Duke Ethan Maverick mencintai Nyxoria Graciella. Mereka bertunangan dan merencanakan pernikahan, namun suatu masalah telah terjadi, keluarga Nyxoria jatuh miskin hingga membuat rencana pernikahan itu ditangguhkan. Tidak hanya jatuh miskin, mereka mempunyai hutang yang cukup banyak. Nyxoria memutuskan untuk meninggalkan Duke Ethan dan memulai kehidupan baru didesa. Bahkan dia bertemu dengan pria tampan yang baik hati. Pria itu bernama Victor Dallie. Dia mengajari banyak hal pada Nyxoria, hidup dalam kesederhanaan. Cinta tumbuh diantaranya, tapi semuanya berubah ketika Duke Ethan kembali menemui Nyxoria. Menagih janji pernikahan mereka yang tertunda. Nyxoria merendah, dia sadar diri akan statusnya yang hanya rakyat biasa, dia meminta Duke Ethan melupakannya dan mengatakan dia telah menemukan hidup barunya bersama Victor. Perasaan cinta berubah menjadi benci, Duke Ethan mencari segala cara untuk mendapatkan Nyxoria. Bahkan jika wanita itu harus dipajang seperti bunga hiasan sekalipun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 : Cincin pertunangan
Cerita hanyalah karya fiktif belaka, tidak ada berkaitan dengan kisah nyata, sejarah maupun kejadian yang ada. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar belakangnya. Mohon maaf, itu hanyalah kebetulan saja. Sekian dan terima kasih. Enjoy for reading book!
Waktu terus berlalu, kekaisaran semakin menemukan kejayaannya, pertahanan mereka membuat kekaisaran lain merasa takjub dan semakin segan.
Duke Ethan mendapatkan penghargaan dari kaisar, dia mendapatkan penghargaan dari kaisar berupa hadiah tanah wilayahnya. "Pilihlah tanah yang kau suka, aku akan memberikannya padamu." ucapnya santai.
"Akan menjadi serakah kalau aku memilihnya sendiri Yang Mulia, apa tidak sebaiknya tanah itu dipilihkan saja?" tanyanya.
"Aku ingin kau memilihnya sendiri, semua orang yang aku sayangi akan mendapatkan perlakuan yang sama, aku ini adil orangnya.." balasnya.
"Kalau begitu aku akan memikirkannya lebih dulu.."
Duke Ethan memperhatikan peta itu dengan tatapan yang serius. Beberapa tanah wilayah itu menakjubkan dan menguntungkan, namun matanya terhenti pada satu titik tanah wilayah.
"Bagaimana kalau aku.. memilih Willow Creek..?" Dia menunjuk ke arah peta itu. "Willow Creek.." Duke Ethan teringat akan kata kata Nyxoria, dia sangat ingin pergi ke desa Willow Creek walau hanya sekedar liburan.
'Willow Creek banyak bunga..' monolog Duke Ethan, dia tersenyum sambil memikirkannya. Perasaannya masih sama, dia mencintai Nyxoria.
'Sampai sekarang.. Nyxie masih menyembunyikannya.. masalah yang dia hadapi sendirian, apa kau mampu? seharusnya kau merengek dan menangis saja padaku, hanya dengan begitu aku akan menggendongmu lalu membiarkanmu bergantung pada diriku, kenyataan bahwa kau wanita kuat cukup menggangguku, jadilah wanita yang lemah Nyxie..'
Duke Ethan kembali ke kamarnya, menghempaskan tubuh dan membenturkan kepalanya pada bantal yang empuk. Matanya menerawang ke langit kamarnya, dia merasa kesepian dan juga sedikit gelisah.
Setiap kali dia menulis surat untuk Nyxoria, dia tidak mendapatkan balasannya. Bahkan dia sempat berpikir apa surat itu benar benar sampai padanya?
Tak lama kemudian Baradh datang, dia membawakan surat dari kota Alastar. "Yo! Aku sudah mengetuk pintu berulang kali, hanya saja tidak ada sahutan dari dalam, aku ingin meletakkan surat ini diatas meja dan keluar.."
