NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Jadi Istri Dan Ibu

Tiba-tiba Jadi Istri Dan Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Time Travel / Sistem / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: istimariellaahmad

Wanita bernama Kaluna dengan usia 26 tahun terus saja di desak dan di tanya kapan nikah? Umur sudah cukup untuk membina rumah tangga.
Namun Kaluna tidak ada pacar dan sudah lama putus bagaimana caranya akan menikah? Dirinya saja malas untuk keluar saat teman- temannya mengajaknya nongkrong, dirinya masih percaya dengan kata-kata "Jodoh gak akan kemana."

"Nasib ku, bagaimana aku akan mati dalam keadaan jomblo begini." Ucapnya saat mobilnya mulai masuk ke dalam jurang, pintu mobil juga susah untuk ia buka.

Namun bagaimana jadinya, jika dirinya tidak jadi mati atau pending dulu untuk bertemu dewa kematian, ia malah masuk ke dalam raga seorang wanita yang sudah memiliki suami, bahkan anak?

Baca selengkapnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon istimariellaahmad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke makam sendiri

Hari ini keluarga Kaluna dan juga keluarga kecil Tifara ke makam dimana Kaluna dimakamkan. Keluarga Kaluna ingin mengajak dan menyapa bahwa Tifara datang ke rumah terakhir putrinya.

"Kaluna, ini Tifara teman kamu datang untuk menyapa kamu."

Tifara menoleh sebentar ke mama nya, air matanya turun sendiri membuat yang ada disana merasa jika Tifara sangat bersedih dengan Kaluna yang sudah tiada. Namun Tifara sendiri merasa sedih karena merasa lucu dengan hidupnya, jiwanya adalah Kaluna walaupun raga nya adalah Tifara, tapi dia ziarah ke makamnya sendiri saat ini.

'Kaluna, atau tubuhku yang ada di dalam, maaf, aku sekarang berada di tubuh orang lain. Ikhlas, tapi aku akan balas apa yang sudah terjadi pada kita, antara Kaluna dan Tifara, dendam kita berdua akan aku balaskan.' Mata nya menatap tajam ke depan walaupun sambil menangis.

Melihat Tifara hanya diam dan menangis, Aryan memeluk istrinya itu, tidak ada berbicara sepatah katapun tapi entah mengapa melihat istrinya seperti itu, hatinya juga merasa sakit.

"Mas, aku gak kuat." Ucapnya menatap Aryan.

"Kita kembali ke rumah Kaluna ya?" Ajak Aryan memegang bahu Tifara. Elzan sudah nemplok terus dengan pamannya.

"Una, gue pamit yah. Gue akan balas semua dendam kita." Gumamnya namun orang tua dan juga Aryan masih mendengar nya dengan jelas.

Mereka berjalan lebih dulu karena mama dan papa nya masih mengobrol di makam Kaluna.

"Kenzi, kamu harus belajar beladiri sama papa, kakak takut ada sesuatu sama kamu. Jangan pakai mobil jika ke sekolah, kamu lebih bisa melihat mesin motor." Saat sampai di mobil Tifara ingin mengatakan itu pada adiknya.

"Kenapa? Aku bisa kok kak."

"Dengar apa yang kakak katakan, apa kamu ingin rahasia kamu itu kakak beritahu mama dan papa? Tentang laptop itu sudah kakak pesan dan kamu tidak akan susah lagi dengan tugas."

"Tapi kak-

"Sudahlah, kakak pusing." Tifara menyandarkan kepalanya ke sisi pintu mobil, ia terlelap karena lelah saat menangis tadi.

"Aku dimana?" Tifara melihat sekeliling yang indah.

"Ara, aku disini."

Tifara melihat siapa yang memanggilnya dan itu adalah Kaluna, raganya sendiri.

"Tidak, kamu yang Ara atau Kaluna tubuhku?" Tanya nya membuat wanita dihadapan nya itu menggelengkan kepalanya.

"Aku Kaluna, kamu adalah Tifara."

"Tidak, aku Kaluna."

"Ara, Kaluna sudah mati, jiwa kamu harus mengikuti apa yang terlihat oleh orang, yaitu raga Tifara."

"Lalu kamu?"

