NovelToon NovelToon
Pernikahan Semalam

Pernikahan Semalam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Single Mom / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:527.2k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Kayesa terjebak dalam pernikahan semalam demi menyelamatkan nyawa ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Pernikahan dengan laki-laki kaya yang sama sekali tak dikenal Kayesa itu merupakan awal dari penderitaan Kayesa.
Pernikahan semalam membuat Kayesa hamil dan diusir ibu, Kayesa pergi jauh dari kota kelahirannya. Lima tahun kemudian dia bertemu dengan laki-laki ayah anaknya, hanya saja Kayesa tidak mengenalinya. sementara laki-laki itu mengetahui kalau Kayesa wanita yang dinikahinya lima tahun yang lalu.

Bagaimana kehidupan Kayesa selanjutnya, saat laki-laki bernama Zafran mengetahui kalau Kiano merupakan darah dagingnya dan Zafran menginginkan anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dunia Sempit

Part 24

Mematung sejenak, Kayesa tak bisa berkata apa-apa. Saat menyadari kalau dunia ini terlalu sempit, hingga dia bertemu lagi dengan Shaga. Shaga merupakan salah satu rekan kerja Zafran.

Bukan Kayesa saja yang terkejut. Shaga pun demikian, dia tak menduga sama sekali, jika akan bertemu lagi dengan wanita yang teramat dicintainya itu di sini.

"Mengapa Kay ada di sini? Apa dia bekerja di perushaan Zafran? Kenapa selama ini aku tak pernah melihatnya? Apa dia karyawan baru," Beberapa pertanyaan bermunculan di benak Shaga.

"Duduk di sini." Perintah Zafran dia meminta Kayesa duduk di sebelah kanan bersebelahan dengan Ruhi.

Sejurus Kayesa menatap Zafran dan Ruhi bergantian, lalu beralih ke Shaga. Tiba-tiba Kayesa merasa sangat gugup, di sini dia hanya berstatus clearning service. Shaga pasti akan mentertawakannya jika tahu kalau wanita yang telah pergi meninggalkannya, ternyata hanya seorang clearning service.

"D mata Shaga. Aku pasti sudah tak ada apa-apanya. Lihat saja penampilan Shaga," batin Kayesa.

Tatapan Kayesa kembali mengarah ke wajah Zafran. Dia ragu dengan pendengarannya, kalau Zafran memintanya duduk bersama dengan rekan bisnisnya di ruang meting ini.

"Sini!" Ruhi menarik tangan Kayesa, saat melihat ada keraguan Kayesa, hingga Kayesa terduduk di kursi yang berada diantara Ruhi dan Zafran. Itu artinya dia dan Shaga berjarak sangat dekat, hanya dipisahkan oleh Zafran.

Hardisk di genggaman Kayesa terasa basah, tak tahu kenapa, tiba-tiba saja suhu tubuh Kayesa berubah panas dingin, dia seperti diserang demam. Kayesa menyerahkan kedua hardisk itu ke Zafran.

Zafran tidak menanyakan, kenapa kedua hardisk itu di bawa Kayesa, karena tadi pun dia lupa memberitahu Kayesa, mengambil yang mana. Beruntungnya Kayesa berinisiatif membawa keduanya. Dia tidak perlu bolak balik. Jika dia bawa satu dan salah, tentu naik lagi untuk menukar.

Setelah menerima hardisk dari Kayesa, Zafran meminta Ruhi menyiap segala sesuatunya, Zafran memulai mempresentasekan program unggulan perusahaan yang baru dirancangnya. Secara gamblang Zafran menjelas tentang keuntungan jika rekan-rekan kerjanya mengubah sistem pemasaran yang baru dirilisnya.

Sementara Kayesa sama sekali tidak fokus. Dia sibuk menata debaran hati yang berpacu. Kayesa menjadi orang yang sangat tidak berguna di antara yang hadir. Dia ingin pergi dan menjauh dari tempat meting, tapi tak berani meminta ijin pada Zafran.

Deg...tiba-tiba mata Kayesa dan Shaga beradu. Saat Kayesa mencuri pandang ke arah Shaga. Secepat kilat Kayesa menunduk. Dia terlanjur malu, karena ketahuan sedang memperhatikan Shaga.

Dua jam kemudian meting pun selesai. Satu persatu rekan bisnis Zafran pamit, kini hanya tinggal Shaga yang masih ngobrol serius dengan Zafran. Sepertinya dia sangat tertarik dengan ide cemerlang yang tadi baru dipaparkan Zafran. Kayesa hanya mematung mendengar mereka bicara, ingin beranjak takut dibilang tak sopan, karena mendahulu pimpinan.

"Baiklah. Saya pamit dulu, nanti kita bertemu lagi," ujar Shaga seraya berdiri menyalami Zafran dan Ruhi.

