NovelToon NovelToon
Gadis Manja Yang Dibuang

Gadis Manja Yang Dibuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:206.7k
Nilai: 5
Nama Author: Reinon

Siapa sangka putri tertua perdana menteri yang sangat disayang dan dimanja oleh perdana menteri malah membuat aib bagi keluarga Bai.

Bai Yu Jie, gadis manja yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri atas perbuatan yang tidak dia lakukan. Dalam keadaan kritis, Yu Jie menyimpan dendam.

"Aku akan membalas semua perbuatan kalian. Sabarlah untuk menunggu pembalasanku, ibu dan adikku tersayang."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

Sesampainya di halaman samping, Fang Ling dan Lian dibuat terkejut oleh pemandangan yang mereka lihat. Tubuh Yu Jie dan Fang Ling sudah berada di tanah.

Yu Jie dengan posisi telungkup dan Fang Ling setengah duduk dengan sebeh tangan menopang tubuhnya.

"Ibu, tolong kami!" rengek Fang Ling sambil mengusap sikunya.

Gadis itu bangkit lalu menghambur ke pelukan ibunya, tapi kecepatannya kalah telak dengan rotan panjang milik kakak pertama mereka. Fang Li menghadang adik bungsunya itu dengan rotan panjang.

"Jangan coba-coba!" tegas Fang Li pada adik bungsunya.

Lian hanya bisa menghela napas melihat kelakuan putri pertama dan bungsunya. Si putri pertama terkenal tegas dalam mendidik ketiga adiknya. Fang Hua paling beruntung karena cepat tanggap saat mempelajari ilmu bela diri.

Berbeda dengan Yu Jie dan Fang Ling. Kedua kakak adik itu terkenal manja. Bedanya, meski Yu Jie terkenal manja dulu, dia masih bisa menahan diri. Berbeda dengan Fang Ling yang selalu tidak tahan saat belajar bela diri. Semakin Fang Ling berteriak, semakin gencar kakak tertua mereka memberi pengajaran.

"Li'er, biarkan mereka istirahat dulu," pinta Lian.

"Ibu, pengawal itu akan tiba ke kediaman ini dalam waktu tidak sampai satu bulan. Yu Jie dan Fang Ling harus siap sebelum pengawal itu tiba. Minimal mereka menguasai dasar bela diri," jelas Fang Li.

"Ibu tahu kau ingin yang terbaik untuk kedua adikmu. Mereka berdua juga sudah bekerja keras. Ibu tidak melarang mu untuk mendidik mereka, tapi setidaknya biarkan mereka bernapas sebentar," bujuk Lian karena tidak tega melihat kedua putrinya yang harus berdiri di atas balok kayu yang lebarnya tidak sampai satu jengkal.

Yu Jie dan Fang Ling harus berdiri dengan satu kaki demi melatih keseimbangan tubuh mereka. Namun, belum sampai mata Fang Li berkedip satu kali, Yu Jie dan Fang Ling sudah terjatuh. Bukan hanya sekali kedua kedua gadis itu jatuh dari balok tapi berkali-kali.

Setiap kali jatuh, mereka harus naik kembali.

Hingga jatuh yang terakhir, kedua gadis itu berteriak cukup kencang. Bagaimana tidak, Fang Li dengan sengaja menyingkirkan tumpukan pasir dalam karung sebagai alas saat mereka jatuh cukup jauh dari area balok yang berdiri.

Padahal tinggi balok itu hanya setinggi bahu Fang Hua, tapi Yu Jie dan Fang Ling menganggap tinggi balok itu sangat tinggi. Kedua gadis itu jatuh terjerembab ke tanah dengan bunyi yang cukup keras disertai teriakan mereka.

"Ibu, katakan padaku bagaimana caranya menyelesaikan latihan dasar bela diri mereka? Sedangkan aku baru saja memulai pelajaran untuk mereka," jawab Fang Li sambil menunjuk Yu Jie dan Fang Ling dengan ujung bibirnya.

Lian menggeleng. Kali ini dia tidak bisa membantu kedua putrinya dari kakak tertua mereka. Lagipula benar kata Fang Li. Waktu mereka tidak sampai sebulan. Setidaknya, Yu Jie dan Fang Ling harus menguasai dasar ilmu bela diri.

