NovelToon NovelToon
Teman Bahagia

Teman Bahagia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Keluarga
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: firefly99

Tampan, mapan dan populer rupanya tidak cukup bagi sebagian perempuan. Vijendra sendiri yang menjadi objek dari ketidak syukuran pacarnya, atau mungkin bisa disebut mantan pacar. Ia memilih mengakhiri semuanya saat mendapati perempuan yang ia kasihi selama 3 tahun lamanya sedang beradu kasih dengan laki-laki lain.

Cantik, berprestasi dan setia juga sepertinya bukan hal besar bagi sebagian laki-laki. Alegria harus merasakan sakitnya diputuskan sepihak tanpa tahu salahnya dimana.

Semesta rupanya punya cara sendiri untuk menyatukan dua makhluk yang menjadi korban ketidak syukuran hingga mereka sepakat untuk menjadi TEMAN BAHAGIA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon firefly99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Dijemput Vajendra

Alegria masih berada di lobby menunggu abangnya datang menjemputnya. Tadi sang abang ada urusan katanya.

Aldebaran: Dek, Abang masih di kampus. Tapi Abang sudah minta tolong Vajendra untuk menjemput adek. So sorry.

Alegria: Ihh, kok kak Vajen sih? Malu lah. Adek bisa naik taksi online.

Aldebaran: BIG NO! Vajen sudah dalam perjalanan menuju kesana.

Aldebaran: nanti Abang minta PAP kalau sudah ketemu Vajen. Menurut lah!

Alegria: Iya abangku.

Alegria lalu menghela napasnya. Tahu gitu, tadi ia minta diantar oleh supir hotel ke rumahnya. Kan gak enak kalau merepotkan orang lain.

"Yayaaa!"

Mendengar seruan itu, Alegria langsung menoleh. Kak Velma, pikirnya.

"Ihh, rindu sekali."

Alegria merasa dipeluk oleh sosok perempuan cantik yang tadi memanggil namanya. "Rindu kakak juga." balasnya.

"Velma, sudahi lepas kangenmu. Sekarang sudah hampir jam 4." tegur seorang lelaki yang datang bersama Velma.

"Dih, gak asik. Ayo Ya, kita ke mobil." cibir Velma lalu menggandeng tangan Alegria keluar dari lobby.

"Kakak bawa kopernya Yaya." perintah Velma lagi seenak jidat.

"Eh, gak usah. Aku saja." tolak Alegria. Ia tentu saja merasa tidak enak harus merepotkan Vajen lagi untuk yang kesekian kalinya.

"Yaya, ayo. Biar kak Vajen yang bawa kopermu. Udah cantik gini malah diminta narik koper." Velma rupanya tidak menerima alasan lagi.

Alegria hanya bisa pasrah tangannya ditarik oleh Velma. Ia sempat menoleh ke belakang hanya untuk memastikan ekspresi Vajen, takutnya merasa keberatan. Namun hal diluar dugaan terjadi, lelaki itu malah tersenyum.

"Yaya, kita anterin Velma dulu yah." izin Vajen. Lebih tepatnya memberitahu.

"Kak Velma mau kemana?" tanya Alegria.

"Mau ke kampus, Ya. Habis itu ke rumah sakit." jawab Velma.

"Siapa yang sakit?"

"Pasien, Yaya. Kakak lagi koas kan sekarang. Makanya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit."

"Owalah. Semangat kak! Bentar lagi jadi dokter muda dan cantik." ucap Alegria.

Velma adalah adik dari Vajendra. Perempuan itu memilih kedokteran sebagai langkah awalnya dalam menggapai mimpi. "Bye Yaya. Nanti jumpa lagi yah." ia lalu bercipika cipiki dengan Alegria. Lalu menepuk pelan pundak kakaknya, dan mencium punggung tangan sang kakak. "Kakak hati-hati bawa mobilnya, soalnya sedang bersama perempuan cantik." pesan nya sebelum turun dari mobil.

"Iyaa Velma." Vajen mengangguk paham. Ia menunggu hingga adiknya masuk ke sebuah ruangan. "Ya, kamu gak berniat jadikan kakak supir benaran kan?" tanya nya sambil menoleh ke belakang.

"Maksud kak Vajen?"

"Pindah ke depan gih."

Alegria lalu turun dari mobil dan pindah ke seat depan, duduk di sebelah Vajen. "Maaf sudah ngerepotin kak Vajen." ucapnya.

"Dih, gue gak repot yah. Malahan senang."

Sebelas alis Alegria terangkat, tidak paham dengan ucapan Vajen.

"Soalnya mau ketemu orang cantik dan baik hati."

"Buaya banget." cibir Alegria.

Vajen tertawa lepas mendengar cibiran Alegria. "Gue buaya jantan, Lo buaya betina. Dan kita akan hidup sampai tua. Buaya itu hewan paling setia lho di bumi."

"Iyain." kata Alegria singkat.

"Iyain apa nih? Hidup dengan gue? Dan jadi teman bahagia gue?"

