NovelToon NovelToon
Nathan Dan Rengganis

Nathan Dan Rengganis

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Pembantu
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aldiantt

Kisah bermula dari pelarian Nathan William Carson, seorang pelaku tabrak lari yang memutuskan untuk bersembunyi dari kasus yang melibatkan dirinya.

Kabur ke sebuah kota kecil tempat kelahiran sang ibu, Nathan justru dipertemukan dengan gadis desa nan polos, pembantu sang nenek tercinta.

Berawal dari kesombongan seorang majikan terhadap pembantunya. Ketidaksukaan terhadap kinerja sang pekerja rumah tangga yang dinilai terlalu menjilat. Hingga berbagai konflik lainnya, menjadi bumbu bumbu sebelum terbentuknya cinta di antara keduanya.

Namun siapa sangka, sebuah drama menguras air mata muncul ketika rasa saling tertarik mulai tumbuh di antara mereka.

Apa yang akan terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldiantt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Malam menjelang, di sebuah rumah sederhana di kota kecil kaki gunung itu.

Sebuah mobil sederhana berhenti tepat di depan rumah bercat putih itu.

"Makasih ya, Mas. Udah nganterin aku sama Ibuk," ucap Rengganis pada Didi yang mengantarnya dan sang ibu pulang.

"Sama sama, Nis. Kan sekalian jalan tadi. Daripada kamu jalan kaki. Besok kalau motor kamu belum bener, telfon aku aja. Biar besok pagi aku jemput!" jawab Didi.

Rengganis yang duduk di samping kursi kemudi itu tersenyum sambil mengangguk.

"Asal nggak ngerepotin, Mas!

"Ya ndak lah, Nis!"

Rengganis tersenyum. "Ya udah kalau gitu. Aku sama Ibuk masuk dulu," ucapnya. "Mas Didi mau langsung balik, kan?"

"Oh, ndak, Nis! Aku mau keluar dulu. Nyariin pesanannya Tuan Muda!" Jawab Didi.

"Oh!" Jawab Rengganis tanpa ingin tahu perihal pesanan sang Tuan Muda.

"Ya sudah. Kamu hati hati ya, Di. Sekali lagi terima kasih!" Ucap Bu Yuni, ibunda Rengganis.

"Iya, Buk. Sama sama!"

Kedua wanita beda usia itu pun lantas turun dari kendaraan itu. Didi bergegas pergi tancap gas meninggalkan tempat tersebut. Sedangkan Bu Yuni dan Rengganis kini masuk ke dalam rumah mereka.

Ceklek...

"Assalamualaikum!"

"Wa Alaikum salam!" Jawab seorang gadis cantik berkulit putih yang nampak sudah rapi.

"Kinan? Udah mau berangkat?" Tanya Rengganis pada sang adik, Diaz Kinanti Fatma Suri. Atau lebih sering di sapa Kinan.

"Iya, Mbak. Kan aku mau sekalian ke pesta ulang tahun temen," jawab gadis muda itu.

"Kamu berangkat sama siapa?" Tanya Rengganis.

"Dijemput temen, Mbak. Kayak biasanya," jawab gadis cantik itu.

"Hati hati, ya. Langsung pulang kalau sudah waktu nya!" Ucap Bu Yuni.

"Iya, Buk!" Jawab gadis itu sembari meraih ransel yang sejak tadi tergeletak di kursi kayu rumah sederhana itu.

"Oh ya, Mbak. Aku punya sesuatu buat Mbak!" Ucap Kinan sembari mendekati sang kakak.

"Apa?" Tanya Rengganis.

Kinan merogoh tas ranselnya. Ia mengeluarkan sebuah gelang tangan berwarna emas berinisial huruf R dan A di sana.

"Cuma imitasi. Bukan emas asli. Tadi aku beli ini pas lagi jalan jalan di taman!" Ucap Kinan sembari memakaikan gelang itu di tangan sang kakak.

