Raisa, seorang gadis berparas cantik, adalah primadona desa yang hidup dalam kesederhanaan bersama ayahnya. Kehidupannya yang bahagia berubah drastis ketika suaminya meninggal dalam kecelakaan mobil pada awal pernikahan mereka. Raisa terpaksa harus menjanda dan menghadapi tantangan hidup yang lebih besar.
Di desa kecil mereka, di mana kabar berita menyebar dengan cepat, gosip dan fitnahan dari masyarakat selalu menghampiri Raisa. Kehadirannya yang sebagai pengantin baru dan langsung ditinggalkan oleh suaminya yang meninggal membuatnya menjadi sasaran ejekan dan celaan. Dia merasa terisolasi dan terpinggirkan.
Namun, Raisa adalah seorang wanita yang kuat dan tegar. Dia tidak menyerah pada keadaan dan bertekad untuk membuktikan bahwa dia bisa bangkit dari penderitaan yang menimpanya.
Bagaimana kisah Raisa dalam menjalani kehidupannya? Ikuti ceritanya di novel yang berjudul "Janda Tapi Perawan Tulen"
Jangan lupa kasih like, subcribe, vote rate 5...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8 - Kecantikan yang memikat
"Selamat pagi Pak...! Terima kasih Anda sudah bersedia datang ke lokasi, kami harap Anda menyukai rekomendasi dari kami."
"Hm." Jawab seseorang berpenampilan sempurna namun sedikit angkuh.
Bian Raka Aryana, ia adalah seorang pria muda yang tampan dan maskulin dengan bakat bisnis yang luar biasa. Dia merupakan CEO perusahaan properti yang sukses dan juga satu-satunya pewaris Aryana Grup, sebuah konglomerat besar yang beroperasi di berbagai sektor.
Bian memiliki latar belakang keluarga yang kaya dan telah tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kekayaan dan kemewahan. Namun, dia tidak pernah merasa puas dengan kehidupan yang diberikan kepadanya secara instan.
Bian memiliki tekad kuat untuk membuktikan dirinya sendiri dan mengukir namanya dalam dunia bisnis.
"Aku suka lokasi ini, tapi bereskan semua penghalang juga sampah-sampah yang berkerumun itu," ucap Bian sambil menunjuk rumah-rumah kecil yang nampak sederhana dan sedikit kumuh.
"Baik, Pak."
Blug!
Suara pintu mobil tertutup dan Bian pun sudah siap kembali ke kantornya setelah selesai melakukan pekerjaannya di tempat yang akan dia jadikan komplek perumahan elit.
"Orang-orang itu tidak akan pernah mengerti tempat mana yang lebih baik untuk di jadikan tempat tinggal," tutur Bian kembali saat melihat orang-orang kampung yang takjub dengan mobil yang ia kendarai dan melaju di hadapan mereka.
....
"Ayah... Ica pulang...."
"Raisa, apa yang terjadi sama kamu, Nak? Kenapa basah dan berlumpur seperti itu?."
"Iya Ayah, tadi Ica jatuh terkena genangan air, jadi basah kuyup deh...."
"Kamu gak papa, Nak?."
"Nggak kok, Raisa mandi dulu ya...."
Setelah beberapa saat berkutat dan memanjakan tubuhnya, kini Raisa sudah siap kembali lalu menuju dapur. Saat tiba, Ia merasa heran karena makanan sudah siap tersaji di meja makan kecil milik mereka.
"Ayah... Ayah udah masak?."
"Ayah gak masak, tadi ada yang jualan masakan keliling jadi ayah beli, soalnya sayur yang kamu beli tadi pada kotor dan gak bisa di masak."
"Ini semua gara-gara mobil tadi, Awas ya, aku sumpahin dia gak ketemu jodohnya biar dia hidup sendiri! Makanannya jadi mubazir deh, padahal uang kami tinggal sedikit." Raisa mengumpat sendiri dalam hatinya sambil berekspresi geram.
"Kamu kenapa? Bukannya makan malah melamun, ayo makan." Raisa pun mengangguk dan mulai memakan makanannya sampai habis.
Di sela-sela makan ayah dan anak itu, Raisa memberi saran jika ia akan membuka warung kopi di depan rumahnya. Rumahnya lumayan strategis, ia pikir akan banyak pelanggan berdatangan.
Setelah berdiskusi beberapa saat, ayahnya pun menyetujui saran Raisa meskipun dengan berat hati. Dalam hati kecil ayahnya, dai tidak ingin putri semata wayangnya itu bekerja keras selama ayahnya mampu, tapi tekad Raisa sangat kuat, lagipula dengan seperti itu berharap Raisa akan bangkit dari keterpurukannya.
Berbekalkan sisa uang yang Raisa miliki dari mendiang suaminya, kini sebuah warung kecil sudah siap untuk Raisa gunakan berjualan kopi dan gorengan.
Hari pertama, warungnya terlihat sepi dan hanya di datangi satu orang pelanggan itupun pada saat malam hari sebelum warung di tutup.
