NovelToon NovelToon
Fragillis Puella

Fragillis Puella

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dyeka

Blurb

Valencia Agatha Gavriella
Gadis cantik yang hidupnya hanya tentang kesedihan dan gadis polos yang sebenarnya memiliki banyak rahasia.
Dibenci ayah dan abangnya hanya karena dianggap penyebab meninggal bundanya.
Selain di benci ayah dan abangnya, ia juga dibenci oleh kekasih nya. Devlyn Favian Smith–Manusia bastard yang mengklaim Valencia Agata Gavriella hanya untuk balas dendam atas kematian saudara kembarnya.
Sifatnya yang licik dan kejam membuat semua orang takut pada nya.
Hidupnya memang penuh air mata, tetapi bukan harus ia menyerah melainkan ia harus tetap tegar karena masih ada janji dan tugas yang ia harus lakukan.

•Penasaran gak nih?
•Rahasia apa sih yang disimpan Cia?
•Tugas apa yang dilakukan oleh Cia?
•Dan sekuat apa Cia menghadapi pacar yang Toxic dan kebencian cinta pertama dan kedua nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyeka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di tinggal Devlyn

“Buat apa lo ketemu papah?” tanya Devlyn begitu mereka sampai di parkiran rumah sakit.

“Cia cuma-”

“Cuma apa? cuma mau ngadu kalau gua nganiaya lo?” Belum selesai Cia menjawab, tetapi Devlyn sudah memotongnya dengan sarkas.

“Jangan sampai papah tau atau lo gue buat lebih menderita dari sebelum nya!” ancam Devlyn lalu pergi meninggalkan Cia.

Cia yang melihat Devlyn akan masuk mobil refleks teriak, “Kak Dev katanya mau nganterin pulang Cia!?”

Devlyn membuka kaca mobil. “Lo kira gua sudi numpangin manusia sampah kek lo?” ucap Devlyn lalu meninggalkan Cia sendirian.

Gadis itu hanya tersenyum tipis begitu melihat Devlyn meninggalkan nya lalu pergi ke arah halte bus untuk menghentikan kendaran umum karena sial nya hari ini adalah handphone Cia mati jadi ia nggak bisa mengabari Alva atau mama nya dan seharusnya dirinya ingat kalau pacarnya itu nggak akan pernah mau mobil atau motor nya di tumpangi oleh dirinya.

Cia menatap bosan kendaraan umum yang terus melewati nya. Jam sudah menunjukan pukul tujuh malam itu artinya dirinya sudah disini selama 3 jam.Sebenarnya diri nya bisa saja kembali ke rumah sakit, tetapi diri nya takut membuat Vino dan Devlyn berantem jadi lebih baik mencari kendaraan umum.

Rintikan hujan membasahi jalan membuat Cia yang sedang duduk di halte bus menatap ke arah langit yang terlihat mendung meskipun langit sudah gelap lalu menatap ke arah orang-orang yang berlari meninggalkan halte bus. Apakah diri nya harus seperti orang-orang tersebut yang berlari meninggalkan halte bus. Iya, dirinya harus berlari dari halte bus dengan cepat karena jika tidak maka dirinya akan pulang larut dan pasti akan di kunci oleh ayah nya atau lebih parahnya dirinya tidak akan diberi jatah makan malam dan sarapan. Tanpa menghiraukan tubuh nya yang masih lemah, Cia mulai berlari meninggalkan halte bus.

...🌹🌹🌹...

Devlyn menghentikan motor nya di depan markas. Membuka helm nya lalu masuk ke dalam markas yang sudah ada teman-teman nya. Pertama kali yang ia lihat adalah kacau nya ruang tengah markas, bungkus makanan dan minuman yang berserakan, bedak karambol yang tumpah dan music yang sangat keras. Belum lagi suara ribut Nathan dan Jojon saling berebutan keripik singkong yang tersisa satu di toples.

