kisah tuan muda buta dan dingin yang menikahi gadis lugu.
Pemuda yang bernama Rex Hudson memiliki kekasih yang sangat ia cintai, namun sayangnya kekasihnya itu pada akhirnya memilih untuk menikah dengan papanya Rex Hudson. Rex Hudson yang kala itu masih berumur 17 tahun langsung merasakan patah hati yang dibalut kekecewaan dan amarah yang sangat besar, pergi dengan motor sportnya lalu dia mengalami kecelakaan dan menjadi buta.
Lima tahun kemudian dia menentukan sendiri seorang gadis yang dia pilih untuk dia nikahi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetes Air Mata
Rex mendorong Yasmin ke bawah shower. Tangan Rex sudah berada di atas titik kenyal dan pria itu memperdalam ciumannya sambil meremas mainan baru favoritnya. Yasmin mencoba mendorong Rex, namun percuma karena Rex terus menahan punggung Yasmin. Rex melepas baju Yasmin dan seketika itu juga Yasmin menarik kepalanya dan bergumam di sela napas sengalnya, "Jangan, Tuan"
Rex yang sudah dikuasai gairah menggigit telinga Yasmin dan berbisik di sana, "Aku akan menyembuhkan rasa sakit di area inti kamu" Lalu, Rex menciumi leher Yasmin.
Yasmin mendongak dan melenguh pasrah ketika rasa geli yang nyaman memanjakan dirinya. Sementara bibir Rex sibuk bekerja di leher dan dada Yasmin, tangan Rex sibuk melucuti pakaiannya dan pakaiannya Yasmin.
Rex lalu menyalakan keran saat dirinya dan Yasmin sudah tidak memakai apapun.
Yasmin menahan tangan Rex saat tangan itu meraba paha.
"Tuan, saya tidak bisa melakukannya"
Rex menggigit pundak Yasmin, "Kenapa tidak bisa? Kamu itu Istriku"
"Tapi, saya.......saya tidak......."
Mana mungkin aku katakan kalau aku tidak mencintainya. Dia akan ngamuk dan taruhannya Yoga, Yemima, juga Ayah. Tidak! Yasmin.
"Kamu sudah merenggut kesucianku kemarin, maka kamu harus membayar kerugian yang aku alami" Rex mencubit dagu Yasmin.
Mana ada laki-laki merugi dan aku, kan, yang direnggut kesuciannya?! Yasmin membeliak kesal.
Yasmin kemudian memejamkan kembali matanya saat dia melihat dada polosnya Rex, kapan dia melepas bajunya? Batin Yasmin.
Pergulatan panas pun berlanjut di bawah guyuran air dan kedua sejoli itu keluar dari dalam kamar dengan wajah merona malu. Rambut keduanya tampak basah dan Rex terus tersenyum sedangkan Yasmin terus menunduk malu.
Apa yang telah terjadi? Kenapa dari jam sepuluh pagi mereka baru keluar kamar jam dua siang dan keduanya tampak aneh.....lalu, mereka berdua makan seperti orang yang belum makan selama seminggu? Aneh. Batin Roy yang duduk di ujung meja makan.
Beberapa jam kemudian, Rex dan Yasmin sampai di kamar rawat inap ayahnya Yasmin.
"Duduklah! Aku menemui dokter sebentar" Rex mencium pucuk kepalanya Yasmin lalu dia meninggalkan Yasmin, Roy sontak mengekor langkah lebar tuan mudanya.
"Anda kenapa menuju ke dokter mata?" Tanya Roy.
"Aku ingin mataku dioperasi sekarang"
"Hah?!"Mulut Roy ternganga lebar.
"Iya, aku ingin bisa melihat lagi karena aku ingin melihat Yasmin. Aku ingin melihat wajah perempuan yang aku cintai"
"Anda sudah benar-benar mencintai Non Yasmin?"
"Hmm"
"Sedalam apa?"
"Aku bahkan rela menyerahkan nyawaku demi Yasmin"
Wah! Dalam banget itu. Batin Roy.
Beberapa menit kemudian, Rex duduk di depan dokter mata dan langsung berkata, "Aku mau dioperasi sekarang juga!"
Dokter spesialis mata yang ada di depannya Rex terkejut dan menatap Roy.
Roy hanya tersenyum lebar dan mengangguk.