Shaga kemudian menoleh ke arah Kayesa, dia juga menyodorkan tangan dan tersenyum pada Kayesa. Tangan Kayesa gemetar saat menerima genggaman Shaga. Shaga tidak bicara sepatahpun padanya. Dia keluar ruang meting bersamaan dengan Zafran.

"Esa! Kamu bantu Malika bereskan tempat ini ya," titah Ruhi. Kayesa hanya mengangguk.

"Nanti sekalian bikin kopi, kalau ke atas," ujar Zafran seraya beranjak dari duduknya, lagi-lagi Kayesa mengangguk.

Sepeninggalan Ruhi dan Zafran, Kayesa tinggal sendiri. Saat Kayesa chat Malika, katanya sepuluh menit lagi dia turun, karena Zafran meminta Malika untuk memboking sebuah meja di resto terkenal. Zafran ingin mengajak orang istimewanya makan siang.

"Apa Zafran mengundang seorang tamu istimewa, hingga butuh di jamu di resto yang mahal, " batin Kayesa.

Sambil menunggu kedatangan Malika, Kayesa memungut sampah bekas snack dan memasukkannya dalam tong sampah, karena seriusnya, hingga Kayesa tidak menyadari kedatangan seseorang.

"Kay! Boleh aku bicara sebentar."

Mendengar suara seseorang memanggilnya Key. Hati Kayesa berpacu hebat, sebelum Kayesa menoleh ke sumber suara, dia sudah bisa menebak suara siapa yang memamggilnya dengan sebutan Kay.

"Tak ada lagi, yang perlu dibicarakan antara kita," ujar Kayesa mengangkat wajahnya menatap wajah Shaga.

"Kenapa dia masih bisa berada di sini," batin Kayesa.

Shaga yang tadi keluar beriringan dengan Zafran, singgah dulu ke toilet di samping ruang meting, saat keluar dari toilet, dia berpapasan dengan Ruhi. Melihat Ruhi berjalan sendiri, Shaga kembali ke ruang meting. Benar dugaanya kalau Kayesa masih ada di ruang meting.

Shaga melangkah masuk, mendekat ke arah Kayesa.

"Aku hanya ingin tahu. Kenapa kamu meninggalkanku?"

Pertanyaan Shaga langsung menghujam di dada Kayesa. Kayesa hanya menunduk dia tak berani sama sekali menatap laki-laki itu.

"Jawab Kay! Kenapa kamu pergi meninggalkanku?" Shaga menyentuh kedua bahu Kayesa.

Mata Kayesa berkaca-kaca, dengan sekuat tenaga dia berusaha agar kristal bening itu tidak berjatuhan di depan Shaga. Kayesa mengangkat wajah, lalu tersenyum dan berujar.

"Aku mencintai laki-laki lain," jawab Kayesa seraya menepis kedua tangan Shaga yang bertengger dibahunya.

"Aku tidak percaya," Shaga menatap intens wajah Kayesa.

"Tapi itu kenyataannya." Kayesa meyakinkan, suaranya terdengar serak.

"Kay! Kamu pasti sedang berbohong." Shaga mengejar Kayesa dan kembali memegang kedua bahu Kayesa.

"Aku serius," jawab Kayesa dengan wajah tertunduk.

"Pandang aku! Kay. Pandang aku! K." Shaga membentak Kayesa kesal dan mencengkram dagu Kay, dia memaksa Kay menengadah dan menatapnya.

"Jangan paksa aku. Shaga! A-akuuu..hiks, hiks, hiks."

Tiba-tiba Kayesa menangis terisak, dia sudah tak kuat menahan air matanya. saat mendapat bentakan dari Shaga. Hati Kayesa menjadi sangat sedih, dia tahu kalau Shaga akan semarah itu, dia mungkin juga seperti Shaga saat mengetahui orang yang dicintai ternyata mencintai orang lain.

"Ma-maafkan aku. A-aku tak bermaksud menyakitimu," ujar Shaga menyesali apa yang telah dilakukannya pada Kayesa.

Hati Shaga ikut hancur saat mendengar tangisan Kayesa. Shaga meraih tubuh Kayesa membawanya dalam dekapan. Tidak perlu Kayesa menjelaskan, mendengar isakan Kayesa saja, Shaga sudah bisa menebak apa yang terjadi dengan kekasihnya itu.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membentakmu." Shaga mengusap lembut punggung Kayesa. Tubuh Kayesa bergetar, tangisnya semakin kuat. Shaga menyandarkan kepala Kayesa di bahunya.

Shaga mengurai pelukannya, kala Kayesa mulai tenang, tak ada lagi terdengar isakan. Kayesa menepis tangan Shaga yang masih memegang ke dua lengannya, lalu mendur dua langkah.

"Jangan menangis lagi." Shaga mengangkat kedua tangannya, ingin menyesap air mata yang menganak sungai di mata Kayesa.

"Lupakan aku," ujar Kayesa, mencegah tangan Shaga yang ingin menyentuh pipinya.

