Merebut kekasih saudara tirinya, dan mengandung anaknya. Bercerita tentang gadis cantik yang dijuluki sebagai mawar hitam di sekolah. Dia selalu membawa mawar hitam ditangannya setiap ia akan memutuskan hubungan dengan kekasihnya. Dia memiliki sikap yang buruk, sehingga hampir tidak ada yang benar-benar menjadi temannya. Dia tidak pernah mendapatkan cinta yang tulus, sehingga ia mungkin tidak percaya cinta. Sampai saat dimana ia melihat sesuatu yang terlihat hangat di depan matanya. Saat ia melihat seorang murid laki-laki yang bukan miliknya tengah bersikap manis kepada pacarnya. Disaat itu juga, Valencia menginginkannya. Rasa ingin memiliki itu semakin lama berubah menjadi obsesi. Sampai mereka menjalani hubungan yang panjang dengan banyak masalah diluar dugaan mereka. Bagaimana jadinya jika mereka sampai menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 ( Kalimat Jahat)
Satu hari setelah pernikahan, sepasang suami istri sudah berpisah kamar. Bahkan mereka sama sekali tidak menyentuh satu sama lain. Felix seolah seperti menghindari Valencia. Dia sangat acuh dan sedikit bicara. Dia bersikeras agar Valencia jangan mengganggunya.
Valencia mengerti semua itu, karena dia sadar kesalahan besar yang sudah ia lakukan. Ia juga mencoba merasa baik-baik saja saat melihat banyak bingkai foto Felix dan Lisa di tempat tinggal yang ia tempati ini.
Foto-foto pernikahannya sudah dikirimkan pagi ini, hanya saja Felix melarang mengganti foto-foto yang sudah terpasang. Alhasil Valencia hanya bisa memasangnya di dalam kamar. Bahkan di dalam foto itu, hanya dirinyalah yang terlihat sangat bahagia.
“Di abaikan setelah menikah. Itulah yang aku rasakan saat ini” ucap Valencia tersenyum kecut.
“Tidak apa, setidaknya untuk saat ini aku sudah berhasil mendapatkannya” ucap Valencia lagi.
Valencia membuka pintu kamarnya, dia melihat Felix sedang merokok di balkon. Dia hanya menatapnya sekilas, sebelum akhirnya mengabaikannya dengan memalingkan wajahnya.
Valencia duduk di sofa yang menghadap kearahnya, ia melihat bagaimana Felix menelpon seseorang. Dimulai dari tatapan sedih, dan selanjutnya sebuah senyuman yang lebar.
“Apa dia sedang menelpon Lisa?” Ucap Valencia.
“Ah menjengkelkan sekali!” Ucap Valencia dan melihat kearah lain.
Hari setelah ia menikah justru tidak ada yang spesial, padahal ia dan Felix pernah saling mencintai dan bahkan tidur bersama. Tapi sekarang Felix justru sangat membencinya dan mengabaikannya.
“Apa mau ku masakan sesuatu?” Ucap Valencia saat Felix masuk kedalam ruang televisi.
“Tidak perlu, aku akan makan diluar” ucapnya dan bersiap mencari kunci mobilnya.
“Bersama Lisa?” Ucap Valencia sengaja menebak.
“Ya, kau benar” ucap Felix masih sibuk mencari dimana kunci mobilnya.
“Aku tidak menyukainya, aku melarangmu pergi menemuinya” ucap Valencia sembari menyilangkan tangannya.
Felix menoleh dan tersenyum tipis kearahnya, dia berkacak pinggang seolah sedang menetertawakan ucapan Valencia yang melarangnya pergi menemui seseorang.
“Kau siapa berani melarangku?” Ucap Felix.
“Aku istrimu, secara agama dan hukum. Aku istri sahmu” ucap Valencia tersenyum lebar.
“Aku tidak peduli dengan laranganmu” ucap Felix dan melanjutkan kegiatannya mencari kunci mobilnya yang entah dimana.