Rengganis hanya tersenyum lembut.

"Nih, lihat! Kita kembaran, Mbak!" Ucap Kinan lagi sembari menunjukkan gelang miliknya yang bertuliskan D dan K.

"Aku sengaja beliin ini buat Mbak. Anggap aja ini sebagai simbol kalau kita kemana mana akan selalu sama sama."

"Mbak jangan sedih lagi, ya. Mbak nggak sendiri, kok. Ada aku sama Ibuk yang selalu ada buat Mbak."

"Mas Bagas akan lebih bahagia di sana kalau Mbak rajin doain dia. Jangan ditangisin terus. Kasihan!" Ucap Kinanti.

Rengganis tersenyum haru. Ia nampak menganggukkan kepalanya.

"Makasih ya, Dek. Makasih atas gelangnya, dan semua bentuk perhatian kamu ke Mbak!"

"Aku ngelakuin ini semua karena aku nggak suka lihat Mbak sedih terus! Kita kan udah punya cita cita berdua. Kita akan jadi anak perempuan Ibuk yang cantik. Yang selalu akur. Yang selalu bisa Ibuk andalkan! Ya, kan?!" Ucap Kinan manis.

Rengganis tersenyum lagi. Begitu pula Bu Yuni yang melihat interaksi kedua putrinya. Rengganis kemudian mengangguk. Sepasang saudara kandung itupun lantas saling berpelukan dengan erat. Seolah ingin menunjukkan betapa kedua gadis itu sangat saling menyayangi satu sama lainnya.

Ya, namanya adalah Diaz Kinanti Fatma Suri dan Rengganis Ayu Kumala Sari. Keduanya adalah anak yatim yang kini tinggal bersama ibunya, Yuni.

Mendiang ayah mereka bernama Sapto. Seorang mandor perkebunan sekaligus orang kepercayaan keluarga Sasmita. Pak Sapto meninggal saat usia Rengganis masih empat belas tahun dan Kinanti sembilan tahun. Pria itu meninggal dalam sebuah kecelakaan bersama Tuan Sasmita, suami Oma Sasmita.

Rengganis adalah anak pertama. Usianya dua puluh enam tahun. Sedangkan Kinanti adalah anak kedua. Usianya sudah hampir menginjak sembilan belas tahun.

Kedua saudari kandung itu tinggal bersama ibunda mereka di sebuah rumah sederhana peninggalan almarhum ayahnya. Rengganis yang sudah dewasa itu kini ikut bekerja bersama ibunya sebagai ART di rumah Oma Sasmita. Sedangkan si bungsu, Kinan, kini bekerja sebagai karyawan di salah satu toserba dua puluh empat jam di kota itu.

Rengganis dan Kinanti adalah dua gadis dengan sifat dan perangai cukup berbeda.

Rengganis adalah sosok wanita yang sudah mulai dewasa pemikirannya. Ia dikenal sebagai gadis yang santun, sopan, ramah, dan jarang bergaul. Seorang anak rumahan yang lebih suka menghabiskan waktunya untuk bekerja. Seumur hidupnya ia hanya sekali jatuh cinta, namun pada akhirnya harus pupus lantaran sang pujaan hati pergi meninggalkan dirinya untuk selama lamanya.

Berbeda dengan Rengganis, Kinan adalah sosok gadis yang periang. Wanita muda yang memang dikenal lebih pintar dan berprestasi dibanding kakaknya itu adalah sosok gadis yang berani, ekstrovert, suka bergaul, dan memiliki banyak teman. Diusianya yang masih belia ia sudah nyambi bekerja. Jatuh cinta juga bukan hal baru baginya. Entah sudah berapa banyak laki laki yang menjadi mantannya. Wanita yang memang disebut sebut lebih cantik dari Rengganis itu memanglah dikenal sering bergonta ganti pacar.