Batinnya seorang ibu bergejolak. Daripada dia melihat dan mendengar kedua putri manjanya itu mengeluh, lebih baik dia menyibukkan diri di dapur.

"Kalau begitu, ibu akan menyiapkan cemilan untuk kalian," ucap Lian sambil berlalu.

"Eh, i..."

Belum selesai Fang Ling berucap, Fang Li membulatkan matanya hingga membuat gadis itu takut. Fang Ling langsung mengurungkan niatnya setelah ditatap tajam oleh kakak tertuanya. Fang Li tersenyum bangga karena kali ini ibunya mengalah.

Yu Jie dari tadi memilih diam saja. Meski pelatihan bela diri ini membuat seluruh tubuhnya sakit, tapi dia tahu semua ini demi kebaikannya.

Alasan Fang Li mengajari kedua adiknya dengan ketat karena takut jika sewaktu-waktu dia tidak berada di sisi mereka dan mereka tidak bisa melindungi diri dengan baik. Fang Li tak ingin pengalaman pahit mereka dulu terulang. Ketakutan dan tidak bisa berbuat apa-apa saat dikejar oleh pembunuh bayaran di hutan dua tahun yang lalu.

"Lanjutkan!" perintah Fang Li.

Yu Jie kembali naik ke balok dengan sekali hentakan kaki. Gayanya cukup anggun sebagai pemula. Sedangkan, Fang Ling menaiki balok dengan wajah tertekuk hingga membuatnya jatuh sebelum sebelah kakinya sempat berpijak.

"Kau harus iklas," ucap Fang Hua sambil tertawa kecil.

"Andai saja aku memiliki tenaga dan otak yang cemerlang seperti dirimu, kak!" keluh Fang Ling.

"Ling'er, yang dikatakan kak Hua itu benar. Semakin banyak kau mengeluh semakin sedikit yang kau dapat. Ini juga demi kebaikan kita," ucap Yu Jie.

"Adik ketiga benar. Yu Jie saja yang ahli pengobatan tetap belajar. Dia juga sama lelahnya denganmu," ujar Fang Hua.

Terkadang Fang Hua sedikit kesal dengan adik bungsunya itu. Dari sekian banyak sifat yang baik, dia malah mengambil sifat manja Yu Jie.

"Baiklah," ucap Fang Ling sambil bersungut.

Pelatihan dasar bela diri mereka hari ini berjalan lebih lama dari biasanya. Hal itu dilakukan Fang Ling agar beberapa hari ke depan kemampuan kedua adiknya meningkat, meski sedikit.

Lian memilih untuk tidak ikut campur. Sedangkan Fang Hua senang menjadi pengamat yang memberi dorongan bersama Li Jing.

Memasuki hari ke lima belas, kemampuan Yu Jie berkembang pesat. Meski kemampuannya belum mendekati setengah dari kemampuan Fang Li, setidaknya cukup untuk melindungi dirinya sendiri.

Fang Ling juga tak kalah hebat. Kemampuannya setara dengan Fang Hua. Tak disangka, meski cengeng dan suka mengeluh, ternyata saat gadis itu mendalami sesuatu hasilnya sangat baik.

"Bagaimana ibu? Aku hebat kan!" teriak Fang Ling dengan sombongnya.

Pletak

"Aduh! Kenapa kak Hua malah melempari ku dengan kerikil?" teriak Fang Ling rak terima.

Dengan santainya Fang Hua menjawab, "Aku ingat beberapa waktu lalu, ada seseorang yang cengeng dan suka mengeluh saat latihan."

"Ish, kakak! Itu kan dulu," balas Fang Ling sambil mengusap keningnya yang sakit.

"Makanya, kau itu harus lebih sabar saat belajar. Bukannya kau sendiri yang akan menerima manfaatnya," balas Fang Hua.

"Iya, iya," jawab Fang Ling.

"Mulai besok tidak ada latihan lagi," ujar Fang Li.

"Kenapa kak? Bukankah kemampuan kami masih jauh," tanya Yu Jie bingung.

"Aku yakin pengawal itu akan tiba dalam beberapa hari lagi. Kita juga harus bersiap," jawab Fang Li.

