NovelToon NovelToon
XAVIER BLOOD (I Was Trash)

XAVIER BLOOD (I Was Trash)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Aliansi Pernikahan / Barat
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

--Balas dendam terbaik adalah dengan menjadi pemenang sejati--

Setelah dicampakkan ayahnya dan diputus status sebagai Tuan Muda saat usia delapan tahun karena kutukan, Xavier bangkit sebagai sisi yang berbeda setelah dewasa. Mengusung nama besar Blood dengan menjadi panglima perang sejati dan pebisnis andal di kekaisaran.

Namun ... pada akhir dia tetaplah sampah!

---Ekslusif di NOVELTOON---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ɛpɪsoʊd 19

Kaisar Bjorn menyanggupi syarat yang diajukan Xavier tentang lencana penting kaisar yang dipinjam panglima itu untuk membebaskan para budak di Kerajaan Mávros.

Meski sempat bimbang, pada akhir dia tak bisa menolak.

Apa yang akan dilakukan Xavier mungkin hanya untuk sebuah negosiasi kecil dengan Raja Mávros. Bjorn berpikir sederhana saja.

Kepulauan Seth adalah tempat yang ditakuti Arion, ada pengalaman pribadi putranya itu yang membuat Kaisar terpaksa meminjamkan lencana sebagai pertukaran sebanding.

Xavier berjanji akan menjaga dan mengembalikan benda itu setelah semua urusan usai.

(Ilustrasi lencana Kaisar, ukurannya sebesar telapak tangan wanita dewasa)

Dan keberangkatan Xavier ke kepulauan itu sekitar tiga hari lagi.

Saat ini yang dilakukannya adalah menunggu kedatangan Aegle, wanita bertopeng yang akan meneruskan upaya pelepasan kutukan di tubuhnya.

Ini akhir pekan, empat jam sebelum waktu yang ditentukan, artinya proses itu masih akan berlaku beberapa waktu lagi.

“Kau tunggu saja langsung di ruangan yang sama di waktu yang kita sepakati. Aku akan datang. Jadi tak perlu menyambutku di halaman. Aku tak suka banyak orang yang melihatku.”

Itu yang dikatakan Aegle saat menit terakhir pertemuan mereka yang lalu, dan Xavier menyetujuinya.

Tepat di waktu itu, dia meminta Luhde untuk tidak mengunci pintu agar Aegle leluasa masuk.

Sebelum kedatangan Aegle, Xavier ingin lebih dulu menemui Ashiana dalam kamarnya, dan sekarang dia sudah berdiri di hadapan ruangan itu.

Pintu didorong dan disibak tak cukup lebar.

Ada Daphne yang masih terjaga, sedang duduk di samping Ashiana memberi nyanyian merdu. Gadis pelayan itu berhenti, merunduk sesaat sebagai hormat atas kedatangan Xavier lalu berdiri dan menyingkir.

“Putri baru saja tertidur, Tuan," katanya memberitahu.

Anggukan Xavier berlaku singkat, dia bisa melihat itu.

Ashiana sudah dalam posisi berbaring dengan dengkuran halus.

Sebenarnya ketika hening, dia tidak akan banyak berulah, diam saat sendiri. Sekarang Xavier sudah tahu itu dari Daphne.

“Apa yang dia lakukan seharian ini?” tanyanya dengan suara pelan.

Daphne menjawab, “Seperti biasa. Sebagian hari Putri menghabiskan waktu di ruang melukis, jalan-jalan di taman, dan tidur.”

Xavier manggut kepala. “Bagus. Tetap jaga dia saat aku tak ada. Jangan lengah sedikit pun. Berikan makanan terbaik seperti biasa, ganti apa pun yang membuatnya bosan.”

“Baik, Tuan.”

“Kau juga beristirahatlah, Nona Grover.”

“Baik.”

Sebelum berlalu, Xavier menyempatkan diri mengusap kepala Ashiana, lalu merunduk untuk berbisik lirih di telinga istrinya itu, “Tetaplah baik-baik saja. Aku sedang berusaha untuk diriku sendiri, juga untukmu.” Kembali menegakkan tubuh dan berkata perintah pada Daphne, “Matikan saja semua lampunya.” Kemudian benar-benar berlalu.

