cerita seorang menantu yang malang, yang di usir oleh mertua nya sendiri, setelah suami nya meninggal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faizah 1122, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19 Tak menyangka
Seperti biasa aku berangkat menuju restoran menggunakan ojek,, sengaja aku memakai jasa ojek tiap berangkat pagi, karna tidak ingin merepot kan Intan yang slalu ngajak aku berangkat bareng,, pulang bareng dia aja" aku kadang sungkan meskipun kami searah jalan pulang,..,
Sesampai nya di dalam restoran, aku langsung ke ruangan husus para pekerja untuk mengganti pakaian,, usai mengganti pakaian aku pun langsung ke arah belakang, di mana seharus nya tempat kerja ku berada, namun belum sampai aku ke belakang, aku berpapasan dengan Iren pegawai lama di restoran ini....
"Ehhh mba ga usah sok berlagak manis dan sok alim kalau tinggal aja di lingkungan pelacur, ucap Iren sambil menatap ke arah aku...
"Maksud kamu apa mba Iren,, aku ga ngerti sahut ku...
"Alah ga usah sok ga tau deh mba, aku tau kok rumah yang mba Heni tempati itu dan di sekitar nya banyak wanita wanita pelacur, atau jangan jangan mba Heni ini juga kerja sampingan seperti wanita penghuni kontrakan yang ada di sana, ucap Iren pada ku
"Astagfirullah, jangan asal ngomong kamu mba Iren, aku ga pernah ngelakuin hal Seperti yang apa mba Iren bilang barusan,, dan ga usah sok tau, ucap ku sambil berlalu dari hadapan nya...
Ku pikir" dari pada aku ladenin dia pagi pagi, hanya menguras tenaga ku dan otak ku saja, terserah dia mau bilang apa pada ku, yang penting aku ga ngerasa ngelakuin hal seperti yang dia katakan, aku pun bekerja seperti biasa di mana di sekitar ku menumpuk piring kotor dan juga gelas kotor, aku pun mencuci semua dengan hati hati, agar tidak ada benda yang pecah satu pun...
Hingga waktu makan siang tiba, aku pun istirahat dan seperti biasa aku mendapat jatah makan siang, hari ini ku putus kan untuk makan di belakang saja meski sendirian, biasa nya aku, intan, Kinan dan Mita makan bersama di meja yang biasa di pakai oleh pengunjung, namun kali ini aku menolak ajakan mereka dengan berdalih baju aku basah karna kecipratan air saat mencuci piring,, akhir nya mereka pun paham dan tidak memaksa aku lagi untuk makan bersama mereka....
Lebih baik aku menghidar dari tatapan Iren dari pada aku harus mendapat kata kata yang tidak pantas lagi dari dia, bukan nya aku Takut sama dia, hanya saja aku tidak ingin ribut Dengan Dia Di Restoran ini, biar saja aku yang mengalah saat ini,, suatu saat nanti aku tidak akan tinggal diam kalau terus terusan di hina....
Usai makan, aku istirahat sejenak karna belum ada cucian kotor yang di antar oleh karyawan lain,, aku pun duduk sendiri sambil berpikir apa kah memang benar yang di katakan Iren kalau kontrakan yang aku tempati itu lingkungan para pelacur,, memang sih akhir akhir ini aku sering mendengar suara desahan dari tetangga sebelah kontrakan aku, dan aku pun sempat mengintip dengan aktivitas yang mereka lakukan, tapi apa kah semua penghuni kontrakan itu bekerja seperti itu, aku pun bertanya tanya pada diri ku sendiri....
"Mba,,,, mba,,, ucap Intan sambil mengguncang bahu ku dan menyadar kan aku dari lamunan ku,,,,
"Ehhhh Ada Intan,, Udah Lama Kamu Di Sini Tan, Ucap Ku Saat Terkejut Dengan Keberadaan Nya Di Hadapan Ku.....
"lumayan mba,, mba Heni kenapa dari tadi aku panggil panggil tapi ga jawab,, mba Heni ngelamunin apa sih, ucap Intan pada ku....
"Hemmmm ga ngelamunin apa apa kok, oya kamu ngapain ke sini tan, ucap ku
"Anu mba,, aku mau bilang, kalau ada piring yang udah kering, mba angkatin ya dan bawa ke depan, soal nya piring di depan udah habis mba, ucap Intan pada ku...
"Ohhh iya, aku lupa tadi Tan, makasih ya Tan kamu udah ingetin aku, ya sudah aku susun dulu ya, ucap ku dan bangkit dari tempat duduk ku...
