NovelToon NovelToon
BOS MAFIA MUDA

BOS MAFIA MUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Roman-Angst Mafia
Popularitas:953
Nilai: 5
Nama Author: Gibela26 Siyoon93

Felisberta Divya Deolinda gadis pemalas dan putri kesayangan keluarganya, Naumi sebagai seorang sahabat selalu membantu dia dalam pelajaran. Sampai suatu hari terjadi kecelakan dan membuat Feli koma, saat terbangun dia terkejut mendapatkan dirinya ada di dalam novel yang selalu dibacanya berjudul ‘Bos Mafia Muda’. Pemeran utama wanita di novel itu bernama Shanaya, dalam cerita Shanaya berakhir menyedihkan. Feli menjadi Shanaya dan menjadi istri dari Bos Mafia Muda itu yang bernama Shankara Pramudya Anggara. Di usia yang masih muda Shankara bisa menaklukkan semua Mafia yang ada di Negaranya, sosok laki-laki itu ditakuti semua orang tidak ada siapa pun yang berani menentang maupun melawannya karena itu Shankara Pramudya Anggara dikenal sebagai Bos dari semua Mafia yang ada di Negaranya atau di sebut Bos Mafia Muda. Alur ceritanya berubah seiring waktu setelah Feli menjalankan kehidupannya bersama Shankara.

@KaryaSB026

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibela26 Siyoon93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

Shankara menunggu mereka kembali “Tugas ringan saja membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya.”

“Kalau itu loe udah gua cincang,” Raymond mendengar ucapan Shankara di pintu masuk.

“Kenapa kalau itu Bos ?”

“Gue masih ingin hidup.”

“Bos kita pulang,” suara Dika mendekat.

“Bagus, dimana barangnya ?”

“Jeng jeng jeng barang sudah tiba dengan kualitas terbaik.”

“Dasar Raymond bermuka dua,” gumam Nina.

“Nina …”

“Annya sudah bangun ??” semua orang terkejut langsung menyembunyikan kunang-kunang nya.

“Apa kamu lihat ipad milikku ? dari tadi aku mencarinya tidak ada.”

“Oh itu …”

“Cari dengan benar,” Shankara mencegah Feli mendekati Nina.

“Aku sudah mencarinya kemana-mana.”

Nina diam-diam memberikan Ipad-nya ke tangan Shankara. Di kamar Shankara pura-pura menemukan ipad milik Feli “Disana rupanya.”

“Kemana ?”

“Menemui Nina aku ingin tau bagaimana pendapat dia tentang gambar mansion yang aku buat ini.”

“Nina sibuk.”

“Sibuk ?”

“Kemari aku ingin melihatnya.”

“Oh baiklah.”

Di ruang bawah “Langkah selanjutnya kita siapkan tempat,” menarik Dika dan Raymond.

“Nina loe …”

“Ehh pelan-pelan …”

Nina meminta orang membuat bangunan kaca setengah lingkaran di halaman depan vila. Raymond menyiapkan beberapa jenis bunga sedangkan Dika menyiapkan lampu-lampu indah, dengan instruksi dari Nina mereka berhasil membuat sebuah tempat indah.

“Bak negeri dongeng.”

“Luar biasa,” Raymond mengangkat kedua jempol nya.

*****

“Sudah selesai ?”

“Bagus aku menyukai desainnya, nanti aku minta Dika membuat mansion nya segera.”

“Jadi apa boleh aku memperlihatkan hasil desainnya ini ke Nina ?”

“Sebentar,” memberi pesan ke mereka.

“Bos bilang sebentar lagi ke mari,” Nina membuka pesan.

“Cepat kita harus sembunyi.”

Sesampainya di bawah “Eh dimana mereka ?”

“Di halaman depan.”

“Oh …” Feli berjalan tanpa rasa curiga.

Melihat ipad sambil berjalan “Nanti setelah dipastikan kita harus mencetaknya.”

Mengangkat kepalanya “Eh kamu dimana ??”