“Kau mencari ini?” Ucap Valencia dan menunjukan kunci mobil yang berada ditangannya.
“Berikan padaku” ucap Felix dan sedikit mendekat.
“Tidak akan kuberikan karena kau pergi dengan wanita lain” ucap Valencia.
“Cepat berikan padaku sekarang” ucap Felix.
“Jangan pergi dengan Lisa, aku tidak rela karena sekarang kau suamiku. Kau milikku Felix” ucap Valencia.
“Jangan membahas kepemilikan disini, aku seperti direbut secara paksa olehmu. Kau merebut ku dari Lisa, seharusnya Lisa yang menjadi istriku sekarang” ucap Felix.
“Apa kau tau berapa banyak impian dan rencana yang sudah aku buat dengannya? Bahkan kami sudah memulai bisnis bersama, masuk universitas bersama. Tapi kau? Kau datang dan menghancurkan semuanya, kau menghancurkan harapanku kau menghancurkan hidupku dan mempermalukanku!” ucap Felix dengan tatapan dinginnya.
“Ini bukan sepenuhnya salahku, kau juga tidur denganku saat kau berpacaran dengan Lisa. Bahkan terakhir kali, kau tidur denganku setelah kau mengumumkan pertunanganmu” ucap Valencia.
“Kau benar! Ini juga salahku, karena terpikat oleh wanita sepertimu. Aku sadar betapa bodohnya aku saat itu, aku bahkan mengatakan aku mencintaimu. Tapi aku sekarang sadar akan sesuatu” ucap Felix sembari tersenyum tipis.
“Sadar tentang apa?” Ucap Valencia tak mengerti.
“Aku sadar bahwa perasaan saat itu bukanlah cinta, tapi nafsu sesaat. Aku terpikat pada tubuhmu, karena kau mudah didapatkan. Kau dengan mudah memberikan tubuhmu padaku, semua ini juga salahmu” ucap Felix membuat Valencia tidak bisa berkata-kata.
Felix mengulurkan tangannya, dia meminta kunci mobil yang Valencia sembunyikan.
“Aku tidak akan memberikannya padamu” ucap Valencia.
“Astaga!!” Ucap Felix mengacak rambutnya frustasi.
“Bisakah kau mencintaiku lagi?” Ucap Valencia lirih.
“Tidak! Aku tidak akan mencintaimu lagi!” Ucap Felix dan berusaha merebut kunci mobilnya.
Valencia menyembunyikan kunci mobil itu di dalam bra nya. Membuat Felix kebingungan bagaimana mengambilnya. Sementara Valencia tersenyum tipis seolah menantang Felix.
“Ambilah” ucap Valencia.
Felix akhirnya menyerah dan duduk di sofa, dia menyandarkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Ia seperti lelah untuk berdebat dengan Valencia, dia sudah kehabisan tenaga.
Valencia menghampiri Felix dan duduk di pangkuannya, ia tersenyum saat Felix hanya diam dan tidak mendorongnya untuk menjauh. Sedetik kemudian, Felix membuka matanya dan menatapnya. Valenica mengalungkan tangannya ke leher Felix bergelayut manja.
“Lepas” ucap Felix.
“Tidak akan” ucap Valencia.
“Apa tanganmu sudah lebih baik? Kau bahkan bisa mengalungkan tanganmu ke leherku” ucap Felix.
“Aku merasa lebih baik jika bersentuhan denganmu” bisik Valenica.
“Walaupun kau membenciku, kau masih bisa tidur denganku bukan?” Bisik Valencia lagi.
Felix bermaksud memanfaatkan momen ini untuk mengambil kunci mobilnya. Pada akhirnya ia mencium bibir Valencia perlahan, membuat Valencia membalas ciuman itu.
