NovelToon NovelToon
Sinar Rembulan

Sinar Rembulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:187.2k
Nilai: 5
Nama Author: Clarissa icha

"Neng, mau ya nikah sama anaknya Pak Atmadja.? Bapak sudah terlanjur janji mau jodohkan kamu sama Erik."

Tatapan memelas Pak Abdul tak mampu membuat Bulan menolak, gadis 25 tahun itu tak tega melihat gurat penuh harap dari wajah pria baruh baya yang mulai keriput.

Bulan mengangguk lemah, dia terpaksa.

Jaman sudah modern, tapi masih saja ada orang tua yang berfikiran menjodohkan anak mereka.
Yang berpacaran lama saja bisa cerai di tengah jalan, apa lagi dengan Bulan dan Erik yang tak saling kenal sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Orang-orang sudah membereskan meja kerja masing-masing dan bersiap untuk pulang. Aku juga melakukan hal yang sama dengan meja kerja ku. Satu persatu barang pribadi masuk ke dalam tas.

Suara telfon kantor mengakhiri kegiatan ku. Aku segera menerimanya.

"Assalamu'alaikum Neng Bulan, ini Pak Diman." Ujarnya di seberang sana. Pak Diman salah satu security yang berjaga di pos depan.

"Waalaikumsalam salam Pak. Ada apa Pak Diman?" Rasanya sedikit aneh karna sangat jarang Pak Diman menelpon. Bahkan bisa dihitung dengan jari selama beberapa tahun aku bekerja disini. Itupun jika ada hal mendesak saja.

"Ini Neng, suaminya nungguin di pos. Katanya sudah telfon Neng Bulan, tapi nomornya tidak aktif."

Penuturan Pak Diman sontak membuatku menghela nafas kasar. Pria itu benar-benar nekat menjemput ku, padahal sudah aku tolak dengan tegas. Sampai ponsel pun sengaja aku matikan agar dia tidak menghubungi ku. Rupanya Mas Erik tidak kehabisan akal.

Aku segera memutar otak supaya tidak pulang bersama Mas Erik. Lagipula Mama juga tidak akan berfikir macam-macam hanya karna aku tidak pulang bersama Mas Erik. Tempat kita berbeda, wajah jika pulang masing-masing. Mama pun pasti akan memakluminya.

"Ehh,, itu Pak Diman. Tolong bilangin kalau saya pulang telat, masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan hari. Suruh dia pulang saja ya Pak." Jelas ku beralasan.

"Kamu yang keluar atau aku yang masuk kesana?" Suara tegas Mas Erik yang sedikit mengancam itu membuatku membulatkan maya lebar-lebar. Kalau tau yang mendengarkan penjelasan ku bukan Pak Diman, tidak akan aku bicara sesopan tadi. Mendadak moodku langsung terjun bebas, kekesalan seperti sudah di ubun-ubun. Apapun yang dibicarakan dengan Mas Erik, selalu memancing kemarahan.

"Tunggu 5 menit!" Ketusku seraya meletakkan telpon kantor sedikit keras.

Bukan apa-apa aku memutuskan setuju pulang dengan Mas Erik, daripada dia masuk ke perusahaan dan membuatku malu di depan orang-orang, lebih baik mencegah daripada terjadi.

Mas Erik terlihat keluar dari pos satpam ketika aku berjalan mendekat ke arah pos. Pak Diman juga ikut keluar.

"Neng Bulan kok tidak undang-undang Bapak pas nikah. Tau-tau udah ada yang ngaku-ngaku suami, pantas saja Pak Dokter sudah tidak pernah kirim makan siang." Celotehan Pak Diman hanya aku tanggapi dengan senyum tipis sebelum menjawabnya.

"Nikahannya di kampung Pak, saya juga tidak banyak mengundang orang." Jelas ku.

