NovelToon NovelToon
Heart Choice

Heart Choice

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kyushine / Widi Az Zahra

Di antara cinta yang tak terucap dan janji yang tak sengaja diucapkan harus menjadi sesuatu yang ditanggung jawabi oleh Rafael. Setelah bertahun-tahun menjalani kehidupan yang hampir terbilang sempurna, Rafael harus kehilangan wanita yang dicintainya sekaligus menerima kehadiran seorang gadis yang sangat ia sayangi—Adeline.

Dua tahun setelah pernikahannya dan bangun dari segala keterpurukannya, Rafael harus terjebak dalam sebuah dilema. Apakah ia akan memilih cinta yang sebelumnya hilang atau tetap bersama dengan seseorang yang selama ini menemani masa-masa sulitnya? Setiap pilihan datang dengan konsekuensi dan setiap keputusan menuntunnya pada jalan yang tak terduga.

Ketika cinta dan masa lalu bertabrakan, apakah Rafael akan mengikuti hati atau logika? Bagaimana jika pilihan yang benar ternyata sesuatu hal yang paling sulit ia jalani? Temukan kisahnya dengan meng-klik ‘Mulai Membaca’.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyushine / Widi Az Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HC 19

Membuat sarapan selalu menjadi kegiatan pertama dipagi hari bagi Adeline, itu berlaku sejak mendiang orang tuanya pergi meninggalkan dirinya. Meskipun Adeline diurus oleh keluarga Wilbur, dia tetap tidak mau merepotkan siapapun atas keinginannya untuk melakukan yang ingin dia lakukan.

Setelah siap dengan bekal dan sarapan yang ia buat, dia pun bersiap untuk berangkat ke rumah sakit untuk bekerja. Masih membereskan barang pasca memasak, dirinya terkejut karena mendapati Rafael sudah duduk diruang makan seraya menikmati sandwich buatannya.

Tidak ada obrolan apapun disana, dan mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Sekalipun bicara hanya untuk mengatakan hal yang penting atau mendesak saja.

"Jika ada waktu sebaiknya kak Rafa jenguk kakek. Kakek sangat merindukanmu," Adeline membuat topik mengingat wajah kakek James yang seperti sangat mengharapkan kehadiran cucu kesayangannya.

Tidak ada jawaban apapun dari Rafael atas pernyataan yang dilontarkan oleh Adeline, namun Adeline tak anggap pusing hal itu, kemudian dia pun membereskan bekal untuk dimasukkan ke dalam tas miliknya dan juga tak milik Rafael.

"Ini bekalmu. Aku akan berangkat sekarang." Ucapnya yang langsung meninggalkan ruang makan setelah menyerahkan tas bekal ke dekat tas serta jas milik Rafael.

Rafael menatap punggung Adeline yang semakin jauh, dia merasa aneh dengan sikap Adeline belakangan ini. Menurutnya, Adeline seperti orang yang berbeda.

Diwaktu yang bersamaan, Efran tampak tengah menikmati kopi bersama dengan seseorang disalah satu cafe yang tak jauh dari rumah sakit. Efran seperti sedang membicarakan hal penting dengan seorang pria.

Ditempat yang berbeda, Daren dan Alvaro justru sedang kebingungan karena dua resort baru milik Rafael mengalami penurunan yang drastis, entah apa penyebabnya, dan Alvaro sedang mencari tahunya.

Daren menghubungi Rafael untuk segera bergegas datang ke kantor cabang 2 yang letaknya berada di Lausanne, sekitar 100km jaraknya dari Bern. Meski harus pergi dengan jarak tempuh kurang lebih satu jam, Rafael harus datang sesegera mungkin.

"Apa kau berhasil menemukan penyebabnya?" Daren penasaran dengan hasil yang tengah di cari tahu oleh Alvaro.

"Ini karena Helther Group."

"Helther Group?" Daren bertanya-tanya, namun tak asing dengan nama perusahaan tersebut.

"Helther Group menawarkan sesuatu yang menarik pada para penanam saham kita, khususnya pada Livert Resort dan Dkeys Hotel. Sejak awal Rafa berhasil membangun bisnis barunya dan terus berkembang, Helther Group merasa bahwa Rafa merupakan ancaman bagi bisnisnya,"

"Tapi bukankah Helther Group berbeda bidang dengan usaha milik Rafa? Helther Group merupakan perusahaan bahan baku, sedangkan Rafa? Rafa bergerak dibidang interior, perhotelan dan bidang lainnya yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan mereka."

"Untuk saat ini, kita harus melakukan taktik yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Helther Group, tapi kita harus tunggu hingga Rafa datang."

Jika Rafael sedang dalam perjalanan menuju Lausanne, Adeline saat ini tengah sibuk bolak-balik ke ruang UGD dan harus meninggalkan sarapannya.

Setibanya Adeline dirumah sakit, dua ambulance datang dan membawa korban kecelakaan tabrakan beruntun. "Dia mengalami patah tulang dibagian pangkal paha," ucap Adeline saat sedang memeriksa salah satu pasien yang baru saja datang.

"Del, tolong bantu tangani pendarahan pada pasien yang di ujung, biar pasien ini aku langsung proses untuk ke ruang tindakan."

"Berapa jumlah orang yang berada dalam kecelakaan ini?" Adeline bertanya pada bagian informasi seraya mengambil peralatan lainnya.

"Informasi yang didapatkan terdapat 10 orang terluka parah saat bus terguling, dan 2 orang dari mobil yang menabrak."

"Dimana dokter Efran dan dokter Andrew? Tolong hubungi mereka, ada beberapa pasien yang harus melakukan operasi dadakan," dokter Leon tampak tegang karena ia kekurangan dokter bedah saat ini.