Mencari Shankara “Indahnya.”

“Datanglah kemari !”

“Siapa yang membuat nya ?”

“Mereka,” menunjuk Dika, Nina dan Raymond.

“Kalian bagaimana bisa ?”

Nina menggoyangkan sebuah toples yang di tutupi kain “Apa itu ?”

“Kamu lihat saja,” bahasa isyarat.

Mereka bertiga membuka toples dan kunang-kunang keluar memenuhi tempat Feli dan Shankara berada.

“Ini …” Feli tersenyum lebar.

“Bagaimana ?”

“Cantik.”

“Jadi ?” Feli menyimpan Ipad-nya dibawah.

Feli jingkit lalu mencium pipi Shankara “Terima kasih.”

“Astaga wajah Bos memerah.”

“Hah walaupun penuh ketidak wajaran yang melibatkan kita tapi gue bahagia lihat Bos bahagia,” Raymond duduk di rumput.

“Percaya atau tidak kekesalan gue hilang lihat mereka,” Nina ikut duduk.

“Semua orang berhak bahagia gak peduli dia orang baik atau jahat,” Dika memberikan secangkir teh kopi untuk Raymond dan Nina.

Shankara duduk di karpet tebal “Dulu aku tidak percaya dunia ini memiliki keindahan karena yang aku tau hanya ada kejahatan dan kekejaman. Kamu datang merubah hidupku, kehidupanku yang tidak berarti menjadi sangat indah. Kamu berhasil menjadi bagian dari hidup ku.”

“Kalau begitu tolong jaga hidup mu untukku,” duduk disampingnya.

“Tentu saja,” memberikan secangkir teh hangat.

“Terkadang diri sendiri tidak peduli dengan hidupnya karena kebencian di masa lalu padahal ada orang lain yang menginginkan dia hidup.”

“Aku berjanji padamu menjaga nyawa ini.”

“Aku pegang janjimu,” bersender di bahu Shankara.

“Shankara sekarang bukan Shankara yang dulu,” batin Feli.

“Ah indahnya,” Nina mengambil pop corn.

“Gue kira gak bakalan lihat Bos sisi ini,” Raymond tidak berhenti tersenyum.

“Loe gak cemburu ?”

“Jelas cemburu tapi bukan karena gue suka sama Annya dan sekarang dia bersama Bos, tapi karena Bos dan Annya bersama dengan bahagia.”

“Semoga loe juga mendapatkan nya suatu hari nanti.”

“Bukan gue aja tapi kita,” Dika dan Nina saling memandang penuh cinta.

“Banyak pelajaran yang bisa aku ambil semenjak berada didunia ini. Jika aku tidak bisa menikmati hidup dan jika aku tidak bisa memanfaatkan waktu pasti penyesalan itu tidak akan hilang sampai mati.”

“Hidup ini ternyata tidak seburuk yang aku pikirkan,” ungkapan Feli dan Shankara di dalam hati.

“Lihat ada bintang jatuh,” Feli menunjuk langit.

“Katanya mengatakan keinginan saat ada bintang jatuh itu bisa terkabul.”

“Benarkah ?”

“Coba saja.”

Memejamkan mata sambil memohon “Semoga kami bisa bersama dan bahagia di dunia mana pun.”

Begitupun Shankara “Apapun permintaan istriku semoga di kabulkan.”

“Ada bintang jatuh cepat buat permohonan !” pinta Nina.

Nina : Ijinkan aku mencintainya dan hidup bersamanya.

Dika : Cintaku hanya untuk dia, semoga kelak bisa bahagia bersamanya.

Raymond : Semoga gue bisa menemukan cinta sejati.

