Takdir tak di sangka, dimana Glenna yang terjatuh ke jurang. Karena ingin menyelematkan sahabatnya Indi, yang di dorong oleh saudari angkatnya. Dipertemukan dengan Siluman Rubah Ekor Sembilan, yang mana ada masa lalu dengan leluhurnya yang seorang Miko.
Penasaran kelanjutannya??? Gassss... kita ke story
ZANDRA SEASON 7
SEMOGA KALIAN SUKAAAA❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Maheer dan Malik
"Kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanya Glenna, karena di tatap oleh Atikah, Bagas dan Jaka dengan begitu intens nya.
"Kita akan membicarakannya nanti, gue ga bisa bongkar aib keluarga lo di sini. Sekarang kita makan ok, gue lapar pake banget." ucap Glenna, menyadarkan ketiganya.
Glenna benar, karena kini mereka bersama teman-teman lainnya. Meski banyak pertanyaan, di kepala Atikah.
"Oya, kalian jangan kaget ya sama pesanan Hans. Makan dia banyak, kalian masih mau traktir kan?" tanya Glenna mengalihkan pembicaraan
"Masa sih? Tapi badannya tetep bagus tuh" tanya Dinda
"Iyalah, orang olah raga." jawab Glenna santai, Itoku tak peduli dengan tanggapan yang lain. Yang ia tau saat ini adalah, makan banyak daging.
"Pesen aja Hans, bebas mau sebanyak apapun." ucap Bagas
Pesanan Atikah dan yang lainnya, datang terlebih dahulu. Karena mereka, yang sudah pesan lebih dulu.
Candaan meramaikan suasana makan siang tersebut, keski nakan siang yang terlambat. Karena waktu, menunjukkan pukul 13.25.
"Habis makan kemana??" tanya Jaka
"Gue mau beli sepatu olah raga, lu mau kan Glen. Kita kembaran" Glenna terdiam, bukan tidak mau. Hanya saja, sepatu di rumahnya sudah banyak. Tapi kalo menolak, kasian Atikah
"Gue juga mau dong kembaran, jarang-jarang bisa kembaran kita." ucap Dinda
"Iya, sekalian beliin buat Indi. Lu tau kan ukurannya?" Glenna pun mengangguk setuju pada akhirnya
.
.
Selesai membeli sepatu, lanjut ke toko tas. Namun Glenna menolak, tasnya sudah banyak. Hanya saja, ia memang tidak pernah ganti. Ia pikir, tas yang di pakainya saat ini juga masih bagus kok.
Setelah lelah, mereka pun bubar pulang ke rumah masing-masing. Kecuali Atikah, Bagas dan Jaka.
"Kalian pasti penasaran kan, sama apa yang gue bilang? Darimana gue tau?" ketiganya mengangguk serempak
"Kalo gitu, kita bicarakan di rumah gue aja. Tapi .. kalo udah sampe rumah gue, lu pada jangan kaget ya. Janji ga akan bilang sama yang lain" ajak Glenna, membuat ketiganya bertanya-tanya
'Apa setidak mampunya itu? Sampe ga mau orang lain tau?' Atikah menatap sendu Glenna
'Pasti sulit jadi Glenna' Jaka
'Padahal Glenna pintar, mungkin ia malu bila orang lain tau keadaan keluarganya.' Bagas
Itoku menunduk, menahan tawanya. Glenna yang paham, ia menginjak kaki Itoku.
"Awww" Itoku melompat-lompat, karena hanya ibu jari kakinya saja yang terinjak. Siluman juga bisa sakit kan...
"Ya udah ayo, naik mobil aku aja." jawab Jaka
"Ga usah, kalian ga lupa kan kalo aku juga bawa mobil." jawab Glenna kesal
GLEK
Mereka melupakan fakta yang satu itu, bahkan mobil yang Glenna pakai lebih bagus dari mereka.
'GUE LUPA KALO DIA JUGA ANAK ORANG KAYA' gumam ketiganya serempak, Glenna mendengus kesal dan berbalik. Ia berjalan lebih dulu, ke arah parkiran.
"Marah ya dia, tapi kenapa?" tanya Jaka
"Ga mungkinkan kalo dia bisa denger isi hati gue, terus tersinggung." ucap Bagas
"Mang lu mikir apa?" tanya Atikah
"Gue lupa kalo dia bawa mobil mewah, gue pikir dia malu sama kondisi keluarganya." jawab Bagas jujur
"Ck... Sama lagi, udah yuk susulin Glenna. Takut tambah ngamuk, karena nunggu kita." ucap Atikah, mereka pun gegas berjalan ke arah parkiran.
Di sana ada Glenna, yang sedang berdiri. Seraya menyandarkan punggungnya, di dekat pintu mobil.
"Kalian diskusi apaan, lama banget." ucap Glenna menggerutu
"Hehe... Sorry" ucap Jaka
"Kalian ikutin gue dari belakang, eh.. tapi lu ga papa kan Tik. Kalo pulang sekolah, ga langsung pulang." Atikah menggelengkan kepalanya
"Ga papa, santai aja Glen. Mereka mah, yang penting kehidupannya terpenuhi. Ga peduli gue balik apa ga" jawab Atikah santai, karena memang itu kenyataannya.