Mumpung masih muda katanya. Dipuas puasin milih pasangan sebelum berhenti di satu laki laki yang akan menemaninya sampai tua. Karena masa muda tidak akan terulang lagi untuk kedua kalinya.

........

Sementara itu di kamar pribadi Nathan.

"Betah banget lo di situ ampe seminggu lebih nggak pulang pulang?" Bunyi sebuah pesan singkat yang Justin kirimkan.

Nathan menatap datar layar ponselnya. Sembari menghisap rokok nya, pemuda yang masih betah bersembunyi di kampung halaman sang nenek itu kemudian mulai mengetikkan pesan balasan untuk sang kakak.

"Kenapa? Kangen lo ama gue?" Tulisnya.

"Gue penasaran aja. Ada apa ini? Nggak biasa biasanya lo betah tinggal di kampung sampe seminggu. Tanpa night club. Tanpa alkohol? Plis lah, gue udah kenal lo luar dalam!Biasanya juga dua hari lu udah pengen balik. Betah lu nggak dugem?" Tanya Justin.

Nathan mengangkat satu sudut bibirnya membaca pesan sang kakak.

"Gue lagi pengen nyari perawan desa!" Balas Nathan.

"Bangk*!" Balas Justin. "Perawan mana yang doyan ama orang gila kayak lo?!"

Nathan tak membalas pesan itu. Ia hanya menarik satu sudut bibirnya membaca balasan Justin, kemudian meletakkan ponsel tersebut. Pemuda yang kini tengah duduk di balkon kamarnya itu nampak menghisap kembali rokok di mulutnya. Pandangannya menatap lurus ke depan. Menatap langit malam yang kini nampak cerah dipenuhi bintang bintang.

Sebenarnya ada benarnya juga ucapan Justin. Nathan sudah mulai bosan tinggal di rumah ini. Sepi. Tak ada kegiatan. Serasa di kekang dan tidak bebas lantaran harus memerankan karakter cucu baik hati di hadapan Sang Oma.

Ia sudah tidak tahan pengen mabuk secara terang terangan tanpa sembunyi sembunyi. Ia sudah tidak tahan menghabiskan malam di tempat hiburan malam sambil lirik kanan kiri mencari wanita yang mau ia bungkus.

Aahhh...desa ini terlalu sepi untuk Nathan yang suka ajep ajep🙈

Hingga tiba-tiba...

Ceklek....

Pintu kamar itu terbuka. Nathan menoleh. Dilihatnya disana, Oma Sasmita nampak muncul dari balik pintu dan berjalan mendekatinya.

Nathan tersenyum manis ke arah sang Oma.

"Oma? Belum tidur?" Tanyanya.

Oma Sasmita tak menjawab. Wanita itu kemudian mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi di sana. Wajahnya nampak tak seperti biasanya. Terlihat sedikit tegas.

Nathan menyipitkan matanya.

"Ada apa, Oma?" Tanya laki laki itu.

"Kemana kamu tadi siang? Kenapa ndak nemenin Rengganis ke pasar?" Tanya Oma Sasmita.

Deeeggghhh....

Nathan terdiam. Ia nampak mengangkat dagunya.

Bangk* emang tuh pembantu! Dia beneran ngadu, dong! Cari perkara tuh perempuan sama Nathan!

"Jawab!" Ucap Oma Sasmita tegas.

Nathan menatap malas ke arah Sang Oma.

"Ya udah sih, Oma! Toh juga dia nggak kenapa-kenapa! Pulang juga utuh!" Ucap Nathan.

"Nathan, jangan seperti itu! Oma kan sudah bilang, Oma mau kamu antar dan tungguin dia. Susahnya dimana to? Rengganis itu sedang berduka! Dia baru saja kehilangan orang yang dia sayang!"

"Terus apa hubungannya sama kita, Oma? Yang pacarnya mati kan dia. Kalau emang lagi sedih, nggak kuat kerja, istirahat aja!" Ucap Nathan santai.

"Nathan!"

