NovelToon NovelToon
Cinta Dalam Perjodohan

Cinta Dalam Perjodohan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: fana01

Di usianya yang sudah sangat matang ini, Khalif Elyas Hermawan belum juga menemukan pasangan yang cocok untuk dijadikan pendamping hidup. Orang tuanya sudah lelah menjodohkan Khalif dengan anak rekan bisnis mereka, tapi tetap saja Khalif menolak dengan alasan tidak ada yang cocok.

Mahreen Shafana Almahyra gadis cantik berumur 25 tahun, tidak dapat menolak permintaan sang bibi untuk menikah dengan seorang laki-laki yang tidak ia kenal sama sekali.

Ya, gadis yang akrab di sapa Alma itu tinggal bersama paman dan bibinya, karena sejak umur 15 tahun, kedua orang tuanya sudah meninggal.

Bagaimana kisah Khalif dan Salma? Ikuti terus kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

..."Ketika kamu berhenti mengeluh, itu tandanya kamu sudah belajar sebuah hal sederhana, yaitu kesabaran"...

...🌹🌹🌹...

"Kamu cemburu?" tanya Khalif, dia masih memangku Alma di pangkuannya.

"Wajar kan mas kalau aku cemburu?" sewot Alma, dia memegang tangan Khalif yang sudah masuk kedalam blush yang dia pakai.

Dia mencubit lengan Khalif, karena lama-lama tangan Khalif semakin aktif. Jika tadi Khalif mengelus punggungnya, sekarang tangan itu sudah beralih ke perut Alma. Alma terdiam kaku, merasakan usapan Khalif di perutnya, sperti ada sengatan listrik menjalar ke seluruh tubuh.

"Mas" panggil Alma dengan wajah memelas.

"Kenapa sayang?" Khalif sangat suka melihat istrinya dengan wajah memerah seperti sekarang ini.

"Nanti ada yang liat" Alma terus mencoba melepaskan pelukan Khalif di pinggangnya.

"Siapa yang akan melihat kita disini?, mama sudah tidur, dan ART juga sudah masuk kamarnya masing-masing" ucap Khalif dengan senyum jahilnya.

Alma mencubit perut Khalif sedikit keras, spontan Khalif melepaskan pelukannya, dan itu di jadikan Alma kesempatan untuk lari dari Khalif. Dia tertawa meninggalkan Khalif di ruang tengah menuju kamar mereka.

Tidak lama Khalif pun menyusul Alma ke kamar, dia melihat Alma sudah ingin merebahkan badannya di kasur langsung dia peluk, sesekali dia menggelitik perut Alma.

"Hahahaha mas, Ya Allah geli mas, hahaha" Alma menggeliat di atas kasur karena perlakuan Khalif. Kakinya di hentak-hentakkan dia atas kasur persis seperti anak kecil.

"Mas, udah mas, Alma nyerah" napasnya sudah Ngos-ngosan. Melihat istrinya yang sudah kewalahan Khalif pun menghentikan kajahilannya. Dia membawa Alma kepelukannya.

"Mas kamu jahil banget sih" Alma membalas pelukan Khalif, sambil mengerucutkan bibirnya. Melihat itu Khalif langsung mencium bibir sang istri.

"Kamu yang menggoda mas"

"Siapa yang menggoda mas?, mas Khalif aja yang mesum"

"Mesum sama istri sendiri nggak papa, malahan dapat pahala" ucap Khalif mengeratkan pelukannya di tubuh Alma.

Alma mendongak matapa wajah suaminya, dia menoel-noel pipi Khalif dengan jari kecilnya.

"Mas, mbak Chate masih sering nemuin mas?" mata Khalif yang sudah terpejam kembali terbuka, dia perhatikan wajah istrinya. Dia kira pembahasan itu sudah selesai ternyata belum juga. Alma yang melihat Khalif memejamkan mata kembali, menggoyangkan lengan Khalif.

"Mas, jawab dong, kok malah tidur sih" rengek Alma.

"Sudah makan Mahreen, tidur" perintah Khalif.

"Tidak mau, mas belom jawab pertanyaan Alma" tolak Alma, dia malah mengganggu Khalif yang sudah hampir terbawa ke alam sadarnya.

Khalif mendesah panjang, beginilah kalau wanita lagi cemburu, masalah yang seharusnya sudah selesai bisa panjang urusannya.

"Tidak sayang, dia baru tadi datang ke kantor, dan itu tanpa sepengetahuan mas. Sudah jangan di pikirin lagi" Khalif kembali memeluk Alma, membawa kepala Alma ke ceruk lehernya. Alma meniup leher Khalif, yang menghadirkan rasa geli.

"Mahreen jangan mulai" pinta Khalif dia kembali menggelitik perut Alma.

"Hahaha iya- iya mas, Alma nggak ganggu lagi"

*****

"Zal, aku lihat akhir-akhir ini kamu kebanyakan melamun deh, kenapa sih beb?" Sudah seminggu ini Andin lihat sahabat dekatnya ini lebih banyak diam, yang biasanya cerewet mendadak jadi pendiam pasti lagi ada masalah. Andin sudah kebiasaan Zalfa, maklum mereka sudah berteman sejak SMA. Sedikit banyaknya dia tau tentang Zalfa.

