NovelToon NovelToon
Chaotic Destiny

Chaotic Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Light Novel
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Kyukasho

Kedamaian yang seharusnya bertahan kini mulai redup. Entitas asing yang disebut Absolute Being kini menjajah bumi dan ingin menguasai nya, manusia biasa tak punya kekuatan untuk melawan. Namun terdapat manusia yang menjadi puncak yaitu High Human. High Human adalah manusia yang diberkahi oleh kekuatan konstelasi kuno dan memakai otoritas mereka untuk melawan Absolute Being. Mampukah manusia mengembalikan kedamaian? ataukah manusia dikalahkan?. Tidak ada yang tahu jawaban nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyukasho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26: Tiga Entitas Misterius

Pagi di Rivera begitu damai. Kabut tipis masih menyelimuti hutan pinus di pinggir kota, sementara matahari pagi memantulkan cahayanya ke permukaan sungai jernih yang membentang di sisi barat. Di pinggir sungai, Sho dan Aria sedang duduk bersebelahan, menikmati teh hangat buatan Aria sambil mendengarkan gemericik air dan kicauan burung.

Suara kepakan sayap terdengar dari kejauhan, lalu seekor burung malam bersayap perak mendarat di pagar kayu dengan elegan. Di cakarnya terikat gulungan surat berstempel lambang kerajaan Vixen.

Sho berdiri cepat. "Burung itu memiliki lambang Vixen, surat ini mungkin dari Liora atau mungkin Raja." Ucap Sho sembari menunjuk kearah lambang Vixen yang berada di burung tersebut.

Aria mengambil surat itu dengan hati-hati. Ia mengenali tulisan tangan khas Liora pada amplopnya, dan tanpa menunggu lebih lama, ia membukanya.

Mereka membaca surat itu bersama. Di tiap kalimat, mata Aria mulai berair namun bukan karena sedih, melainkan karena hangat. Sho tertawa kecil ketika bagian soal roti madu dibaca.

"Dia benar... waktu itu aku memang seperti orang yang bodoh karena aku selalu bertindak sesuka ku..." Ucap Sho sembari menggaruk kepala.

Aria menepuk lengan Sho pelan, menyembunyikan senyum lembutnya. "Dan kau masih seperti itu sekarang." Ucap Aria kepada Sho.

Mereka berdua menatap langit Rivera yang mulai cerah. Di benak mereka, bayangan wajah Liora muncul jelas dan cerah, penuh semangat, dan tak kalah keras kepala.

"Aku merindukan nya. Liora begitu mirip dengan Rika... aku sudah mengganggap dia sebagai adikku sendiri." bisik Aria dengan lirih.

Sho menggenggam tangan, tidak keras namun hangat. "Kalau begitu... ayo kembali ke Vixen... aku sudah puas beristirahat disini." Ucap Sho.

Cincin dengan permata berlian yang berada di jari manis Aria bersinar karena pantulan cahaya matahari. Kini mereka berdua harus mengakhiri peristirahatan nya dan kembali ke Vixen.

Di sisi lain, di tengah padang salju dan tebing terjal Pegunungan Faice, Yara dan Kieran tengah berlatih keras. Ledakan petir kecil terdengar dari ujung lembah, tempat dimana Kieran baru saja mencoba teknik serangan terbarunya.

Yara berseru keras dari atas batu besar, "Jangan terlalu kuat bodoh! tebing ini bisa saja hancur!" Omel Yara kepada Kieran.

"Setidaknya aku tidak menciptakan badai secara tidak sengaja seperti yang kau lakukan kemarin." Sahut Kieran sambil tertawa, mengusap salju dari wajahnya.

Tiba-tiba seekor burung pengantar malam melesat turun dari langit dan mendarat di bahu Yara. Ia mengernyit saat melihat segel suratnya.

"Lambang Vixen... pasti dari Liora!" serunya sambil membuka surat dan membaca keras-keras.

Saat membaca bagian masakan, Yara mencibir namun tampak senang. "Liora tahu masakan siapa yang paling enak di antara kita."

Kieran mendengarkan dengan serius, lalu senyumnya perlahan mengembang saat mendengar bagian ‘bumbu cinta’.

"Kita... bumbu cinta? Apa maksudnya itu?" gumam Kieran, pipinya sedikit memerah.

