Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 27
Via membuka matanya kala matahari menyinari jendela kamarnya melalui celah kaca di kamarnya. Bibirnya tersungging senyuman mengingat kejadian semalam saat Bintang kembali mencium bibirnya.
Tangannya memegangi bibirnya mencoba mengingat bagaimana hangatnya rasa bibir Bintang. Rasanya jantungnya berdetak kencang hanya dengan memikirkannya saja. Tangannya kembali menutupi seluruh wajahnya. Pipinya memerah.
"Ah... Kenapa Bintang selalu membuat ku berdebar. Aku yakin akan mampu membuatnya melupakan Alesha secepatnya," gumamnya.
Via kembali mengingat kejadian semalam. Andai saja, semalam ia tidak bersin di saat mereka berciuman, pasti ciuman hangat itu akan berlangsung cukup lama. Tapi hujan membuatnya flu dalam sekejap.
Dan itu sangat menggangu momen yang begitu romantis menurut Via.
Via mulai menyibakkan selimutnya. Ia ingin mandi dengan air hangat di pagi hari ini. Untungnya hari ini restoran tempatnya bekerja tutup. Jadi Via ingin bersantai di rumah. Mungkin mengganggu suaminya akan menjadi kegiatannya hari ini.
***
Via segera turun ke bawah setelah menyegarkan tubuhnya. Ia ingin membuat sarapan untuk Bintang. Mungkin saat ini Bintang sudah berada di bawah sedang menunggunya sembari menggerutu karena sarapannya belum tersedia di meja.
Via mempercepat langkahnya menuju dapur. Namun ia heran saat melintasi meja makan dan tidak mendapati suaminya disana. Mungkinkah Bintang masih tidur? Via kembali memutar langkahnya. Kali ini Ia akan ke kamar Bintang dan memastikan apakah Bintang masih tidur di kamarnya.
Tangan Via mulai mengetuk pintu kamar Bintang. Karena tak ada jawaban, Via memutuskan untuk masuk kedalamnya.
Pandangannya menelisik ke seluruh ruangan. Namun Via tak mendapati Bintang.
"Sebenarnya kemana dia? Kenapa di kamar pun juga tidak ada?" Via mulai berpikir. Iapun memutuskan untuk bertanya kepada pelayan.
***
Kini Via sudah siap untuk ke kantor Bintang. Tadi setelah pelayan mengatakan bahwa Bintang berangkat bekerja pagi-pagi sekali membuat Via berpikir bahwa Ia akan membawakan makan siang untuk suaminya.
Via menggunakan pakaian kasual, rambutnya ia kuncir kuda. Via juga memakai make-up tipis dan membuatnya terlihat begitu cantik saat ini.
Ia ingin benar-benar maksimal untuk mendapatkan suaminya. Via tidak akan melepaskan Bintang begitu saja. Ia memutuskan untuk menghapus Alesha dari suaminya. Via yakin, ia akan mampu untuk membuat suaminya menjadi miliknya seutuhnya.
Kakinya mulai melangkah meninggalkan rumah. Via menenteng bekal makan siang itu dengan begitu riangnya. Bayangan Bintang yang akan menyukai masakannya membuat bibirnya terus menyunggingkan senyumnya.
Via memasuki taksi yang sudah ia pesan sebelumnya. Dengan segera, taksi itu pun melaju ke kantor Bintang
Tak berapa lama kemudian, Via sampai di depan kantor suaminya. Via segera memasuki kantor suaminya. Via melihat petugas resepsionis. Ia ingin bertanya dimana letak ruangan suaminya.
"Permisi Nona. Apakah Bintang ada di ruangannya? Bisakah Anda memberitahu ku di mana ruangannya?" Via bertanya dengan semangatnya.
Petugas resepsionis itu menatap Via dari ujung rambut hingga ujung kakinya. "Apakah Anda sudah membuat janji dengannya?"
"Aku memang belum membuat janji dengannya. Tapi Aku ingin mengantarkan makan siang untuk suam...."
"Maaf Nona! Silahkan Anda pergi. Perusahaan tidak menerima tamu yang belum membuat janji dengan Tuan Bintang. Jadi sebaiknya Anda pergilah dan bawa kembali makanan Anda!" petugas resepsionis itu memotong ucapan Via dengan ketus dan sinis.
Ia memang tidak mengetahui bahwa Bintang sudah menikah. Karena memang hanya beberapa orang saja dari perusahaan Bintang yang menghadiri acara pernikahan Bintang. Resepsionis itu berpikir, Via adalah para gadis yang berusaha untuk berbohong hanya untuk bertemu dengan bosnya, seperti sebelum-sebelumnya.
"Tapi Nona...."
"Silahkan keluar dari kantor ini,atau akan saya panggilkan security untuk mengusir Anda!"
"Tidak perlu Nona! Aku akan pergi." Via dengan berat hati meninggalkan kantor suaminya.
Via berjalan keluar dan melihat ada cafe di samping kantor Bintang. Ia memutuskan untuk ke cafe itu.
"Haih... Kenapa mau bertemu dengan suami sendiri susah sekali," ucap Via lesu. Kini Via menyenderkan kepalanya di atas meja yang ada di cafe tersebut.
Via memegangi lehernya. Kerongkongannya terasa begitu kering. Via mulai duduk tegak, tangannya melambai pertanda ia memanggil karyawan cafe tersebut. Via ingin memesan minuman untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering.
"Saya pesan orange jus."
"Baiklah Nona, silahkan menunggu sebentar. Apakah ada yang lainnya Nona?"
"Tidak, terimakasih."
Karyawan cafe itu pun segera pergi dari sana.
Samar-samar Via mendengar suara seorang yang tak asing di telinganya. Ia mulai menajamkan pendengarannya. Matanya menoleh kesana-kemari berusaha mencari di mana arah suara itu terdengar.
Hingga pandangannya pun tertuju ke arah sudut cafe tersebut. Via mulai menyipitkan matanya. Dua orang yang begitu ia kenal berada di sana.
Si perempuan terlihat begitu mendominasi si pria. Sementara sang pria yang terlihat diam, namun sesekali terlihat sebuah senyum tipis di bibirnya.
Via menghela nafasnya. Pemandangan itu membuatnya begitu malas untuk menatapnya. Ia kecewa, ia marah. Namun Via tidak dapat berbuat apa-apa. Sejak awal hati suaminya bukanlah untuknya.
Walaupun sikap Bintang padanya kini berubah begitu lembut dan hangat, toh nyatanya pengaruh Alesha masihlah sangat kuat. Via hanya tersenyum kecut melihat dua orang yang sedang bersenda gurau di sana.
"Baru semalam kita berciuman dengan begitu hangat. Sekarang Kau sudah melupakannya Bi. Sebenarnya apa arti ciuman mu padaku? Walaupun Aku melihat kalian bersama saat ini, tapi Aku tetap tidak akan menyerah. Kau adalah suamiku. Dan Aku adalah istri sahmu. Jadi sekarang kita lihat, siapa yang akan menang antara istri sah atau selingkuhan." Via tersenyum penuh arti. Ia mulai berdiri dan berjalan menuju ke arah suaminya dan Alesha yang duduk di sudut ruangan cafe tersebut.
***