"Gitu ya. Ya sudah, Bapak juga cuka mau ngucapin selamat aja biar rumah tangganya langgeng. Ini Pak Erik juga tidak kalah baik dari Pak Dokter, tuh Bapak di beliin banyak makanan buat security yang lain juga." Terang Pak Diman memuji kebaikan Mas Erik.

Aku hanya mengangguk kecil.

"Mari Pak, saya mau bawa istri saya pulang dulu." Pamit Mas Erik. Aku melirik malas mendengar ucapannya yang sok manis di depan Pak Diman. Biar apa coba dia mengatakan hal tidak penting seperti itu.

"Iya Pak, mari,, mari. Hati-hati di jalan. Sekali lagi makasih buat makanannya, sering-sering saja jemput Neng Bulan." Canda Pak Diman dengan kekehan.

"Jangan sampai!" Batinku dalam hati.

"Iya Pak, memang saya berniat antar jemput Bulan setiap hari." Mas Erik menjawab sembari menggandeng tanganku tiba-tiba. Aku berusaha menarik tanganku tapi Mas Erik tidak membiarkan tanganku dari genggamannya.

Barulah saat sudah sampai di dekat mobil, Mas Erik melepaskan tanganku dan membukakan pintu depan.

"Mas Erik jangan sembarangan ya pegang-pengan aku di depan orang lain!" Tegur ku.

Mas Erik terlihat santai meski baru saja aku tegur dengan tatapan tajam. "Oh, kamu maunya di pegang pas kita berdua aja?" Sahutnya enteng.

Mataku semakin tajam saja menatapnya. "Idih,, jangan mimpi." Aku bergegas masuk dan menutup pintu dengan sedikit membantingnya. Agaknya otak Mas Erik bermasalah. Makin lama tingkahnya semakin aneh. Bukannya aku suka, yang ada malah geli melihatnya sok baik dan perhatian. Sekarang malah berlagak ingin melucu.

Aku membuang pandangan ke luar jendela tanpa berniat membuka obrolan dengan Mas Erik. Diam. sepanjang perjalanan hingga sampai dirumah pun aku sanggup. Lagipula bukan hal penting menciptakan obrolan dengan Mas Erik. Jika sejak awal dia tidak bisa menerima ku sebagai istrinya, harusnya memang tidak perlu berinteraksi.

"Ada yang mau kamu beli? Makanan atau sejenisnya mungkin?"

Tawaran Mas Erik terdengar menggiurkan disaat aku lelah setelah bekerja dan lelah menghabiskan tenaga menghadapi sikapnya, tapi lebih baik tidak menerima tawarannya daripada Mas Erik semakin bersikap seenaknya pada ku hanya karna aku menerima tawarannya.

"Tidak!" Jawabku jauh dari kata ramah.

"Aku mau mampir sebentar ke supermarket. Mama tadi titip buah."

"Hmm." Tidak sedikitpun aku menoleh kearahnya. Rasanya aku sudah ingin cepat-cepat sampai di rumah agar tidak terlalu dekat dengan Mas Erik seperti ini.

"Bulan,," Suara Mas Erik terdengar lebih lembut dari sebelumnya.

Tanpa menoleh, aku hanya berdehem pelan.

"Aku sudah memutuskan hubungan dengan Celine." Ungkapnya lirih.

Aku sontak menoleh. "Terus hubungannya sama aku apa? Aku bukan admin akun berita gosip sampai harus diberitahu kabar sepasang kekasih yang putus cinta." Jawabku acuh.

Mas Erik tampak menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan. Dia melirik ku dengan tatapan yang berbeda. "Aku mau minta maaf sama kamu."

Aku terkekeh. "Atas dasar apa Mas Erik minta maaf? Baru sadar kalau selama ini sudah dzolim sama istri yang seharusnya menjadi tanggungjawab untuk di lindungi?" Tanyaku santai.

"Bulan, aku serius."

"Responku juga tidak bercanda. Belok! Supermarketnya di depan." Seruku mengingatkan. Mas Erik seperti tidak sadar hampir melewati supermarket.