Yara tertawa keras, dan entah kenapa salju di sekitarnya terasa sedikit lebih hangat. "Dengar, kita harus balas surat ini. Dan kita harus segera turun dari gunung ini... Aku ingin menemui Liora dan memeluknya begitu erat sehingga dia tidak bisa melepaskan dirinya dariku!"

Kieran mengangguk. "Dua bulan... dan kita kembali ke Vixen." Ucap Kieran sembari menatap kearah langit.

Dua bulan kini telah berlalu. Vixen bersinar dengan megah di bawah cahaya pagi musim panas. Bunga-bunga mekar di setiap sudut kota, dan para pengawal kerajaan berjaga di gerbang utama dengan armor bersih mengilap. Warga berkumpul di alun-alun... hari ini bukan hari biasa.

Dari kejauhan, kereta kuda melaju dari arah barat, membawa dua sosok yang tak asing, sosok itu adalah Sho dan Aria, Sho berdiri di atas kereta yang terbuka, disambut sorak sorai kecil dari rakyat yang mengenali mereka. Sedangkan Aria hanya duduk sembari mengemudikan kereta kuda nya nya.

Tak lama kemudian, dari jalur timur, dua kuda salju melaju cepat. Yara dan Kieran menunggangi kuda mereka seperti badai, jubah putih mereka berkibar tertiup angin.

Di depan gerbang istana, Liora berdiri dengan gaun prajurit berwarna ungu keemasan, mata birunya bersinar, dan rambutnya tertiup pelan oleh angin.

Saat empat rekannya turun dari kendaraan mereka masing-masing, waktu seakan berhenti. Tak ada kata pertama yang diucapkan... hanya langkah yang semakin dekat... dan akhirnya, Liora berlari kearah Aria dan Yara dan memeluk mereka berdua. Itu pelukan hangat yang menghapus semua jarak.

"Sepertinya kita semua sudah berkumpul kembali." Ucap Sho dengan senyum lebar sembari berjabat tangan dengan Kieran.

Yara masih memeluk Liora begitu erat sedangkan Aria sudah melepas pelukan nya, Yara menatap kearah Sho, "Kau baru saja kembali lima detik yang lalu dan kini sudah bicara dengan nada seperti komandan."

"Aku begitu merindukan kalian. Gumam Liora lirih, pelan namun penuh makna.

Pada akhirnya Yara melepas pelukan nya dari Liora setelah dia mengetahui kalau Liora merasa sedikit kesakitan.

"Hah... bukankah itu cincin berlian? Terlebih lagi di jari manis!" Ucap Yara sembari menatap kearah jari Aria.

"Aria, apakah kau menikah dengan Sho! mengapa tidak menghubungi kami?! Setidaknya undang kami ke acara pernikahan kalian berdua!" Teriak Yara dengan histeris.

Aria menghela nafasnya lalu menahan pergerakan Yara agar tidak semakin histeris "Tenanglah... aku dan Sho tidak menikah, kami hanya bertunangan." Ucap Aria.

Mendengar penjelasan dari Aria, seketika Yara terdiam, lalu wajah Liora memerah karena dia membayangkan hal-hal yang aneh?

"Oh... maaf sudah histeris hehe..." Ucap Yara kepada Aria sembari membungkukkan badannya.

"Aku tidak menyangka akan secepat itu kau bertunangan dengan Aria." Ucap Kieran kepada Sho.

"Aku sudah merencanakan nya beberapa bulan lalu, bahkan sebelum kita semua berpisah aku sudah merencanakan nya." Jawab Sho sembari menengok kearah Aria yang sedang bersenang-senang dengan Liora dan Yara.

Seorang Ksatria dari Vixen menunjukkan dirinya, lalu dia memberikan sebuah laporan. "Kalian berlima dipanggil oleh Nona Zenith, kalian harus segara menemui beliau." Ucap Ksatria itu dengan penuh hormat kepada mereka berlima.

Mendengar hal itu, mereka berlima pun langsung bergegas menuju Istana Vixen. Langit siang di atas Istana Vixen tertutup awan tipis, memberi suasana teduh di balairung tempat pertemuan penting diadakan. Ornamen-ornamen keemasan menghiasi dinding, namun mata mereka berlima tidak tertuju pada hiasan, melainkan pada satu sosok yang berdiri di ujung ruangan, sosok itu adalah Zenith.