"Surat?" tanyanya.
"Ya, Lady Graciella mempercayakan surat ini padaku." jawab Baradh. "Dia bilang.. ada banyak sekali surat yang dia kirimkan padamu.. namun sepertinya surat itu tidak sampai kepadamu, jadi dia mempercayakan surat ini padaku ke kamu."
"Nyxie mengirim surat padaku? Tapi.. Aku benar benar tidak menerima surat darinya." jawabnya, Duke segera mengambil surat itu kemudian membukanya, klutuk!! benda terjatuh dari dalam surat. Mereka sama sama melihat ke arah benda itu. 'Cincin..?'
Rahang Ethan mengeras. Hanya dengan melihat cincin itu dia sangat emosi. Baradh menyadari situasi itu, dia meminta pamit. "Sepertinya ada hal yang harus aku kerjakan sekarang, permisi.."
Duke Ethan tinggal sendiri dikamar itu, keheningan itu membuatnya kesepian. Perlahan dia membaca surat dari kekasihnya. Satu persatu perkataan itu sungguh mematahkan hatinya, mencabiknya bahkan mengacau jiwanya.
'Untuk Duke Ethan,
Sudah cukup lama aku menanti balasan surat darimu, walau hanya sekadar balasan semangat ya, tunggu aku ya, atau.. aku juga rindu pada kekasihku.. aku akan menantinya dengan sabar.. Tapi kenyataan kau telah pergi jauh dariku, meninggalkan kisah romantis yang telah kita bangun dulu membuatku sedikit gelisah.. Cincin ini buktinya, aku mengirim cincin ini agar kau mengingatnya, aku tunanganmu.. aku kekasihmu.. aku belahan jiwamu.. Jadi walaupun kau meninggalkanku disini, aku akan tetap menantimu kembali, kau harus menepati janjimu padaku ya, Duke Ethan
Dari kekasihmu, Nyxoria'
Surat itu membuat hatinya sesak, surat itu terasa sepi dan hampa, Nyxoria juga merasakan kesepian disana, dia juga tersiksa dengan jarak ini..
'Beraninya kau melepaskan cincin ini dari jarimu.. aku akan kembali dan menghukummu.. Tentu saja dengan hukuman yang pantas..' monolog Duke Ethan, senyum hangat tercipta diantara bibirnya.
Sementara itu dikediaman keluarga Graciella, Nyxoria sedang dihadapkan dengan kenyataan yang sangat pahit. "Sekarang rumah ini bukanlah milik kalian lagi, silahkan berkemas dan pergi.." ucapnya, kunci rumah telah diambil alih.
Mereka saling berpandangan, kemudian melemparkan senyuman canggung. "Ka-kalau begitu, kita menginap dirumah pamanmu saja ya, dia akan menampung kita sementara waktu.." ucap Ayah yakin.
"Pamanku? Bukankah dia telah lama membuang kita?" tanya Nyxoria, mengingat pamannya yang tidak suka pada keluarga Graciella. "Apa ayah telah memberi tau paman tentang masalah kita?"
"Haa.. Itu masalahnya, dia sangat membenci keluarga kita dengan rasa irinya itu." jawab ayah, kemudian dia menoleh ke Bicana. "Ditambah dulunya itu, Pamanmu menyukai Ibu!"
"Sudah! Itu kan sudah lama sekali, jangan mengungkit cerita lama deh!" Ibu terlihat kesal. "Tapi apa hanya dia yang bisa kita harapkan sekarang? jujur.. Aku merasa sangat tidak nyaman jika tinggal dengannya."
"Ya, hanya dia satu satunya keluarga yang bisa aku hubungi sekarang.. apa kau tidak berniat menghubungi keluargamu?" tanya ayah.
"Percuma menghubungi keluargaku, mereka hanyalah parasit yang suka dengan uangku saja, mendengar aku jatuh miskin, mereka langsung menutup diri dan tidak bisa dihubungi lagi.." jawab Ibu.
