Lin Yan merupakan anak dari ketua sekte Linyu yang tak dianggap di dalam sektenya sendiri setelah kedua orang tuanya meninggal, berbekal kalung leluhur pemberian sang ayah semasa masih hidup, Lin Yan mulai melakukan perjalanan untuk menjadi kuat dengan bantuan kekuatan rahasia yang tersembunyi di dalam kalung leluhur miliknya, bagaimana keseruan cerita ini ikuti terus ya alur ceritanya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menuju Lembah Rubah Suci
Pagi hari, Lin Yan dan Nalan Yanran telah berangkat menuju lembah suku rubah suci, Lin Yan ingin menepati janjinya untuk mengantar Nalan Yanran kembali ke sukunya.
Nalan Yanran sebenarnya adalah putri ratu rubah suci, yang memiliki kedudukan tinggi di dalam sukunya dan Lin Yan sama sekali tak mengetahui hal itu.
Karena kebaikan Lin Yan dan juga wajahnya yang sangat tampan, membuat Nalan Yanran diam diam mulai jatuh hati dan itu terlihat jelas saat Nalan Yanran sering memperhatikan dan mencuri-curi pandang wajah Lin Yan, dan semua yang dilakukan Nalan Yanran sama sekali tak diketahui oleh Lin Yan.
"Lin Yan setelah kau mengantarkanku ke sukuku, kemanakah tujuan mu berikutnya?" tanya Nalan Yanran membuka percakapan.
Lin Yan sejenak tersenyum dan kemudian dia pun berkata. "Untuk sementara ini aku akan berlatih di dalam hutan binatang iblis, sampai guru ku menyuruhku untuk meninggalkan hutan ini," jawab Lin Yan.
Mendengar perkataan Lin Yan membuat Nalan Yanran seketika itu juga mengedarkan pandangan nya sekeliling, mencari tahu keberadaan guru Lin Yan di sekitar mereka.
Setelah mengetahui tak ada seorangpun di tempat itu selain mereka berdua, Nalan Yanran kembali berkata.
"Lin Yan aku tak melihat keberadaan gurumu, jika memang gurumu ada di tempat ini maka aku pun akan mengundangnya untuk masuk ke dalam suku rubah suci," ucap Nalan Yanran.
Lin Yan tertawa kecil melihat kebingungan di wajah Nalan Yanran, tak lama kemudian dia pun berkata.
"Guruku tak ada ditempat ini, hanya saja dia akan datang jika pelatihan ku sudah cukup aku lakukan di hutan ini," jawab Lin Yan.
Nalan Yanran menghembuskan nafas lega, biar bagaimanapun jika keberadaan guru Lin Yan ada bersama mereka, tentu saja suasana nya akan menjadi canggung dan sungkan.
Nalan Yanran kemudian menunjuk ke arah pegunungan di hadapannya, sambil berkata. "Di balik pegunungan itu adalah lembah suku rubah suci, dalam waktu setengah hari berjalan kaki kita bisa sampai di sana," ucap Nalan Yanran.
"Jika begitu ayo kita ke sana, aku juga merasa penasaran seperti apa kehidupan suku penguasa di dalam hutan ini," jawab Lin Yan sambil menatap ke arah Nalan Yanran.
Di tatap sedemikian rupa oleh Lin Yan, tentu saja membuat Nalan Yanran menjadi gelisah dan canggung, hingga buru-buru dia pun segera melakukan pengalihan dengan berjalan ke depan untuk memulai perjalanan kembali.
"Mengapa aku menjadi salah tingkah seperti ini yang tak pernah kurasakan saat berhadapan dengan seorang pria, seperti aku berhadapan dengan para pria di dalam suku ku sendiri, jangan-jangan ah....".
"Ada baiknya aku buang jauh-jauh perasaan ini karena Lin Yan adalah seorang pria yang baru saja aku kenal," pikir Nalan Yanran sambil terus berjalan.
Tengah hari mereka tiba di lembah suku rubah suci, namun keadaan di lembah itu saat ini dipenuhi dengan anggota suku harimau darah, yang tentu saja membuat Nalan Yanran menjadi sangat khawatir dengan keselamatan mereka berdua.
"Lin Yan ada baiknya kita segera pergi meninggalkan lembah suku rubah suci, keberadaan anggota suku harimau darah disini akan sangat membahayakan kita berdua. Saat ini sukuku telah aman dari ancaman suku harimau darah karena sukuku telah telah memasang segel pelindung sekte yang tentu saja akan sangat sulit bagi anggota harimau darah untuk menembusnya," ucap Nalan Yanran.
"Pergi katamu?, aku telah jauh jauh datang ke tempat ini untuk mengantarmu kembali pulang, tapi setelah sampai ke tempat ini kau malah ingin mengajakku kembali pergi, apa yang kau takutkan dengan anggota harimau darah dan bahkan pemimpinnya pun aku tak akan pernah merasa gentar," jawab Lin Yan.
