"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
"Ke-kenapa setiba tiba itu?maksud Xavier kenapa mereka harus di urus sama kami?"cicit Xavier yang mana belum benar benar siap menjaga seorang balita apalagi mereka itu kembar
"Alicia malam ini bakalan lahiran anak ke tiga. Albert bakalan kerumah sakit buat bantu persalinan, ibu juga harus kesana dan Ayah kamu bakalan pergi kerja."
"Hitung hitung kalian bisa belajar jadi orang tua sebelum benar benar punya dedek bayi."lanjut Al-fira membuat Zahra dan Xavier saling tatap
"Tapi bu, bukannya Xavier mau nolak tapi kan Xavier juga ada pertemuan masa ia Zahra harus urus balita itu send-"
"Gak papa, nanti kakak bayar baby sister buat urus mereka sehari aja. Lagian mer-"
"Zahra bisa urus mereka!"potong Zahra tiba tiba
"Really."tanya Albert
"Iyah, zahra yakin Zahra bisa hehe"tawa Zahra menyerahkan diri
"Kalau misal itu ngerepotin kamu gak usah dek."ujar Albert merasa tidak enak hati
"Zahra bisa kok kak, gak papa nanti Zahra usahain percaya sama Zahra."senyum Zahra membuat Xavier ikut tersenyum
Malam hari kemudian..
Zahra terlihat sibuk mengurus dua balita sekaligus. Namun, percayalah itu adalah sebuah kebahagiaan yang sangat Zahra inginkan.
"Kelak, insya Allah bibi bakalan ngerasain kebahagiaan yang gak ada hentinya seperti ngurus seorang anak"Senyum Zahra menyuapkan makanan pada balita balita itu
"Enak gak?"tanya Zahra membuat balita balita itu tertawa
"Bubububbb, mamammm"
"Iyah, mamam ya nak yah"gemas Zahra mencium pipi Kenzi
"Masya allah pemandangan nya indah bangat"ujar seseorang yang baru saja tiba
Zahra menoleh dan semakin antusias saat mendapati Xavier sudah kembali.
"Assalamualaikum tintanya mas"
"Waalaikumsalam"balas Zahra
"Betah bangat jaga dua anak"ujar Xavier mulai mendekat kearah istrinya.
"Hahaha rasanya kayak ngurus baby aku sendiri"senang Zahra membuat Xavier mengusap kepala istrinya pelan.
"Insya allah kita punya baby sendiri kok, minta do'a terus sama Allah."senyum Xavier
"Amiiinnn"
"Ehh!astagfirullah"panik Xavier saat tiba tiba Kenzo luntang lanting menahan ngantuk dan akhirnya menabrak lengannya
"Kenzo nya kenapa?!"panik Xavier membuat Zahra tergelak
"Kenzonya ngantuk ahahaha"
"Jangan ketawa ihh! Mas lagi takut ini kirain kenapa"
cicit Xavier
"Nenennn, bubunnnn neeneeen"ujar salah satu balita yang masih terjaga yaitu Kenzi
Balita itu tampaknya meminta susu pada Zahra sembari terus berusaha membuka baju Zahra melihat itu Xavier terbelalak dan menarik pelan balita itu
"Ishh gak sopan! Itu punya aku bukan punya kamu!"
ujar Xavier mulai menggendong Kenzi berjalan ke meja yang menyediakan susu untuk balita itu
Dengan telaten Xavier membuatkan susu untuk Kenzi yang masih bertahan itu. Zahra bisa melihat bagaimana suaminya sangat ahli dalam mengasuh anak.
"Kamu gak capek?"tanya Zahra pada Xavier yang tampaknya keasikan bermain dengan Kenzi yang masih saja belum tertidur
"Nggak tuh"balas Xavier pelan
"Lapar gak?"
"hu'um"Xavier mengangguk dan membuat Zahra tersenyum. Gadis itu berjalan keluar dari kamar pergi ke arah dapur.
Ia kembali dengan nampan di tangannya. Xavier yang saat itu masih sibuk dengan Kenzi terpaksa harus di suap oleh Zahra.
"Mamamm?"ujar Kenzi pelan tampak kebingungan melihat Xavier di suap oleh Zahra
Hal itu membuat Zahra dan Xavier tertawa keras melihat tingkah lucu balita di depan mereka.
Malam itu berakhir dengan sangat indah. Seolah olah, rumah mereka terasa sangat hidup saat ketika ada seorang anak yang ikut menghuni rumah besar tersebut.
...ΩΩΩΩΩΩΩ...