Dokter mata itu menghela napas panjang lalu berkata dengan nada sabar, "Boleh saja. Tapi, tidak sekarang, Tuan muda"
"Kenapa tidak sekarang? Kamu malas bekerja, ya?!" Rex melotot kesal.
Dokter mata itu menatap Roy dan Roy mengusap dada sebagai kode untuk dokter itu agar tenang dan sabar.
Dokter mata mengusap dadanya lalu berkata, "Bukannya malas bekerja, tapi Anda harus menjalani rawat inap dan melakukan serangkaian tes sambil menunggu pendonor"
"Aku maunya sekarang juga dioperasi" Rex mengeraskan gerahamnya.
"Tuan muda, kalau Anda dioperasi sekarang tanpa melalui tes, observasi, dan pendonor mata yang tepat, maka percuma justru akan terjadi komplikasi dan itu akan sangat berbahaya bagi Anda" Ucap dokter mata itu dengan nada sabar meskipun hatinya dongkol setengah mati menghadapi orang sekeras kepala Rex Hudson.
"Aku tidak peduli dengan komplikasi. Aku hanya ingin melihat wajah Yasmin secepatnya aku juga ingin bisa melindungi Yasmin secepatnya" Rex menendang meja dan cemberut.
"Kalau sampai Anda kenapa-kenapa siapa yang akan menjaga dan melindungi Non Yasmin, Tuan muda? Bukankah Anda ingin melindungi Non Yasmin?" Sahut Roy.
Ucapannya Roy mengena di hati Rex karena bagi Rex sekarang ini Yasmin adalah segala-galanya bagi dirinya.
Roy dan dokter mata itu menahan napas menunggu reaksinya Rex.
"Baiklah. Aku bersedia menjalani serangkaian tes dsn observasi dan aku bersedia menunggu sampai ada pendonor mata yang tepat untukku"
Dokter mata dan Rex menghela napas lega.
Sementara itu, Yasmin tengah dikejutkan dengan kemunculan adik laki-laki dan adik perempuannya. "Kenapa pipi kamu merah, Dek?" Yasmin mengusap pipi Yoga.
"Itu karena Yoga tidak terima kamu dihina sampa Mamanya Kak Angga" Sahut Yemima sambil duduk di sofa.
"Maksudnya apa?" Yasmin menoleh ke Yemima lalu menoleh ke Yoga.
"Tidak apa-apa, kok, Kak. Ayo duduk!" Ucap Yoga sambil memegang kedua bahu kakaknya.
"Tidak apa-apa gimana?! Mamanya Kak Angga mengatakan kalau Kak Yasmin menjual diri ke Bos kaya raya dan membuat Kak Angga dipukuli sampai babak belur. Yoga tidak terima lalu Yoga membela Kak Yasmin dan kena tamparan deh"
Yoga mendelik ke Yemima dan Yemima ikutan mendelik sambil berkata, "Itu benar"
"Kalian bertemu dengan Mamanya Mas Angga di mana?"
"Di rumah sakit ini. Kita mau ke sini dan berpapasan dengan Mak Lampir itu"
"Jaga bicara kamu!" Yasmin mendelik ke Yemima.
"Dia memang Mak Lampir dia galak dan kasar, dia juga......."
"Mamanya Mas Angga kenapa ada di rumah sakit?" Yasmin menoleh ke Yoga karena berbicara dengan Yoga lebih adem rasanya ketimbang berbicara dengan Yemima.
"Tunangan.......emm......." Yoga tampak ragu meneruskan ucapannya.
"Ais! Bilang aja tunangannya Kak Angga opname di sini......susah amat!" Pekik Yemima kesal.
"Tunangan?" Yasmin mengerutkan kening.
"Iya! Kak Angga sudah punya tunangan dan dia hanya mempermainkan Kakak selama ini!" Pekik Yemima.
"Hentikan Kak!" Yoga mendelik ke Yemima.
"Ada di kamar berapa?" Tanya Yasmin.
Yoga memilih untuk diam membisu dan Yemima langsung menyahut, "Kamar 5 selatan. Kelas satu di lantai tiga"
Yasmin langsung melangkah lebar keluar dari kamar rawat inap ayahnya dan Yoga menyusul kakak tertuanya sambil melirik tajam ke kakak keduanya.