Mereka semua menikmati malam yang indah itu bersama. Percaya atau tidak hidup akan menjadi sangat indah ketika sudah menemukan orang yang tepat. Orang yang tepat akan datang walaupun tidak tau kapan, keyakinan serta kesabaran tidak akan pernah mengecewakan. Penyesalan selalu ada, selagi bisa diperbaiki maka perbaiki jangan di tunda-tunda. Hal buruk yang terjadi di kehidupan sering kali menghantui setiap pemikiran karena itu banyak orang menjadi kejam dan jahat. Waktu memberi kesempatan jadi manfaatkan baik-baik, buatlah hidup menjadi lebih indah. Terkadang sulit menerima kenyataan padahal sudah berusaha sebisa mungkin karena pikiran negative didalam diri seseorang lebih besar. Menjalani kehidupan dengan bersyukur dan menikmatinya lebih baik dari jika bisa memperbaikinya kenapa tidak.

Shankara bangun lebih dulu “Sejak awal kamu sudah mengambil hatiku, terima kasih sudah datang di kehidupanku,” mengusap lembut pipi Feli.

“Astaga kita tertidur disini ?” Nina bangun.

“Berisik ini masih pagi.”

Melihat arloji “Benar masih pagi tapi ko rasanya hangat ?” tangan Dika memeluk Nina.

“Aaaahhhh …”

“Ada apa teriak-teriak ?” Dika terbangun.

“Bukan apa-apa,” Nina lari ke kamarnya.

“Kenapa dengan Dia ?”

“Tidak tau,” Raymond bangun.

“Loe mau kemana ?”

“Lanjutin tidur,” berjalan sempoyongan.

Menggaruk kepalanya yang tidak gatal “Lebih baik gue mandi.”

“Apa ini udah pagi ?” Feli berbicara dengan mata yang tertutup.

“Hemn,” mengusap-ngusap rambut Feli.

“Oh,” Feli malah mempererat pelukan nya.

“Wah mereka romantic sekali,” mengambil gambar.

“Lihatlah penggemar berat pasangan besar kita haha.”

“Menurut kalian apa yang bakalan Bos lakuin kalau tau pengawalnya mengambil gambar dia secara diam-diam ?”

“Tu tuuan Dika,” mereka menunduk kan kepala.

“Kamu tidak akan bangun hemn ?”

“Sebentar lagi aku mohon,” Feli mode manja.

“Pasangan yang sangat romantic,” ucap Dika memperhatikan dari jauh.

“Kalian kembali bekerja !”

“Baik Tuan.”

“Ini semua salah mu.”

“Tapi momen mereka memang harus di abadikan.”

“Bukannya tobat malah kumat,” teman nya geleng-geleng kepala.

“Bangunkan aku ketika sudah jam 11 siang.”

“Sudah lebih,” jawab Shankara melihat arloji.

“Kenapa tidak beritahu lebih awal,” Feli bergegas.

“Eh tunggu …”

Shankara mengejar Feli yang berlari “Kerja bagus kalian bertiga aku naik kan gajih,” menepuk pundak Dika saat melewatinya.

“Naik gajih ?” mata Dika berbinar.

“Tambah bonus,” kembali lagi.

“Benar kah ?”

“Kalau tidak mau tidak usah,” pergi.

“Eh tidak tidak bukan begitu maksudku,” menghentikan Shankara.

“Aku harus pergi membantu istriku mandi,” melepaskan tangan Dika.

“Mau mandi ?”

“Iya,” masuk kamar mandi.

Shankara mengikutinya “Apa yang kamu lakukan ? keluar sana !” mendorong Shankara keluar kamar mandi lalu mengunci pintunya.

“Mandi bersama menghemat waktu, lagi pula aku bisa membantumu mandi.” “Aku tau maksudmu.”

“Kamu tidak akan tau kalau tidak mencobanya.”

“Dasar mesum.”

“Kamu tidak akan membuka nya ?”

“Tidak akan.”

Suara mereka berdua terdengar sampai keruang bawah “Di pagi begini.”

“Apa yang ada di pikiranmu ?” Nina melirik Raymond.

“Bukan apa-apa, lupakan saja.”

“Mencurigakan.”

“Ada apa ?”

“Nina dia bilang loe tampan.”

“APA ? KAMU INI ?”