Ruang kamar penyembuhannya, Xavier sudah di sana. Mengoreksi berkas yang diambil dari ruang kerja sembari menunggu kedatangan Aegle.

Dia menolak tawaran Luhde untuk bantuan, karena Luhde juga butuh beristirahat.

Detik berguguran semakin jauh.

Akhirnya ....

Lebih cepat lima menit, pintu sudah terketuk.

Xavier mencampakkan keseriusannya dari berkas lalu berseru, “Masuk saja.”

Pintu terdorong perlahan dari luar, lalu menyembulkan sosok Aegle dengan busana simple-nya. Dia perempuan, tapi tidak bergaun seperti umumnya para wanita di kekaisaran.

Tampilan Aegle dikatakan lebih mirip seorang lelaki---kemeja putih dibalut rompi hitam dan celana ketat dengan sepatu boots tinggi menutup sampai ke lutut. Untung saja bokong dan dadanya sama-sama menonjol, khas body seorang wanita, jadi siapa pun tidak akan tertipu dengan topengnya.

Meskipun kurus, dia memiliki bentuk tubuh ideal, tinggi dan berkelas.

“Terima kasih sudah menepati janjimu, Nona Aegle.” Xavier bangkit dari kursinya. Semua berkas yang menyibukkan sebelumnya sudah ditutup rapi kembali.

Aegle duduk tanpa dipersilakan di hadapannya. “Aku butuh uangmu. Jadi tidak alasan untuk membelot.”

Lagi-lagi mulutnya tidak konsisten. Sudut bibir Xavier tertarik membentuk senyum. “Baiklah. Kalau begitu bisa kita mulai?”

“Tentu," tanggap Aegle. “Demi mempersiapkan hari ini, aku sampai harus berburu mana di sebuah tempat. Aku ingin cepat menyelesaikan dan kau bisa sembuh secara total. Aku tidak ingin menjadi sering datang kemari.” Dia memalingkan wajah saat Xavier membuka belahan depan baju yang kancingnya sudah dicerai-berai.

“Apa pun alasanmu perkara tidak ingin berlama-lama di sini, aku tidak akan bertanya. Atau sebanyak dan selama apa pun waktu yang dibutuhkan untuk pulih, aku tak masalah. Tapi jika itu yang kau inginkan, mempercepat semua proses, maka dengan senang hati aku menantikannya. Karena itu juga yang kubutuhkan.”

“Baik. Persiapkan dirimu!” Eagle mulai beraksi tanpa babibu lagi, mengalirkan mana birunya ke telapak tangan, lalu menempelkan di bagian tubuh Xavier setelah terkumpul pekat.

Kali ini bagian punggung. Dia sudah di belakang Xavier sejak sesaat lalu.

Xavier melengak dengan gigi merapat. Wajahnya meringis ketat menahan sakit. Dia merasakan tubuhnya mulai memanas.

Cahaya biru memancar dari punggungnya. Terang dan menyilaukan.

Itu dia yang membedakan Aegle dari para ahli sihir lain---cahaya biru dari mana yang dikeluarkan adalah jenis mana yang bisa mematahkan kutukan. Mereka yang lain, memiliki mana berwarna putih secara umum. Dan tidak banyak ahli sihir memiliki sejenis Aegle. Terbukti, dia hanya ada satu di kekaisaran.

Jelas dari kelangkaan itu, bagian dada Xavier sudah memutih kembali saat penyembuhan pertama.

Dan yang sedang berlangsung ....

SLASSSHH!

SLEB!

Cahaya biru itu menghilang seketika.

Dua telapak tangan Aegle terlepas cepat dari kulit punggung Xavier, dia terhuyung dengan napas memburu. Keringat bercucur dari wajah yang tetap tertutup topeng.

Setelah merasakan tubuhnya membaik, hilang rasa sakit dan panasnya, Xavier membalik badan ke belakang dalam posisi duduk. “Nona Aegle!”

Terkejut mendapati wanita itu melumbruk duduk di lantai bersandar dinding sembari memegangi dada.

Sebat kaki Xavier melangkah mendekatinya. “Kau tak apa?”

