NovelToon NovelToon
KEI'S JOURNEY

KEI'S JOURNEY

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Vampir / Cinta pada Pandangan Pertama / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:268
Nilai: 5
Nama Author: ElFitria

Seorang wanita onmyoji yang berusia sangat tua atau ancestor dari sebuah family, dibangkitkan kembali oleh keluarganya yang hampir punah menggunakan tumbal tubuh keturunannya yang hampir meninggal dunia.
Sayangnya tubuh tersebut adalah tubuh seorang laki-laki muda berusia 22 tahun.
Bagaimanakah beliau akan menghadapinya???
Nantikan keseruan ceritanya bersama-sama .........

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElFitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19

SEtelah mendengar teriakan Eunbi yang sangat kencang. Daichi, Benjiro, Gou dan Jiho yang sedang bicara memasang wajah kaget dan segera berlari menuju sumber suara itu berasal.

Dash ...... (suara berlari kencang)

Hosh ...... Hosh ...... Hosh ...... (suara nafas terengah-engah)

Dan ternyata sumber suara Eunbi berasal dari paviliun di mana tempat Maharani tinggal. Setelah mereka saling pandang, mereka memutuskan untuk masuk ke sana bersamaan dan memeriksanya.

"Eunbi?" tanya Jiho yang melihat Eunbi jatuh terduduk di atas lantai dan menangis ketakutan, gemetaran

"Ka ...... Kakak!" teriak Eunbi dengan mata yang terbelalak seperti melihat penyelamat setelah melihat Jiho menghampirinya

"Ada apa?" tanya Jiho khawatir dan berjalan mendekat melihat keadaannya itu

"A ...... Ada vampir!" teriaknya sambil menunjuk je arah dalam kamar dan merangkak perlahan menuju Jiho berada

(Vampir? Yang benar saja??) batin mereka berempat merasa kalau Eunbi sedang mengigau dan mempercepat langkahnya

Sesampainya mereka di depan kamar. Mereka melihat situasi yang hampir sama dengan situasi yang Eunbi lihat. Hanya saja Kei sudah dalam posisi duduk menghadap pintu kamar dan Maharani tidur memunggungi mereka sambil menutupi wajahnya dengan selimut. Tetapi lengan baju yang sobek, bekas gigitan dan darah pada lehernya masih terlihat. Sedangkan penampilan Kei. Rambut acak-acakan, kancing kemeja yang lepas, bibir yang masih ada noda darah serta tangannya yang berdarah bekas cakaran kuku. Membuat mereka berempat membayangkan adegan dewasa. Extrim!!!

(Shit!!!) batin mereka berempat setelah melihat semua itu dan memasang ekspresi wajah kaget dan malu karena mereka seperti sedang mengganggu

"Tuan muda?" tanya Daichi khawatir yang memfokuskan pandangannya pada tangan Kei yang terluka

"Oh, ini bukan apa-apa" ucap Kei memandangi tangannya yang terluka dan ouroboros keluar menjilati darah yang ada pada tangan Kei. Membersihkan dan menyembuhkannya seperti semula.

Sssh ...... (suara luka sembuh dalam sekejab)

"Aaah ......... Mo ...... Monster!!!" teriak Eunbi ketakutan dan pingsan seketika

Bruk ...... (suara jatuh pingsan)

"Eunbi?" ucap Jiho panik melihatnya

"Sadarlah!" dan segera saja menggoyang-goyangkan badannya agar segera siuman

"Ugh ......" sebentar saja Eunbi sudah bangun dan membuka matanya

(Lelaki ini juga seorang shaman???) batin Jiho melihatnya

(Gadis itu benar-benar tidak berguna!) batin Kei melihat respon Eunbi seperti itu. Mengecewakan!

"............" mereka bertiga hanya bisa diam melihat suasana memalukan ini

"KAlian bertiga, segera kemasi semua barang Maharani dan taruh ke kamarku. Mulai sekarang dia harus tidur denganku!" ucap Kei dengan ekspresi dingin dan marah

"Baik tuan muda" jawab mereka serentak dan segera melaksanakan perintahnya

"Apa tujuanmu datang ke sini?" tanya Kei melihat ke arah Eunbi

" ............" Eunbi masih tertunduk takut, tak mau menatap ke arah Kei dan memegangi lengan baju Jiho erat-erat

"Eunbi mendapatkan tugas dari Kakek untuk memberikan beberapa hanbok ke Nona Maharani untuk dipakai saat di Korea" jawab Jiho yang melihat Eunbi diam saja tak menjawab

"Em, biarkan saja di sana. Kalian boleh pergi" ucap Kei datar

"Kalau begitu kami permisi dulu dan kami minta maaf sebelumnya karena sudah mengganggu" menundukkan kepalanya dan membantu Eunbi bediri dan berjalan keluar bersama

"............" speechless melihat kelakuan mereka

Karena tiga orang yang beres-beres, maka pekerjaan cepat sekali selesai. Dan segera saja mereka memindahkan barang-barang Maharani ke kamar Kei. Dan Kei hanya diam melihat Maharani yang masih tiduran di kasur.

