dari aplikasi salah satu dating ku install di ponsel ku, untuk mengisi waktu gabut ku dan juga aku baru saja kehilangan pekerjaan ku, karena seseorang yang ku anggap baik ternyata dia lah yang membuat ku kehilangan pekerjaan ku, lalu aku juga menulis novel, ketika menggunakan aplikasi dating itu aku mengenal pria yang membuat ku nyaman untuk mengirim pesan singkat, dia selalu menyempatkan waktu untuk merespon pesan dari ku melalui ponsel kita masing masing, dan dari awal aku hanya iseng mengenal pria tersebut dan karena dia lebih matang usianya dari ku, yang selalu ku panggil suhu yang sudah ku anggap seperti seorang kakak, semua keluh kesah ku selalu ku curahkan kepada dia, dan aku semakin merasa nyaman mengenal dengan pria yang ku kenal secara online, dan tidak tahu perasaan itu tumbuh begitu saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afifah Dewi Masithoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Weekend bersama teman teman nya
Kini hari weekend saat nya Livy meluangkan waktu untuk bermain dengan kedua teman temannya, karena setiap 2 atau 3 hari Livy akan bertemu dengan kekasih nya setiap pulang kerja, dan dia akan menghabiskan waktu weekend bersama teman teman nya, yang tak lain Franny dan Dyani akan tetapi Livy juga mengajak Edward dan Billy untuk ikut bermain bersama mereka, akan tetap Livy juga meminta izin untuk mengajak kedua teman kantor nya, yang tak lain Edward dan Billy dan mereka tidak keberatan untuk mengajak kedua pria tersebut.
Ketiga wanita itu menunggu kedatangan kedua pria itu menjemput mereka bertiga, dan tak lama mobil hitam memasuki area lobi dan berhenti disana, Livy yang mengenali pemilik mobil tersebut lalu mengajak kedua teman nya untuk menghampiri nya, lalu mereka pun segera meninggalkan area apartemen.
"Pi kita jadi jalan kemana apa kamu sudah memiliki ide, semalam kamu yang akan memilih tempat tujuan kita hari ini?" ucap Edward yang bertanya kepada Livy, karena dia lah yang mengajak Edward dan Billy untuk berlibur, dan akan mengikuti keinginan Livy serta dia sangat bersemangat ketika mendengar nama Franny, dan dia pun setuju setiap Livy mengajak kedua pria itu untuk jalan, meski hanya mencari makanan atau hanya nongkrong cantik untuk menikmati kopi bertiga, karena kedua pria itu tahu jika saat ini kedua teman nya sedang sibuk, dan tidak bisa menemani dirinya untuk bermain, dengan begitu Livy mengajak mereka berdua dan mereka tidak keberatan, jika Livy hanya kesepian akan ingat dengan dirinya.
"aku masih belum mendapatkan ide, semalam setelah habis mengobrol dengan kalian berempat aku juga sambil mengerjakan laporan dan membuat power poin, jadi setelah itu aku tidur jadi tidak sempat" ucap Livy yang memang dirinya menghubungi keempat sahabatnya, dia pun langsung memilih istirahat.
"kamu bergadang lagi setelah menghubungi kami berdua" ucap Franny yang bertanya kepada Livy yang berada di tengah antara dirinya dan Dyani, dan dia mengangguk sebagai jawaban yang membuat nya menggeleng kepala, karena sudah di apartemen dia masih harus bekerja, seperti dirinya sedang bekerja rodi tidak kenal waktu dan tempat, akan tetapi itu sudah menjadi tugas dirinya sebagai sekertaris yang baru saja dia naik jabatan dan mengganti kan posisi Bu Syakila.
"semalam tidur jam berapa?" ucap Dyani dan Livy menjawab jika dirinya tidur jam 2 malam, dan terlihat dirinya masih ngantuk setelah bergadang hingga larut malam, dan Dyani menyarankan untuk dirinya tidur.