Andin duduk di sebelah Zalfa, ikut memandangi lapangan luas yang ramai dimana ada banyak orang dari senior mereka yang sedang mengadakan lomba basket.

Zalfa menghela napas panjang, matanya memang tertuju pada orang-orang yang sedang bermain basket. tapi tidak dengan hati dan pikirannya. Hatinya masih memikirkan Alex kakak sepupunya itu, tidak mudah baginya melupakan Alex. Pernah terbesit di pikirannya untuk berkencan dengan salah satu laki-laki yang mengejarnya.

Di kampus banyak dari kawan ataupun seniornya yang mengajak berpacaran. Tapi dia selalu menolak, dia selalu berkata kalau sudah ada orang yang dia sukai. Selama ini dia selalu membatasi pertemanannya dengan laki-laki. Karena di hatinya hanya ada Alex, kalau dia merespon semua laki-laki yang ingin mendekatinya, itu terlihat jahat. Jelas-jelas dia menyukai orang lain, itu akan memberikan harapan palsu.

"Woi zal, di tanya malah bengong lagi, kalau lagi ada masalah tu cerita. Jangan di pendam, jatuhnya malah penyakit yang datang"

"Aku lagi patah hati Ndin" ucap Zalfa menyandarkan kepalanya ke bahu Andin. Hatinya jadi sesak, air matanya sudah jatuh.

Andin biarkan sahabatnya ini menangis, pundaknya terasa basah karena air mata Zalfa.

Lima bekas menit berlalu, Zalfa akhirnya merasa hatinya sedikit lega setelah menangis.

"Mau cerita?" bujuk Andin.

"Kamu udah ngasih tau kak Alex tentang perasaan kamu?" Zalfa terkejut, dia langsung menegakkan kembali kepalanya.

Darimana Andin tau kalau dia menyukai kak Alex?, dia tidak pernah cerita pada siapapun tentang perasaanya. Walaupun Andin sahabat dekatnya.

"Kenapa kaget ya aku tau soal kamu yang suka sama kak Alex?" Zalfa menganggukkan kepalanya.

"Dari sikap kamu kalau ketemu sama kak Alex, mata kamu tuh pasti berbinar kayak terang kayak lampu disko. Kebaca semua Zal. Lagian kamu nggak bisa sembunyiin itu dari aku, kita kenal bukan sebulan atau dua bulan. Kita udah dekat dari SMA"

"Aku kira kamu nggak tau"

"Aku tau semua tentangmu Zal, jadi kenapa patah hati?, kak Alex menolak mu?" tebakan Andin benar sekali.

"Dia sudah dijodohkan Ndin, tidak ada lagi kesempatan untukku" ucap Zalfa sedih.

"Masih banyak laki-laki di dunia ini Zal, bukan cuman kaka Alex aja" Andin gemas sekali, bercampur kesal.

"Aku tau, tapi tidak semudah itu menghilangkan perasaanku padanya. Kamu tau aku menyukainya dari sejak kita SMA"

"What? Jadi kamu sudah selama itu suka sama kak Alex?" Andin tidak menyangka bahwa temannya ini bisa memendam perasaan selama itu. Dia apresiasi kesetiaan Zalfa untuk menyukai seorang Alex.

Dia tau bagaimana kedekatan Alex dan Zalfa, mungkin karena seringnya bersama yang membuat Zalfa menyukai Alex, bahkan dia tau kalau Zalfa lebih dekat dengan Alex ketimbang orang tua Zalfa sendiri. Perasaan nyaman dan merasa dilindungi itu yang menumbuhkan cinta di hati Zalfa.

Cinta memang tidak pandang usia, waktu, dan pada siapa kita jatuh cinta. Begitulah sekarang yang di rasakan Zalfa, dia jatuh cinta pada sepupunya sendiri. Bagi sebagian orang memang tidak masalah, tapi bagi orang-orang yang fanatik atau bagi keluarga yang mementingkan hubungan keluarga. Jelas perasaan Zalfa itu salah.

Dia sendiri tidak bisa menghakimi perasaan Zalfa, jika dia yang berada di posisi Zalfa sekarang belum tentu dia bisa sekuat dan setegar Zalfa.

Andin merengkuh pundak Zalfa, mengelusnya dengan sayang. Sekarang ini yang dibutuhkan Zalfa hanya dukungan dari orang terdekat seperti dirinya.

"Zalfa dengerin aku" Andin memutar badan Zalfa menghadap padanya, dia taruh tangannya di kedua pundak Zalfa.

"Sebagai teman dan sahabat kamu, aku hanya bisa mendukung semua keputusan kamu. Selagi itu masih dalam batas wajar"

"Memang tidak mudah menghilangkan perasaan kamu yang sudah lama, tapi seiring berjalannya waktu kamu pasti bisa lupain kak Alex" ucap Andin.

"Makasih ya Andin" mereka berdua saling berpelukan, tidak perduli dengan tatapan orang-orang di sekitar mereka.

*****

1
Ainunnissa
semangat trus Kaka author 💪👍 karya mu di nanti
Apollogurl_01
Memikat
Stefhany Anhai Rivera Maco
Update secepatnya thor! Kami sudah tidak sabar ingin tahu kelanjutannya!
fana01: bab baru sudah update KK, silahkan mampir yaa,😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!