyataan hidup yang tidak terduga setelah calon suamiku memutuskan hubungan satu minggu sebelum pernikahan.
Untuk memperbaiki nama baik keluarga, kakek mengatur pernikahanku dengan keluarga Allegra, yaitu Gelio Allegra yang merupakan pria yang terkenal "gila". Aku harus beradaptasi dengan kehidupan baru dan konflik batin yang menghantui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resepsi Pernikahan
4 April 2025, dari siang sampai malam.
Masih dihari yang sama, setelah aku sah menjadi istri dari Gelio Allegra, kini nama keluargaku berubah menjadi Allegra, Regina Allegra.
Setelah acara pengesahan selesai, di siang hari nya, para tamu undangan dipersilahkan untuk makan siang. Mereka duduk di meja mereka masing-masing, sekarang adalah waktunya tim food katering yang bekerja.
Untuk menemani momen makan siang mereka semua, disajikan beberapa hiburan seperti dance, tari-tarian tradisional dan juga acara karaoke yang menghebohkan.
Disaat mereka semua sedang makan siang, aku masih belum bisa bersantai karena saat itu aku harus berganti pakaian menggunakan pakaian khusus untuk acara resepsi yang akan berlanjut hingga malam hari.
Aku menatap lekat cincin yang melingkar di jari manis ku, sangat cepat dan sangat tidak bisa dielakkan lagi karena aku sudah menjadi istrinya Gelio mulai hari ini.
Mau tidak mau, aku harus mulai beradaptasi dengan kehidupan ku sebagai istri sekaligus menantu di keluarga Allegra. Aku harus mulai bisa melupakan Edward sedikit demi sedikit, karena bagaimanapun dia tidak akan bisa kembali dengan posisiku yang kini sudah menjadi istri orang.
Saat sedang berias, aku ditemani oleh salah seorang pelayan dari rumah yang bertugas menyuapiku makan, Gelio datang dengan pakaian yang sudah sangat rapi dan keren. Pakaian nya couple denganku.
"Istriku, apa kamu sudah selesai? Mari kita makan, kamu belum makan sejak tadi," kata Gelio yang datang dadakan.
"Uhuk-uhuk!" mendengar Gelio memanggil ku 'istriku', sontak membuatku terkejut hingga terbatuk-batuk.
"Apa kau baik-baik saja? Pelan-pelan dong!" Gelio panik.
"Nona! Minum air!" kata pelayan yang datang dengan segelas air putih. Aku segera meminumnya dan akhirnya tenggorokan ku menjadi aman kembali, aku menatap Gelio dengan kesal.
"Apa?" tanya nya. Aku masih belum terbiasa dengan sikapnya yang kadang-kadang lembut, lalu kadang-kadang membuatku kesal.
Polesan terakhir, aku memoles bibirku menggunakan lipstik dengan tambahan lip gloss di atasnya, membuat bibirku tampak cantik dan seksi.
Tak lama kemudian, salah satu anggota tim dekorasi datang menginformasikan jika para tamu sudah selesai makan.
Dia bertanya apakah meja dan kursi yang berada di tengah aula akan dipindahkan sekarang atau bagaimana?
"Jangan dipindahkan dulu, aku akan memberikan sedikit sambutan kepada para tamu. Selanjutnya akan ada penayangan vidio prewedding dan juga foto-foto pernikahan kami. Apa mereka tidak memberitahumu soal itu?" tanya Gelio.
"Maaf Tuan, tapi beberapa tamu sudah ada yang pulang duluan. Jadi saya bertanya karena siapa tahu acaranya dipercepat," kata si tukang dekorasi.
Gelio menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas. Menggandeng tanganku lalu mengajakku pergi ke depan untuk mengucapkan terimakasih kepada para tamu yang sudah meluangkan waktunya untuk menghadiri pesta pernikahan kami.
"Wow lihat! Itu pasangan utama kita!" teriak salah seorang tamu di belakang.
"Selamat siang semuanya! Terimakasih sudah menyempatkan waktu anda yang sangat berharga untuk menghadiri acara pernikahan saya dan istri saya. Atas kehadiran kalian semua, acara kami bisa berjalan dengan lancar. Sekali lagi, TERIMAKASIH!!" Gelio memberikan sambutan.
"Wahh, Tuan Gelio! Semoga pernikahan kalian langgeng hingga mau menjemput!"
"Semoga selalu bahagia Tuan dan Nyonya Muda Allegra!"
"Cepat-cepat diberikan momongan ya, semoga Tuhan senantiasa melindungi kalian dan keluarga!"
Berbagai macam doa dan ucapan selamat para tamu meramaikan acara. Rain bahkan menyumbangkan sebuah lagu untukku. Regan dan tunangannya sibuk berpacaran di pojokan.