Obrolan kami kemudian terjeda karna harus masuk ke supermarket. Aku juga memilih turun. Sepertinya minum minuman yang dingin dan manis cukup baik untuk mengembalikan mood.

Mas Erik mengambil troli belaan. Aku berjalan mengekor di belakangnya tanpa ingin berjalan di sampingnya.

Dia berjalan ke arah tempat buah-buahan. Aku terpaksa mengekori karna tempat minuman ada di dekat tempat buah.

"Assalamu'alaikum Bulan,," Suara buang tidak asing itu membuat langkahku terhenti. Desiran yang sudah lama tidak aku rasakan, tiba-tiba datang kembali. Aku menoleh ke sumber suara sambil menyiapkan hati.

Sosok yang sudah lama tidak aku lihat, kini berdiri di samping mu. "Waalaikumsalam." Jawabku lirih.

"Lama tidak bertemu. Kamu apa kabar?" Suara lembut itu yang dulu setiap hari aku dengar.

"Baik Dok, Alhamdulillah."

"Bulan, kapan kamu ada waktu senggang? Mas ingin bicara." Tatapannya begitu penuh harap.

"Maaf Dokter Arlan, saya sudah menikah, tidak baik kalau,,"

"Mas tau kamu tidak benar-benar menjalani rumah tangga pada umumnya. Beberapa kali Mas lihat suami kamu pergi dengan wanita lain."

"Jangan lancang! Apa hak mu bicara seperti itu pada Bulan!" Mas Erik tiba-tiba datang dan pasang badan di depanku.

1
Fadilah
bedain Rik manja ama gatel 😏 udah gede juga tuh cewe
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦☠ᵏᵋᶜᶟɳҽ♋Ꮶ͢ᮉ᳟
erik udah mulai jadi susis ya
Wild Rose 🌹🌹
kasihannya 😜🫣🤣🤣nanti malam ada yg kedingina. krn tidur di luar 😂😂,
Rabiatul Addawiyah
😅🤣 bisa aja neng Bulan ngerjain suaminya sampai kalang kabut takut tidur diluar kamar 😂
Ais
Hrs diksh paham si rachel ini biar ngak caper sm si erik gmn juga erik ini msh saudara sepupunya mau gmn juga dia ngak berhak cemburu sm bulan
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
alamak...jatah belum dapat .di suruh tidur luar pula..jgn bulan itu ulat bulu baru si Rachel datang
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
jangan isi atau bubuh ubat perangsang ya Erik.. jgn nakal kamu
*Septi*
nah lho 🤣🤣
Eva Karmita
sepupu ganjen manja kok sama sepupu yang udah beristri aneh ini bukan manja lagi tapi lebih ke gatel 😏
enur .⚘🍀
belum juga hubungan Bulan dan Erik benar2membaik udah ada lagi yang muncul dan bikin risih ,🤪 setelah Celin menghilang sekarang datang lagi yang syuka g4t3l 🙄
yuning
🤣🤣 tidur diluar ditemani nyamuk
Jovin Huang
ahhh moga setalah ini bulan mau kasih hak utk Erik biar makin bucin tuh Erik 😂😂
Maharani Rani
lanjutt kak
ve spa
Mulut si Rachel, perlu dilaminating 😎
Kotin Rahman
manja tpi harus lihat situasi jga sopan santun.....namanya ponakan udh dewasa pula gak harus bgtu jga Rachel brgelondatan ama pria dewasa itu bahkan udah br istri.....pling tidak hargai istrinya saudaramu Chel Rachel 🙄🙄🙄🙄🙄
Eonnie Nurul
emang ada gitu sepupu model nya kayak gitu 🙄
Ayna Adam
Lanjut lagi kak 😘
Ayna Adam
Rasakan itu🤣🤣
Mitha Ali
♥️♥️💙♥️♥️♥️👍
Ayna Adam
Pepet terus Bulannya ya Erik😂
Kalo perlu latihan mandi bareng dulu di bawah shower🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!