Aegle mengangguk. “Aku baik-baik saja.”

Tapi Xavier tidak melihat itu dari kenyataan yang ada. Suaranya saja melemah dan bergetar, dia jadi merasa kasihan dan ... sedikit agak kesal juga, karena .... “Kau terlalu memaksakan diri,” katanya, kemudian mengambil tindakan sesuai hati.

Terang saja membuat Aegle terperanjat kaget. Xavier mengangkat tubuhnya dalam gendongan depan.

“Apa yang kau lakukan?!" teriaknya, merasa perlu menolak tapi tubuhnya berkata lain, pasrah tidak meronta.

Xavier membawanya menuju ranjang.

“Kau perlu istirahat," jawab pria itu, lalu merebahkan Aegel dengan perlahan.

Tidak bisa berkata-kata, kelakuan Xavier membuat Aegle hilang kekuatan berkutik. Tapi dia tetap tak nyaman, bangun dari rebahnya dan kembali duduk.

“Aku akan ke kamarku. Tenanglah di sini untuk beberapa saat. Kau bisa pergi setelah kondisimu membaik.” Bajunya di atas meja, dihampiri Xavier lalu digamitnya dalam cengkraman. Kembali dia menghampiri Aegle karena lupa mengatakan sesuatu.

“Sebaiknya kau makan dan minum dulu sebelum pergi. Aku akan minta pelayan menyiapkannya.”

“Tidak! Tidak perlu!” tolak cepat Aegle dengan kibasan tangan. “Aku akan langsung pergi saja.” Detik yang sama dia menurunkan kedua kaki menapak lantai lalu berdiri.

Sayangnya ....

“Sudah kubilang kau perlu beristirahat!" semprot Xavier, impulsif menyangga tubuh wanita itu. “Berdiri tegak saja kau belum mampu.”

Tubuh Aegle limbung karena kepala yang tiba-tiba merayang pusing. “Sial! Energiku sungguh terkuras.”

“Merebah saja! Aku akan siapkan teh hangat.”

“Jangan! Tidak perlu!”

Gerak Xavier tertahan, Aegle menggamit pergelangan tangannya saat berbalik, dan sekarang berbalik lagi menghadap wanita itu.

“Kenapa?” tanyanya.

Aegle tersadar. Cepat menarik kembali tangannya dari pergelangan tangan Xavier lalu membuang wajah karena merasa salah. “Aku akan beristirahat di sini sebentar. Kau tak perlu melakukan apa pun. Kembali saja ke kamarmu.”

Sekarang Xavier malah terdiam, bukan karena ucap per ucapan wanita itu, melainkan sesuatu dalam diri Aegle mengganggu penglihatannya. Tiba-tiba ada kegaduhan dalam dadanya.

Aegle mengerut kening. “Kenapa malah diam? Kubilang aku akan beristirahat dan pergi setelah tenagaku membaik. Kau bisa keluar.”

PATS!

Jantung Aegle terentak keras. Dia melihat tatapan Xavier padanya tiba-tiba menjadi aneh.

Lalu ....

“Tidak! Istirahatlah. Aku pergi," kata Xavier, kemudian benar-benar berlalu meninggalkan ruangan.

Sekarang Aegle yang jadi bingung sampai keningnya berkerut-kerut. “Ada apa dengannya? Kenapa tiba-tiba begitu?”

Yang Xavier lihat ....

