NovelToon NovelToon
KETIKA SECUIL CINTA TUMBUH

KETIKA SECUIL CINTA TUMBUH

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Wanita Karir
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: julius caezar

Riana, seorang CEO wanita yang memegang kendali beberapa perusahaan, bertemu dengan Reyhan, anak muda yang masih sangat....sangat idealis, dengan seribu satu macam idealisme di kepalanya, pada sebuah pesta ulang tahun anak Pak Menteri. Keduanya harus berhadapan dengan wajah garang ibu kota dan menaklukkan ganasnya belantara Jakarta dengan caranya masing masing. Bisnis, intrik dan perasaan bergulung menjadi satu. Mampukah keduanya? Dan bagaimanakah kelanjutan kisah diantara mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julius caezar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10 : MENGHUBUNGI REYHAN

Keluar secara diam diam pada sesi kedua pagelaran, Riana masuk kedalam mobil yang sudah menjemputnya dan memejamkan mata. Entah berapa lama dia tertidur, tahu tahu sudah berada di depan rumah. Seorang pelayan membukakan pintu dan menyambutnya.

    Saat itulah Riana melihat bahwa sopirnya mengenakan gelang warna warni melingkar di pergelangan tangannya.

    "Gelangnya kok lucu pak?" Riana iseng bertanya. Dia merasa aneh saja bahwa drivernya yang sudah setengah umur itu memakai gelang untuk remaja. Apakah.........? Riana menepis pikirannya.

    "Oh, ini punya anak saya, Non," kata sopir itu dengan tersenyum. "Tadi baru saya ambil, Non. Karena takut ketinggalan kalau pulang nanti, jadi saya pakai."

    "Hm... bagus pak," kata Riana basa basi.

    "Ah, ini cuma cocok buat anak muda. Saya juga tidak tahu dimana bagusnya, Non. Cuma perak bakar yang di cat warna warni. Tapi anak saya tergila gila. Belinya susah, harus antri sesuai urutan pesanan. Ini saya sudah pesan selama seminggu, baru dapat hari ini."

    Riana mengangguk angguk, secara otomatis.

    Sopir itu membawakan tas nya. Tidak terlalu berat sebenarnya. Tapi memang sudah menjadi tugasnya. Dan disambut oleh pelayan yang tadi membukakan pintu, yang akan membawanya ke dalam kamar sang majikan.

    "Harus pesan seminggu? Lama juga ya?"

    'Ya, Non. Padahal cuma begini ini."

    Riana geleng geleng. Apa susahnya membuat gelang seperti itu kok sampai harus menunggu seminggu?

    "Anaknya perempuan ya pak?"

    "Ya, Non. Itu... si Mini yang pernah saya ajak kemari hari Minggu....."

    Mau Mini, Midi atau Maksi atau yang lainnya, mau Minggu atau Kamis, mana mungkin dia ingat? Tapi lagi lagi Riana cuma mengangguk angguk. Sudah menjadi kebiasaan.

    "Tapi bagus, Pak! Beli di mana? Saya kok penasaran harus menunggu sampai seminggu."

    "Di mana lagi kalau tidak di Reyhan, Angkasa Bersuara, Non."

    Komputer di otak Riana langsung bekerja lagi. Sial sekali nama itu. Masa di sebut sebut terus? Padahal sudah mulai lupa.

    Jadi, meskipun tas dan bawaannya sudah diserahkan kepada pelayan, bahkan mungkin sudah ditaruh di kamarnya, Riana masih bertanya lagi.

    "Memang apa hebatnya kalau dari Angkasa Bersuara?"

    "Menurut saya, tidak ada hebatnya, Non. Cuma menang nama saja. Di tempat lain juga ada sebenarnya, tapi kalau saya beli di tempat lain, Mini pasti tahu. Memang lagi tren di kalangan anak anak dan remaja. Mungkin karena cuma satu satunya di Jakarta. Dan produknya lebih variatif daripada Joger yang di Bali. Bali kan jauh, Non?"

    Riana jadi tertarik dengan perkataan sopirnya. Pabrik Kata kata Joger di Bali sudah ada lebih dulu. Dan sudah terkenal. Lha Angkasa Bersuara ini dia juga baru dengar dari Santi. Sama sekali tidak terkenal. Kok sopirnya bilang lebih variatif?

    "Lebih variatif? Lebih variatif apanya , Pak?"

    "Joger kan produksi kaos dan kemeja juga, Non. Cuma pakaian! Dengan macam macam tulisan dan kalimat. Bagus dan tidak luntur. Tapi harganya juga cukup mahal."

    "Lalu?"

    "Reyhan ini kan produksinya macam macam. Ada stiker, kaos, poster, gelang perak bakar, tidak tahu apalagi yang mereka produksi. Bisa pesan juga sesuai keinginan pemesan. Walaupun sablon kaosnya kadang kadang agak luntur. Mungkin karena pakai tinta yang lebih murah ya? Harganya juga tidak semahal produk Joger. Menyesuaikan dengan kantong remaja kali, Non." Sopir itu menjelaskan dengan bangga. Kapan lagi bisa menjelaskan kepada majikannya yang serba pintar ini, pikirnya.

