Sandra, gadis yang hidup sengsara di keluarga kaya Hartawan. Sejak kecil, ia diperlakukan kejam oleh orang tuanya, yang sering memukul, menyalahkannya, dan bahkan menjualnya kepada pria-pria tua demi uang agar memenuhi ambisi keuangan orang tuanya. Tanpa Sandra ketahui, ia bukan anak kandung keluarga Hartawan, melainkan hasil pertukaran bayi dengan bayi laki-laki mereka
Langit, yang dibesarkan dalam keluarga sederhana, bertemu Sandra tanpa mengetahui hubungan darah mereka. Ketika ia menyelidiki alasan perlakuan buruk keluarga Hartawan terhadap Sandra, ia menemukan kenyataan pahit tentang identitasnya. Kini, Langit harus memilih antara mengungkapkan kebenaran atau tetap bersama Sandra untuk melindunginya. Sementara Sandra, cinta pertamanya ternyata terikat oleh takdir yang rumit bersamanya.
#foreducation
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Littlesister, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bebas?
Enam bulan kemudian, Rani yang diantar oleh Langit memberanikan diri untuk pergi ke rumah Ratna, kebetulan di sana juga Sandra. Rani terlihat ragu untuk masuk, tetapi Langit memberinya kekuatan dengan memegang tangannya. Setelah mengetuk pintu, Ratna membuka pintu dengan wajah terkejut melihat mereka.
"Rani, ngapain kamu di sini? Kamu masih belum puas menghancurkan keluargaku dengan mengambil anak kandungku?" bentak Ratna.
"Ratna, kita harus bicara. Ini tentang Sandra... dan Langit." jelas Rani.
"Ada apa dengan dia? Bukannya dia hanyalah pengganggu? Apa kaitannya dengannya?" Ratna menunjuk kesal ke arah Langit
Walaupun terkejut. Ia mempersilakan mereka masuk. Sandra yang berada di ruang tamu ikut terkejut melihat Langit dan ibunya.
"Ratna, ini saatnya kita berhenti menyembunyikan semuanya. Aku tahu aku salah, aku menukar Langit dan Sandra. Ini semua karena aku berharap Sandra akan memiliki kehidupan yang layak dan kita harus memberitahu mereka kebenarannya sekarang." ucap Rani.
"Aku tahu aku salah, aku minta maaf, mungkin maaf saja tidak akan cukup. Tapi ini adalah saatnya mereka mengetahui kebenarannya" ucap Rani.
Rani terdiam sejenak, wajahnya berubah pucat. Sandra menatap Ibunya Langit dengan bingung, mencoba memahami apa yang sedang terjadi.
"Ditukar? Apa maksudnya, Tante?" tanya Sandra.
"Sandra, Ibu... Ibu harus bilang sesuatu. Kamu bukan anak kandung dari keluarga ini. Kamu adalah anak kandungku" jujur Rani.
Sandra membelalakkan mata, tubuhnya terasa lemas. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengar.
"Jadi... aku adalah anak ibu, dan Langit adalah anak mama?" selidik Sandra.
"Iya, Anisa. Kamu anakku. Kamu milikku. Aku menukar kamu dengan Reyhan karena akiu berharap kamu punya kehidupan yang lebih baik. Tapi ternyata karena keputusanku yang salah ini, kehidupanmu menjadi kelam" Rani mulai meneteskan air mata.
"Tapi bagaimana bisa ini semua terjadi?" tanya Sandra.
"Dulu kami saudara, satu ayah tetapi beda ibu. Ibuku adalah istri pertama kakekmu. Dan Ratna adalah anak dari istri kedua. Awalnya semua kekayaan ini milikku, tapi Ibuku mengalah kepada Ibu dari Ratna. Karena ketika ayahku dan ayah Ratna. Kakekmu meninggalkan, ia sengaja memberikan warisan semua kekayaan ini kepada Ibuku dan aku. Tetapi pada saat itu, Ibuku tidak gila harta karena ia lahir dari keluarga kaya, dan memutuskan untuk memalsukan surat warisan ayahku untuk memberikan semua harta ini kepada ibunya Ratna, istri kedua ayahku. Saat itu, ibunya Ratna, ditinggal ayahku dalam keadaan tidak memiliki harta apapun, dan kemudian Ibuku iba padanya. Walaupun seharusnya beliau membenci ibunya Ratna dan ayahku tetapi dia tetap memerdulikan orang lain" cerita Rani panjang lebar, seraya memberikan bukti surat wasiat asli yang selama ini disembunyikannya.