"Hah... Hari pertama baru dapat satu pelanggan, tapi lumayan... Raisa, kamu tidak boleh menyerah! Semangat!."
Gadis cantik yang bermata bulat dan hidung mancung itu bicara pada dirinya sendiri. Lalu ia mendekati jendela dan menatap langit malam yang berbintang.
"Mas Rio... Bantu aku agar kuat menghadapi kehidupan ini... 😣😣😔."
Tok tok tok!
Terdengar suara pintu rumah mereka di ketuk dan suara ayahnya yang menyapa seseorang. Dari suaranya orang yang datang tersebut adalah seorang laki-laki yang terdengar akrab dengan ayah Raisa.
Raisa hanya menguping dari dalam kamar karena memang tidak ada keperluan dengannya dan memutuskan untuk bersiap-siap tidur mengistirahatkan badan untuk bertempur esok hari.
~
"Dek, kopinya satu...."
"Aku juga, sama gorengannya ya...."
"Iya Mas, sebentar ya...."
Akhirnya, setelah beberapa hari kemudian warung kopi Raisa ramai pembeli dan pengunjung silih berganti berdatangan.
Warung kopinya selalu ramai dari pagi hari sampai larut malam.
"Ayah, Ica pergi ke pasar dulu ya," seru Raisa saat keluar dari kamarnya dengan menyoren tas di bahunya.
"Iya, Nak... Hati-hati."
Raisa, dengan semangat dan keceriaan, mengayuh sepedanya menuju pasar di pagi hari. Wajahnya yang cantik dan parasnya yang menawan menarik perhatian beberapa pria yang melihatnya saat melintas di sepanjang jalan.
Wit Wit...
Siulan pun terdengar dari dua pemuda yang berboncengan mengendarai sepeda motor lalu mengiringi jalannya Raisa. "Mau kemana Dek? Abang anterin ya?," goda salah satu pemuda. Namun Raisa nampak tidak menghiraukan dan hanya fokus menggoes.
"Cantik tapi judes ha ha... Lain kali kita ketemu lagi ya...." Mereka pun melaju mendahului Raisa.
Saat Raisa berlalu di depan seorang pria, pandangannya terfokus sepenuhnya pada kecantikan Raisa. Dia melihatnya tanpa berkedip dan karena keasyikan, pria tersebut membuatnya kurang memperhatikan sekitarnya, dan akhirnya ia tidak sengaja terjebur ke dalam got.
Brusshhh!
"Haduh! Sialan!," ucap pria malang itu sambil menyeka mukanya yang penuh lumpur.
Raisa, yang mendengar suara kejadian tersebut, berhenti sejenak dan menoleh ke lokasi kejadian. Dia melihat pria tersebut berusaha untuk bangkit dari got dengan wajah yang sedikit kikuk sehingga membuat Raisa tawa lepas.
"Ha ha ha... Ada-ada aja, Mas... Kalau jalan hati-hati...," Seru Raisa sedikit berteriak sambil menggelengkan kepalanya.
"Akhirnya sampai juga."
Raisa tiba di pasar dengan semangat. Matanya yang cantik dan pesonanya yang menawan langsung menarik perhatian beberapa orang yang berada di sekitar.
Mereka bahkan tak dapat mengalihkan pandangan mereka darinya. Beberapa istri yang melihat suami mereka terpaku pada Raisa merasa cemburu dan marah.
"Kamu melihat apa Mas? Gak bisa lihat yang bening dikit, matamu langsung melotot!." Mereka menegur suami mereka karena fokus melihat Raisa dan mengalihkan perhatian dari mereka.
Ketakutan dan cemburu dari istri-istri tersebut menyebabkan situasi di pasar menjadi tegang. Terjadi cekcok kecil di antara beberapa pasangan.
Beberapa perempuan marah dan menegur suami mereka dengan keras, sementara beberapa suami mencoba menjelaskan bahwa mereka hanya melihat saja dan tidak ada maksud lain.
Raisa, yang tidak mengetahui kehebohan yang sedang terjadi, melanjutkan perjalanannya di pasar dengan tetap menjaga sikap sopan dan tidak berniat untuk mencuri perhatian siapapun.
"Bu... Semua kopi ini ya, tolong dihitung."
Dia tetap fokus pada tujuannya untuk berbelanja dan melaksanakan tugas-tugasnya.
Raisa melihat sekitar dan nampak ibu-ibu sedang membicarakannya dengan sinis.
"Emang ya, pergi ke pasar aja mesti pakai makeup dan tampil menarik! Niatnya buat menggoda kali!."
"Benar! Kalau suami aku jelalatan sama perempuan seperti itu, akan aku jadikan sambel!."
Meskipun situasinya sedikit kacau, Raisa mencoba untuk menjaga dirinya tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh keadaan di sekitarnya. Dia berusaha untuk tidak terlibat dalam perdebatan atau konflik yang tidak perlu. Setelah keperluannya selesai, Raisa pun kembali ke rumah.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Bersambung...
karakter raisa terlalu lemah,
smoga raisa jd wanita yg smart
semoga hari2 kalian bahagia 🤲💪 semangat y untuk authornya 😘😘😍