"Aku Kaluna, Tifara asli sudah berada di tubuhku, aku ingin kamu membalas dendam atas kematian ku dan juga dirimu. Sayangi keluarga ku dan keluarga mu sendiri, sayangi suami dan juga anakku yang tidak pernah aku sayangi." Ucapnya sedikit sendu saat ingat dirinya tidak menganggap keluarga nya.

"Tapi Tifara-

"Kaluna, aku Kaluna."

"Baiklah Kaluna, apa yang harus aku lakukan? Kenapa bukan kamu saja yang balik ke tubuhmu?"

"Tubuhku adalah milikmu, aku percaya bahwa kamu lebih mampu daripada aku." Perlahan tubuh Kaluna memudar.

"Kaluna."

"Iya panggil aku Kaluna, Kaluna sudah mati, dan kamu adalah Tifara, balaskan dendam kita."

Tubuh Kaluna semakin pudar dan terawang hingga tak terlihat, Tifara teriak memanggil nama Kaluna. Namun tidak terlihat."

"Kaluna!" Teriaknya lalu Tifara tersadar. Ia melihat orang-orang disana berusaha menyadarkan dirinya.

"Kenapa sayang?" Tanya Aryan.

"Ada apa nak? Kamu kenapa?"

"A-aku gak apa, aku hanya mimpi Kaluna." Tifara bingung dengan jiwa Tifara yang masuk ke tubuhnya yang sudah meninggal, apa maksudnya? Jadi, tubuh ini memang untuk nya?

"Aku mau sama papa, mas."

"Tapi sayang-

"Tidak masalah nak, saya juga sudah menganggap Ara sebagai putriku juga." Aryan lalu mendekati putra nya dan menggendong nya. Papa nya membantu Tifara berjalan.

"Ajarkan Kenzi beladiri pa, aku takut terjadi sesuatu dengannya. Jangan biarkan dia naik mobil agar lebih cepat biarkan dengan motornya." Papa Kaluna melirik sekilas Tifara, ia tidak mengerti tapi mengangguk setuju. Jika dirinya bertanya tau dari mana, tentu saja tau dari Kaluna.

Saat mereka berada di dalam rumah, Kenzi mengatakan jika ada truk yang membawa banyak barang di depan.

"Maksudnya apa?"

"Mungkin itu pesanan yang aku minta pa, aku pesan barang untuk disini." Mereka keluar untuk melihat barang yang dibawa truk itu.

Keluarga Kaluna terkejut dengan barang-barang yang di turunkan, sembako yang sangat banyak.

"Untuk apa ini?"

"Untuk beberapa bulan kedepan papa sama mama tidak perlu mikir keperluan rumah, aku bantuin memenuhi kebutuhan rumah, mas Aryan sih, aku pakai duit mas Aryan." Tifara terkekeh sambil melirik suaminya yang hanya tersenyum. Aryan sama sekali tidak masalah dengan uang yang dipakai istri nya.

"Kenapa repot-repot sekali, mama sudah menganggap kamu sebagai anak mama sendiri."

"Aku gak repot sama sekali, buktinya mereka yang angkat semuanya, aku hanya lihat dan bantuin pesan." Papa dan mama Kaluna hanya tertawa mendengar ucapan Tifara.

"Ngapain lihat kakak?" Tanya Tifara.

"Gak ada." Ucap Kenzi yang langsung kembali melihat barang.

"Tenang aja, sesuai nama kamu itu kakak sudah pesan. Dasar kenzler." Tifara langsung meninggalkan mereka yang di luar, ia masuk untuk mengecek sistem yang ia buat.

"Kak Ara sama seperti kak Una, ngeselin."

"Mereka sama, tidak ada yang ditutupi, jadi mereka akan bersikap sama." Mama nya mengingatkan Kenzi bahwa ucapan Tifara itu memang benar dan nyata, sikap dan perilaku nya sama seperti Kaluna. Walaupun paras wajah tentu berbeda tapi keduanya cantik dengan versi mereka masing-masing.

"Ma, pinjam hp." Elzan datang mendekati Tifara yang duduk di meja dengan laptop dihadapannya.

"Jangan HP terus sayang, pinjam punya papa dulu ya, tab kamu kemana?" Melihat putra nya yang duduk di dekat nya.

