NovelToon NovelToon
Nur

Nur

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Cerai
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Seperti artinya, Nur adalah cahaya. Dia adalah pelita untuk keluarganya. Pelita untuk suami dan anaknya.

Seharusnya ...

Namun, Nur di anggap terlalu menyilaukan hingga membuat mereka buta dan tak melihat kebaikannya.

Nur tetaplah Nur, di mana pun dia berada dia akan selalu bersinar, meski di buang oleh orang-orang yang telah di sinarinya.

Ikuti kisah Nur, wanita paruh baya yang di sia-siakan oleh suami dan anak-anaknya.

Di selingkuhi suami dan sahabatnya sudahlah berat, di tambah anak-anaknya yang justru membela mereka, membuat cahaya Nur hampir meredup.

Tapi kemudian dia sadar, akan arti namanya dan perlahan mulai bangkit dan mengembalikan sinarnya.

Apa yang akan Nur lakukan hingga membuat orang-orang yang dulu menyia-nyiakannya akhirnya menyesal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Zahra jatuh terduduk. Lututnya terasa lemas. Dia yakin suaminya pasti akan mendukung keputusan ibunya.

"Kenapa kamu masih duduk di sini, sana temui Cici!" sentak Wati kesal.

"Mbak aku masuk dulu," ucap Zahra pelan.

Nur masih menangis. Dia sungguh bingung, kini dia menyeret adiknya kedalam masalahnya.

Ya Tuhan ampuni segala dosaku. Jika dulu aku pernah berpuas diri dengan hidupku, mungkin engkau ingin menegurku, kalau semua yang aku miliki adalah milikmu.

Nur berjalan dengan lunglai saat kembali ke rumah Zahra. Dia tak tahu lagi harus ke mana. Andaikan ke rumah Sulton, dia tak tahu harus naik apa ke sana.

Saat sedang meratapi nasibnya. Tak lama Zahra pulang bersama dengan keluarganya.

Nur bergegas keluar demi bisa melihat keadaan sang keponakan.

"Menyingkir mbak! Ngga cukupkah mbak menyusahkan kami? Kini mbak buat Cici celaka, besok apa lagi mbak!" sentak Farid murka.

"Maafkan mbak Rid, sungguh mbak ngga sengaja, tadi—"

"Alah mbak ini alasan aja, udah tau Cici masih kecil tapi mbak ngga jagain dia main. Kita udah tau mbak, ibu-ibu tadi bilang kalau mbak kerjanya cuma ngelamun aja. Kalau ada masalah jangan sok-sokan ajak anakku main mbak!"

"Mas," tegur Zahra lirih. Sungguh hatinya sakit saat mendengar sang suami membentak kakaknya.

Dia sendiri bimbang untuk membela Nur sebab para saksi menyudutkan kakaknya. Meski dia tau semua adalah musibah. Namun karena kehadiran Nur yang tak di terima oleh suami dan mertuanya, Zahra jadi tak bisa membelanya.

"Apa? Kamu mau bela dia? Bela saja. Lebih baik kamu hidup sama dia dari pada sama kami!" sentak Farid kesal.

"Sudah-sudah, bawa Cici masuk Farid, kasihan dia pasti masih pusing. Jangan di tambah lagi dengan pertengkaran kalian," sela Wati.

Farid mengikuti keinginan sang ibu dan membawa anaknya masuk ke dalam kamarnya.

Wati lalu menatap Nur dengan datar. "Ibu mohon, pergilah dari sini. Sungguh kamu membawa pengaruh buruk untuk keluarga Zahra."

"Bu!" tegur Zahra tapi segera di cegah oleh Nur dengan gelengan.

"Maafkan mbak ya Ra. Sungguh mbak ngga bermaksud mencelakai Cici. Benar kata ibu mertuamu, sebaiknya mbak ngga di sini," ucap Nur lirih.

"Baguslah, kamu memang harus tahu diri," balas Wati sembari mendengus.

Zahra kembali jatuh terduduk. Sebagai seorang adik, tak mungkin dia melupakan semua jasa yang telah Nur berikan padanya.

Karena kerja keras sang kakak, dia bisa mengenyam pendidikan tinggi. Kakaknya itu bahkan rela menghentikan mimpinya demi adik-adiknya.

Dan kini, Zahra justru tak memiliki kuasa untuk membalas segala kebaikan sang kakak. Zahra merasa malu dan tak berguna.

Nur masuk ke dalam kamar Cici. Di sana masih ada Farid yang melihatnya dengan sinis.

