Sebuah surga impian yang baru saja dibangun terpaksa hancur karena kehadiran orang ketiga. Nadia Mustika Wijayanto harus menelan kenyataan pahit jika sang suami pulang dengan membawa seorang wanita yang merupakan madunya. Pernikahan yang dia kira sebagai surga, nyatanya berubah menjadi neraka. Nadia yang sedari awal tidak ingin dipoligami memutuskan untuk bercerai daripada harus berbagi hati dan suami.
Mengasingkan diri ke luar negeri dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan menjadi pilihan Nadia setelah perceraian. Hingga akhirnya dia bertemu dengan sahabat lamanya tanpa sengaja. Devano Kazim Ravendra, pria dengan senyum lembut yang bisa membuatnya tertawa lepas setelah sekian lama.
***
" Terima kasih sudah menghancurkan surga yang aku impikan, Mas " ~ Nadia Mustika Wijayanto.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Pengakuan Anwar
Saat ini, Nadia berada di ruang tamu bersama dengan Anwar dan tiga orang lainnya. Dia duduk tepat di samping sang suami yang ingin membicarakan sesuatu yang penting kepada dirinya. Perasaan Nadia menjadi tidak enak dan kembali terlintas dugaan-dugaan buruk di kepalanya. Apalagi dia melihat jelas sebuah penyesalan dan rasa bersalah dari mata suaminya itu.
" Sebenarnya apa yang ingin kami bicarakan, Mas? " tanya Nadia karena suaminya itu tidak kunjung berbicara.
Nadia sungguh tidak mengerti kenapa suaminya itu mengajaknya berbicara di depan kedua mertuanya dan Hanifah. Apakah mungkin yang ingin Anwar bicarakan ini ada sangkut pautnya dengan ketiga orang itu? Tapi apa? Yang jelas Nadia tidak bisa tenang dan perasannya semakin tidak karuan.
" Nadia, sebenarnya kepergianku ke Palembang bukan cuma untuk menemui kedua orang tuaku, tapi... " ucapan Anwar terhenti dan seperti tidak kuasa untuk bicara lagi.
Jantung Nadia berdebar begitu hebat dan rasanya dia seperti tidak siap untuk mendengar apa yang ingin dikatakan oleh sang suami.
" Ya ampun, Mas, kamu itu terlalu lama. Tinggal bilang saja kalau kami sudah menikah lagi sama aku dan aku ini adalah istri kedua kamu, begitu saja sudah sekali " ucap Hanifah dengan sangat lancang.
Jeder.
Seperti disambar petir di siang bolong, tubuh Nadia terasa kaku dan hanya terdiam. Wanita itu mencoba memastikan dan mencerna apa yang didengarnya. Hatinya seperti dihantam batu besar dan dunianya terasa hancur begitu saja.
Menikah lagi? Istri kedua? Dua kalimat itu terus terngiang-ngiang di telinga Nadia berulang-ulang. Jika yang dikatakan oleh Hanifah itu adalah benar, maka suaminya itu telah mengkhianati dirinya dan pernikahan mereka yang baru berjalan satu minggu. Hancur sudah hidupnya, dunianya dan impiannya untuk mencapai surga bersama.
Padahal sebelum menerima pinangan dari Anwar, sebelumnya Nadia telah mengajukan sebuah syarat yaitu untuk tidak pernah melakukan poligami apapun alasannya dan suaminya itu menyetujuinya. Tapi apa? Suaminya itu telah mengingkari janjinya begitu cepat dengan hitungan hari.
" Nadia " panggil Anwar pada Nadia yang terdiam dengan tatapan kosong.
Spontan Nadia langsung tersadar dan bangkit dari duduknya diikuti oleh Anwar. Dia menatap pria di hadapannya dengan mata yang memerah dan menuntut penjelasan. Nadia ingin mendengar pengakuan semua itu dari mulut suaminya sendiri.
" Mas, katakan semua itu bohong, kan? Kamu tidak menikah lagi, kan? Kamu tidak mengkhianati aku dan pernikahan kita, kan? Perempuan ini bukan istri kedua, kan? " tanya Nadia dengan suara serak menahan tangis.
Anwar tidak menjawab dan hanya menundukkan kepalanya yang seperti membenarkan semua yang dikatakan oleh Hanifah.
" Katakan, Mas! Kenapa kamu diam saja? " bentak Nadia yang sudah tidak bisa menahan air matanya lagi.
Air matanya sudah jatuh membasahi pipi yang semakin menjelaskan betapa sakit hatinya. Nadia menatap tajam ke arah suaminya yang masih diam tanpa mengeluarkan satu patah katapun. Entah tidak mau mengaku, atau tidak merasa bersalah, atau juga tidak berani mengatakan yang sebenarnya.
