Aruna dan Melvin yang kembali di pertemukan setelah 8 tahun. Mereka dulu 1 sekolah dengan Melvin adalah senior Aruna.
Setelah 8 tahun mereka kembali di pertemukan dengan keadaan yang berbeda. Melvin menjadi seorang aktris terkenal dan Aruna yang menjadi sutradara.
Tetapi ada scandal masa lalu dalam hubungan mereka yang belum selesai. Tentang kedekatan mereka dulu dan kenapa berpisah. Setelah sekian lama di pertemuan kembali dan Aruna yang sudah bersama seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.
Bagaimana kah cerita di antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19 Insiden.
Hari sudah berlalu dan acara pesta juga sudah usai, seperti biasa Aruna kembali menjalankan syuting dan kali ini dia melanjutkan syuting adegan film yang dibintangi Melvin. Untuk Aruna sebelumnya memang ditangani sutradara yang lain karena Aruna keberatan memegang sekali dua.
Seperti biasa Aruna yang sudah berada di lokasi syuting yang diambil di gedung yang terlihat tidak berpenghuni. Aruna terlihat berbicara dengan kru yang mana mereka sedang membuat set dan juga beberapa alat pengaman.
"Jadi dia benar-benar tidak ingin ada pemeran pengganti?" tanya Aruna pada salah satu kru.
"Melvin ingin beradegan tanpa pemeran pengganti," jawab kru tersebut.
"Lalu apa semuanya sudah dipastikan aman?" tanya Aruna melihat ke atas gedung yang cukup tinggi, adegan kali ini memang cukup ekstrim dengan melompat dari salah satu jendela ke jendela yang satu.
"Kami sudah mengecek bagian tali dan juga yang lainnya semuanya aman," jawab kru dengan yakin.
"Ya sudah kalau begitu, kalau yang lain sudah siap pemain dan yang lainnya kita mulai saja syuting langsung!" titah Aruna.
"Oke!" sahut kru yang kembali memeriksa dari sis yang lain.
Sampai akhirnya Melvin terlihat sudah siap dengan pakaian yang menggunakan kaos putih yang memperlihatkan tubuh berototnya. Melvin juga sudah dipasang beberapa tali untuk mengangkat tubuhnya dan semua dipastikan aman.
"Oke Melvin!" tanya kru dengan suara yang sedikit kencang yang sedang berdiri di samping Aruna. Melvin mengangkat jempol yang mengisyaratkan jika dia sudah benar-benar siap.
"Baik kita mulai oke action!" titah Aruna.
Adegan yang cukup membahayakan itu dimulai dengan terjadinya pertengkaran baku hantam di jendela salah satu gedung tersebut dan ngeri-ngeri sedap melihat sampai ada yang jatuh walau dengan pengaman. Aruna begitu serius melihat dari layar monitor bagaimana Melvin yang memang tidak diragukan lagi dalam membintangi film layar lebar.
Tetapi tiba-tiba lawan main Melvin yang memegang pisau sungguhan tidak sengaja menyayat bagian pengikat Melvin dan tubuh Melvin yang tidak siap yang akhirnya tubuh yang tidak seimbang dan membuat dia tergelincir.
"Melvin!" teriak Aruna yang melihat dari layar monitor dan langsung berdiri yang melihat ke arah atas gedung, di mana Melvin yang langsung terjatuh dari lantai 10.
"Akkkhhh!" teriak Melvin yang kesakitan yang membuat seluruh kru berlari termasuk Aruna sendiri yang menghampiri Melvin.
"Ayo cepat panggil ambulance!" teriak Aruna yang melihat Melvin terduduk kesakitan dengan tangannya yang tampak terkilir, untung saja Melvin tidak terjatuh dalam keadaan tergeletak atau terbentur sesuatu.
Situasi menjadi sangat tegang dengan penuh kepanikan yang akhirnya para kru langsung menggendong Melvin dan membawa Melvin ke dalam mobil yang dilarikan ke rumah sakit.
**
Perusahaanmu Produksi Picture.
"Kamu ini bagaimana sih Aruna!" Aruna hanya tertunduk saat dimarahi Monica dengan suara bentakan.
"Kenapa pemain harus memegang alat sebenarnya dan Melvin dalam adegan yang berbahaya seperti itu kamu bukannya menyediakan pemeran pengganti," oceh Monica yang harus melampiaskan semua kepada Aruna.
"Maaf Bu!" Aruna yang menyadari itu kesalahannya dan kali ini tidak membantah dan hanya terdiam menerima semua ocehan itu.
"Sekarang keadaan Melvin tidak tahu seperti apa di rumah sakit, bagaimana jika dia mengalami patah tulang atau apa ini dan itu. Semuanya bisa berantakan dan film ini juga tidak akan berhasil!" Monica pasti mengkhawatirkan semua itu sudah banyak dana yang dikeluarkan dalam film itu dan kalau aktrisnya mengalami masalah lalu siapa yang mau syuting?
"Saya akan mencoba melihat kondisi Melvin dan semoga tidak terjadi apapun pada dia!" ucap Aruna.