Devlyn hanya menatap ke arah teman-temannya yang sibuk bermain, ia lebih memilih duduk daripada ikut bermain bersama teman-teman nya.

“Lo otw dari Zimbabwe, bos? Perasaan jarak rumah sama markas cuma 20 menit dah, kenapa sampai dua jam?” tanya Nathan setelah mengalah membiarkan keripik singkong nya di makan Jojon.

“Rumah sakit,” jawab Devlyn yang hanya di angguki oleh Nathan, tetapi tidak dengan sahabat nya yang lain langsung terkejut.

Devlyn yang melihat teman-teman nya heboh hanya terdiam malas. Namun, begitu melihat sepupu nya mengangkat alis nya pun menjawab, “Makan bokap.”

Nathan yang melihat ekspresi bingung teman-teman nya pun tertawa kencang. “Maksud nya Devlyn tuh, dia ke rumah sakit nganter makan siang om Vino,” jelas Nathan yang di angguki teman-teman nya.

“Kalau pak bos gue beliin kamus kira kira bisa ngomong lengkap nggak?” tanya Jojon ke Nathan.

Nathan yang mendengar ucapan Jojon langsung mengetuk kepala Jojon dengan keras. “Kamus nggak akan berhasil, coba aja lu temuin Atha pasti lancar ngomong nya,” bisik Nathan sedikit sendu. Nathan juga merindukan sahabat kecil nya itu, tetapi diri nya masih bisa menutupi nya.

Bisikan Nathan ternyata terdengar di telinga semua teman-teman nya. Sebenarnya tadi bukan bisikan melainkan bicara seperti biasa karena mana mungkin seorang Nathan Alfrido bisa bicara pelan meskipun bagi Nathan itu sudah bisikan.

“Gua jadi penasaran sama sosok Atha,” ucap Bryan yang di angguki anggota Nevermind.

Nathan menatap ke arah Devlyn. Atha adalah titik sensitif Devlyn jadi ia harus meminta persetujuan dari Devlyn untuk menceritakan gadis kecil mereka yang saat ini entah kemana. “Boleh Dev?” tanya Nathan pelan.

Sejujurnya, ia takut kalau menceritakan semua nya maka akan membuka luka lama Devlyn dan dirinya juga takut ada yang akan mengaku-aku sebagai Atha. Bukannya nggak mau percaya sama teman-teman nya, tetapi lebih takut jika ada yang mengaku Atha maka Devlyn pasti akan langsung percaya tanpa diselidiki lebih dahulu.

Sedangkan Devlyn yang tahu Nathan takut membuka luka lama atau bahkan rahasia keluarga Smith pun hanya mengangguk memperbolehkan. Bagi diri nya, Nevermind adalah keluarga dan membuka rahasia itu nggak salah bahkan mungkin teman-teman nya bisa membantu dirinya menemukan Atha nya.

“Atha, gadis kecil lugu yang hanya tinggal sama nenek nya. Kita nggak tau siapa nama lengkap nya karena saat itu dia cuma bilang kalau namanya Atha. Kita satu sekolah dan satu perumahan saat itu, cuma beda nya kita bertiga kelas B, dia masih kelas A. Tapi, walaupun kita satu sekolah dan perumahan nyatanya kita nggak pernah ketemu sama dia karena Atha selalu di dalam kelas dan jarang main. Sampai akhirnya waktu itu Davin ngajak berteman karena kasihan lihat Atha selalu di bully oleh teman-teman nya hanya karena dia nggak pernah diantar jemput sekolah sama kedua orang tua nya,” cerita Nathan sambil tersenyum mengingat masa kecilnya yang menyenangkan bersama keempat sahabatnya.

Jojon mengernyit bingung. “Kalau Davin yang ngajak berteman terus kenapa yang nungguin Atha itu pak bos? Bukannya harus nya Davin?” tanya Jojon yang bingung dengan cerita Nathan. Mereka berteman dari SMP dan Davin nggak pernah cerita tentang sosok Atha bahkan Davin seperti lupa sama sosok Atha.