Kakek, Papa dan mama ku sibuk bercengkrama dengan para pengusaha tua yang seumuran mereka, begitu juga dengan papa nya Gelio. Tapi, aku tidak melihat kehadiran mama nya Gelio sejak awal acara hingga berakhir.
"Gelio, dimana mama?" tanyaku seraya menarik tangan Gelio.
"Mama?" tanya nya, seakan tidak mengerti.
"Mamamu, kenapa beliau tidak datang?" tanyaku, aku penasaran apakah Gelio sedang ada masalah dengan ibunya sendiri.
"Ada kok, tadi aku melihatnya," sahutnya mengalihkan pandangannya ke sekitar.
Aku juga ikut melihat ke sekeliling dan aku menemukan Candra Feriska, model sekaligus artis papan atas yang sedang naik daun ada di pojokan kediaman Priyanka.
Aku sangat terkejut, jari telunjuk ku menunjuk wanita itu dengan akurat. Karena sekali lihat, Gelio langsung bisa menemukan keberadaan wanita itu.
"Aku tahu, kenapa kau membuat syarat pernikahan pada poin ke-tiga. Kau mengijinkan ku memiliki pacar lain, itu karena kau yang memiliki nya bukan?" tanya ku kepada Gelio yang terperangah.
Sedangkan aku masih dalam posisi menunjuk Feriska dengan kesal, siapa yang mengundang wanita itu ke acara pernikahan ku? Aku mencurigai Gelio, suamiku.
"Siapa yang mengundangnya?" sambung ku lagi.
"Mon Dain... Aku yakin dia lah yang melakukannya," sahut Gelio sambil menunjuk pergerakan Mon Dain yang berjalan menuju Feriska.
"Pembohong! Bagaimana bisa Mon Dain yang mengatur undangan pernikahan kita?"
"Memang benar jika yang mengatur undangan adalah aku sendiri, tapi itu bukan masalah besar bagi Mon Dain untuk memasukan satu undangan untuk Feriska. Dia sekertaris ku yang hebat," sahut Gelio yang malah memuji kehebatan sekretaris nya itu, Mon Dain.
"Kau kira aku percaya?" kataku, yang kemudian langsung berbalik menyapa tamu lain.
"Mon Dain!" teriak Gelio memanggil bawahannya itu.
Mon Dain menoleh bersamaan dengan Feriska yang tampak terus menatap Gelio dengan tatapan kecewa. Sedangkan aku menatap Gelio dari arah bersebrangan dengan Feriska, kami sama-sama menatap objek yang sama.
...----------------...
Singkat cerita, malam pun tiba. Setelah melewati berbagai macam acara yang melelahkan, kini pesta resepsi pernikahan pun dimulai. Pesta bukan sembarang pesta, lebih tepatnya bisa disebut seperti pesta klub.
"HOLA LADY'S AND GENTLEMAN'S!!! Acara yang paling kalian tunggu-tunggu akhirnya tiba!! Untuk para tamu, silahkan mengambil topeng di meja samping yang sudah disediakan! Kita semua akan melangsungkan pesta dansa untuk para pasangan, yang belum memiliki pasangan, inilah kesempatan anda!" teriak MC yang menghebohkan para tamu undangan.
Tiba-tiba lampu menyala menyoroti ku dan Gelio yang berada di sebrang. Semua orang langsung bersorak dan bergerak menepi memberikan ruang untuk ku dan Gelio.
"Mari kita saksikan! Pemeran utama kita pada malam ini! TUAN MUDA ALLEGRA DAN NYONYA MUDA ALLEGRA!! Berikan tepuk tangan yang meriah untuk pasangan utama kita!"
Semua orang bersorak bertepuk tangan. Aku kebingungan, kenapa acaranya tiba-tiba seperti ini? Sejak kapan acara resepsinya berubah menjadi acara dansa bertopeng? Gelio menggenggam tangan ku, membungkuk sambil berkata,
"Maukah anda berdansa dengan saya, Tuan Putri yang cantik?" dia mencium punggung tanganku dengan lembut.
"Tapi aku tidak bisa berdansa," sahutku.
Semua orang sontak terkejut kemudian tertawa mendengar jawaban dariku. Begitu juga dengan si MC yang membuat heboh suasana dengan kata-katanya.
"Tidak apa-apa, kau bisa menginjak kakiku," kata Gelio. Lagi-lagi para tamu heboh dengan jawabannya Gelio. Akhirnya musik pertama pun di hidupkan, aku berdansa dengan Gelio di tengah-tengah mereka yang menyaksikan. Terlintas terlihat sangat bahagia, mereka tidak tahu jika pernikahan ini hanyalah sebuah sandiwara.