Ia mengenakan jubah hitam panjang beraksen ungu pekat, lambang konstelasi Morrigan sang dewi perang, kematian, dan pertanda terukir di dada kirinya dalam bentuk tiga gagak saling membelakangi.

Tatapan mata Zenith tajam namun tenang, rambut pirangnya tergerai di bahu. "Sho, Aria, Yara, Kieran, dan Liora, terima kasih telah datang. Kali ini aku memanggil kalian bukan ramalan, bukan pula pertanda ilahi. Ini adalah misi khusus, rahasia, dan berbahaya." Ucap Zenith, suaranya dalam dan berwibawa.

Mereka berlima saling bertukar pandang. Kieran bersandar sedikit ke belakang, tangannya mengayun-ayunkan salah satu miliknya. Yara menyilangkan tangan, sementara Aria dan Sho memasang wajah serius. Liora melangkah setengah maju.

"Apakah ini berhubungan dengan Hollow atau Absolute Being?" tanya Sho dengan serius.

Zenith mengangguk. "Sebagian. Tapi lebih dari itu... ini tentang tiga entitas High Human yang sangat kuat, bahkan mereka bisa mengendalikan konstelasi yang menampung mereka dan memanipulasi nya. Mereka bertiga mengacau dan bahkan memusnahkan siapapun yang menghalangi mereka bertiga untuk menguasai dunia.

Ia menjentikkan jari, dalam sekejap pasir emas muncul dari udara dan memproyeksikan gambaran dari ketiga sosok itu. Salah satu sosok yang muncul dalam gambaran tersebut adalah Pria yang memakai topeng burung hantu dan dilapisi oleh jubah hitam pekat, disebelah nya lagi terdapat sosok wanita yang memiliki rambut merah bagaikan darah dan mata nya tidak memiliki pupil sama sekali. Dan yang terakhir adalah sosok anak kecil laki-laki yang mengambang namun tidak ada bayangan.

"Mereka adalah sosok entitas High Human yang kuat belakangan ini, akan tetapi mereka memilih jalur yang salah. Mereka menyatu dengan Absolute Being dan kini mereka adalah Hollow yang mengancam keseimbangan dunia." Jelas Zenith kepada mereka berlima.

"Sho, menurutmu apa yang terjadi jika High Human bersatu dengan Absolute Being? Mereka akan menjadi entitas superior yang bahkan bisa mengontrol dan mengendalikan sepenuhnya konstelasi yang menaungi mereka sendiri." Sambung Zenith, nada bicaranya menjadi lebih serius.

Sho hanya terdiam. Yara mengangkat alis. "Memangnya apa yang mereka inginkan sampai berusaha sejauh itu?!" Tanya Yara dengan nada serius.

Zenith menatapnya dalam. "Menguasai Dunia." Jawab Zenith.

"Apa saja konstelasi yang menaungi mereka?" Tanya Aria kepada Zenith.

"Aku tidak mengetahui nya, karena penglihatan ku tidak bisa melihat sejauh itu." Jawab Zenith.

Liora mengepal tangan. "Di mana mereka sekarang?" Tanya Liora kepada Zenith.

"Belum diketahui pasti, tapi ada satu petunjuk. Salah satu dari mereka baru-baru ini terlihat di reruntuhan kota kuno Zafrel, di perbatasan utara Hutan Iris." Jawab Zenith.

Kieran menunduk sejenak, merenung. "Kota itu sudah lama ditinggalkan semenjak perang pertama antara umat manusia dan Absolute Being terjadi." Gumam Kieran.

"Justru karena itulah dia ke sana. Kota itu menyimpan begitu banyak energi negatif yang bersirkulasi disana, jika dia menyerap begitu banyak energi yang melimpah tersebut, maka tatanan dunia bisa terguncang. Jika digunakan oleh mereka, tatanan bintang bisa terguncang." Jelas Zenith dengan panjang lebar.