"kamu pasti lelah setelah bergadang mending kamu tidur dulu, kalau sudah sampai akan kami bangun kan" ucap Edward yang merubah lagu yang akan membuat Livy bisa tidur dengan nyaman, karena dia tahu kebiasaan Livy dan Edward sudah mengenal dengan baik dirinya, sehingga bisa memahaminya hingga hal kecil pun.
"tetapi aku tidak mengantuk sungguh" ucap Livy akan tetapi dirinya beberapa kali menguap dan matanya mengeluarkan air mata, yang terlihat dia berbohong jika dirinya tida mengantuk, meski sudah menahan nya untuk tidak mengantuk atau menguap.
"lebih baik kamu tidur dan ini pakai selimut biar kamu nyaman untuk tidur" ucap Billy yang mengambil sebuah selimut yang sudah tersedia di dalam mobil Edward, dan dia memberikan kepada Livy untuk di gunakan.
"kalian harus memaklumi kebiasaan Livy kalau sudah bergadang, dia akan tidur dan kami sudah menyiapkan selimut untuk dia" ucap Edward seperti nya mereka belum tahu, kebiasaan Livy jika sedang bersama mereka berdua, akan tetapi Livy jika bersama mereka berdua seperti seorang mama yang akan mengatur atau menyiapkan segala nya untuk mereka , akan tetapi tidak saat bersama kedua pria itu dirinya seperti anak kecil, dan mereka menganggap Livy seperti adik kecil nya, dan kini mereka tahu jika Livy berusaha bersikap begitu berbeda terhadap mereka, karena jika tanpa Livy tidak ada yang akan terjadi kepada mereka berdua, dilihat Livy sangat dewasa di antara mereka berdua dan di ingat lagi kejadian pertama kali mabuk, Livy ada untuk mereka dan di saat itu Livy berusaha untuk belajar lebih dewasa dari mereka berdua.
"Livy kami akan bergantian menjaga mu" gumam Franny dan Dyani bersamaan, yang mulai saat ini akan berusaha untuk tidak merepotkan Livy, meski Livy tidak merasa keberatan karena tahu Livy lebih mudah dari nya, dan sikap nya saat menjaga saat berada di mana pun.
"di saat aku tidur jangan ngomongin aku awas saja kalian" ucap Livy yang memberikan sebuah ancaman, dan Dyani membantu Livy menggunakan selimut untuk dirinya.
"tidur saja nanti jika sudah sampai kami akan membangunkan mu" ucap Franny dan dia mengangguk sebagai jawaban.
"bagaimana jika kita ke tempat ke tempat dingin seperti Bogor" ucap Dyani dan mereka pun setuju dengan ide dari nya.
"aku juga setuju jika kita bermain ke tempat dingin, karena kalian tahu betapa panas nya di Jakarta" ucap Franny.
"kalian bertiga seperti memiliki ikatan batin dengan Livy, karena semalam Livy juga menginginkan bermain kesana akan tetapi dia menunggu kalian yang memutuskan" ucap Edward dan kini mereka berdua menyadari jika Livy sangat perduli terhadap mereka berdua, dan sudah menganggap seperti keluarga sendiri oleh Livy.
"apakah Livy banyak bercerita tentang kami berdua kepada kalian" ucap Dyani dan Billy mengangguk sebagai jawaban.
"kalian sangat berarti bagi Livy dan kami berdua sudah biasa di lupakan oleh Livy, akan tetapi kami berdua tidak keberatan jika Livy lebih memilih bermain dengan kalian" ucap Edward yang tahu betul jika Livy sibuk bermain dengan kedua sahabat nya yang tak lain Franny dan Dyani.
"terimakasih karena berkat kalian Livy kami bisa bertahan di kota yang keras ini" ucap Billy membuat kedua wanita itu terkejut dengan pernyataan dari pria yang baru dia kenal, akan tetapi dua pria itu tidak bisa menceritakan lebih detail lagi karena bagi nya itu hal privasi bagi Livy.
