Pertemuan antara lelaki bernama Saddam dengan perempuan bernama Ifah yang ternyata ibu kosnya Ifah adalah gurunya Saddam disaat SMA.
Ingin tau cerita lengkapnya, yuk simak novelnya Hani_Hany, menarik loh... jangan lupa like, komen, dan ajak para readers yang lain untuk membaca. yuks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
"Huft godaan datang saat akan menikah." batin Ifah berjalan menaiki tangga, tidak peduli dengan sang mantan yang terus memandanginya.
"Dari mana kak?" tanya Suci kepo. "Kayaknya aku lihat kakak keluar sama siapa tuh? Bukan kak Saddam kan?" tanyanya beruntun.
"Teman." jawab Ifah singkat lalu duduk dengan menyandarkan kepala pada belakang kursi tanda lelah.
"Jangan macam macam kak mau nikah juga." peringat Suci serius.
"Hhmm." dijawab gumaman pelan oleh Ifah sambil menutup mata.
"Serius kak." ucapnya lagi.
"Ok." jawab Ifah lalu masuk dalam kamarnya.
Malamnya Ifah semangat bersiap keluar dengan sang mantan padahal dia sudah dilamar.
"Mau kemana kak, wangi amat?" tanya Ocha sambil menonton televisi dengan fokus lalu teralihkan dengan aroma wangi Ifah yang baru keluar kamar.
"Jalan dulu." jawab Ifah singkat.
"Tumben wangi banget." batin Ocha melanjutkan nontonnya, meski sendiri dia tetap asyik nonton. Justru kalau ramai dia gak suka karena berisik, bukan nonton televisi tapi yang menonton mau ditonton juga.
"Kak, mau kemana hayo!?" tegus Suci curiga.
"Kenapa sih Ci? Aku dah besar Ci! Kalian ini kepo banget kayak emak emak tau gak!" kesal Ifah lalu keluar.
"Kak Ifah kenapa Cha?" tanya Suci.
"Mau keluar." jawabnya tanpa menoleh sedikit pun.
"Kok jutek banget!"
"Kamu kepo." masih fokus.
"Ocha sama aja kayak kak Ifah." gerutunya menuju teras kos untuk duduk² mencari udara sejuk dan segar.
***
"Kirain lambat, tiba² nge chat. Kirain gak jadi malah!" ucap Ifah ketus saat tidak didepan pagar dan melihat sang mantan sudah menunggu.
"Gak lah. Ayo!" ajaknya lalu Ifah naik diboncengannya. "Keliling ya? Atau mau makan somay?" ajaknya.
"Kesambet apa ini orang baik dan mau mentraktir." batin Ifah heran, pasalnya dulu saat mereka pacaran Ifah gak pernah diajak jalan atau pun makan malam bersama seperti ini. Hanya diajak naik ke puncak itu pun sekali dan rombongan.
"Fah. Honey." panggilnya karena Ifah tidak menyahut.
"Ya." jawabnya singkat. Lalu Dirman melajukan kendaraan roda duanya menuju pinggiran pantai ditempat romantis dengan kecepatan sedang.
Ifah sibuk dengan pikirannya dan asyik melamun. "Salahkah tindakanku?" tanyanya pada dirinya sendiri.
"Ayo turun Fah." ajak Dirman ketika sudah sampai, bahkan motor sudah tidak berbunyi. "Turun mi Honey, kita berbincang sambil ngemil." ucapnya lembut.
Ifah turun melepas helmnya lalu masuk dan duduk mencari tempat yang nyaman untuk ngobrol.
"Kamu mau pesan apa?" tanya Dirman ketika duduk didepan Ifah yang bersebrangan dengan meja.
"Roti bakar sama pisang nugget, minumnya jus alpokat saja." ucap Ifah santai. "Banyak² dipesan, kapan lagi." batin Ifah bersorak senang.
"Saya jus alpokat juga dan banana rollnya Mb." ucap Dirman lalu diangguki oleh Mbnya pelayan restorannya.
Sambil menunggu pesanan mereka ngobrol ringan basa basi.
"Besok antar aku lagi ya?" ajak Dirman memulai obrolan.
"Besok dilihat." jawab Ifah melirik Dirman lalu tatapan mata mereka bertemu. "Kamu susah ditebak Kak Dir, padahal aku dulu tulus menyayangimu. Apa kamu tidak pernah melihat itu?" batin Ifah menatap mata Dirman.
"Aku masih menyayangimu Honey, maaf kan aku yang dulu harus melepasmu!" batin Dirman penuh sesal.
"Permisi." pelayan datang membawakan pesanan. "Silahkan." ucapnya sebelum pergi.
"Terima kasih Mb." ucap Ifah ramah.
Mereka fokus makan cemilan sebelum berbincang.
"Selamat ya Ifah sudah magister, hebat kamu!" ya, Dirman mengakui mantannya memang hebat, tekun dan rajin.
"Terima kasih kak." mereka mengobrol hingga pukul 21.00 lalu mereka pulang.
"Ayo kita pulang." ajak Dirman lalu mereka pulang ke kos Ifah. "Makasih sudah menemaniku jalan. Singgah dulu disini foto yuk!" ajaknya lagi, mereka singgah sebentar lalu berfoto berdua.
Setibanya Ifah di kos dicecar oleh chat dari sang adik Nayla dan Juniornya bernama Nia.
"Kak Ifah dari mana? Kenapa jalan sama Dirman? Kakak kan sudah lamaran? Lupakan mantan." seperti itu lah kira² pertanyaan² dari sang adik Nayla dan Nia.
"Hanya menemani jalan membahas Tesis."
"Alasan itu. Ingat kak Ifah jangan macam-macam." ancamnya. "Huft. Mereka tau dari mana ya?" batin Ifah bertanya².
Ifah membersihkan diri lalu istirahat karena besok masih harus beraktifitas.