“Benarkan yang gue bilang ?” pura-pura acuh.

“RAY !!”

“Wajah memerah bukannya sudah jelas ?”

“Berhenti menggodanya.”

Seorang pelayan menyimpan kopi beserta kue, asap dari cangkir terlihat jelas aroma kopi yang khas menelusuri ruangan.

“Harum sekali …”

“Kapan kamu datang ?” Raymond terkejut.

“Baru saja.”

“Kue ini enak,” mengambil kue yang ada dimeja.

“Annya coba kopi ini !”

“Bersikap begitu kasar padaku tapi dengan Annya dia begitu lembut, dasar pilih kasih.”

“Biarkan saja, itu ulah loe sendiri. Annya selalu baik dan lembut padaku tentu aku harus melakukan yang sama.”

“Selamat pagi Bos,” Dika dan Raymond menyapa Shankara.

“Rasa kopi ini lebih enak dari biasanya.”

“Itu karena kopi ini di tanam sendiri.”

“Kamu menanamnya ?”

“Bukan, tadi ada orang yang menjual kopi bubuk keliling.”

“Pantas rasanya berbeda.”

Shankara meminum kopi di gelas yang sama “Tidak terlalu buruk.”

“Bos baru saja meminum kopi bekas mulutnya Annya ?” mereka hampir tidak percaya.

“Masih berlanjut,” Dika tersenyum.

“Ada apa dengan kalian ?”

“Mereka hanya terkejut.”

“Bukan apa-apa Annya.”

“Ada cara yang lebih enak saat meminum kopi,” ucap Shankara.

“Memang asal kopi itu ditambah gula dan susu.”

“Tanpa gula dan susu juga enak dan manis.”

“Tidak percaya.”

Shankara menyeduh kopi hitam “Akan aku tunjuk kan.”

“Eh jangan kopi itu masih panas,” cegah Feli.

“Sekarang sudah dingin,” maju mendekati Feli lalu memberikan kopi itu ke mulutnya.

“Ah gerah sekali disini ?” Raymond mencari alasan.

“Sepertinya AC-nya rusak,” Nina pergi.

“Aku hubungi tukang service AC,” Dika pura-pura menelpon tukang AC sambil mengikuti Nina dan Raymond pergi.

“Apa yang kamu lakukan ?”

“Manis bukan ?” menggoda Feli.

“Iya tapi ada mereka disini.”

“Biarkan saja kamu kan istriku terserah aku lakukan apapun juga tidak memperdulikan orang lain.”

“Tapi gak gituh …,” Shankara kembali mencium bibirnya Feli.

“Begitu kah cara mu meminum kopi ?”

“Hanya sama kamu,” tersenyum tanpa dosa.

“Mereka semakin berani aja bermesraan di depan umum,” gerutu Nina.

“Semoga dengan terjadinya kedekatan mereka, Annya tetap peduli padaku.”

“Jangan khawatir ada aku.”

“Loh ?”

“Hadeuh lagi-lagi gue jadi korban,” keluh Dika.

“Apa kalian sudah selesai ?” Raymond berdiri di tengah-tengah Dika dan Nina yang saling bertatapan.

“Hehe …” Nina jadi malu.

“Kenapa ?”

“Dari tadi tuh ponsel bunyi.”

Mengangkat telpon video “Hallo …”

“Kakak, bagaimana kabarmu ?”

“Aku baik, bagaimana dengan Loli ?”

“Sangat baik, sudah lama kakak tidak meneleponku. Pasti kakak sangat sibuk yah ?”

“Loli memang pengertian.”

“Kakak kapan pulang ? Loli merindukan kakak,” menangis. Di layar terlihat seorang wanita yang masih muda menghampiri Loli lalu memintanya berhenti menangis dan memeluknya.

“Jangan nangis nanti cantiknya hilang loh,” Nina muncul di kamera.

“Siapa dia kak ?”

“Dia temen kakak,” jawab Dika.

“Kakak cantik bisa bawa kakakku pulang tidak ?” menangis tersedu-sedu.