"Mau sampai kapan seperti itu? Ayo pergi!" ucap Kei sambil berdiri menunggu Maharani bergerak

"............" segera bangun dari tempat tidur dengan mata yang masih merah karena bekas menangis. Dia melihat kukunya yang penuh darah dari Kei tadi. Merasa bingung dan sedih.

"Hei" ucap Kei mendekatkan wajahnya dan Maharani hanya melihatnya saja dengan tatapan kosong

"Bergeraklah!" dengan ekspresi wajah yang masih marah

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sudah 2 hari sejak kejadian itu. Eunbi memutuskan untuk kembali ke kota bersama Hyunmin karena syok dan takut. Jadi yang akan menjadi tour guide mereka adalah Jiho.

(Beginilah nasibku!) batin Jiho melihat kedua saudaranya pergi dari depan gerbang rumah tanpa mempedulikan keadaannya sama sekali

Rencana tour kali ini adalah berkeliling pegunungan untuk berburu. Para lekaki sudah mempersiapkan pakaian dan perlengkapan mereka. Semuanya mengenakan hanbok tradisional Korea. Untuk yang laki-laki memakai hanbok khusus untuk berburu. Hanbok sederhana berwarna hitam dengan sepatu kulit khusus berburu setinggi lutut. Membawa panah dan pedang mereka. Ada yang membawa pistol di pinggang juga.

Sedangkan Nona Maharani memakai hanbok wanita dengan atasan berwarna merah dan bawahnya berwarna hitam sederhana. Dia juga memakai sepatu khusus untuk berburu setinggi lutut yang tertutup oleh chima (outer skirt) dengan belati di tangannya. Mereka semua juga menggunakan sarung tangan hitam di kedua tangan mereka.

"Kenapa hanya aku yang terlihat seperti piknik?" ucap Maharani melihat hanbok yang dikenakannya, sangat tidak nyaman

"Bukankah kau wanita? Pakai saja itu!" ucap Kei sinis dan mulai berjalan ke arah mobil yang akan digunakan untuk tour selama di Korea Selatan

"............" Maharani hanya bisa mengerutkan dahinya mendengar komen seperti itu. Ikut bErjalan ke mobil karena dia adalah orang terakhir yang belum naik mobil.

Mereka semua sudah membawa perbekalan makanan dan senjata. Tak lupa jimat juga harus dibawa dan peralatan pemburu siluman lainnya. Rencananya mereka akan mencari gumiho untuk dijadikan peliharaan. Yang benar saja?! Apa yang mereka pikirkan?

Setelah mengetahui maksud dari tujuan mereka datang ke Korea. Jiho memutuskan untuk membawa segala perlengkapan miliknya. Pedang, panah, serta beberapa jimat dan artefak yang dapat melindunginya dari serangan makhluk ghaib. Apa kalian semua bercanda? GUMIHO, itu gumiho teman-teman. Halo, itu adalah siluman rubah berekor sembilan yang dapat menjelma menjadi manusia dan mempunyai kekuatan supranatural. Kalau mati berhadapan dengannya bagaimana? Bagaimana??? Siapa yang akan bertanggung jawab?

Ko Jiho merasa ini adalah hari terburuknya selama dalam hidupnya yang singkat ini. Selama perjalanan, tidak henti-hentinya berdoa dan membaca mantra untuk menjaga keselamatannya. Masa bodoh dengan yang lainnya. Dirinya saja merasa tidak nyaman.

Supir yang mereka sewa adalah anak dari salah satu pembantu keluarga Ko. Sudah beberapa generasi mereka bekerja pada keluarga Ko. Jadi dapat dipercaya. Dan tak perlu khawatir kalau informasi bocor ke luar.

"Kita ke mana dulu?" tanya Benjiro penasaran

"Menurutku akan lebih baik kalau kita menuju gunung terdekat. Setelah itu kita ke gunung yang lainnya. Kita akan melakukan pencarian cepat sehingga tak memakan banyak waktu. Dan aku sudah membawa alat pelacak kekuatan supranatural" ucap Jiho sambil menunjukkan kotak hitam kecil yang ada di tas punggungnya

"Oh ~......" seru Benjiro mengangguk melihatnya

"Kita juga membawa alat seperti itu. Akan lebih mudah lagi kalau begitu. Tinggal melakukan double check sehingga tidak ada yang akan terlewatkan nantinya" ucap Daichi mengeluarkan kompas aneh di tangannya

(Apakah mereka berdua ini saling pamer?) batin Maharani melihat semua itu. Seperti anak-anak saja.

"............" wajah Jiho jadi sedikit canggung

"Kalian pintar juga" komen Kei sambil menyilangkan kedua kakinya

Kebetulan mobil ini sangat besar dibandingkan mobil sebelumnya. Supir dan Jiho berada di depan. Benjiro, Daichi, dan Gou berada di tengah. Sedangkan Kei dan Maharani berada di belakang. Agak luas. Ada bagasinya juga. Nyaman sekali. Tidak seperti mobil yang kemarin-kemarin. Menyesakkan dada.

(Sepertinya beberapa hari ini akan menjadi hari yang melelahkan bagiku!) batin Jiho sudah mulai merasa lelah membayangkannya

Bersambung ............

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!