Ella Dan Emma adalah anak kembar dari sepasang keluarga terpandang yaitu Arkatama. Banyak dari orang orang yang merasa iri dengan keluarga yang terlihat cemara itu, padahal nyatanya salah satu dari anak mereka selalu disiksa baik fisik maupun batinnya. Namun setelah jiwa asing masuk keraga Emma justru semuanya terbongkar satu persatu dan kemudian menjadi rebutan dua pria yaitu kakak beradik, yang manakah salah satu dari mereka yang membuat Emma luluh? Baca kelanjutannya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
'Apa kalian sudah tahu tentang berita pagi ini? '
'Apa? Berita apa memangnya? '
'Aku baru saja dapat berita, jika Clara ditemukan tewas dikamarnya. '
'Apa! Jangan bercanda. Bagaimana mungkin itu terjadi. Jelas jelas semalam dia masih terlihat baik baik saja. Bahkan dia masih dengan sempatnya menganggu Emma dikantin. '
'Aku tahu, aku sedang tidak bercanda. Mama ku sendiri yang mengatakan. Setelah aku tanya mama ku jawab dia mengetahui nya dari teman arisan nya. '
'Benar, mama ku juga berkata demikian. '
'Astaga! Jadi itu nyata? Miris sekali hidup nya. Kira kira apa kalian tahu penyebab kematiannya? '
'Sayangnya tidak. Pas orang tuanya balik dari kerja, mereka langsung terkejut melihat Clara yang sudah bersimbah dar*h dikamarnya sendiri. Bukan cuma itu, Clara mati dengan sangat menyedihkan. Kedua bola matanya hilang, lalu dengan isi tubuhnya yang sudah keluar berserakan. Bahkan pihak polisi juga mengatakan kalau beberapa organ vital nya juga turut serta hilang. '
'Oh astaga! Menyedihkan sekali. Kira kira siapa ya yang tega melakukan itu padanya. '
'Entahlah, tapi menurut ku, hal itu pantas dia dapatkan. Setidaknya dengan kematian nya sekolah kita akan tentram dan damai. Tidak ada lagi bully bullyan disekolah kita. '
'Ya, kau benar. Mungkin saja itu karma untuk nya mengingat dia sangat jahat selama ini. '
Dan masih banyak lagi bisik bisik kejam yang keluar dari mulut para siswa dan siswi terutama Ella dan Angelina yang juga tak kalah terkejutnya mendengar kematian teman mereka, Clara
"Siapa ya, yang tega membunuh Clara sampai kejam begitu. " Ucap Ella berbisik pelan
"Entahlah, tapi jujur gue sebenarnya merasa kasian. " Ucap Angelina
Ella mengangguk. "Ya,, semoga jiwanya tenang di atas sana. " Ucap Ella yang disetujui oleh Angelina
Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju kelas mereka, dengan telinga yang terus saja mendengar suara para murid murid SMA Garuda
Bruuk!
"Mata lo buta! Jalan selebar ini masih aja pake nabrak. " Sentak Angelina marah
"Sorry, " Ucapnya dengan tatapan datar
"Sorry lo bilang? Gila ya, badan doang kecil tapi tenaga lo kuat juga. Lo kira nggak sakit apa! " Sentak Angelina lagi dengan marah
Ia tak Terima ditabrak oleh orang yang ia benci selama ini. Meski sejujurnya dirinya sama sekali tak memiliki masalah pada orang yang berdiri tenang dihadapan nya saat ini.
Namun selama ia berteman dengan Clara, menimbulkan rasa tidak suka pada orang dihadapan nya ini. "Gue nggak sengaja, dan gue juga nggak liat ada lo lewat. " Sahutnya masih dengan nada santai
Angelina melotot "apa lo bilang! " Ucapnya tak Terima Ella yang melihat Angelina tersulut emosi pun dengan segera menenangkan nya
"Biarkan Angel. Lebih baik kita ke kelas, " Ucap Ella melerai
"Tidak penting berdebat dengan nya, "lanjutnya lagi dan dengan segera menarik Angelina agar menjauh dari sana
Bukannya apa, Ella hanya malas saja mencari ribut pagi dengan Emma. Jadi lebih baik ia mengalahkan? dan membawa Angelina menjauhi Emma sesegera mungkin
Emma yang melihat itu menyeringai. "Satu sudah lenyap, dan masih ada dua mangsa lagi. Kalian tunggu saja, kematian kalian akan segera tiba. " Ucapnya tersenyum tipis
***
Sementara dikediaman sederhana milik Clara suasana masih dalam berkabung, ibunya Clara menangis sejadi jadinya melihat kondisi anaknya yang sudah tidak bernyawa.
Malam itu ia yang baru saja pulang kerja dikejutkan dengan kondisi Putri nya yang sudah tergeletak dilantai dengan tubuh yang penuh akan darah.
Padahal sepulang ia bekerja ia sudah membeli makanan kesukaan Clara, malam itu ia dapat tamu yang lumayan royal membuat dirinya mengingat Clara dan pergi membeli makanan kesukaan putri nya itu.
Meskipun mereka jatuh miskin karena ulah Clara, tapi dirinya masih memikirkan anaknya, ketika sampai dirumah ia ingin membangunkan anaknya tapi justru ia terkejut melihat kondisi sang putri.