Yemima melotot kesal ke Yoga dan menyahut, "Aku mengatakan kebenaran!"
Yoga menutup kamar dan mendengus kesal.
Yoga berlari dan menghela napas panjang saat kakaknya menutup pintu lift. Pemuda itu kemudian memutuskan untuk berlari ke anak tangga.
Rex masuk ke dalam kamar rawat inap ayah mertuanya dan langsung mendengar suara perempuan, "Wah! Tampan sekali!"
"Siapa dia, Om Roy?" Tanya Rex.
Sebelum Roy sempat menyahut, terdengar suaranya Yemima, "Saya Yemima adiknya Kak Yasmin. Anda siapa?" Yemima mengulurkan tangannya dengan senyum terpana.
Roy menyambut ukuran tangan Yemima dan bertanya, "Di mana Non Yasmin?"
Yemima menarik tangannya dengan kesal dan menyemprotkan protes, "Kenapa Anda yang menyambut uluran tangan saya?"
"Karena aku tidak mau menyentuh tangan perempuan lain selain tangan Yasmin, Istriku" Geram Rex.
"Is ....Istri?" Yemima menutup mulutnya yang ternganga. "Kak Yasmin menikah dengan Rex Hudson yang kamarnya buta dan......."
"Iya, aku buta dan kejam jadi jangan macam-macam denganku! Di mana Yasmin" Rex semakin menggeram.
"Kak Yasmin ke lantai tiga ke kamar nomer lima, Kak Yasmin ke sana karena......." Yemima melotot kaget karena pria tampan dan sangat tinggi itu berbalik lalu melangkah dengan cepat sebelum dia menyelesaikan ucapannya.
"Wah! Dia keren banget......tinggi dan postur tubuhnya pas.......rambutnya ikal dan matanya biru......tampan dan keren banget ....astaga! Jantungku saja masih berdegup kencang seperti ini melihat ketampanannya" Gumam Yemima sambil mengelus dadanya.
Sementara itu, Yasmin tengah mendengarkan ucapan dari mamanya Angga. Wanita yang selama ini baik sama Yasmin, wanita yang dulunya bersahabat kental dengan almarhum mamanya Yasmin, kini melotot dan bercak pinggang di depan Yasmin, "Mama kamu ternyata seorang pelakor, cih! Kamu juga sama ternyata! Kamu dan Mama kamu sama-sama mata duitan!"
"Tolong jangan hina Mama saya, Tante!" Yasmin mencengkeram kedua ujung bajunya untuk menahan genangan air mata di pelupuk mata agar tidak jatuh. Yasmin sedih karena wanita yang selama ini dia sayangi dan hormati menjadi wanita yang sangat kejam.
"Aku juga baru tahu pas aku membuat laporan di kantor polisi untuk melaporkan penganiayaan, Angga dianiaya oleh Suami kamu, kan! Kamu bahkan menikah di belakangnya Angga tanpa sepengetahuannya Angga dan Angga tidak boleh punya tunangan?! Kamu menikah dengan konglomerat yang bahkan tidak bisa disentuh oleh hukum, dasar perempuan menjijikkan, cih! Mata duitan sama seperti Mama kamu!"
"Jangan memfitnah Mama saya Tante dan saya menikah bukan karena saya maya duitan, tapi semuanya dadakan dan itu karena Ayah saya......." Air mata mulai jatuh menetes tanpa bisa Yasmin bendung lagi.
"Heleh! Yang namanya maling itu mana ada yang mau ngaku! Mama kamu mengalami kecelakaan mobil, kan? Polisi yang aku temui mengatakan semuanya!" Teriak Mamanya Angga.
"Mengatakan apa, Tante?" Tanya Yasmin.
"Mama kamu kecelakaan bersama dengan Papanya Angga ternyata. Mama kamu selingkuh dengan Papanya Angga!" Mamanya Angga terhuyung ke belakang saking emosinya dan langsung ditangkap oleh Angga.
"Ma! Ini rumah sakit. Jangan teriak lagi. Dewi juga tidur, kan, Dewi bisa bangun, Ma" Angga memeluk mamanya dan menatap Yasmin dengan wajah sedih bercampur benci.
Mamanya Angga menegakkan badannya lalu melangkah lebar ke Yasmin saat tangannya terayun ingin menampar Yasmin, tangan itu mengenai pipinya Rex Hudson....................