" Hei! Beraninya kamu membentak putraku, hah? Memangnya siapa kamu? " sentak Bu Malika tidak terima putranya dibentak oleh sang menantu.
" Saya masih mencoba untuk berbaik hati dan menghormati Anda sebagai ibu dari suami saya serta orang yang lebih tua, walaupun Anda sudah menghina saya. Jadi, sekarang tolong diam dan ikut campur, ini adalah masalah saya dengan suami saya " ucap Nadia menunjuk ibu mertuanya itu.
" Dasar kurang ajar! Perempuan tid_ " Bu Malika kembali melontarkan kata-kata buruk pada Nadia tapi terhenti karena ucapan Anwar.
" Cukup, Bu! Tolong biarkan aku yang bicara dengan istriku " ucap Anwar dengan tatapan permohonan.
Akhirnya Bu Malika pun diam dan tidak bisa mengatakan apapun lagi.
" Sekarang jawab semua pertanyaan aku, Mas! " ucap Nadia pada Anwar.
" Maafkan aku, Nadia, aku memang sudah menikah lagi dan Hanifah adalah istri keduaku " aku Anwar pada akhirnya.
Kedua kaki Nadia terasa lemas dan melangkah mundur mendengar pengakuan itu dari mulut Anwar sendiri. Anwar benar-benar mengkhianatinya dan telah menikah lagi dengan seorang wanita. Tanpa rasa malunya Anwar juga membawa wanita itu ke hadapannya seperti ini. Sungguh, Nadia tidak menyangka sama sekali, pria sebaik Anwar bisa melakukan hal semenyakitkan ini.
Plak, plak, plak.
Tidak segan-segan Nadia memberikan tiga buah tamparan yang begitu kencang di wajah Anwar hingga sudut bibirnya berdarah. Nadia sama sekali tidak memperdulikan jika suaminya itu akan merasakan sakit karena semua itu tidak sebanding dengan rasa sakit hatinya.
Semua orang yang melihat itu tentu sangat terkejut karena mereka mengira jika Nadia adalah wanita lemah lembut yang akan terima-terima saja jika suaminya menikah lagi. Hanifah yang akan mendekat ke arah Anwar harus mengurungkan niatnya karena tatapan dari pria yang juga merupakan suaminya.
" Nadia, aku mohon maafkan aku " ucap Anwar sangat merasa bersalah meraih tangan Nadia.
" Lepaskan! Jangan pernah sentuh-sentuh aku lagi, Mas. Aku tidak sudi disentuh oleh laki-laki tidak punya hati seperti kamu " sentak Nadia menepis tangan Anwar.
Nadia bergerak menjauh dari Anwar karena dia benar-benar tidak sudi disentuh pria yang telah mengkhianatinya. Untuk memandang wajahnya saja pun sebenarnya Nadia sudah tidak sudi tetapi dia harus menuntaskannya semuanya.
" Sebenarnya apa yang kamu pikirkan sama melakukan ini semua, Mas? Pernikahan kita baru satu minggu tapi kamu sudah menikah lagi? Apa kurangnya aku, hah? Aku bahkan mencoba mengerti saat kamu harus pergi di malam pertama kita untuk menemui kedua orang tuamu. Aku juga tidak marah saat kamu terlalu lama merasa di sana. Aku mencoba untuk menjaga nama baik kamu di depan orang tua dan keluargaku yang berpikir tidak-tidak tentang kamu. Aku melakukan semua itu, Mas! " ucap Nadia meluapkan emosinya.
" Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu mengkhianati aku dengan wanita ini dan kalian menikah tanpa persetujuanku, padahal sebelum kita menikah kamu sudah setuju untuk tidak akan pernah melakukan poligami. Dengan mudahnya kamu mengingkari janji itu dan membawa madu untuk aku. Setidaknya hormati dan hargai Kakek dan Nenek yang sudah sangat mempercayai kamu dan menerima kamu, Mas. Aku benar-benar tidak menyangka kamu sejahat ini, Mas " lanjut Nadia menunjuk Hanifah yang berdiri tidak jauh dari mereka.
Anwar tidak bisa menjawab dan kembali diam karena memang tidak ada yang kurang dari diri Nadia.
" Kapan kalian menikah, hah? Jawab aku, Mas! " tanya Nadia dengan menuntut jawaban.
" Sehari setelah kita menikah, Nadia " jawab Anwar.
Nadia memejamkan kedua matanya dengan air mata yang semakin deras mengalir. Secepat itu Anwar mengkhianatinya, sangat luar biasa pria yang menjadi suaminya ini.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