Yu Jie tersenyum, "Kakak benar. Banyak sekali yang harus kita persiapkan."

"Aku harus membuat beberapa ramuan sebagai buah tangan," timpal Yu Jie.

Fang Hua tersenyum mendengar kalimat buah tangan yang meluncur dari bibir Yu Jie. Gadis itu yakin Yu Jie pasti akan memberi buah tangan yang terbaik untuk ibu dan anak itu.

"Kakak, apa mereka akan mengenali kita?" sela Fang Ling.

"Tentu saja tidak," jawab Yu Jie.

"Bagaimana mungkin mereka tidak mengenali kita?" tanya Fang Ling bingung.

Mungkin iya karena mereka sudah banyak berubah. Kulit mereka yang dulu kusam, kini menjadi sangat cerah dan bersih. Tubuh mereka juga memiliki berat yang ideal.

Mereka juga memiliki wajah yang semakin hari semakin cantik karena ramuan Yu Jie. Jika orang yang tidak mengetahui asal usul mereka, sudah pasti mengira mereka adalah sebuah keluarga kaya raya atau bangsawan yang dikepalai oleh seorang janda.

Belum lagi perangai mereka yang tidak kalah anggun dengan putri-putri bangsawan lain. Meski penampilan mereka sangat berbeda, tetap saja orang yang sudah lama mengenali mereka pasti akan tahu.

Otak Fang Ling berpikir keras mencari jawaban yang cocok untuk pertanyaannya sendiri. Namun, karena keterbatasan otaknya, gadis itu tidak dapat menemukan jawaban yang tepat. Alhasil, dia menatap Yu Jie dengan tatapan menuntut jawaban.

1
Arbaati
makin seru...
Lismawati
lanjuuuut thor seemaaaangaaaaat 💪💪💪❤️
Arbaati
lanjuuuut... thoooor...
Lismawati
sekali kali double up thor , lagi seru baca ceritanya abis , lanjuuuuut thor 🙏🙏🙏👍💪💪💪
lisna: mkin mntap n seru certainly nya Thor.lnjut👍👍🙏🥰🥰🥰
total 1 replies
Yunita Widiastuti
rak ngombee obate lsg otw....
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
jujur karakter yang ku suka disini adalah karakter si selir jahat , dia tegas waspada tinggi, GK lebay GK menye² GK KY Yun jie bersaudara kebanyakan ngomong/Facepalm//Grin/dan rada sombong berasa paling hebat gitu kesannya, terus alay , karakter mereka tidak sesuai dg jaman kuno
natanatasasa
mampir
Osie
lama banget ya sesi. alas dendamnya..masih muter muter seputar kehidupan sehari hari
Aldiza azahra
lanjut..ini dah masuk bab kesekian semoga masih panjang...jangn si singakt kisahy...ato mlh di gantung g seru thor
Raudah Anis
ini sudah mau masuk bab 80, tapi masih belum balas dendam sama sekali sama selir gila itu thor/Frown//Frown//Frown/
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
belum juga balas dendam sudah ketemu laki2 bikin penghambat saja/Facepalm/
Lismawati
author sangat" irit , sehingga itungan babnya selalu , tu satu, gk pernah tu dua lanjuuut
Lismawati
ayo pangeran lebih semangat lagi menaklukan hati gadis yg kau sukai
Arbaati
tetap semangat pangeran
Raudah Anis
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/kasihan sekali para pangeran/Chuckle//Chuckle/
Osie
yuuuuuu fang yin licik ...kagak tau dia yu jie lebih licik
Lismawati
makasih upnya , ditunggu lanjuuuutanya thor 👍💪💪💪❤️
Reinon: makasih kak
total 1 replies
Arbaati
like sudah, vote sudah...lanjut Thor....
Reinon: makasih kak
total 1 replies
YAM
Luar biasa
Mutiara Nisak
2 rencana dr 2 irang yg berbeda,antara ibu dan anak demi seorang pelayan,dan ternyata rencana sang anak yg berhasil,gmn mantan selir ,terkejut g....pelayan setiamu yg ternyata mati d tangan mu sendiri......moga aja jantung mu g pindah tempat y.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!