"Lalu bagaimana jika terjadi sesuatu hah! Kamu mau tanggung jawab?" tanya Monica.
"Saya akan bertanggung jawab sebisa saya," jawab Aruna yang memang tidak bisa menjanjikan apa-apa.
Dia sendiri sampai saat ini begitu shock. Tadi dia ingin menunggu Melvin di rumah sakit yang ingin mengetahui bagaimana keadaan Melvin. Tetapi belum sempat diperiksa oleh Dokter. Aruna sudah ditelepon dan disuruh ke kantor.
"Ada-ada saja yang terjadi, kamu benar-benar sangat ceroboh. Kamu tidak memikirkan jika dia aktris hebat dan bagaimana jika kita mendapatkan tuntutan di luar dugaan. Kamu ingin membuat saya bangkrut hah!" kesal Monica dengan memijat kepala yang semakin berat.
Masalah yang ditimbulkan Aruna tidak bisa dianggap main-main dan bagaimana tidak jika Monica mengkhawatirkan banyak hal.
"Sudah sana kamu! kamu sekarang ke rumah sakit dan lihat keadaannya. Kamu harus tunjukkan rasa bersalah kamu dan jangan membuat masalah semakin banyak!" tegas Monica yang mengusir Aruna karena sudah benar-benar pusing.
"Baiklah Bu kalau begitu saya permisi dulu," ucap Aruna dengan menundukkan kepala yang langsung keluar dari ruangan Monica.
Aruna membuang nafas perlahan ke depan dia juga memijat kepala yang terasa berat yang tidak percaya jika hal itu akan terjadi. Aruna memang tidak pernah menduga sebelumnya dan siapa juga yang mau terjadi kejadian seperti itu. Aruna dan semua tim sudah sangat hati-hati.
**
Rumah sakit.
Karena Melvin yang masih berada di rumah sakit membuat Aruna yang harus melihat kondisi Melvin. Aruna yang berdiri di depan pintu ruangan Melvin yang hanya melihat dari kaca yang sedikit terlihat, bagaimana Melvin yang di rawat di sana yang belum sadarkan diri.
Kaki Melvin yang mengalami cedera yang terlihat di perban dan juga di gantung sama dengan tangannya yang memakai gipsum. Melihat keadaan Melvin membuat Aruna turut prihatin yang memperlihatkan wajah kekhawatiran.
Aruna yang melamun di depan pintu sampai tidak menyadari pintu itu terbuka yang membuat Aruna hampir saja terdorong masuk ke dalam. Ternyata Boni yang keluar dari ruangan itu.
Aruna langsung menundukkan kepala di depan. Boni dengan Boni menghela nafas, melihat tampak sewot Aruna.
"Bagaimana keadaan dia?" tanya Aruna dengan kepala terangkat itu.
"Kau sudah melihat bagaimanakah dia, kau bisa melihat dia mengalami luka parah dan cedera yang parah. Jika terjadi sesuatu padanya maka perusahaan kalian akan dituntut!" tegas Boni yang menunjukkan wajah galak dan tidak lembek berbicara seperti biasa.
"Saya minta maaf atas semua kejadian ini," ucap Aruna dengan menundukkan kepala.
"Kau minta maaf jika melihat bagaimana hasilnya nanti!" tegas Boni. Aruna tidak mengatakan apa-apa lagi.
"Awas saja jika sampai Bos saya jadi lecet!" Boni yang masih begitu sewot langsung pergi dengan kesal.
Aruna menghela nafas perlahan ke depan dan memasuki ruangan Melvin untuk melihat secara langsung bagaimana kondisi Melvin. Aruna yang sudah masuk yang berdiri di samping Melvin. Dia semakin merasa bersalah melihat kondisi yang memang benar apa yang di katakan Boni. Melvin mengalami luka yang parah.
"Seharusnya aku lebih berhati-hati untuk semua ini. Kejadian ini tidak akan terulang. Jika aku bisa memastikan sendiri semuanya aman atau tidak," gumam Aruna yang terus saja merasa bersalah.
"Maafkan aku Melvin. Aku bersalah!" Aruna melihat nanar wajah yang sangat tenang itu saat tertidur. Aruna yang tidak bisa mengganggu Melvin beristirahat dan Aruna yang langsung keluar dari kamar Melvin.
Saat membuka pintu sangat bersamaan dengan Karina dan Chiko yang ingin masuk ruangan Melvin dan mereka yang saling berdiri saling berhadapan. Aruna sedikit kaget dan tidak percaya akan berpapasan dengan Karina. Aruna langsung menundukkan kepala dengan sopan dan saat itu juga langsung pergi.
Dia sepertinya sangat tidak ingin berurusan dengan Karina dan lebih baik pergi tanpa harus mengatakan apa-apa. Karina sampai membelokkan kepala yang melihat kepergian Aruna.
Bersambung
dikit2 bab nya flash back dr awal lagi dan lagi bikin gak nyaman baca nya 😔😔😔