Alegria segera menggeplak bahu Vajen. "Ini nih, kena angin Nevada, pulangnya bisa ngalus. Padahal sebelum ini kayak kulkas 8 pintu, dinginnya kebangetan."

"So sorry, kemarin lagi menjaga hati. Sekarang udah free." sesal Vajen.

Sebenarnya hubungan keduanya tidak begitu dekat namun juga tidak begitu akrab. Seperti Alden yang bersahabat dengan Vajen, Alegria pun begitu, ia lebih dekat dengan Velma. Kalau liburan tiba, maka ia akan ke Atlantis demi bisa bermain dengan Velma yang memang menetap di Atlantis. Namun dua tahun belakangan, sejak Vajen dikontrak oleh sebuah club di Nevada, mereka berdua tidak pernah lagi bertemu. Dan kembali bertemu saat di desa kemarin.

"Padahal udah klop banget. Yang satu pemain handal di lapangan, satunya lagi penyanyi muda." Alegria menimpali ucapan terakhir Vajen tadi.

"Klop menurut kaca mata orang itu mah."

"Aku kan orang, makanya bilang kayak tadi. Tapi yah, semua orang ada masanya. Mungkin memang jalannya ditakdirkan seperti ini."

Vajen mengangguk setuju dengan ucapan Alegria. "Lo gak sedang curhat kan?" ledek Vajen. "Dengar-dengar dari Alden, kemarin Lo nangis di depan ibu. Padahal sebelum ketemu ibu, Lo lebih dulu ketemu gue dan Alden kan? Kok gak nangis sih? Malah haha hihi." Dumel nya sebelum merasakan lengannya sedikit panas karena geplakan Alegria. "Aduhh, sakit dek Yaya!" keluhnya.

"Sikit dik Yiyi." cibir Alegria.

Lalu terdengarlah tawa membahana Vajen. "Alden tadi minta ketemu di Grg resto. Ini langsung kesana gak apa-apa?"

"Gak apa-apa. Bosan juga kalau mau nungguin Abang di rumah, mana sendirian pula." jawab Alegria.

Tiba di Grg resto, ternyata Alden sudah menunggu. Tidak sendiri, melainkan bersama Erza dan istrinya. Ya, anak dari Anta dan Liona itu memilih menikah muda atas paksaan kedua orang tuanya yang sangat ingin melihat anaknya menikah sebelum ajalnya tiba. Dan benar saja, sebulan setelah menyaksikan Erza menikah, Anta dinyatakan meninggal saat bertugas di daerah konflik sementara Liona terkena henti jantung, mungkin saking kagetnya saat mengetahui jika suaminya berpulang. Erza menikah dengan teman dekatnya di sekolah yang merupakan anak beasiswa dan dulunya tinggal di panti. Namanya Emilia.

"Kakak!" Emilia menyambut Alegria dengan pelukannya.

"Wah, makin cantik adik kakak yang satu ini. Malah sekarang sedang hamil." Alegria sambil mengelus perut Emilia yang sudah besar. "Eh, gerak." ucapnya takjub.

"Ini karena dia tahu kalau mama Yaya nya yang elus. Senang yah baby " ujar Emilia, lalu ikut mengelus perutnya.

Dua perempuan yang bertukar cerita itu menjadi pemandangan bagi tiga lelaki lain yang duduk di sekitarnya.

"Jadi sudah 30 weeks? Wah, udah siap-siap dong."

Emilia mengangguk. "Nanti bantu aku siapkan nama yah kak. Semoga baby nya bisa seperti kakak." harapnya.

"Seharusnya sama kayak ayah dan bundanya dong, dek. Kok yah maunya sama kayak kakak." heran Alegria.

"Itu karena Emilia begitu mengidolakan kakak. Tadi pagi bahkan jingkrak-jingkrak liat kakak di dalam TV, mana sambil mengelus perutnya." ujar Erza.

"Kak yah, siapin nama buat baby nya yah. Tolong!" mohon Emilia.

"Iya, nanti kakak bantu." Alegria menyanggupi permintaan Emilia.

"Gak sekalian minta tolong bantu jaga baby? Mumpung Yaya hampir selesai tuh." tanya Alden.

"Kalau bisa sih." jawab Erza tanpa malu.

"Dih, itu mah Lo yang mau." cibir Vajen.

"Nanti kak Vajen juga bakalan ketagihan buat jaga baby nya, gue yakin deh." ucap Erza dengan sangat yakin.

"Matamu!" sarkas Vajen.

Mereka memilih makan di hari yang sore ini. Hingga Kevin juga ikut bergabung setelah pulang dari rumah sakit.

Alegria baru bisa beristirahat saat jarum jam menunjukkan angka 10 malam. Hari yang begitu sibuk, pikirnya.

1
Novita Ika Rini
Kayaknya seru banget nih ceritanya 😍
Mau pantengin terus sampai tamat ahh 😁
Semangat kak bikin ceritanya 🤗 ditunggu sampai happy ending yahh 😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!