1
Wan Trado
pembaca melotot
konyonyod an-club
mantap
Wan Trado
bawa saja asrahan dan claudine ke grim hills untuk menyusun kekuatan baru
Wan Trado
ditemukan putra mahkota yaa... bisa jadi sekutunya xavier nihh.. 😁
Wan Trado
author yg baik, sekedar saran nihh.. jangan terlalu terjebak dalam penggunaan ataupun perang sihir, walaupun dizaman itu adalah lumrah terjadi.. karena author yg biasanya ahli dalam taktik dan strategi akan sedikit ternoda.. 🙏
Wan Trado: baiklah, aku percaya kamu punya wawasan dan integritas yg mumpuni.. 👍😍👍 tidak akan mengecewakan.. 😁
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐀𝐢𝐠𝐨𝐨𝐨𝐨!
𝐀𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐠𝐮𝐦𝐢𝐦𝐮, 𝐊𝐚𝐤..😚
𝐃𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐤𝐞𝐣𝐚𝐩 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐢𝐡𝐢𝐫🤣
𝐁𝐮𝐭 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐣𝐚, 𝐊𝐚𝐤. 𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐞𝐧𝐜𝐚𝐧𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐭𝐚𝐦𝐚𝐭. 𝐬𝐢𝐡𝐢𝐫 𝐝𝐢 𝐬𝐢𝐧𝐢 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐜𝐨𝐫𝐞𝐭𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐲𝐠 𝐠𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐬𝐚𝐮. 𝐤𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐩𝐮𝐧 𝐭𝐚𝐤 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐠 𝐝𝐢 𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐧𝐮𝐫𝐮𝐥🤣
total 2 replies
Was pray
mantap ..bibit unggul akhirnya muncul ..👍
Wan Trado
hasil kerja kerasnya mereka berhasil.. selamat ya thorr.. @ⱮαLєƒι¢єηт dah ada calon cucunya.. 😅
Wan Trado
belajar ngilmu dimana thorr.. bisa diturunkan kepada xavier.. 😁
Wan Trado: hidup itu memang merupakan pilihan dan pelatihan
Wan Trado: jiaahhh... kelakuan yaa... 😅
total 5 replies
Was pray
nah betulkan tebakanku? ratu arwena minta agar xavier mau jadi raja mendampinginya...ratu arwena terpesona sama xavier yg tenang bagai air
ⱮαLєƒι¢єηт: Iya iya, aku tau Kakak cenayang.😌

🤣
total 1 replies
Was pray
boleh kapten tapi dengan syarat kamu mau menjadi raja mendampingi ratu arwen ...😆😆😆
Was pray: oke👍👍
Nikma: Permisi kakak Author ...

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir karya aku juga yaa 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 2 replies
Wan Trado
boleh saja dengan syarat-syarat tertentu..
Wan Trado: hehehe, boleh boleh boleh... ambil semaunya dan semampunya.. 🥰
ⱮαLєƒι¢єηт: Jum'at berkah, gratisin lah🤣
total 2 replies
Wan Trado
luhde n daphne
Wan Trado: intrik biasa terjadi apalagi dalam sistem kerajaan, pengkhianatan orang-orang yang dipercaya, hubungan percintaan terlarang, dsbnya.. dan bisa juga bantuan luarbiasa secara diam-diam ataupun terbuka dari orang-orang yg biasa saja atau terlihat lemah..
Wan Trado: intrik biasa terjadi apalagi dalam sistem kerajaan, pengkhianatan orang-orang yang dipercaya, hubungan percintaan terlarang, dsbnya.. dan bisa juga bantuan luarbiasa secara diam-diam ataupun terbuka dari orang-orang yg biasa saja atau terlihat lemah..
total 5 replies
Wan Trado
fantasi yg memabukkan memang menuntut penuntasan total
Wan Trado: wahh jangan ditanya.. berasap tuh ubun-ubun nya menahan ketegangan 🤣🤣🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Kalo nanggung kalang kabut dong pasti🤣
total 2 replies
Oe Din
Apa itu jalanan mupeng ?
Oe Din: Jalan berlubang ya ....
Jerawatnya segede apa itu, kalau lubangnya bisa buat kebo berendam...
😅😅😅
ⱮαLєƒι¢єηт: Bekas bekas jerawat gitu, Kak🤣
total 2 replies
Oe Din
Buat anak sebanyak yang kau mau, Putri Asha...!!!
😍😍😍
Oe Din
Nanti saja sekalian ( titik titik )
😘😘😘🔞🔞🔞
Wan Trado
11 anak biar bisa buat kesebelasan
ⱮαLєƒι¢єηт: Keepernya tetiba mules. jadi sepuluh dulu🤣
total 1 replies
Wan Trado
ungkapan yang dapat dicerna dgn mudah tapi mengena.. 👍
Wan Trado
jangan terlalu percaya dengan air yang terlihat tenang dipermukaan, hati-hati xavier akan para penjilat dan pengkhianatan
Wan Trado
Hari-hari pembalasan siap dimulai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!