Nathan tertawa keras sambil melihat wajah Devlyn yang masam. “Mau gua yang cerita atau lu bos?” tanya Nathan yang masih sedikit tertawa.

Devlyn mendengus melihat Nathan yang mengejek diri nya. “Dulu gua sama dia nggak pernah akur karena menurut gua saat itu dia terlalu cari perhatian sama Davin dan juga Nathan. Semua hal pasti kita ribut in. Hmm, bukan kita, lebih tepatnya gua yang cari bahan ribut biar dia nggak betah main sama kita. Bahkan saking nggak akur nya kita, setiap kita makan siang pasti tempat duduk yang dia jaga cuma punya Davin sama Nathan,” cerita Devlyn di tatap takjub oleh Nevermind. Bukan takjub cerita nya, melainkan panjang nya bicara Devlyn.

“Dan setelah itu adu mulut sampai di lerai sama miss atau sampai salah satu dari mereka ada yang nangis. Bahkan dulu waktu kita tamasya ke kebun binatang tanpa orang tua, gua sama Davin janjian buat duduk bareng biar Devlyn sama Atha bisa duduk bareng terus akur eh ternyata masih ribut juga,” ucap Nathan setelah minum.

“Kalau nggak akur, kenapa lu tungguin, bos?” tanya Riki, anggota Nevermind kelas 11 dan ketua kelas XI IPA 1.

“Kata siapa nggak akur?” tanya Nathan yang di balas tatapan bingung Nevermind.

“Mereka akhirnya akur. Satu minggu setelah kita bertiga lulus Tk, mereka akur. Saat itu kita bertiga baru main di taman dekat rumah terus kita nggak sengaja ngeliat Atha di bully sama anak komplek yang lebih besar dari dia. Awalnya gua sama Davin mau bantuin, tapi udah keduluan sama Devlyn yang tiba-tiba melindungi Atha yang hampir dilempar kaleng dan sampai saat ini gue nggak tau kenapa dia mau menjaga Atha dari anak kompleks. Padahal Cia adalah musuh dia dan semenjak itu mereka akur,” jelas Nathan .

Devlyn yang mendengar ucapan Nathan menyangkal karena mereka akur bukan dari dia nolongin Cia melainkan waktu jatuh dari sepeda di sekolah yang kalau nggak salah 1 bulan sebelum dia lulus dari TK. “Sok tau lu, kocak! Gua akur sama dia bukan dari kejadian itu, tapi dari kejadian gua jatuh dari sepeda di sekolah. Dia obatin gua padahal gua sering jahat in dia, nah semenjak itu gua baikan sama dia,” ucap Devlyn dengan nada mengejek.

Nathan yang baru mengetahui cerita ini pun menganga terkejut. Pantas saja semenjak itu Devlyn berhenti ngajak Atha ribut ternyata ini alasan nya. Ia kira Devlyn bosan ribut sama Atha.

Bryan yang sedari tadi mendengarkan pun bertanya, “Terus sekarang Atha di mana?”

Nathan dan Devlyn terdiam membisu. “Gua nggak tahu dia di mana karena semenjak dia dinyatakan lumpuh sementara karena melindungi Devlyn dari orang jahat, dia diajak pergi sama neneknya,” jawab Nathan setelah terdiam.

Bryan terkejut mengingat sesuatu. Kenapa dari cerita Nathan sama Devlyn hampir persis sama Cia yang juga pernah lumpuh. Dan Atha? apa itu maksud nya Agatha? Gua baru inget kalau rumah nenek satu perumahan sama Devlyn.

“Bos lu inget ciri-ciri Atha nggak?” tanya Bryan yang di angguki oleh mereka semua.

