NovelToon NovelToon
Rhapsody Di Atas Langit

Rhapsody Di Atas Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Galih Pratama

Era Kekacauan dimulai setelah seorang pengembara misterius datang membawa sebuah pusaka suci. Pusaka yang dikatakan memiliki kekuatan bahkan dapat membelah dunia, siapa yang bisa mendapatkannya maka dia akan berdiri di atas puncak.

Dunia dimana seni beladiri adalah segalanya, semua orang berlomba untuk mendapatkan pusaka tersebut. Seorang pemuda bernama Zhen Liang muncul sebagai orang yang tidak pernah disangka di dunia persilatan.

Kultivator muda itu membuat para orang tua dan sesepuh di dunia persilatan tercengang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Romansa Sang Maestro

Xue Hua dan tiga orang murid dari Sekte Pedang Ilahi perlahan mendekat. Tak jauh di depan jurang yang baru saja runtuh, mereka menemukan seorang pemuda terlelap.

"Apakah orang ini penyebab semuanya?" Kata salah satu murid dengan menganalisa pemuda itu dari atas ke bawah. Kedua orang temannya juga tidak tinggal diam, mereka ikut melakukan hal yang sama.

"Dia tampak muda, kurasa usianya sama dengan Tetua muda kita. Meskipun, pencapaiannya masih belum ada apa-apanya dibandingkan tetua kita."

"Dasar bodoh, jangan membandingkan orang yang tidak jelas ini dengan Tetua Xue Hua. Jelas masih akan kalah jauh!"

"Tapi apa yang terjadi, aku tidak akan percaya bila kultivator tidak jelas ini yang melakukan semuanya? Apakah ada senior yang bersembunyi di sekitar sini?"

Ketiga murid itu sepakat dan mencari di semua tempat, tetapi tidak menemukan apapun. Mereka kemudian melirik pada tetuanya.

Pembawaan Xue Hua masih terlihat tenang padahal sebuah tebing baru saja tercipta, sekarang dirinya sedang merenung mencoba menganalisa apa yang sesungguhnya terjadi di sini.

Di dalam hatinya, dia sempat setuju jika ada seorang senior yang ikut membantu dalam pertarungan, tetapi tidak terasa adanya jejak energi yang tertinggal dari tempat ini.

"Apakah senior tersebut mati bersama dengan semua orang dan masuk ke dalam jurang?"

Itu satu-satunya kesimpulan yang bisa didapat, Xue Hua kemudian berbalik untuk memeriksa kondisi pemuda yang terlelap.

"Gawat jika begini, kita tidak berhasil menyelesaikan misi kita. Bagaimana menurutmu Senior Xie Chen?"

"Hmm. Sayang sekali, tapi kita tidak dapat berbuat apapun, karena memang keadaannya begini Wang Ying."

"Senior Xie Chen, apakah murid yang akan bergabung ke dalam sekte kita itu benar-benar jenius?"

Xue Hua yang biasanya jarang berbicara kemudian membuka mulutnya, "Murid Lin Sua, Tetua Mo sendiri yang memilih murid ini langsung, tidak ada perdebatan lagi tentang alasannya."

"Tetua muda, tapi apakah itu benar? Memilih murid dari seorang kelompok penjahat? Kualifikasi apa yang dimiliki orang ini sampai Tetua Mo menginginkannya!"

Lin Sua adalah murid paling junior di sana, meski begitu dirinya masih termasuk ke dalam satu generasi bersama dengan Xue Hua. Tidak ada rasa dengki atau marah di dalam dirinya melihat hal itu, dia memiliki perasaan tulus pada Xue Hua, bahkan tidak ragu jika harus memanggil seniornya dengan nama kehormatan atas pencapaiannya.

"Tetua Mo bilang dirinya akan mendisiplinkan sendiri murid ini, ditambah orang yang akan menjadi muridnya tersebut adalah seorang jenius kultivasi yang memiliki anugerah langit, bisa menggunakan kekuatan dari binatang ilahi."

Perkataan Xue Hua membuat ketiga murid itu terbelalak karena tidak percaya, seorang yang mampu menggunakan kekuatan binatang ilahi akan memiliki pencapaian yang tak terbatas di masa depan.

Xue Hua menghela napas karena sangat disayangkan mereka kehilangan bakat seperti itu untuk bergabung ke sekte mereka.

Sedangkan Lin Sua dan dua orang murid lain menghembuskan napas bahagia. Jika orang tersebut bergabung ke dalam sekte, pasti ada niatan yang tidak baik dari balik Tetua Mo. Kemungkinan yang pasti, bahwa Tetua Mo menyiapkannya untuk menggulingkan posisi Xue Hua.

"Tidak mungkin. Kau...." Setelah membalik posisi pemuda itu, hati Xue Hua dipenuhi gejolak luar biasa.

"Apa yang terjadi Tetua muda?" Lin Sua yang khawatir segera mendekat ke samping Xue Hua.