Nyxoria menghela nafas, menopang kedua dagunya dengan tangan, kini mereka duduk dijalanan dengan koper koper yang besar. Tidak ada arah tujuan.
"Ayah.. Ibu.. Bagaimana kalau menggunakan uangku?" tanya Nyxoria. Mengusulkan uang yang dia punya saat ini. Tidak terlalu banyak, namun cukup untuk mencari penginapan sementara waktu.
"Tidak!" jawab ayah dan ibu serentak. "Bukan ibu tidak suka, tapi ibu tidak ingin uangmu habis begitu saja, ini urusan ayah dan ibu.. Sepertinya kita tidak punya lagi pilihan, ayo kita tinggal dirumah pamanmu." ucap ibu.
"Tapi.. Ibu merasa tidak nyaman.." gumam Nyxoria, dia merasa kasihan pada Ibunya, disaat bersamaan juga ada seseorang yang memanggil namanya.
"Nona Nyxoria..! Nona Nyxoria..!" panggilnya berulang kali, Nyxoria menoleh ke arah suara yang memanggil namanya itu, kemudian matanya meluas saat melihat sosok orang yang dia cari selama ini.
"Bi Dane!" panggilnya, dia bangun dan berlari memeluk Bi Dane. "Kau kemana saja?" tanyanya.
"Aku pulang ke kampung halamanku, maaf karena aku tidak berpamitan padamu sebelumnya, ada hal yang harus aku pastikan terlebih dulu dan ternyata semua itu aman..!" jawabnya.
"Kampung halaman Bi Dane?" tanyanya.
"Ya, Desa Willow Creek.." jawabnya dengan senyuman mesra, dia kembali memeluk Nyxoria seperi anaknya sendiri. Kemudian memegang tangan itu dan berniat membawanya pergi.
"Ayo ikut Bi Dane saja.." ucapnya santai, mengabaikan dua orang disana seperti pohon.
"Ikut kemana Bi Dane..?" Nyxoria tersenyum melihat Bi Dane bertingkah seperti biasanya, hangat dan nyaman baginya.
"Bi Dane akan membawamu ke Willow Creek!"
Matanya meluas, mendengar bahwa dia akan diajak ke tempat yang ingin dia kunjungi sangatlah beharga, dia benar benar ingin kesana, menemui bunga bunga yang dijaga dengan tingkat tinggi.
"Willow Creek.." gumamnya. "Iya ayo kita kesana!"
Nyxoria tersenyum penuh harapan, matanya bercahaya bagaikan mentari hangat yang membuat sesiapa saja ikutan merasakan kehangatannya.
"Bagaimana dengan kami?" tanya Ibu, Bi Dane sempat menghela nafas panjang. "Haa.." menghela nafas.
"Ka-kau menghela nafas pada kami?" tanya Ibu, dia terlihat kesal karena sikap Bi Dane. "Walaupun kami bukan majikanmu lagi, tapi kami.." kalimat ibu tidak selesai, ayah menahan istrinya.
"Semua masalah ini terjadi karena kalian, tapi anakmu ini tidak mengetahui apapun.. aku ingin membuatnya bahagia, aku akan membesarkannya dengan penuh rasa cinta, mengingat kamu tidak bisa memasak saja membuatku khawatir padanya.." ucap Bi Dane.
"Aku bisa masak tau!" Ibu membantahnya, mengepal tangan karena merasa kesal. "Kalau begitu apa boleh buat, ikut saja dengan kami.. Setidaknya untuk masak yang kau bisa.." ucap Bi Dane lagi.
"A-apa?" Ibu semakin kesal, namun ayah menahannya, mereka akhirnya pergi memutuskan untuk bersama sama pergi menuju ke desa Willow Creek, ke kampung halaman Bi Dane.
.
.
.
Bersambung!
Oh ya.. jangan lupa mampir dan baca juga
“Pembalasan bibi licik” pengen tahu penilaianmu.. secara aku msh amatir 😬