Nur mengabaikan tatapan tak bersabat adik iparnya lalu bergegas merapikan barangnya yang memang masih berada di dalam koper.

Zahra yanh melihat sang kakak bersiap untuk meninggalkan rumahnya pun bangkit berdiri.

"Mbak pamit ya Ra. Sekali, lagi mbak minta maaf ya."

Zahra lantas memeluk sang kakak dan menangis cukup keras.

"Maaf kan Zahra mbak, maafkan Zahra yang enggak bisa membantu mbak. Ini mbak, pegangan untuk mbak, datanglah ke rumah Sulton, Zahra yakin mbak akan di terima di sana, Bety sangat sayang sama mbak," ucap Zahra sembari memberikan sejumlah uang pada sang kakak.

Sebenarnya Nur hendak menolak, tapi dia memang tak memiliki uang sepeserpun saat ini. Jadi terpaksa dirinya menerima uang itu.

Setelahnya Nur langsung berlalu meninggalkan kediaman Zahra tanpa berpamitan pada Wati dan Farid.

.

.

Saat tengah berjalan menuju jalan utama, Nur di kejutkan dengan keberadaan Sisil.

"Nur? Akhirnya aku menemukanmu," ucap Sisil dengan wajah berbinar.

"Mau apa kamu Sil? Apa kamu belum puas?"

Sisil lantas menggeleng dan seketika wajahnya berubah sendu.

"Bolehkah kita bicara Nur, kita harus meluruskan masalah kita," pinta Sisil penuh harap.

Karena tak ingin merusak nama baik adiknya lagi dengan sikapnya yang bisa saja berubah bar-bar jika berhadapan dengan Sisil, Nur akhirnya mengajak Sisil berbicara di dekat taman.

"Bagaimana kabar kamu Nur?"

"Kamu ingin mengejekku atau gimana?" jawab Nur datar.

"Katakan apa maumu Sil. Aku enggak punya banyak waktu!"

Sisil di sebelah Nur menghela napas panjang. Ia yakin akan sangat sulit membujuk sahabatnya itu.

"Kamu masih marah sama aku Nur? Karena permintaan Mas Pam?"

Nur tertawa ironis, entah di mana isi kepala sahabatnya itu. Mengapa hal seperti itu pun harus Sisil pertanyakan.

"Apa aku harus tertawa Sil? Katakan istri mana yang ngga sakit hati mendengar suaminya mau menikahi sahabatnya. Kamu dengar Sil SAHABATNYA!" ucap Nur menegaskan kalimat terakhirnya.

"I-itu pun kalau kamu setuju, kalau enggak juga ngga papa Nur. Bisakah kita tidak merebutkan laki-laki Nur?"

"Astaga aku tak mengerti apa maumu Sil? Katakan sebenarnya apa maumu, kesabaranku benar-benar habis menghadapi kamu Sil!" pekik Nur frustrasi.

Sisil lantas membuang muka, "kalau kamu tak mau berbagi denganku ngga papa Nur. Kita bisa kembali bersama seperti sahabat, tak perlu kita merebutkan Mas Pam, kita akan sama-sama menjadi janda, kembalilah bersikap hangat padaku seperti dulu Nur."

.

.

.

Lanjut

1
Viela
semoga aja adik km bisa sadar zahra
Desi Belitong
aduh nur kenapa kamu bodok banget nur nur geretan aku bacanya
Desi Belitong
jangan mau mbak saudaramu jahat banget
Desi Belitong
ya allah gunanya adik2nya waktu susah di bantu ketika kakaknya susah tidak ada yang mau bantu/Sob//Sob/
sofiah sudjai
lanjut thor
Viela
tolongin nur ni'am kasian dia
Jumi Saddah
ini perjalanan si nur amat berkelok kyak roll coster,,,ya semoga nanti nya nur bener2 menemukan kebahagian dan menjdi sukses,,,
Arga Putri Kediri
jalan nur menuju sukses...ato bangkit
Nurlela Nurlela
typo gelas
Noor Dech
nur..
namaku thor🤭
Viela
dasar sahabat aneh
Susi AYANA
diihhh anehhhh
Arga Putri Kediri
kpn Thor nur bangkit jadi wanita kuat
Susi AYANA
dihhh najong punya ade kae gitu, amit2x
Viela
adikny gk berperasaan seperti kacang lupa kulitny
Arga Putri Kediri
sabar nur
Viela
dasar sisil wnita tk punya malu
Arga Putri Kediri
kok sgt menderita nur thor
Viela
owalah nur kasian km
Susi AYANA
Dih dia yg selingkuh dia yg belagu.., anehhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!