Dirinya panik dan langsung saja menghubungi sang suami agar segera pulang, dan sang suami pun tak kalah syok dengan yang istri nya lakukan.
Akhirnya ia pun menelpon polisi dan menceritakan semua kejadian nya, sayang pihak kepolisian sama sekali tidak menemukan jejak apapun itu, dan membuat pernyataan jika putri mereka mati akibat pembunuhan. Polisi juga mengatakan akan segera mencari dan menangkap sang pelaku pembunuhan itu.
"Clara mas, Clara" Ucapnya histeris dipelukan sang suami
"Sst! Tenanglah. Ini sudah menjadi ajal putri kita. Sebaiknya iklhas kan Clara, dan fokus pada diri kita sendiri. Berhenti lah bekerja dibar dan bekerja lah di caffe bersama ku. Kebetulan ditempat ku mencari tambahan orang untuk bagian dapur. Jangan lagi bekerja dibar, agar uang gaji kita berkah dan bisa kita gunakan untuk pengajian Clara. " Ucap Abiyan menenangkan sang istri
Sementara istri nya hanya mengangguk saja, ia sudah lelah menangisi putrinya, dari awal hingga sudah dimakamkan pun tak membuat nya berhenti menangis, namun apalah daya? Mau dirinya menangis darah pun putrinya itu tetap tidak akan hidup.
Dan apa yang dikatakan oleh suaminya benar, lebih baik ia mengikhlaskan Clara dan fokus untuk pengajian Clara kedepan nya, agar putri nya itu tenang di sana.
***
Sekolahan hari ini bebas dari jam pelajaran, seluruh para guru serta murid kompak mengirimkan doa untuk Clara agar roh nya tenang di alam sana. Meskipun banyak dari mereka tidak ikhlas mendoakan namun sesama muslim wajib melakuan hal tersebut.
Para guru dan murid memang tidak ada yang datang di kediaman Clara mengingat Clara yang sudah pindah rumah dan tidak tinggal disana lagi. Bertanya pada Ella dan juga Angelina jawaban dari mereka sama, yaitu tidak tahu dimana rumah baru milik Clara.
Jadi para murid dan guru pun mau tak mau hanya mengirim doa secara bersama di sekolahnya. Setelah ayah dari Clara datang memberi tahu jika Clara sudah tiada membuat para guru terkejut dan turut mengucapkan bela sungkawa pada Abiyan.
Terlihat semua dengan khusuk berdoa, tapi tidak dengan Emma yang terlihat menguap ditempat nya. Ia malas sekali berdoa, terlebih doa itu untuk Clara.
Akhirnya setelah beberapa menit hal yang membosankan bagi Emma pun selesai. Kini semua para murid kembali kegiatan nya masing-masing. Ada yang bergosip ria, bermain di taman, lapangan dan yang lainnya
Emma memutuskan untuk pergi ke rooftop saja, malas jika harus ke kantin dan mendengarkan bisik bisik yang mereka bahas tanpa henti itu.
Entahlah, Emma sendiri rasanya heran orang sudah mati masih saja dibahas terus menerus, sedari awal ia datang sekolah hingga siang ini pun terus saja telinga nya mendengar kan gosip yang keluar dari mulut mereka.
Apakah mereka tidak lelah? Apakah mereka tidak bosan? Entahlah Emma malas sekali menanyakan itu pada mereka semua.
Emma duduk dengan santai di salah satu soffa yang berada di rooftop itu. Perlahan ia mengeluarkan rokok dari saku bajunya dan menyalakan api.
Kepulan asap keluar begitu saja ketika dirinya menghembuskan nya ketas, "kau merokok? " Tanya seseorang yang membuat Emma terkejut dan menoleh ke sumber suara
"Ya, " Sahut Emma santai tanpa beban
Orang itu terlihat memicing tidak suka. "Kau perempuan, dan tidak baik jika seorang perempuan merokok. " Sahut orang itu dan berjalan mendekati Emma
Bahkan ia tanpa permisi mendudukan bokongnya disofa tepat disamping Emma. "Bukan urusan mu, " Ucap Emma santai
"Gue nggak suka lo ngerokok! " Rebut pria itu pada rokok yang berada disalah satu jari Emma
"Fuck! Nggak ada urusan nya dengan lo! Emangnya lo siapa berani ngatur ngatur gue, haa! " Ucap Emma marah dan menatap pria itu kesal
Emma jelas kenal pria yang berada dihadapan nya saat ini. Tapi untuk berinteraksi baru ini. Sebelumnya juga pernah waktu balap motor tapi Emma yakin jika pria ini tidak mengenali dirinya.
Lalu, tidak ada angin dan hujan tiba tiba saja nongol dan melarang nya untuk merokok. Memangnya dia siapa berani mengatur ngatur dirinya?
Emma paling tidak suka, jika ada yang berani mengatur dirinya seperti ini. "Gue Emang bukan siapa siapa lo. Tapi gue nggak suka aja liat lo ngerokok. " Ucap pria itu yang tak lain adalah Alkairo
"Cih menyebalkan! " Ucap Emma lalu pergi dari sana
Syet!
Duk!