Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tertembak
Keesokan harinya
Arlina sudah berada di Academy. Luka yang didapatkan paska pertandingan kemarin mulai mengering. Baru saja memasuki gerbang dirinya sudah disambut dua temennya yang tak lain Ghea dan Aluna. Selama berjalan banyak tatapan tak suka kearah mereka terutama kepada Arlina.
"Lihat deh udah masuk aja. "
"Palingan dia hanya pura-pura sakit aja kemarin. Biar diperhatiin sama pangeran. "
"Lagian sok pahlawan banget sih. Paling juga bom kemarin bohongan. "
"Aku tidak percaya dehh kalau Arlina itu adiknya kak Jargan. "
"Aku juga tidak percaya. "
"Gara-gara dia pertandingan berhenti. Kenapa sih dia harus ada di academy ini? Bikin risih aja lihatnya. "
"Tau sok kecakepan banget. "
Mendengar ucapan itu Arlina mencoba bersabar meski dihati dia merasakan panas. Beda halnya dengan Ghea dan Aluna yang emosi. Namun karena tatapan dari sahabatnya itu mereka menahannya demi Arlina.
Melihat tidak ada tanggapan dari Arlina membuat anak-anak semakin tidak suka.
"Dih sombong banget. "
"Iya, Kenapa dia tidak mati saja! "
BRAKK
Sontak murid yang tadi bergosip terkejut karna gebrakan Arlina yang kebetulan mereka berada dikantin.
"Kau bilang apa hah! Kau ingin aku mati. Kenapa? Apa masalah kalian hah! " ucap Arlina dingin dan tatapan tajamnya.
Melihat tatapan tajam Arlina membuat orang-orang yang membicarakan tentangnya tadi diam seketika.
"Kenapa diam? Ayo ngomong! Tadi aja kalian ngomongin yang tidak-tidak tentangku. Sekarang katakan padaku, Apa masalahmu hah! " bentak Arlina.
Aluna dan Ghea juga jengkel. Mereka emosi.
"Ayo ngomong! Kenapa kalian bisu kaya gini. " timpal Aluna.
"Kok diem, tadi ada semangat banget jelek-jelekin Arlina. Sekarang kenapa diam hah! " bentak Ghea yang emosi.
Mereka semua diam tanpa ada yang berniat berbicara ataupun membalasnya.
"Dengar aku baik-baik. Ini peringatan terakhir dariku. Jika kalian berani mengatakan buruk dan sampai kalian diluar batas jangan salahkan jika sampai aku mengambil nyawa kalian! " ancam Arlina
Mendengar itu mereka menunduk takut begitupun dengan orang-orang yang tidak suka kepada Arlina.
"Camkan itu! " ucap bengis Ghea.
"Ayo pergi! " Arlina lalu pergi diikuti Aluna dan Ghea. Niat awalnya mereka mau ke kantin tapi karena kejadian ini membuat membuat mood mereka hancur terutama Arlina.
****
Diruangan Kesatria Utama.
Terlihat mereka tengah berkumpul.
"Bagaimana Fasya. " tanya Jargan
"Dari hasil penyelidikan bom ini bukan berasal dari kerajaan ini. Jadi diyakini jika bukan anak-anak academy yang memasangnya. " jawab Fasya
"Jika bukan dari kerajaan ini lalu bom itu dari mana? " tanya Leandro.
"Itulah yang perlu diselidiki. Jika memang ini ulah musuh. Maka dipastikan jika ada mata-mata atau penyelusup. " jelas Nikolas.
"Penyusup? Jika begitu bukanlah academy dalam bahaya. " ucap Vincent
Mendengar ucapan Vincent, mereka semua diam begitu menyadari. Hingga tiba-tiba..
DHUARRR!
Terdengar ledakan dasat diluar, hal itu membuat Keandra, Jargan, Leandro, Andrean, Nikolas, Anshel, Fasya, dan Vincent terkejut. Lalu dengan kompak mereka berlari keluar ruangan sambil membawa senjata masing-masing.
DHUARRR
DHUARRR
BLARRR
"Haha... Ledakan semuanya. Mati, mati semua... " ucap seorang pria dengan rambut hitam dan kulit pucatnya datang menyerang dengan beberapa rekan dan pasukan. Bernama Aldous
"Kalian cepat cari ketujuh kesatria itu dan lainnya bunuh saja! " titah pria jakun dan surai ungunya. Bernama Alcidion.
DOR!
"Cepat bunuh mereka semua! " ucap pria botak dengan tubuh lebih besar dan kekar. Sambil menembaki bernama Orchid.
Hal itu membuat beberapa murid ketakutan namun ada juga yang bertarung.
Raymond dan beberapa guru didik ikut membantu setelah mengamankan beberapa murid yang masih ditingkat rendah.
DOR
DOR
Terdengar suara tembakan dari arah berlawanan. Mereka menoleh dan Raymond serta lainnya tersenyum melihat kedatangan Keandra dan ketujuh kesatria utama. Dan yang menembaki mereka tak lain adalah Leandro dan Vincent membuat pasukan yang dibawah kepimpinan Alcidion mati seketika. Hal itu membuat Alcidion dan rekannya emosi.
