Raden Saka Teguh, pewaris perusahaan kaya di Jakarta menyamar menjadi Jaka Tarub, pria miskin di pedesaan Jawa Timur saat berusia 25 tahun karena ingin mencari wanita yang tidak gila harta untuk bersanding bersamanya.
Sudah 1 tahun, Saka dalam penyamaran menjadi Jaka dan belum menemukan wanita yang bisa mengambil hatinya. Ketampanannya ia sembunyikan menggunakan gigi palsu yang maju kedepan dan Saka terpaksa harus mencoklatkan kulitnya menggunakan perawatan tanning dari klinik kecantikan serta dibantu dengan lulur coklat yang ia gunakan setiap akan keluar rumah.
Saka tinggal bersama nenek tua sebatang kara sebagai cucu. Nenek Minten namanya dan berprofesi sebagai petani dan penjual sayuran di pasar. Saka membantu meringankan pekerjaan nenek Minten selama setahun ini.
Penantian 1 tahun akhirnya Saka sebagai Jaka menemukan wanita yang ia inginkan. Anak pak RT yang baru saja pulang dari pendidikan di Australia. Tapi wanita itu membenci Jaka di pertemuan pertama. Apa yang terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HAMPIR POLOS
Sesampainya di kawasan apartemen, Fina izin untuk lebih dulu turun di basement karena tidak enak jika dilihat orang lain. Apalagi sekarang pegawai apartemen tau jika dirinya sudah bersuami.
Saka pun menuruti keinginan wanita itu. Ia sekarang tidak akan bersikap terobsesi lagi karena Fina tidak bisa dikerasi atau dikekang.
Wanita itu masuk ke apartemen ketika jam sudah menujukkan pukul 5 sore dan suaminya belum pulang.
"Kemana si Jaka itu kerjanya? Muterin Jakarta kalu ya sampai jam segini belum pulang apalagi gerimis lagi di luar" gerutu Fina yang kesal dengan suaminya itu. Secara tiba tiba ia menyadari bahwa kehadiran Jaka di apartemennya membuatnya merasa tidak sendiri.
Ia pun langsung masuk kamar dan mandi lagi membersihkan diri.
Saat keluar kamar, Jaka ternyata sudah pulang dan terlihat habis mandi.
"Kamu kehujanan?" tanya Fina.
"Sedikit tadi waktu pulang. Mangkanya langsung mandi" jawab Jaka.
"Aku bikinkan, teh manis hangat. Mau?" tawar Fina.
"Boleh kalau kamu mau buatin" sahut Jaka sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Kenapa dia semakin terlihat putih saja kulitnya padahal kerjanya jadi ojek online?" batin Fina yang semakin lama semakin menyadari juga jika warna kulit Jaka semakin cerah daripada saat pria itu di kampung.
"Ah bukan urusanku" lanjutnya dalam hati lalu membuat dua gelas teh manis hangat.
Setelah jadi minuman hangatnya, ia bawa kedua gelas itu ke sofa ruang tamu. Ia letakkan di meja.
Fina pun duduk disamping Jaka yang masih mencari tontonan tv yang bagus.
"Tumbenan mau duduk disampingku" celetuk Jaka.
"Biar pernah. Aku pikir kita tinggal bersama tinggal 2 bulan lebih beberapa hari, aku tidak bisa jika selalu bersikap buruk ke kamu" sahut Fina membuat Jaka terheran heran dengan perubahan sikap sang istri.
"Maksudmu gimana? Aku heran kalau tiba tiba kamu jadi baik begini. Pasti ada maunya" tebak Jaka.
"Mauku ya kita bisa selayaknya teman aja. Ya teman yang tinggal serumah sampai kamu menceraikanku sesuai kesepakatan" ujar Jaka.
"Kalau semisal waktu itu datang dan aku tidak mau menceraikanmu gimana karena ingin kamu layani di ranjang?" pancing Jaka.
"Kan disini kesepakatannya selama 3 bulan aku tidak boleh menyentuhmu atau jika aku melanggarnya , kamu akan menceraikanku. Tapi jika setelah 3 bulan aku tetap tidak menceraikanmu apakah kamu benar benar akan melayaniku di ranjang sebagai istri meskipun keesokan harinya kita akan bercerai?" lanjutnya.
"Iya, setidaknya aku menjalankan tugasku sebagai istrimu sebelum kita bercerai" sahut Fina.
"Kalau gitu kenapa tidak sekarang saja kamu melayaniku diranjang lalu aku akan menceraikanmu? Sama saja sekarang atau saat 3 bulan pernikahaan, kita tetap akan bercerai" saran Jaka.
"Terlalu singkat, nanti ayah dan ibu akan malu jika kita hanya menikah 3 minggu" sahut Fina.