"Iya, aku ke depan duluan ya mba, sahut intan, dan aku pun mengangguk, setelah kepergian Intan dari hadapan ku, aku pun segera mengumpul kan piring yang udah kering, dan segera ku angkat dan ku bawa ke depan, ku letak kan di mana seharus nya benda itu berada, namun usai aku meletak kan piring piring Itu, aku pun kembali berjalan menuju ke belakang, saat aku melewati Iren tak sengaja aku mendengar ucapan nya, lagi lagi ucapan nya itu membuat hati ku sakit...
"Lelet banget kerja, sampai sampai di depan kehabisan stok piring bersih, ucap nya... tentu jelas aku mendengar ucapan dia, tak ingin mengubris nya, ku percepat langkah ku, agar aku segera sampai ke belakang,, sesampai nya di belakang, aku pun kembali mencuci piring kotor dan benda kotor lain nya,, hingga cucian ku hampir selesai samar samar aku melihat ada seseorang yang berdiri di depan pintu ruang tengah yang menembus ke arah di mana aku yang sedang mencuci....
Aku pun berbalik badan untuk melihat siapa sebenar nya orang itu, dan lagi lagi saat aku membalik kan badan ku, ku lihat ke arah pintu, lagi Lagi tidak ada seorang pun yang berdiri di sana, apa kah orang itu menyadari kalau aku ingin melihat keberadaan nya....
Namun siapa sangka saat aku kembali membalik kan badan ku agar menghadap ke arah kran yang masih ada sedikit cucian, aku pun terkejut saat sosok laki laki yang berdiri tepat di samping aku entah sejak kapan...
"Astagfirullah, pak Herman, sejak kapan bapak ada di sini, ucap ku sambil mengusap dada ku karna kaget,, namun pak Herman bukan nya menjawab, malah dia tertawa sambil melihat ke arah ku.....
"Pak, pak Herman kenapa ke tawa,, apa ada yang lucu dari saya, ku beranikan untuk bertanya karna melihat dia yang tertawa dan menatap ku dengan sangat tajam, seperti seekor hewan yang ingin menggigit.....
"Heni,,, Heni,,, lucu ya kamu ini, masa lihat saya segitu kaget nya kamu, ucap pak Herman tanpa rasa bersalah, karna sudah membuat aku sangat kaget....
"Ya jelas lah pak" saya kaget, bapak nongol tiba tiba di samping saya entah sejak kapan dan entah dari mana, ucap ku....
"Ha,, ha,,,, oke saya minta maaf udah ngagetin kamu, saya ke sini cuman mastiin aja kalau kerjaan kamu itu ga lelet, karna saya baru saja dapat laporan dari karyawan yang lain, yang mengatakan kalau kerjaan kamu lelet,, tapi setelah saya melihat langsung dari mata kepala saya,, bisa saya simpul kan bahwa orang yang mengadu kepada saya tentang kamu, karna dia tidak suka sama kamu,, ucap pak Herman
"Ohhh gitu ya pak,, makasih atas kepercayaan bapak, ya sudah saya lanjut kerja lagi ya pak, ucap ku karna tidak ingin lama lama berpandangan dengan atasan ku ini, takut takut nanti kalau ada yang melihat malah jadi gosip yang tidak tidak lagi...
Akhir nya pak Herman pun kembali ke depan, baru lah aku merasa lega,, aneh aja dari mana dia masuk, tiba tiba aja langsung ada di dekat aku, apa jangan jangan pak Herman yang berdiri di depan pintu tadi, dan apa kah selama ini pak Herman juga yang sering memantau aku diam diam, tapi kok aneh, aneh aja tiap kali aku berbalik ingin melihat ke arah pintu, pasti dia menghilang dan bersembunyi,, apa dia ada maksud di balik semua ini, kalau ada maksud, apa yang dia mau yaa, kok aku merasa jadi was was sih,,.,
Senja pun tiba dan restoran pun udah terlihat sepi, biasa nya habis magrib sampai jam delapan malam nanti baru rame lagi, aku pun istirahat lagi, karna cucian ku juga udah habis, anak anak yang lain pun ku lihat juga santai santai aja di depan.....
Tiba tiba aku ngerasa haus, aku pun melangkah menuju meja tempat husus membuat minoman, ku olah secangkir teh es, dan setelah selesai aku pun kembali ke belakang ke tempat ku semula duduk, tak ada cemilan atau kue satu pun, hanya secangkir teh es yang menemani ku di saat istirahat...
(Bersambung)
Jangan lupa like dan komen ya guys