"Alcidion! " seru dingin Keandra mengenali musuh itu. Sementara orang yang dipanggil menyeringai.
"Oh, pangeran dan ketujuh bawahannya. Lama tidak bertemu! " ejek Alcidion menatap tajam kearah delapan pria didepannya. Keandra, Jargan dan lainnya juga tak kalah menatap tajam kearah Alcidion serta rekannya.
"Tidak aku sangka kalian masih hidup. " dingin Anshel.
"Hahaha! " Alcidion, Aldous dan Orchid tertawa mendengarnya.
"Kau saja yang bodoh! Siapa bilang kami akan mati semudah itu! " ucap Aldous bengis dengan menatap tajam.
"Dan kami menuntut balas rekan kami yang telah kalian bunuh! " teriak Orchid dengan tajam.
"Maka aku pastikan jika kalian akan menemui ajal kalian! " bentak Alcidion.
"Sebelum kami, maka kalian yang akan terlebih dahulu mati dan menyusul rekan kalian itu! " sentak Anshel.
"Brengsek! Kalian serang mereka! " teriak Alcidion.
"HYAAAKKKK! " Pasukan Alcidion berlari menyerang Keandra dan lainnya. Begitupun Alcidion serta kedua rekan mereka ikut bertarung.
PRANG!
PRANG!
SRETT! SRETT
JLEB
BLASSHHH
Suara panahan, pedang dan tombak saling beradu. Tidak ada yang saling mengalah atau menyerah. Semuanya bertarung demi mempertahankan nyawa masing-masing.
Terlihat Leandro, Andrean dan Nikolas tengah bertarung melawan Orchid. Anshel, Fasya dan Vincent melawan Aldous. Sementara Keandra dan Jargan melawan Alcidion.
Keandra beberapa kali mengarahkan pedangnya begitupun dengan Jargan. Dengan Alcidion yang mempertahankan senjata dan posisi tubuhnya
Sreeeeett
PRANG! PRANG
DHUAGH! DHUAGH
BUGH
Beberapa kali Orchid mendapatkan pukulan dan tendangan dari Andrean, Leandro juga mengarahkan pedangnya hingga beberapa kali pedang itu berhasil menggores tubuh Orchid. Hal itu membuatnya geram dan semakin beruntal.
Begitupun yang dengan Anshel, Fasya dan Vincent juga tak kalah memberikan serangan. Meski hanya sendiri tapi Aldous tidak ingin kalah. Dirinya terus mengarahkan tombaknya.
PRANG! PRANG
SREET! BUGH
JLEB!
"Arghh! " Aldous mengerang karena tusukan Anshel tepat di perutnya.
Hal itu menjadi peluang untuk Vincent, Fasya dan Anshel yang terus memberikan serangkan.
JLEB!
JLEB!
"Arghhhhh!
Vincent dan Fasya menghunus kan pedang serta tombak mereka. Aldous berteriak kesakitan dan hal itu didengar Keandra, Jargan, Leandro, Andrean, dan Nikolas. Serta dua rekan Aldous.
" Aldous! " teriak Orchid dan Alcidion bersaman.
BRUKK
SREET!
Aldous ambruk dengan Vincent, Fasya dan Anshel mencabut senjata mereka. Melihat itu membuat Jargan, Leandro, Andrean, Nikolas dan lainnya tersenyum puas. itu juga yang dirasakan Keandra meski wajahnya tetap datar.
Alcidion dan Orchid mengeram marah. Keduanya membabi buta melawan musuhnya. Sementara Vincent, Anshel dan Fasya bergabung dengan temannya.
PRANG! PRANG
SRING
DHUAGH!
Orchid terhuyung karena tendangan dari Andrean, namun tak membuatnya menyerah. Dia mengangkat senjatanya terus menyerang dengan beruntal dan emosi memuncak.
PRANG! PRANG
DHUAGH
"Akhhh! " rintis Nikolas dan Anshel mendapatkan tendangan dari Orchid.
BUGH! BUGH
DHUAGH
"Akhhh! " tinjuan bahkan tendangan diarahkan kepada Fasya dan Vincent membuat keduanya meringis.
Andrean dan Leandro yang melihat itu mengeram. Menghajar Orchid bersamaan.
PRANG! SRING
DHUAGH!
BUGH!
"Uhuk! Akhhh.. "
Tendangan dan goresan pedang milik Leandro serta Andrean membuat Orchid mengerang bahkan batuk berdarah.
Melihat itu Vincent, Fasya, Anshel dan Nikolas ikut bergabung melanjutkan pertarungan.
Keandra dan Jargan kini bertarung dengan Alcidion. Keduanya saling menyerang tidak ada yang ingin menyerah di antara mereka.
Saat keduanya sedang bertarung tiba-tiba..
DOR!
"Akhhh! " ringis Jargan merasakan pedih di pinggangnya. Mendengar itu Keandra terkejut, bahkan Leandro dan lainnya yang bertarung ikut terkejut.
DOR!
"Keandra/ Pangeran! " teriak mereka terkejut melihat Keandra juga ditembak dibagian bahunya.
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