"Kenzi, bagi 2 sama ponakan kamu." Disana Tifara hanya melihat adiknya, jadi menyuruh Elzan bermain dengan Kenzi.

"Sini Elzan, main sama om."

"Om gak tuh, main dong om." Goda Tifara pada adiknya membuat Kenzi menatap kesal kakaknya itu dan membawa Elzan menjauh dari sana. Tifara tertawa melihat adiknya yang marah, sudah lama dirinya tidak menggoda Kenzi.

Tifara ingin mengecek semua CCTV mulai dari apartemen Frederick yang sering ada kakak tirinya, lalu di rumahnya sendiri apa yang mama dan bibi lakukan, lalu di rumah ayahnya.

Di rumah ayahnya, ia melihat jika mama tirinya itu membuat minuman dan memberikan sesuatu di dalam minuman, berwarna putih dan berupa bubuk. Kokain? Tifara melihat dengan seksama namun tidak ada nama atau obat ayahnya yang mungkin yang dianjurkan dokter.

Tifara menutup mulutnya, saat minuman teh hangat itu mama tirinya berikan dengan senyuman manis nya pada ayahnya. Tifara menutup mulutnya dengan mulut.

"Sayang," Sapa Aryan.

Tifara menoleh dan menunjuk yang ada di CCTV, ia tidak bisa berucap.

"Ada apa? Bukankah hanya minum teh?" Tidak ada yang aneh menurut Aryan. Ia melihat saat mertuanya sedang melempar senyum satu sama lain dan meminum teh.

Tifara menggelengkan kepalanya, sampai akhirnya ayahnya itu mulai merosot membuat Tifara langsung histeris.

"Ada apa dengan ayah?"

"Mama,"

"Iya mama ngapain?"

"Mama ngasi sesuatu di minuman ayah." Entah rasanya Tifara dan Kaluna itu menyatu antara 2 keluarga nya sekarang sangat ia rasakan.

Aryan terkejut dan memenangkan istri nya, ia meminta bantuan asisten nya untuk segera mengikuti orang tua Tifara saat ke rumah sakit.

Keluarga Kaluna mendekati mereka dan bertanya ada apa dengan Tifara yang tiba-tiba seperti itu.

Aryan menceritakan jika Tifara memiliki mama tiri dan mungkin saja ingin menyingkirkan ayahnya agar mendapatkan kekayaan suaminya.

"Mas, kita harus segera pulang." Pinta Tifara membuat kedua orang tua itu saling pandang. Mereka seakan berat jika jauh dari keluarga yang mengaku sebagai teman mendiang putri nya itu. Apalagi sekarang mereka merasa menjadi kakek dan nenek.

Aryan mengangguk saja ingin mengikuti apa yang istrinya inginkan.

"Kamu disini dulu, mas mau bereskan barang kita di kamar ya." Tifara mengangguk dan menatap kedua orang di hadapan nya.

"Maaf, aku akan selalu hubungi kalian, aku harus kembali, ayahku sakit." Mereka mendekat dan memeluk Tifara, membuat nya terkejut.

"Bolehkah kita menganggap mu sebagai putri kita? Suamimu sebagai menantu dan juga Elzan sebagai cucu?" Tanya mama Kaluna.

"Tentu, aku sangat senang kalian menganggap kami keluarga."

Mereka berpelukan membuat Aryan yang baru selesai berkemas terharu dengan mereka, padahal istrinya tidak dekat dan baru bertemu kali ini. Tapi kenapa seperti sangat dekat.

Selalu dukung othor bebu sayang, annyeong love...

Baca juga cerita bebu yang lain.

IG : @istimariellaahmad98

See you...

1
Isti Mariella Ahmad
luar biasa dengan pemikiran yang kubuat menurut ku sudah sempurna saja, walaupun memang tulisan ku tidak begitu bagus.
Asmarni Marni
Buruk
Isti Mariella Ahmad: Setidaknya jika tidak suka jangan memberi rating yang buruk, tinggal di skip saja kakak. Tapi Terima kasih juga, saya akan lebih memperbaiki tulisan, dan semoga kakak nya sehat selalu.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!