"terimakasih juga karena sudah menjadi pelindung bagi Livy" ucap Franny dan kedua pria itu mengangguk sebagai jawaban, setelah itu mereka memutuskan untuk berhenti ke sebuah super market, dan membiarkan Livy tidur di dalam mobil yang masih menyalah, akan tetapi Livy tidak sendirian ada Edward dan Billy yang berada di dalam mobil tersebut, dan membiarkan para wanita membeli keperluan.
"aku merasa bersalah kepada Livy" ucap Franny dengan tiba-tiba dan Dyani pun sama merasakan hal yang sama.
"tetapi dirinya berusaha untuk lebih dewasa dari kita, karena dia juga jika saat ini dirinya sedang jauh dari keluarga nya, yang pasti dia sangat di manja oleh keluarga nya" ucap dunia dan melihat sikap kedua pria itu memperlihatkan jika Livy sangat manja seperti adik kecil.
"aku kira Livy memang seperti itu bersikap dewasa, akan tetapi dia berusaha untuk bisa melindungi kita dia berusaha yang terbaik untuk kita" ucap nya lagi dan kini mereka berdua menyadari, jika Livy sangat peduli kepada dirinya meski baru mengenal beberapa Minggu, akan tetapi Livy tulus bersahabat dengan dirinya.
"terlebih Livy tidak pernah menjelekkan kita berdua di hadapan Edward dan Billy" ucap Dyna dan Franny pun memiliki pendapat yang sama, karena Livy sangat bisa menjaga rahasia para sahabat nya, dan mereka pun sama menjaga rahasia Livy hanya orang tertentu yang tahu.
"aku ingin membelikan makanan kesukaan Livy" ucap Dyani dan Franny setuju dengan ide dirinya, begitu pun dengan Franny yang ingin membeli jaket yang tebal untuk Livy, karena di Bogor suhu udara nya sangat dingin terlebih dirinya tidak membawa jaket, karena ke puncak juga sangat mendadak sehingga tidak persiapan apapun.
kedua pria itu menghampiri Franny dan Dyani yang sedang membawa troli yang berisi banyak kantong belanjaan, keduanya pun segera membantu membawa kan belanjaan mereka.
"kalian pasti mengeluarkan uang banyak untuk membeli belanjaan ini, nanti kami berdua ganti" ucap Edward yang di tolak oleh Franny, karena dirinya tidak mau gratis dalam perjalanan liburan kali ini.
"tidak perlu anggap saja ini kami traktir kalian, dan kalian juga akan melindungi kami jadi ini anggap saja impas" ucap Dyani dan Franny menolak uang dari Edward dan Billy.
"baiklah kita ikutin kata kalian saja" ucap Billy dan keduanya pun segera membawa nya ke bagai mobil, terlihat Livy masih tertidur pulas karena sebelumnya Edward merubah posisi tidur Livy biar lebih nyaman.
"dia seperti anak kecil kalau sudah tidur tidak bisa di ganggu, meski begitu tetap bisa tidur dengan nyaman" ucap Franny yang melihat Livy sangat pulas ketika tidur meski di dalam mobil.
"seperti itu Livy jika sedang tidur di dalam mobil Edward" ucap Billy dan mereka mengangguk paham.
"Apakah kita bisa menyewa villa di puncak secara mendadak, pasti kita akan sulit untuk mendapatkan villa" ucap Dyna dan Franny pun mengangguk setuju.
"karena aku tadi coba memesan secara online, akan tetapi semuanya sudah penuh dan tidak ada sisa villa" ucap Franny dan mereka berdua seperti tenang saja tidak merasa khawatir.
"Edward punya villa di puncak jadi kalian tidak perlu khawatir" ucap Billy dan membuat mereka berdua kini merasa sedikit tenang, kini mereka pun melanjutkan perjalanan ke puncak.