"Akhirnya aku hidup dalam kesederhanaan, aku rela mengabdi di rumah ini untuk menjaga Ratna. Namun aku tidak tau jika menukarmu dengan Langit membawa petaka" sambung Rani.
Semua orang terkejut dengan fakta yang dibongkar oleh Ratna, mereka masih mencerna apa yang sebenernya terjadi.
"Tapi maaf, aku tidak bisa kembali pada kalian, Ma, Pa, Farah. Karena aku tidak kuasa melihat semua kekejaman kalian kepada Sandra. Aku akan melaporkan kalian semua kepada Pihak yanh berwajib karena telah menyakiti Sandra. Semua bukti sudah kami kumpulkan bersama, Kak Ayumi dan Sandra telah membantuku mengumpulkan semua bukti ini" jelas Langit.
Semua panik dengan perkataan Langit, bahkan mereka merasa dikhianati oleh Ayumi. Diam-diam ternyata ia malah lebih peduli dengan Sandra, daripada keluarganya sendiri. Semua pamit pulang, termasuk Rani, Langit, Sandra dan Kak Ayumi.
"Terima kasih banyak Kak, atas semua bantuanmu" ucap Sandra.
"Maafkan juga diriku yang tidak bisa membelamu secara terang-terangan. Tapi sebenernya aku menyayangimu, walaupun dulu aku pernah berperasangka buruk bahwa kamu penyebab kematian Bayu" tutur Kak Ayumi.
Sandra mengangguk paham dengan keadaan Kak Ayumi, yang harus rela membela Sandra dibanding membela anggota keluarganya sendiri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dua bulan kemudian....
Langit duduk di kantor polisi bersama Ayumi, wajahnya penuh tekad. Dengan semua bukti dan saksi yang telah dikumpulkan, ia memutuskan untuk melaporkan kejahatan keluarga Hartawan. Meskipun fakta bahwa keluarga Hartawan adalah keluarga kandungnya telah terungkap, Langit tetap memilih membela Sandra yang telah menjadi korban selama ini.
"Bapak Langit, Anda yakin ingin melanjutkan laporan ini? Ini bukan kasus kecil, dan melibatkan keluarga Anda sendiri." tanya Petugas Polisi yang menangani kasus ini.
"Saya yakin, Pak. Mereka sudah melakukan banyak kejahatan kepada Sandra. Saya nggak bisa diam." tegas Langit.
"Saya juga bersaksi, Pak. Sebagai kakak Sandra, saya tahu apa yang sudah mereka lakukan selama bertahun-tahun. Sandra pantas mendapatkan keadilan." sambung Ayumi
Petugas polisi mencatat semua laporan dengan serius, dan proses hukum pun dimulai. Keluarga Hartawan—mama, papa, dan Farah—ditahan untuk menjalani persidangan.
Hari sidang tiba. Ruang sidang penuh dengan pengunjung, termasuk Sandra, Langit, dan Ayumi yang duduk di bangku saksi. Di sisi lain, keluarga Hartawan duduk di kursi terdakwa dengan wajah penuh kecemasan. Hakim masuk ke ruangan, dan sidang dimulai.
"Sidang hari ini membahas kasus dugaan kekerasan fisik, pelecehan, dan eksploitasi terhadap Anisa oleh terdakwa Ny. Ratna Hartawan, Tn. Wijaya Hartawan, dan Rina Hartawan. Sidang dimulai." ucap Hakim.
Jaksa penuntut berdiri dan memulai pemaparan kasus.