"Ya udah yuk...
.
.
DWEEEEEEENG
Ketiga orang itu berdiri mematung, di depan pagar tinggi yang berdiri kokoh. Ketiganya masih mencerna, dengan apa yang mereka lihat pada Glenna sehari-hari dan rumah yang ditempati Glenna selama ini.
"Kita ga nyasar kan?" tanya Jaka
"Kita ga mimpikan?" Bagas
"Kayanya nggak, soalnya kita bertiga liat hal yang sama." jawab Atikah
"GILAAAAAA..... TERNYATA LU PENERUS KELUARGA ZANDRA, GLEN?!" ucap Jaka takjub, Glenna tertawa kecil melihat reaksi ketiga temannya
"BJIIIRRR.... TAJIR INI MAH" sambung Bagas
"Tapi kok, lo seneng banget ditraktir?" tanya Jaka heran
"Etdah Jak, hidup mah realistis. Yang namanya traktir, itu adalah kebahagiaan yang hakiki. Sekaya apapun, kalo di belanjain orang. Ya seneng lah, manusiawi boooyyy." jawab Glenna
"Udah yuk masuk, malah berenti di sini." ajak Glenna
"Kaget Glen, percaya ga percaya ini. Masih shock gue, makanya langsung turun." ucap Bagas, Glenna terkekeh dan menggelengkan kepalanya.
Ia pun masuk kembali ke dalam mobil, lalu masuk ke dalam setelah gerbang mansion terbuka. Atikah dan yang lainnya, mengikuti dari belakang.
Setelah memarkirkan mobilnya, mereka turun dari mobil. Kembali terpana, dengan pemandangan menakjubkan di sana.
LUAR BIASA BESAR HALAMAN DEPANNYA, SUDAH SEPERTI HALAMAN ISTANA YANG ADA DI NEGERI DONGENG.
"Jadi seperti ini mansion utama keluarga Zandra, MasyaAllah." Atikah benar-benar terpesona dengan apa yang ia lihat saat ini.
Ada air mancur, di sebelah kanan ada taman bunga dan juga gazebo, belum lagi sebelah kiri ada rumah kaca.
"Ini baru halaman depan, gimana di dalem sama halaman belakang??" gumam Atikah pelan, Glenna tersenyum
"Ya udah yuk masuk, oya... Kalian harus janji, jangan bongkar identitas gue." ketiganya mengangguk cepat
"Assalamu'alaikum" salam Glenna
"Wa'alaikum salam" jawab dua pria, yang belum lama ini keluar kamar. Glenna yang melihat tersenyum senang, baru aja mau di hubungi. Udah nongol aja ni dua jajaka
"Bang Maheer, bang Malik. Kapan datang?" ucap Glenna dengan senyum mengembang, ia pun memeluk keduanya.
"Hei hei... Manja ya kalo jauh dari Ghea" ucap Malik, membuat Glenna mencebik
Glenna memang lebih dewasa, kalo bersama saudari kembarnya. Karena Ghea sangat manja pada kedua orang tuanya, jadi ia lebih memilih mengalah.
"Ck, jangan mulai bang." ucapnya kesal
"Ok ok, maaf. Kita baru sampai tadi siang, kebetulan ayah Adicandra memberi kami liburan. Dan kami juga penasaran, dengan sil.."
"ABANG" potong Glenna, karena ada teman-temannya. Malik langsung melipat kedua mulutnya, ia melihat ke belakang Glenna.
Ia melihat ada tiga orang di dekat pintu dan 1 orang, yang berdiri tak jauh dari posisi mereka.
"Itu kamu kan?" Itoku menaikkan salah satu alisnya
"Ya, namanya Itoku" bukan Itoku yang menjawab, namun Glenna.Malik dan Maheer mengangguk, ia pun menyuruh teman-teman Glenna untuk masuk.
Dengan sopan, ketiganya masuk dan duduk setelah di persilahkan.
"Abang pinjem dia, kamu temani teman-temanmu." ucap Malik, ia meminta Itoku ikut dengannya.
'Sepertinya, setiap kali bertemu dengan saudara Glenna. Aku akan selalu di sidang' gumamnya pelan, namun ia pun mengikuti kedua pria tersebut.
"Gue tinggal bentar ganti baju ya, sekalian minta mbak buatin minum buat kalian." ijin Glenna
"Ga usah repot-repot Glen, kalo bisa sama cemilannya atau bakso." jawab Jaka
"MAB*K JAMUR LO!!!" teriak Glenna, yang sudah melangkah jauh. Jaka dan Bagas pun tertawa, karena tadi Jaka memesan banyak jamur saat di kedai.
...****************...
Minta dukungannya ya, biar masuk 40 bab terbaik🥰
...Happy Reading All...
lanjuttt mak,,,
semangat terus kak /Determined/