Lin Yan kemudian berjalan keluar dari tempat persembunyiannya, untuk menampakkan dirinya di hadapan para anggota suku harimau darah yang berada di gerbang suku rubah suci, dan tentu saja apa yang dilakukan Lin Yan membuat Nalan Yanran menjadi sangat terkejut.
"Bodoh..., berani sekali dia menampakkan dirinya seperti itu di hadapan anggota suku harimau darah, Lin Yan kau sama sekali menganggap remeh bahaya yang akan mengancam nyawamu," ucap Nalan Yanran sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
Nalan Yanran sebenarnya ingin segera pergi meninggalkan Lin Yan, karena dia tau jika dirinya ketahuan maka anggota suku harimau darah akan menjadikannya incaran untuk kembali menangkapnya.
Namun Nalan Yanran mengurungkan niatnya itu karena keberadaan Lin Yan, apalagi selama ini Lin Yan telah menyelamatkan nyawanya dan tentu saja hutang nyawa itu tak bisa serta merta membuta Nalan Yanran meninggalkan Lin Yan dalam menghadapi anggota suku harimau darah seorang diri.
"Apa boleh buat, aku tak mungkin meninggalkan Lin Yan seorang diri dalam menghadapi anggota suku harimau darah, biar bagaimanapun aku masih memiliki hati nurani untuk membalas kebaikan Lin Yan kepadaku," pikir Nalan Yanran yang kemudian ikut keluar dari tempat persembunyiannya.
Kehadiran Lin Yan dan Nalan Yanran di tempat itu, tentu saja membuat perhatian seluruh anggota suku harimau darah tertuju padanya.
Komandan suku harimau darah kemudian datang menghampiri mereka berdua sambil berkata.
"Tak kusangka putri rubah datang sendiri ke tempat ini, dan tentu saja aku tak akan bersusah payah untuk mencarimu," ucap komandan suku harimau darah sambil tertawa terbahak bahak yang diikuti tawa dari seluruh anggota suku harimau darah.
Lin Yan yang mendengar perkataan komandan suku harimau darah tentu saja sangat terkejut, dia sama sekali tak menyangka jika selama ini wanita cantik yang bersamanya sebenarnya adalah putri suku rubah suci.
"Mengapa kau tak pernah mengatakan jika kau adalah putri suku rubah suci?" tanya Lin Yan sambil memalingkan wajahnya ke arah Nalan Yanran.
Nalan Yanran hanya bisa terdiam dengan pertanyaan Lin Yan karena sebenarnya saat ini Nalan Yanran tengah fokus pada pikirannya sendiri, memikirkan bagaimana cara untuk dapat pergi melarikan diri bersama Lin Yan, karena Nalan Yanran tak ingin kembali tertangkap yang akan membuatnya menjadi wanita pemuas nafsu Jendral Rugo.
Melihat Nalan Yanran hanya terdiam Lin Yan bisa memakluminya, karena Lin Yan menyadari jika Nalan Yanran saat ini tengah mengalami pergolakan di dalam hatinya.
Lin Yan kemudian menepuk pundak Nalan Yanran untuk menyadarkannya dari lamunan, sambil berkata.
"Menyingkirlah dari tempat ini, kau bisa menontonku dari kejauhan bagaimana aku akan menghabisi seluruh anggota suku harimau darah yang ada di tempat ini," ucap Lin Yan yang sengaja memperdengarkan perkataannya kepada seluruh anggota suku harimau darah.
Nalan Yanran yang tersadar dari lamunannya kemudian berkata. "Aku tak bisa meninggalkanmu menghadapi mereka semua, karena aku yang menjadi target mereka maka aku akan ikut bertarung bersamamu," jawab Nalan Yanran.
Sementara itu komandan harimau darah yang mendengar jika Lin Yan begitu sangat meremehkannya, pada akhirnya berkata kepada seluruh anggota suku nya.
"Ayo kita habisi pemuda itu, dan bawa putri rubah untuk diserahkan kepada jenderal Rugo," perintah komandan harimau darah.
Mendengar pemimpinnya memerintahkan untuk melakukan penyerangan, pada akhirnya seluruh anggota suku harimau darah mulai melakukan pergerakan untuk menyerang ke arah Lin Yan dan putri rubah.
Melihat seluruh anggota harimau darah telah melakukan pergerakan, membuat Lin Yan pada akhirnya tersenyum.
"Aku akan mencoba menguji kekuatan yang telah ku latih selama 2 tahun ini kepada mereka semua, dan ini merupakan keberuntungan bagiku karena aku bisa menguji latihanku," pikir Lin Yan.
Lin Yan kemudian mengeluarkan tombak petaka guntur dari dalam tubuhnya, dan siap untuk memulai pertarungan perdananya menghadapi seluruh anggota suku harimau darah.
Bersambung