Xue Hua menahan napas. Alis matanya tiba-tiba berkerut dan dirinya begitu saja tersungkur jatuh dengan kedua lututnya langsung mengenai tanah.

"Persis dengan dirinya..." Tangan Xue Hua bergetar sebelum bergerak menutupi seluruh mulutnya. Dirinya terdiam membisu.

Orang ini meski memiliki usia berbeda jauh dari pria yang ada di dalam mimpinya, tetapi pemuda di depannya jelas adalah orang itu.

"Mereka memiliki bentuk wajah yang sama, mungkin beberapa tahun kedepan mereka adalah orang yang sama. Tapi, bagaimana bisa kau berada di sini?"

Xue Hua membuat Lin Sua dan dua orang lain kebingungan melihatnya.

Di dalam mimpinya, seseorang terus menerus muncul. Seseorang yang sangat ingin dirinya jumpai, seseorang yang sepertinya telah membawa sebagian hatinya, membuatnya selalu tidak tenang setiap malam dan ingin menangis.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada diriku?"

Dia belum pernah bertemu dengan pemuda ini sekalipun, kenapa ada perasaan akrab keluar darinya. Seolah dirinya sangat mengenal orang ini dan ingin langsung memeluknya. Siapa sebenarnya sosok pemuda ini untuknya?

"Hanya mimpiku saja yang mengenalmu sedangkan diriku tidak tahu mengenai dirimu satupun." Xue Hua mengucapkannya dengan suara lirih, seolah sedang berbisik pada dirinya sendiri.

Di dalam mimpinya, dia melihat sosoknya dari masa depan.

Dirinya di masa depan selalu merasakan penyesalan dan kesedihan seumur hidupnya. Matanya terlihat dipenuhi banyak kesakitan dan kesepian. Dia berkata pada dirinya sendiri, seperti; dirinya tidak bisa berbuat apapun sampai melepaskan orang itu! Jangan pernah melepaskannya lagi!

Seolah-olah itu adalah pesan yang ditinggalkan untuknya.

"Tetua muda..."

"Ada apa Tetua muda?"

"Tetua muda... Kenapa kau menangis?" Lin Sua menaikan kedua alisnya karena tidak percaya, "Apa yang terjadi Tetua muda?"

Xue Hua berniat menghapus bekas air mata di kedua pipinya, tetapi tangan seseorang melakukannya lebih dulu daripada dirinya.

Mulut semua orang terbuka lebar, meski begitu tidak ada satupun suara yang keluar dari mereka.

Di hadapan semua orang, pemuda yang tengah terlelap itu baru saja mengusap air mata tangisan milik Tetua muda mereka.

"Aku sungguh berhutang padamu, jika saja dirimu tidak muncul di dalam bayanganku... Aku mungkin sudah berakhir..."

*

"Ini dimana?" Zhen Liang terbangun dan tidak tahu apa-apa, kemudian menemukan dirinya tertidur di depan sebuah perapian dengan sebuah alas. Menyusuri lebih jauh lagi, dia mengetahui bahwa dirinya masih berada di sekitaran wilayah Kelompok Ular Putih.

Zhen Liang tiba-tiba terbayang dengan sebuah mimpi indah. Dia merasa bahwa mimpinya itu sungguh nyata.

Seorang perempuan yang sangat ingin ditemui berada tepat di depannya pada saat itu, dia menyeka tetesan air mata yang keluar darinya dan mengatakan sesuatu.

Dia ingin mengatakan lebih banyak lagi pada saat melihat wajahnya begitu dekat, tapi tidak ada satupun suara yang keluar setelahnya.

"Akhirnya dirimu terbangun, ada banyak pertanyaan yang ingin kuajukan padamu sekarang."

Seseorang tiba-tiba muncul, Zhen Liang berniat berdiri tetapi tubuhnya tidak mau mendengarkan sama sekali, "Hmm. Siapa kau?"

Di depannya ada seorang pemuda berambut panjang dengan ikat kepala yang memiliki plakat silver, dia memliki perkiraan usia yang sama dengannya. Pemuda itu kemudian terduduk di sampingnya.

"Aku adalah Xie Chen, salah satu murid senior di Sekte Pedang Ilahi. Bisakah kau menyebutkan namamu?"

"Namaku Zhen Liang, hanya seorang pemuda biasa-biasa saja."

"Biasa-biasa saja katamu, kalau begitu siapa orang yang menyebabkan sebuah tebing sampai hancur?" Xie Chen menunjukkan tatapan tajam kepada Zhen Liang.

"Sebuah tebing hancur katamu? Aku tidak tahu, candaan yang sama sekali tidak lucu, bukannya di sana berdiri Istana Paviliun Ular?" Zhen Liang menoleh dan menemukan bahwa tebing baru bener-benar tercipta.

"Kau pasti terlibat dengan seseorang benarkan? Dimana ahli kultivator senior yang telah melakukan semuanya?"

1
Azekkin Ajah
They think we've game over, but the game is never over...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!