"Oh, berarti menurutmu kalau kita menikah 3 bulan terus cerai gak bikin orang tuamu malu gitu?" ujar Jaka.
"Lebih baik 3 bulan daripada hanya 3 minggu" ucap Fina santai.
"Aduh pikiran wanita pintar sepertimu ternyata sependek ini. Perceraian akan tetap melukai kedua belah keluarga meskipun waktu bisa menyembuhkan. Jika kamu mau cerai secepatnyaa aku turuti, tapi layani aku di ranjang seperti kamu melayani kekasih bule mu itu" tawar Jaka.
Plak!
Bukan suara dari mulut yang terdengar namun suara dari tamparan di pipi Jaka.
Fina sudah tidak tahan dengan permintaan Jaka yang menjurus ke pelayanan ranjang. Ia langsung berdiri.
"Aku sudah mencoba bersikap baik kepadamu, aku juga sudah menawarkan pertemanan agar kehidupan kita beberapa bulan kedepan menjadi lebih baik, tapi kamu malah merusaknya. Emang otak pria kampungan seperti mu itu hanya ranjang ranjang ranjang. Kalau kamu menikah hanya untuk pelayanan s*x maka sewa aja wanita buat kamu nikahi siri" marah Fina yang benar benar marah sampai wajahnya memerah dan matanya pun berkaca kaca.
"Terserah mau mu apa sekarang? Kamu mau aku layani sekarang? Ayo. Aku akan memenuhi keinginanmu sekarang juga" lanjutnya sambil melepaskan dress yang ia pakai didepan Jaka hingga menampilkan tubuhnya yang hampir polos.
Jaka terdiam. Melihat air mata Fina yang menetes ke lantai membuatnya sangat bodoh. Saat Fina akan melepas pengait penutup aset kembarnya, Jaka menahan tangan itu.
"Berhenti. Maafkan aku. Aku salah. Aku tidak memaksamu mu lagi. Aku akan menunggu usia pernikahan kita 3 bulan lalu kita bercerai sesuai kesepakatan" ucap Jaka sambil memberikan dress Fina kembali.
Tangis Fina semakin keras hingga Jaka tak tau harus berbuat apa. Kalau memeluk wanita itu tanpa izin bisa bisa dirinya akan dicerai tanpa malam pertama.
"Please jangan nangis. Maafkan aku, aku salah Fin. Maafkan aku" ucap Jaka jadi panik.
Fina langsung mengambil dressnya dari tangan sang suami lalu masuk ke kamar.
BRAAAAK!!!
Suara pintu kamar tertutup sangat keras.
"Bodoh bodoh!! Jaka si Bodoh! Bisa bisanya pikiranmu cuma begituan aja! Dasar pria mokondo" gerutu Jaka pada dirinya sendiri.
Ia meruntuki kebodohannya. Ia menikah tidak hanya untuk mencari pelayan ranjang tapi kenapa akhirnya ia terlihat seperti itu.
Jaka frustasi sendiri ditambah lagi miliknya udah mengeras saat melihat tubuh hampir polos sang istri didepannya.
"SHIT! Pake bangun segala nih pisang goreng" kesalnya, lalu ia segera ke kamar mandi dan bermain solo.
Di kamar mandi, Fina masih tidak habis pikir dengan Jaka itu kenapa otak suaminya itu ranjang ranjang dan ranjang.
"Emang cowok sialan! Pikirannya cuma celap celup aja. Ck, dia tidak bisa dijadikan suami beneran. Padahal aku sudah mulai nyaman dengannya eh malah dia merusak kenyamanan ini. Jangan salahkan aku jika mencari kenyamanan di tempat lain" gerutunya.
Fina jadi memikirkan Saka, lagi lagi pria tampan dan kaya itu muncul di pikirannya.
"Apa aku gunakan Saka aja untuk membuat Jaka cemburu lalu salah paham sama aku kalau aku selingkuh dengan Saka akhirnya dia mau ceraikan aku sebelum usia pernikahan kita 3 bulan? Mana ada suami yang rela istrinya selingkuh? Boleh juga ide ini" lanjutnya dalam imajinasi pikirannya.
"Awalnya aku tidak mau menggunakan cara ini untuk bercerai karena berusaha menghargai Jaka sebagai suami dan diriku sendiri sebagai istri. Tapi Jaka yang membuatku ingin segera bercerai dengannya tanpa harus aku layani di ranjang. Jadi cara satu satunya adalah membuatnya menceraikanku" ucap Fina lagi lagi dalam hati dan pikiran menyusun rencana.
Wanita itu benar benar bertekad untuk segera mengakhiri pernikahan nya dengan tidak baik baik saja.