10 menit setelah dihubungi Efran datang dengan nafas yang tersengal-sengal. Meski sedang dalam keadaan gawat, dia masih sempat untuk melihat Adeline yang tengah sibuk mengurusi pasien yang sedang terluka bersama perawat lainnya.

Tidak menunggu lama lagi, Efran langsung menuju ruang operasi saat mendapat informasi bahwa dirinya harus menangani pasien di ruang operasi lantai 2 bangsal 10.

"Apakah semuanya normal? Mulai dari nadi dan tekanan darah pasien?" Ucap Efran setelah memasuki ruang operasi. "Lalu apa sudah diberikan anestesinya?" Tanyanya lagi.

"Tekanan darah pasien normal, namun nadi pasien sedikit melemah karena mungkin disebabkan oleh pendarahan yang terjadi."

"Bagaimana dengan anestesinya? Bukankah aku juga bertanya soal itu?" Efran tak sabaran, karena pendarahan terus terjadi pada perut pasien akibat tusukkan kaca.

"Sudah diberikan."

"Scalpel." Operasi mulai dilakukan dan Efran bersama timnya tengah berusaha untuk menyelamatkan pasiennya saat ini.

Ditengah kesibukan karyawan rumah sakit yang tengah menangani kecelakaan beruntun, hal yang sama tengah dilakukan oleh Rafael, Daren dan Alvaro di Livert Resort. Rafael yang baru saja tiba itu langsung masuk ke ruang direktur untuk menemui kedua sahabatnya.

Daren memberitahu apa yang terjadi pada kedua perusahaan milik Rafael saat ini, yang kemudian dijelaskan penyebab dari semua terjadi oleh Alvaro. Bukan hanya itu, Alvaro juga mencoba memberikan saran serta strategi yang sudah ia pikirkan tadi bersama Daren sebelum kedatangan Rafael.

"Tidak perlu lakukan itu." Rafael langsung memotong penjelasan Alvaro yang masih belum selesai.

"Apa kau sudah punya cara lain?" Tanya Daren penasaran. "Aku pikir strategi yang disusun Alva tidak buruk dan justru bisa menguntungkan perusahaan kita berlipat-lipat." Daren mencoba memperkuat pernyataan Alvaro.

"Aku tidak berpikir strategi Alva buruk, karena aku tahu, strategi Alva memang tidak pernah melesat, hanya saja untuk kali ini tidak perlu melakukan apapun."

"Tapi kenapa, Raf? Apa kau tahu sesuatu?" Alvaro pun penasaran dengan apa yang berada dipikiran Rafael saat ini.

"Mendengar penjelasan kalian berdua tadi, tindakan yang dilakukan Helther Group saat ini sangat mudah ditebak,"

Daren dan Alvaro saling bertatapan satu sama lain, karena melihat ekspresi wajah Rafael saat ini pun benar-benar seperti orang yang sedang tidak ada masalah apapun. Pria itu sangat santai bahkan setelah mendengar kabar bahwa dua perusahaannya mengalami penurunan saham.

"Jadi, bisakah kau jelaskan apa maksud dari tidak perlu melakukan apapun?" Alva bertanya-tanya dan Rafael pun mencoba untuk duduk dibangku kebesaran miliknya.

"Apa kalimatnya masih kurang jelas? Kita jadi penonton saja." Rafael menjelaskan kembali inti dari ucapannya.

"Kenapa begitu?" Daren menyahut penasaran dengan sikap santai Rafael saat ini.

"Biarkan saja Helther Group bersenang-senang sekarang, kesenangan mereka hanya bersifat sementara, dan strategi yang mereka buat justru akan menghancurkan citra mereka sendiri, sehingga orang-orang yang tergiur dengan mulut manis Helther Group akan menyesal dan mencoba kembali pada kita."

"Kau bisa berkata demikian, apa kau mengetahui sesuatu tentang Helther Group?"

"Tentu saja. Helther Group melakukan pemalsuan dan melakukan hal ilegal terhadap beberapa barang mereka, bahkan mereka memasukkan 0,2% narkoba pada pembuatan bahan baku makanan."

"Kau tahu banyak soal itu dari mana?" Daren kembali bertanya penasaran dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Rafael.

"Jangan bilang kau memiliki mata-mata disana?" Alvaro menebak dan Rafael hanya melakukan smirk pada temannya.

"Sekarang cari saja orang ini, dia adalah mata-mata Helther Group yang saat ini bekerja di cabang kita. Setelah itu jebloskan dia ke penjara." Sahut Rafael seraya menunjukkan foto ke hadapan dua temannya.

1
Nursanti Ani
bang Rafa lg lope lope/Facepalm//Facepalm/
Nursanti Ani
oooohhhh babang Efran,,/Grin//Grin/
Nursanti Ani
ini lg mas erfan,,udah ga sabaran bgt pengen BW kabur bini orang/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nursanti Ani
Rafa udah ad rasa sedikit buat Adel,,,tp takut nanti lg bahagia2 nya Rachel muncul/Shy/
Nursanti Ani
ngarep cinta bgt sih,,,bukan keren malah jijik liatnya,,,,maksa bgt cintanya,,/Hey/
Nursanti Ani
gw rasa sih Rachel masih hidup,,akhirnya Adel nyerah dan pergi,,,kalo sudah tiada baru terasa,,/Sob//Sob//Sob/
Nursanti Ani
cewek bucin begini kl belom d siksa bathin dan d selingkuhin belom sadar diri/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Osi Malang: cerita apa itu
Kyushine: betul, harus digebrak dulu kayaknya biar sadar
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!