Devlyn menggeleng pelan sambil menghela nafas. Untuk ciri-ciri fisik dia sedikit lupa dan bukankah fisik bisa berubah? “Gua lupa ciri-ciri fisik dia gimana, tapi gua punya foto dia waktu kecil,” jawab Devlyn sambil mengeluarkan foto dua orang anak kecil yang mereka yakini itu adalah Devlyn dan Atha.

Berbeda dengan Nevermind yang antusias melihat foto Atha dan Bryan yang kaget karena apa yang di curigai benar. Justru Nathan mengernyitkan dahi kepala nya karena lagi-lagi dia ketinggalan tentang kedekatan Atha dan Devlyn. Dulu waktu kecil, ia dan Davin pernah bikin perjanjian kalau Atha sama Devlyn akur sebelum lulus maka dirinya akan ditraktir sepuas nya oleh davin, tapi jika sebaliknya maka dia yang akan mentraktir Davin. Namun, sekarang perjanjian itu musnah karena sang pembuat tantangan sudah tidak ada di dunia.

“Anjir! lu foto kapan itu?” tanya Nathan kesal.

“Puncak,” jawab Devlyn ogah-ogahan karena ia yakin pasti Nathan akan tantrum.

Nathan siap mencak-mencak marah, tetapi mendengar ucapan Alva yang sedari tadi diam pun langsung berhenti tantrum.

“Kalau kalian mau cari dia, clue nya dia pakai kalung bandul kupu-kupu warna lilac,” celetuk Alva tenang, tetapi membuat semua orang yang di markas bertanya-tanya, terlebih Devlyn yang merasa aneh karena bisa mengetahui kalau Atha memakai kalung bandul kupu-kupu.

“Tau darimana?” tanya Devlyn penasaran karena selama ini kedua sepupu nya seperti mengetahui bahkan mengenal sosok Atha terbukti dari Tania yang tahu kalau Atha pernah menyelamatkan nya sedangkan kejadian tersebut sudah ditutup rapat oleh Vino. Meskipun mereka keluarga, tetapi berita tersebut hanya diketahui oleh keluarga Vino, Nenek Atha dan Nathan.

Alva terkekeh. Okay catat Alva terkekeh jadi tolong ingatkan anak Nevermind untuk membuat tumpengan.

“Gua sama Davin udah ketemu sama dia,” jawab Alva langsung di tatap semangat oleh Devlyn dan Nathan. “Tapi, sorry gue nggak bisa kasih tau dia dimana karena gue yakin kalo lo udah buka buku diary Davin pasti lo disuruh nunggu, kan? Karena dia akan datang sendiri,” lanjut Alva memberi pengertian tentang pesan Davin. Selain karena pesan Davin, dirinya juga sudah berjanji sama Cia untuk tidak membocorkan semua nya.

Bryan yang sudah mengetahui kalau gadis yang dimaksud ketua nya adalah Cia menjadi sedikit khawatir. Jangan sampai aksi balas dendam nya hancur hanya karena Cia adalah gadis kecil Devlyn. “Gua harus cari cara supaya Devlyn nggak akan tahu kalau Cia adalah gadis kecilnya,” batin Bryan.

Sedangkan di tempat lain terdapat dua orang lawan jenis sedang bercengkrama di balkon apartemen menatap langit malam.

“Kuat juga itu anak kecil hadapi Devlyn,” celetuk cowok yang terlihat memandang bintang di atas balkon apartemen.

“Karena lo juga, kan?” tanya gadis berponi yang terlihat sibuk mengambil gambar langit. Maklumlah anak astrophile.

Hening.

Kedua nya sama-sama terdiam. “Kapan gue bisa ikut rencana kalian?” tanya gadis tersebut memecahkan keheningan beberapa detik.

Laki-laki itu tersenyum smirk. “Waktu itu akan tiba,” jawab cowok itu menatap gadis nya.

Gadis berponi itu terdiam lalu tersenyum setelah memahami lawan bicaranya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!