Zenith melangkah maju, menatap mereka satu per satu. "Ini bukan sekadar misi investigasi. Jika kalian bertemu mereka, tidak ada jaminan kalian bisa menang. Tapi kalian adalah poros dunia ini sekarang. Para dewa tidak bisa bergerak bebas, para raja masih ragu. Tapi kalian…" Ucap Zenith lalu ia berhenti tepat di depan Sho.

"...kalian adalah percikan yang bisa menyalakan kembali cahaya harapan." Ucap Zenith sembari memegang pundak Sho.

Sho menatap Zenith dengan penuh tekad. "Kapan kami bisa berangkat?" Tanya Sho kepada Zenith.

Zenith tersenyum tipis. "Malam ini. Aku sudah menyiapkan portal khusus yang akan membawa kalian langsung ke reruntuhan Zafrel. Dan satu hal lagi... misi ini tidak boleh diketahui siapa pun di luar lingkaran ini. Bahkan Raja Noah pun belum kuberitahu secara lengkap. Dunia belum siap untuk apa yang mungkin kalian temui di sana." Ucap Zenith dengan lirih.

Mereka berlima mengangguk serempak. Dan malam itu, di bawah langit bertabur bintang, portal ungu pekat terbuka di ruang rahasia bawah tanah Istana Vixen, membawa mereka menuju bayangan masa lalu... dan awal dari misi paling gelap yang pernah mereka jalani.

1
J. Elymorz
Semoga 5 sekawan itu baik' aja/Frown//Frown/
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Mercenary of El Dorado
J. Elymorz
Bagusss tiap chapternya seruu + bikin penasaran🤩🤩
J. Elymorz
Oemjii, ku kira udah damai eh ternyata belum/Sweat//Sweat/

Btw bagusss bangett, aku menunggu chapter berikutnyaa/Applaud//Applaud/
J. Elymorz
Mau peluk lioraaaa /Sob//Sob/

sayangg lioraa🫂🫂
J. Elymorz
aaaaaa yaraa :(
peluk jauh untukmu sayanggg🫂🫂
J. Elymorz
Bahkan Apollopun takut sama Aria, apalagi sho/Proud/
J. Elymorz: INI SERIUS MEREKA TUNANGAN? AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

AKU SENENG BANGETTT /Kiss//Kiss/

makasii buat authornyaa/Hey//Hey/
total 1 replies
J. Elymorz
Terima kasih atas penjelasannya Kak, aku jadi paham dan ga penasaran lagi sama karakter-karakter yang ada di Novel ini.

Btw Aria cantik 08 berapa neng? /Smirk//Smirk/
J. Elymorz
Untuk authornya, aku ga bisa berkata-kata tapi yang pasti NOVELNYA BAGUS BANGETT WOIIIIIIIII SUMPAHHH
J. Elymorz: Gwa sampe mau roll depan sangking bagusnya, cepet lanjut ga lu? /Grievance//Grievance/
total 1 replies
J. Elymorz
SUMPIL? KEREN BANGETTT /Angry//Angry/
J. Elymorz
Chapter kali ini bener-bener bikin aku ngerasa ikut kebawa dalam ceritanya
J. Elymorz: Kepada author yang terhormat, jangan buat aku sesak napas lagi ya/Smile//Smile/
total 1 replies
J. Elymorz
Selamat datang member baru (Liora) /Smile//Smile/
J. Elymorz
Wow... Aku menanti kelanjutan cerita ini

Semangatt terus buat authornya yaaaa
J. Elymorz
Petualangan besar menanti mereka.
J. Elymorz
KERENNN BANGETTT

Rasanya campur aduk kayak nasi uduk, aaaa aku ga bisa ngungkapin perasaan ku dengan kata' tapi yang pasti ini KERENNN BANGETTTTT
J. Elymorz
Aku ga sabar baca chapter selanjutnya, kira-kira ada plot twist apa lagi yaa?/Doubt//Doubt/

Oiyaa, semangat terus yaa buat authornyaa /Determined//Determined/
J. Elymorz
Cinta segi tiga? /Chuckle//Chuckle/
J. Elymorz
SERUU!! apakah akan ada cinta segi tiga? /Doubt//Sweat/
J. Elymorz
AAAA NOOO, SHO... ARIA.. /Sob//Sob//Sob/
J. Elymorz
BAGUSS BAHGETT, SEMANGATT BUAT AUTHORNYAA/Kiss//Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!