"Tidak Kay! Aku mencintaimu. Sampai kapan pun tak akan pernah bisa melupakanmu," Shaga meraih jari Kayesa dan menggenggamnya erat.

Seharusnya, Kayesa bahagia mendengar pengakuan Shaga, karena dia masih mengharapkan cinta laki-laki itu dan dia juga masih menyinpan rapi perasaannya pada Shaga.

"Tapi aku tidak mencintaimu lagi," bohong Kayesa seraya mundur beberapa langkah lagi. Dia harus melakukan ini, sesakit apa pun.

"Pergilah dari sini. Aku mohon," ujar Kayesa lagi, air matanya kembali mengalir.

"Tapi. Kay!..."

"Aku mohon pergilah! Anggap kita tak pernah kenal. Aku mohon," Kayesa menangkupkan kedua tangan di dadanya, Kayesa menangis sambil memohon.

Shaga melihat derai air mata di wajah Kayesa, tidak tega meninggalkan Kayesa dalam keadaan seperti ini. Dari sinar mata Kayesa yang berkaca-kaca Shaga tahu Kayesa berbohong. Shaga malah melangkah mendekat.

"Stop! Jika kamu mencintaiku. Biarkan aku bahagia dengan caraku. Aku mohon pergilah," Kayesa menahan langkah Shaga yang ingin mendekatinya.

"Baiklah. Jika itu maumu." Shaga memutar tubuhnya, melangkah dan berlalu tanpa menoleh lagi.

Sepeninggalan Shaga, Kayesa luruh di lantai, dia tak mampu membendung air matanya yang dari tadi berdesak. Dia menangis kencang.

"Menangislah. Jika itu membuatmu lebih tenang." Malika berjongkok dan memeluk Kayesa, dia membiarkan Kayesa menumpahkan air mata di dadanya.

Dari awal perbincangan Kayesa dengan Shaga di dengar oleh Malika, karena kedatangan Shaga hanya selisih beberapa menit dengannya. Saat Malika mendengar Shaga menanyakan hal yang paling prinsip. Malika memutuskan ingin pergi, Namun, kala mendengar Kayesa mengatakan tidak mencintai Shaga, Malika jadi penasaran dengan endingnya. Malika pun memutuskan mencuri dengar.

"Aku tahu kamu berbohong. Sa! Kenapa kamu menyakiti dirimu sendiri?" Malika mengurai pelukannya, lalu menyesap air mata Kayesa.

"Aku dan Shaga sudah punya keluarga masing-masing."

"Tapi tuan Shaga mencintaimu, bagaimana bisa dia punya keluarga lain. Dan kulihat kamu pun masih mencintai tuan Shaga."

"Terlalu panjang untuk diceritakan, sekarang aku hanya ingin fokus membesarkan anakku."

"Aku melihat kesakitan dari cara tuan Shaga menatapmu dan pergi."

"Aku tahu itu. Akupun merasakan hal yang sama. Tapi aku dan Shaga tidak boleh bersatu, akan menyakiti hati wanita lain." Kembali mata Kayesa berkaca-kaca, terbayang di mata Kayesa, wanita yang sedang hamil tua bersama Shaga waktu di rumah sakit itu.

"Maksudmu wanita lain. Istri tuan Shaga."

"Hooh." Kayesa mengangguk.

"Kalau begitu lupakan saja tuan Shaga. Aku percaya kamu bisa," ujar Malika merengkuh bahu Kayesa.

"Terima kasih. Mal! Ku mohon rahasiakan apapun yang kamu lihat dan dengar tadi," ujar Kayesa, dia mengusap sisa air mata dengan kedua tangannya.

"Esa! Kamu tidak apa-apa?" Tiba-tiba Zafran sudah berdiri di samping Kayesa dan Malika.

Deg....Apa Zafran sudah dari tadi berdiri di situ?

1
Rismawati Damhoeri
kenapa mbak Mae harus panggil nyonya sih?, nggak cocok..
Ginawati Desi
asiiiaap
Dewi Dama
malas baca nya lagiii...ter lalu ber belit2...
sweetpurple
Luar biasa
Dewi Dama
banyak salah ketik nya...
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
gk..usah se detel itu ngejelasin nya thoor...bosan baca nya naruh mukenak aja...di tulis....
Uli Kristiani
maaf, zafran gk tegas sama sekali. jadi cerita nya buat bosan
Alma Izka
ya
Rahmah Rahmah
ending nya gk enak bget
Nurliana Saragih
Masih kecil itu harganya, biasanya kan kalo HOLANG KAYA beli berlian harganya sampai M dan kalo di novel barang itu satu - satunya di dunia.
😅😅😅
Nurliana Saragih
Manggilnya kok NYONYA sih?!
Di anggap Adek aja kenapa?
Maeka kan juga baik,kalo gini rasanya kayak ada jarak yang jauh, antara majikan dan pengasuh.
Praised93
cerita ujungnya dipaksakan tamat yang harusnya beberapa bab lagi
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!