“Kakak janji akan membawa Kak Dika pulang tapi Loli harus berhenti nangis.”

“Kakak janji yah !”

“Tentu sayang, emn sekarang sudah waktunya makan siang sebaiknya Loli segera makan supaya tetap sehat dan kuat saat bertemu Kak Dika.”

“Benar yang dikatakan kakak cantik barusan,” mengusap lembut rambut Loli.

“Baiklah, kalau gituh Loli makan siang dulu sampai jumpa lagi kakak,” menutup panggilan vidionya.

“Kamu menangis ?”

“Hanya kelilipan.”

“Jujur saja disini tidak siapapun selain kita,” melirik Raymond.

“Gue bisa jaga rahasia,” jarinya seakan memasang lakban di mulut.

“Sudah lama aku tidak bertemu dengannya.”

“Aku akan membantumu meminta ijin,”Nina hendak pergi.

Tangan Nina masih dipegang Dika “Tidak perlu tunggu sampai kerjaan di pulau ini selesai aku akan meminta ijin sama Bos.”

“Tapi adikmu …”

“Dia akan baik-baik saja.”

“Permisi Tuan Shan memanggil kalian.”

“Hemn,” mereka bertiga langsung menemui Shankara.

“Bos minta kami datang ?”

“Dika atur jadwal pulang kita.”

“Apa Bos pulang ?”

“Aku sudah berbicara dengan Shanaya , masalah disini percayakan saja sama mereka. Aku sudah menghubungi mereka semua.”

“Bos yakin ?”

“Khara yang akan mengawasi pekerjaan mereka.”

Dika menelpon “Datang dan jemput kami nanti sore !”

“Segera, minta dia membawa kapal pesiarnya kemari dengan segera.”

“Segera datang lah dengan kecepatan penuh !”

Menutup telpon “Apa kita perlu beritahu Nenek soal kepulangan kita ?”

“Jangan dulu.”

“Bos ingin memberi kejutan ?”

“Bukan, karena kita harus pergi ke wilayah timur dulu baru pulang kembali menemui nenek.”

“HAH ?”

“Istriku merindukan rumah dan kedua orang tuanya, lagi pula pertama kali kali bertemu mereka aku memberikan kesan yang buruk.”

“Bos apa kita ikut ?”

“Tentu saja.”

“Dia tau aku merindukan kedua orang tua Shanaya ? kami baru saja dekat tapi ikatan kami seakan erat,” batin Feli memandang penuh kasih Shankara.

“Syukur lah,” Nina kegirangan tanpa sadar.

“Seharusnya aku yang kegirangan bukan ?”

“Oh masalah itu,” senyum lebar.

“Katakan !”

“Wilayah Timur Kota adalah rumah yatim piatu tempat Loli di titipkan itu artinya Dika bisa bertemu dengan adiknya.”

“Dia punya adik ?”

“Iya.”

“Perasaan di Novel tidak di ceritakan deh.”

“Annya Annya …”

“Ah iya kenapa ?”

“Kamu pasti melamun tidak mendengarkan ku.”

“Sorry.”

“Kedua orang tua mereka mengalami kecelakaan dan meninggal, saat itu Loli berusia 6 bulan dan Dika berusia 14 tahun. Takdir mempertemukan Dika dengan Bos Shan, pertemuan mereka terjadi saat Dika sedang memperbaiki sebuh komputer yang rusak di warung internet. Kemampuan Dika menarik perhatian Bos Shan karena itu Bos mengajaknya untuk bekerja dengannya.”

“Berarti saat itu mereka masih remaja ?”

“Benar.”

“Mengetahui pekerjaannya berbahaya, Dika menitipkan adiknya di sebuah panti asuhan. Sebuah panti asuhan yang di sponsori Bos Shan sendiri.”

“Ternyata dari dulu dia memiliki sisi baik,” diam-diam melihat Shankara.

1
Chimer02609
wokey 👌
Zαskzz D’Claret
mampir juga thor😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!