    "Produksinya juga terbatas, Non! Dan setiap barang produksi Angkasa Bersuara ini selalu ada nomornya. Biasanya anak anak selalu bangga dengan nomor ini. Kata anak saya itu nomor urut produksinya," kata sopir itu selanjutnya.

    Riana mengangguk angguk. Untuk ke tiga kalinya! Naluri bisnisnya segera menganalisa. Pintar juga si Reyhan. Langsung bisa menguasai pasar anak dan remaja di Jakarta. Hm.... nomor urut! Ya nomor urut itulah yang menjadi faktor keunggulan produknya. Disamping produksinya yang terbatas! Jadi tidak akan ada yang kembar. Lumayan juga idenya!

    "Tertarik mau beli, Non? Tapi harus pesan dulu. Ini saya ada kartu namanya. Kalau tertarik, bisa menghubungi bang Reyhan di nomor tersebut." Sopirnya menyodorkan sebuah kartu nama kepada Riana yang langsung diterimanya.

    Tertarik? Beli? Diberi gratis pun ogah. Sudah terbukti, stiker di mobilnya terpaksa harus dilepas dengan mengeluarkan sejumlah uang. Gara gara Reyhan sialan itu. Yang menempelkan stiker seenaknya.

    "Terima kasih pak," katanya. Sopir itu mengangguk. Dan Riana melangkah masuk ke dalam rumah.

    Setelah mandi air hangat, Riana jadi ingat Reyhan, ingat Angkasa Bersuara. Diambilnya kartu nama yang diberikan oleh sopirnya tadi. Tidak ada nomor telepon seluler yang tertera. Jadi tidak bisa kirim pesan melalui aplikasi whatsapp atau line atau yang lain. Iseng iseng ia memutar nomor telepon kantor Angkasa Bersuara yang tertera pada kartu nama tersebut. Sumpah yang tak terucapkan terdengar di sudut hati Riana. Empat kali ia menelepon, semuanya lagi sibuk. Sialan sekali!

    Dalam sejarah hidupnya, belum pernah Riana tahan menelepon seseorang sampai empat kali. Bila terjadi seperti ini, sekretarisnya lah yang akan melakukan. Tapi mungkin benar apa yang dikatakan oleh Alan, justru disinilah tantangannya. Usaha apa sih Reyhan ini, kok tengah malam begini teleponnya masih sibuk terus?

    Telepon yang ke enam baru tersambung.

    "Selamat malam, Angkasa Bersuara disini. Ada yang bisa saya bantu?"

    Riana kaget sendiri!

    "Bisa bicara dengan Reyhan?"

    "Ya, ini saya sendiri. Baru pertama kali menelepon ya, kok tidak kenal suara saya? Baik, ada pesanan apa? Tolong segera disebutkan. Saya tak bisa menunggu lama. Kasihan yang antri mau menelepon."

    Sombong sekali! Riana jadi gondok sendiri.

    "Saya mau pesan stiker dengan tulisan yang lebih buruk, lebih kampungan daripada yang pernah ditempel di mobil......."

    "Kamu, An? Baguslah kalau kamu masih ingat saya. Terima kasih. Cuma bagaimana kalau besok atau lusa kamu telepon lagi? Sekarang saya tak bisa berlama lama untuk urusan pribadi."

    "Sok banget kamu ini?"

    "Maaf, ini hari Senin, An. Hari Senin aku menerima telepon mulai jam sembilan malam. Jadi jam jam segini pasti sibuk banget. Ngomong ngomong kamu dapat jadwal bicaraku dari mana? Bagaimana dengan Diandra, Denny dan Miko?"

    Cepat sekali nama nama itu disebut oleh Reyhan, seolah sudah hapal di luar kepala? Atau dia sedang membaca daftar nama itu di meja? Namanya juga!

    Riana masih termangu mangu, berusaha mencerna kata kata Reyhan yang dianggapnya sombong sekali, ketika Reyhan menyapanya kembali.

    "Atau begini saja, An. Sebutkan nomor teleponmu, nanti aku telepon kembali. Atau kamu dengarkan siaran tengah malamku di radio. Aku siaran nanti dalam acara Kosa Kata Angkasa Bersuara. Yuk, An. Selamat malam." Sambungan telepon terputus.

    Yang membuat Riana tak bisa segera tidur ialah karena Reyhan ini membuatnya penasaran. Siaran tengah malam, di radio mana? Memangnya seluruh dunia tahu di radio apa ia siaran? Benar benar sialan!

    Riana mencoba tidur lelap. Menelan pil seperti biasanya!

 

Happy Independence Day 2024

Jangan lupa dukungannya ya guysss........

1
Nay'anna
lanjutannya mana kak
aca
lanjut kan
aca
Q kasih giv bunga
julius: terima kasih kak
total 1 replies
aca
masih penasaran rehan siapa
julius: lanjut baca terus ya kak 🙏🙏🙏
total 1 replies
aca
lanjuttt baca
Griselda Nirbita
siapakah Rayhan??? jadi penasaran
julius: Sabar kak. Pelan pelan makin jelas kok 🙏
total 1 replies
Griselda Nirbita
aku mampir kak... semangat
julius: Terima kasih dukungannya kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!