Felix membawa Valencia ke kamarnya, dia menidurkannya diatas tempat tidur berukuran king size miliknya. Tangan Felix mulai melepas kancing kemeja kebesaran yang dipakai Valencia, dia melepas semua kancingnya untuk mempermudah mengambil kunci mobilnya.
Felix berhenti sesaat, saat ia merasakan sesuatu dalam dirinya mulai tegang karena melihat tubuh Valencia di depan matanya. Ia bahkan meneguk ludahnya, ia mulai fokus kembali untuk mengambil kunci mobil miliknya.
Felix mencium Valencia lagi, dia menindihnya dan menguncinya dengan tubuhnya. Sementara tangannya sibuk meraba semua yang ia inginkan. Mereka semakin terbawa suasana, bahkan ciuman itu sudah berubah menjadi ciuman kasar. Valencia sudah tidak memakai sehelai benangpun, Felix benar-benar melupakan tujuan utamanya untuk mengambil kuncinya.
Lagi-lagi Felix lupa diri, dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri saat bersama Valencia. Walaupun dia sudah membuat benteng pertahanan yang tinggi dan kokoh, tapi semua itu tidak ada gunanya. Karena Felix tetap tergoda dengan Valencia.
Bahkan dia melupakan janji temunya dengan Lisa, dia sepenuhnya melupakan kunci mobil yang semula dicarinya. Kunci mobil itu sudah terjatuh dibawah tempat tidur. Sementara tangan Felix justru mulai melepas sabuk yang ia kenakan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pukul 17.00.
Angin di sore hari yang masuk kedalam kamar, membuat tirai berwarna putih itu bergerak. Bersamaan dengan itu, Valencia mulai membuka matanya. Dia tertidur setelah melakukan hal itu dengan Felix, bahkan seluruh badannya terasa pegal akibat sentuhan Felix padanya.
Valencia menoleh kesamping, disana masih ada Felix yang masih memejamkan matanya. Valencia tersenyum, ia bersyukur karena saat ia bangun Felix masih tertidur disampingnya. Jika ditinggalkan begitu saja, itu sangat membuatnya sedih.
Senyum Valencia memudar saat melihat bingkai foto besar dikamar suaminya. Disana ada foto wajah Lisa yang sangat besar seolah sedang tersenyum sembari menatapnya. Valencia tidak menyukai itu, ia ingin sekali membuang foto itu sekarang juga.
“Kring!!”
Ponsel Felix berbunyi, Valencia segera mengambilnya dan melihat siapa yang menelpon suaminya. Dan benar saja, ternyata Lisa yang menghubungi Felix. Valencia melirik Felix sekilas, sebelum akhirnya ia mematikan ponselnya.
“Tidak akan kubiarkan siapaun mengganggu tidur suamiku” bisik Valenica dan memeluk Felix yang masih tertidur.
Felix yang merasa tidurnya terganggu pun mulai membuka matanya perlahan, pertama ia melihat kearah jendela besar kamarnya. Dia mendesah pelan saat mengetahui bahwa hari sudah hampir petang, dan itu tandanya dia melewatkan janji temu dengan Lisa.
“Menjauh dariku” ucap Felix saat sadar bahwa Valencia sedang memeluknya.
“Kita bahkan tidak berjarak tadi, sekarang kau justru ingin aku menjauh” ucap Valencia dengan senyum tipisnya.
Felix mengabaikan Valencia, dia menarik selimut begitu saja untuk menutupi tubuhnya. Dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya di ruang pakaian. Ia keluar setelah selesai dengan urusannya, langkah kakinya terhenti saat melihat Valencia sedang memakai pakaiannya.
“Sebaiknya kau cepat keluar dari kamarku” ucap Felix.
“Kita seperti orang yang asing! Kau seperti sedang menyewa pelacur” ucap Valencia sembari terkekeh.
“Bukannya kau memang pelacur?” Ucap Felix dan melemparkan segepok uang tunai pada Valenica.
“Aku istrimu, bukan pelacur”
...----------------...