"Yang Mulia, terdakwa telah terbukti melakukan kekerasan fisik terhadap Samdra, anak angkat mereka, selama bertahun-tahun. Selain itu, ada bukti bahwa Sandra juga dieksploitasi secara ekonomi dan dipaksa untuk berhubungan dengan pria lain demi keuntungan keluarga terdakwa."
Jaksa memanggil saksi pertama, Langit, ke depan.
"Saksi Langit, silakan maju dan bersumpah." pinta Hakim.
Langit maju, berdiri di depan majelis hakim.
"Apakah Anda bersedia memberikan kesaksian yang benar, dan hanya yang benar, di bawah sumpah?" tanya Hakim.
"Saya bersedia." jawab Langit tegas.
"Tuan Langit, apa hubungan Anda dengan keluarga Hartawan?" Jaksa penuntut mulai bertanya kepada Langit.
"Saya baru tahu bahwa saya adalah anak kandung mereka, yang ditukar dengan Sandra saat lahir. Tapi hubungan darah tidak mengubah kenyataan bahwa mereka telah menyiksa Sandra selama bertahun-tahun." jelas Langit.
"Apa yang Anda ketahui tentang perlakuan keluarga Hartawan terhadap Sandra?" sambung Jaksa Penuntut.
"Mereka memperlakukannya seperti bukan manusia. Sandra sering dipukul, dimaki, dan bahkan dipaksa tidur dengan pria-pria yang mereka pilih demi mendapatkan uang. Saya tidak bisa tinggal diam." jelas Langit.
Suasana di ruang sidang mulai gaduh. Terdakwa, terutama Ratna, terlihat semakin gelisah.
"Tertib! Silakan lanjutkan." perintah Hakim.
"Terima kasih, Yang Mulia. Saksi berikutnya adalah Ayumi." sambung Jaksa Penuntut.
Ayumi maju ke depan, memberikan kesaksian serupa tentang perlakuan keluarga Hartawan terhadap Sandra. Ia juga menambahkan bagaimana ia dulu terlalu takut untuk melawan, tetapi kini ia memilih membela adiknya.
"Apakah ada bukti lain yang ingin disampaikan?" tanya Hakim
"Ya, Yang Mulia. Berikut adalah bukti berupa rekaman percakapan dan saksi tambahan yang menguatkan bahwa terdakwa melakukan eksploitasi terhadap Anisa." terang Jaksa Penuntut.
Rekaman diputar, memperdengarkan suara Ratna yang berbicara tentang "menjual" Sandra kepada seorang pria tua. Para pengunjung sidang terkejut, dan terdakwa mulai kehilangan ketenangannya.
Setelah mendengar semua kesaksian dan bukti, hakim memutuskan untuk memberikan vonis.
"Setelah mempertimbangkan bukti dan kesaksian, pengadilan memutuskan bahwa Ny. Ratna Hartawan, Tn. Wijaya Hartawan, dan Farah Hartawan bersalah atas kekerasan fisik, pelecehan, dan eksploitasi terhadap Sandra. Terdakwa dijatuhi hukuman penjara masing-masing selama 10 tahun untuk Ny. Ratna dan Tn. Wijaya, serta 5 tahun untuk Farah Hartawan. Sidang selesai." jelas Hakim.
Suasana di ruang sidang penuh dengan campuran emosi. Sandra terlihat menangis, tetapi kali ini adalah tangisan lega. Langit menggenggam tangan Sandra dengan erat, memberikan dukungan.
"Kenapa kamu tetap ada di sisiku, Langit? Mereka kan keluarga kandung kamu." tanya Sandra.
"Keluarga bukan soal darah, Sandra. Kamu yang selalu aku pilih. Aku nggak akan berpaling, apapun yang terjadi." jawab Langit
Sandra tersenyum tipis, merasakan beban besar telah terangkat dari pundaknya. Meskipun masa depan masih penuh tantangan, ia tahu bahwa ia tidak lagi sendiri. Bersama Langit dan Ayumi, ia siap memulai hidup yang baru.