"Oma! Jangan terlalu baik sama pembantu! Ntar ngelunjak!" Tambah Nathan.

"Nathan, Rengganis dan ibunya itu lebih dari sekedar pembantu. Oma sudah menganggap mereka seperti keluarga Oma sendiri. Rengganis itu sudah Oma anggap seperti cucu Oma. Sama seperti kamu!" Ucap Oma Sasmita.

"Jangan seperti itu sama orang! Jangan angkuh! Jangan sombong! Jangan suka memandang rendah orang lain hanya dari kasta atau pekerjaannya!"

"Keluarga kita dan keluarga Rengganis itu sudah sangat dekat. Kamu ingat Pak Sapto? Mandor perkebunan kita yang dulu sering ngemong kamu waktu kecil? Yang meninggal karena menyelamatkan almarhum Opa mu waktu kecelakaan? Dia itu ayahnya Rengganis. Orang yang rela celaka, tewas terbakar di dalam mobil demi menyelamatkan Opa mu. Meskipun pada akhirnya Opa mu juga harus meninggal selang beberapa bulan setelahnya!" Ucap Oma Sasmita.

Nathan tak menjawab. Laki-laki itu hanya diam mendapatkan nasehat panjang lebar dari sang nenek. Inilah yang paling ia tidak suka jika tinggal bersama Oma nya. Namanya juga orang tua. Wanita itu terlalu ribet dan kolot. Sedikit-sedikit membahas mengenai etika, tata krama, sopan santun, balas budi, dan sebagainya. Membuat laki-laki itu malas mendengarnya. Pengen dijawab tapi takut kualat. Alhasil, Nathan pun hanya bisa diam mendengarkan wejangan demi wejangan yang Omanya berikan malam ini.

1
Evi Alvian
Gawattt nih si Glen ngomongnya asal jeplak aja..
Radya Arynda
mulut ember itu si glen...
Los Dol TV
wo... keren...
Los Dol TV
mampir, thor...
Radya Arynda
semangaat up nya caantik,,,💪💪💪💪
Evi Alvian
Makin akrab aja nih Nathan dan Rengganis dan kayaknya diem" Oma samitha lg ngeliatin mereka berdua deh
Radya Arynda
semangat terus renganis💪💪💪💪
Evi Alvian
Rengganis butuh waktu untuk mengganti posisi Bagas..ntah nanti Rengganis milih siapa Nathan ato Rama
Evi Alvian
Kalo aku mah terserah authornya Rengganis mo dijodohin Ama Rama ato Nathan..yang penting semangat upnya thour💪💪💪
Mari Anah
rengganis sma rama ajah thor,dri pada sma nathan,org y beringasan udh gtu kasar lgi,lagu y tengil,rengganis ga cocok sma nathan bkln makan hati trs nnti y,selalu maksa kemauan dy
Radya Arynda
semangaaat up
Radya Arynda
💣💣💣💣💣💣😂😂😂😂😂😂akhir nya punya nyali juga natha,,,,,semangaaat💪💪💪💪💪💪
Radya Arynda
💣💣💣💣💣😂😂😂akhir nya punya nyali juga natha.....semangaaaat💪💪💪💪💪💪💪
Evi Alvian
Wah Nathan nembak Rengganis kira" diterima apa kagak yak?

Semangat thour upnya💪💪
Evi Alvian
Nanti gimana reaksi Rengganis yak kalo tau yang nabrak calon suaminya adalah Nathan..
Ayoo semangattt upnya thour 💪💪
Radya Arynda
semangaat up
Mari Anah
Luar biasa
Evi Alvian
Aku kira siapa ternyata Glen temennya Nathan kok cpet banget nyampenya

Semangat thour 💪💪
Desyi Alawiyah
lanjut kak author, semangat 💪💪💪🙏🙏 maaf, aku jarang baca akhir-akhir ini..🙏
Desyi Alawiyah
Glenn cepet juga menyusul Nathan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!